MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Maulid Nabi Untuk Merayakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw

Archive for the ‘Tasawuf’ Category

Tanya Jawab Seputar Syafa’at

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

Berikut artikel kiriman seseorang berserta sanggahan dari Hb Munzir seputar masalah syafa’at (Artikel ditandai dengan warna Hitam dan sanggahan oleh Hb Munzir ditandai dengan Warna Biru):

Apa arti syafa’at?
Menurut catatan kaki No. 46 dari Al Qur’an terbitan Departemen Agama RI adalah perantaraan. Jadi Juru Syafa’at adalah perantara.

Apakah Nabi Muhammad sebagai Juru Syafa’at?
* Surat Al Baqarah (2) :
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan kamu tidak akan diminta pertanggung jawab tentang penghuni neraka”

Bolehkah Nabi Muhammad menjadi Juru Syafa’at?
Tentu boleh kalau diizinkan Allah
* Surat An Najm (53) : 26
“Syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali Allah sudah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhaiNya”
*Ayat Kursi Al Baqarah (2) : 255
“Siapakah yang dapat memberi syfa’at disisi Allah tanpa izinNya”

Bagaimanakah pengakuan Nabi Muhammad sendiri?
Apakah Nabi Muhammad mengaku sebagai Juru Syafa’at?
* Surat Al Ahqaf (46) : 9
“Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang diperbuat terhadapku, dan apa yang diperbuat terhadapmu, aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”
* Surat Al Hijr (15) : 89
“Dan katakanlah: “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan”
* Hadits Shahih Bukhari 162
“Hai Fatimah! Selamatkanlah dirimu dari neraka! Sesungguhnya aku tidak kuasa apa-apa untuk membelamu dihadapan Allah kelak, selain hubungan yang hanya dapat kupenuhi sebaik-baiknya di dunia ini saja”
* Hadits Shahih Bukhari 163
“Hai, Bani Abdul Muthalib! Aku tidak kuasa apa-apa untuk membelamu sekalian di hadapan Allah kelak. Karena itu, kecuali sedikit harta yang kumiliki mintalah kepadaku jika kamu membutuhkan!”
* Hadits Shahid Bukhari 1261
“Dari Abu Hurairah r.a, katanya: Rasulullah Saw berdiri ketika Tuhan yang Maha Mulia dan Maha Besar menurunkan ayat yang artinya: “Dan berilah peringatan kepada kaum famili engkau terdekat!”
Lalu beliau bersabda:
“Hai kaum Qureisy! (atau perkataan yang serupa dengan itu). Tebuslah dirimu! Aku tiada dapat menolongmu barang sedikitpun dari siksa Tuhan.
Hai Bani Abdi Manaf!
Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun.
Hai Abbas anak Abdul Muthalib!
Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan.
“Hai Safiah, bibi Rasulullah!
Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan.
Hai Fatimah binti Muhammad!
Mintalah kepada aku harta dan aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan!”

Tanggapan Hb Munzir :
Sabda Rasulullah saw :
Syafaatku adala kuberikan untuk ummatku yg berdosa besar (Shahih Muslim)

hadits beliau saw : “Sungguh matahari mendekat dihari kiamat hingga keringat sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu mereka ber istighatsah (minta tolong) kepada Adam, lalu mereka beristighatsah kepada Musa, Isa, dan kesemuanya tak mampu berbuat apa apa, lalu mereka beristighatsah kepada Muhammad saw” (Shahih Bukhari hadits no.1405), juga banyak terdapat hadits serupa pada Shahih Muslim hadits no.194, shahih Bukhari hadits no.3162, 3182, 4435, dan banyak lagi hadist2 shahih yg rasul saw menunjukkan ummat manusia ber istighatsah pada para nabi dan rasul, bahkan Riwayat shahih Bukhari dijelaskan bahwa mereka berkata pada Adam, Wahai Adam, sungguh engkau adalah ayah dari semua manusai.. dst.. dst…dan Adam as berkata : “Diriku..diriku.., pergilah pada selainku.., hingga akhirnya mereka ber Istighatsah memanggil manggil Muhammad saw.

Ucapan Nabi Muhammad saw bahwa beliau tidak mampu member syafaat adalah demi para sahabatnya tidak bertopang diri dan meninggalkan amal, karena ummat beliau saw sudah dijamin sorga walau hanya dengan ucapan Laa ilaha illallah, sebagaimana sabda beliau saw : Barangsiapa yg mengucap Laa ilaha illallah, maka ia akan masuk sorga. Maka selain daripada itu adalah siksa neraka yg tidak kekal bagi para pendosa, Bagi para pendosa disediakan pengampunan di dunia, jika mereka bertobat maka dalam sekejap dosanya sirna, jika mereka tak bertobat maka Allah jadikan setiap musibah mereka sebagai penghapus dosa (hadits riwayat shahih Bukhari), dan setiap kesedihan merekapun merupakan penghapusan dosa (shahih Bukhari), Setiap mereka shalat terdapat penghapusan dosa (Shahih Bukhari), setiap mereka berwudhu terdapat penghapusan dosa (shahih Bukhari dan Shahih Muslim), dan seluruh ibadah adalah menghapus dosa dosa, Muslimin selalu disucikan oleh Allah tanpa mereka sadari, semakin mereka taat maka semakin sucilah mereka, hingga wafat dalam kemuliaan dan masuk sorga, Berbeda dg agama kristus, untuk menebus dosa harus membunuh anak tuhan dulu..


Bolehkah Malaikat Menjadi Juru Syafa’at?
Jawabnya : Tidak
* Surat An Najm (53) : 26
“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna”

Tanggapan Hb Munzir:
BISA.

Firman Allah swt : “Mereka yg menopang Arsy Allah dan sekitarnya, menyucikan Nama Tuhan mereka dan memuji mengagungkan Nya, dan beriman kepada Allah, dan mereka memohon ampunan dosa untuk orang yg beriman : “Wahai Tuhan Kami, Engkau Maha Luas Kasih sayang Mu dan Ilmu Mu, maka ampunilah dosa mereka yg bertobat dan mengikuti tuntunan Mu, dan singkirkan dari mereka siksa neraka jahim, Wahai Tuhan Kami, masukkan mereka ke sorga Aden, yg kau janjikan pada mereka, dan pula mereka yg mulia dari ayah mereka dan istri suami mereka, dan keturunan mereka, sungguh Engkau Maha Perkasa dan Maha Menghakimi, Maka selamatkan mereka dari kesalahan, dan sungguh mereka yg suci dari kesalahan dihari ini mereka itu telah kau sayangi, dan itulah keberuntungan yg agung (Al Ghafir 7-9)


Hanya siapakah yang dapat menjadi Juru Syafa’at?
Jawabnya: Hanyalah yang mengakui “Yang Hak”
* Surat Az Zukhruf (43) : 86
“Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa’at, akan tetapi orang yang dapat memberi syafa’at ialah orang yang mengakui akan “hak” dan mereka yang mengetahuinya”

Tanggapan Hb Munzir:
Semacam Isa yg disembah, tak akan bisa mensyafaati mereka yg menyembahnya, karena Allah telah jelas jelas berfirman : “Engkau kah wahai isa yg mengatakan pada orang orang : sembahlah aku dan ibuku dari selain Allah..?” maka Isa berkata : Maha Suci Engkau, sungguh aku tidaklah berucap demikian, dan yg telah kukatakan adalah hal yg benar, jika aku telah mengucapkannya maka pastilah Kau mengetahuinya, Kau Maha Tahu apa yg ada dalam diriku dan Aku tak mengetahui apa apa yg ada pada Diri Mu, Sungguh Engkau Maha Mengetahu hal yg gaib, tidaklah kukatakan pada mereka kecuali yg telah Kau perintahkan padaku tuk menyampaikannya, agar menyembah Allah, tuhanku dan tuhan kalian” (Al Maidah 116-117), bahkan kemudian Allah swt berfirman menyampaikan ucapan Isa as : “Jika kau menyiksa mereka maka mereka adalah hamba Mu, jika Engkau mengampuni mereka maka sungguh Engkau Maha Perkasa dan Berkasih sayang (AL Maidah 118).
Siapakah yang mengakui “yang hak”?
Tentu jawabnya adalah hakim dan harus hakim yang adil. Siapakah si Hakim Yang Adil itu?. * Hadits Shahih Muslim 127
“Rasulullah Saw Bersabda: Demi Allah yang jiwaku ditanganNya. Sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah-tengah kamu. Dia kaan menjadi Hakim yang adil”.
* Surat Az Zukhruf (43) : 61
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat”

Tanggapan Hb Munzir:

Anda menggunting hadits itu, karena yg sebenarnya adalah : “Demi Allah yang jiwaku ditanganNya. Sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah-tengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil, dan menghancurkan salib, membunuh Babi, dan mewajibkan orang kafir mengeluarkan Jizyah (semacam zakat), dan membagi bagikan harta hingga tak lagi ada yg menerimanya (Shahih Muslim, Shahih Bukhari). Jadi yg akan menghancurkan semua gereja dan salib dimuka bumi adalah Isa bin Maryam as.


Siapakah sebenarnya Juru Syafa’at?
* Surat Az Zumar (39): 44
“Selain dari pada Allah tidak ada Juru Syafa’at”

Tanggapan Hb Munzir:
Kalimat Lillah dalam ayat itu bermakna : “Milik Allah”, yg berarti bahwa syafaat itu milik Allah, tentunya hanya Allah yg berhak membagi bagikannya dihari kiamat, bukan tuhan lain semacam yesus atau lainnya. Demikian makna yg benar dalam bahasa, silahkan buka semua tafsir
* Surat AN’aam (6) : 51
“Tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa’at selain dari pada Allah”

Tanggapan Hb Munzir:
Pelindung kita adalah Allah, dan tak ada pemberi syafaat selain Allah, dan Allah memberinya kepada siapa yg dikehendaki Nya untuk membagikan syafaat, karena Rasul saw telah bersabda : “Akulah yg membagi bagi dan Allah Yang Maha Memberi” (Shahih Bukhari).
* Alkitab Yohanes 14 : 6
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” Penolong sama dengan Juru Selamat.

Tanggapan Hb Munzir:

Arti kata Al Masih dalam bahasa Arab adalah yg terhapus, Isa digelari Almasiih karena diangkat kelangit, bukan Juru selamat, Almasih juga berarti pendusta, karena Dajjal pun bergelar Almasih, silahkan buka semua buku tafsir dan kamus arab.


Perlu dan penting untuk diketahui bahwa pemohon doa syafa’at bukanlah pemberi syafa’at.
Pemohon doa syafa’at adalah manusia sedangkan pemberi syafa’at atau juru syafa’at adalah Allah sendiri, tidak ada yang lain.
* Surat Al An’am (6) : 51
“Tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafaat pun selain dari pada Allah”

Tanggapan Hb Munzir:
Rasul saw bersabda : ”aku yg pertama kali memberi syafaat dan aku tak menyombongkan diri” (HR Musnad Ahmad)
Nabi Isa adalah Utusan Allah, Kalimatullah, Rohullah.
* Surat An Nisa (4) : 171
“Sesungguhnya hanyalah Al Masih Isa Putera Maryam itui adalah utusan Allah, dan (diciptakan dengan) kalimatNya yang disampaikanNya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dariNya”

Tanggapan Hb Munzir:
Anda memutus ayat ini, karena yg sebenarnya adalah : “Wahai Ahlulkitab, jangan membuat tipuan pada agama kalian, dan jangan berkata kecuali yg benar, sungguh Isa bin Maryam hanyalah utusan Allah dan penyampai kalimat Nya, Aku yg menaruhnya pada Maryam dari tiupan kehidupan dari Nya, maka berimanlah kalian (wahai kristen) kepada Allah dan kepada Rasul Rasul Nya, dan Jangan sesekali kalian katakana ada trinitas!, hentikanlah..!, sungguh Allah itu Tuhan Yang Esa, Maha Suci Dia dari memiliki putra!, (QS Annisa 171), silahkan lihat semua tafsir.
* Surat At Tahrim (66) : 12
“Maka Kami tiupkan ke dalam (rahim) nya sebagain dari roh Kami”

Tanggapan Hb Munzir:
Allah juga berfirman demikian tentang kejadian Adam as : “ketika aku menciptakan Adam, dan kutiupkan padanya ruhku, maka mereka (para malaikat) bersungkur sujud kepadanya (Adam as) (QS Shaad 72).
Nabi Isa adalah yang terkemuka di dunia dan akhirat.
* Surat Ali Imran (3) : 45
“Al Masih Isa Putera Maryam seorang yang terkemuka di dunia dan akhirat”

Tanggapan Hb Munzir:
Allah juga memuji nabi nabi yg lain dg pujian semakna.

* Surat Al Baqarah (2) : 255 atau Ayat Kursi Menyatakan hanya Allah sajalah yang terkemuka di akhirat.

Tanggapan Hb Munzir:
Tentu,bukan ada tuhan tuhan lain, semua selain Allah adalah Hamba.

Nabi Isa adalah yang mengetahui pengetahuan tentang hari kiamat
* Surat Az Zukhruf (43) : 61
“Dan sesungguhnya Isa itu, benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah, kamu ragu-ragu tentang hari kiamta itu” * Surat Luqman (31) : 34
“Sesungguhnya Allah hanya pada sisiNya sajalah, pengetahuna tentang hari kiamat”
Ternyata hanya Allah dan Nabi Isa yang mempunyai pengetahuan tentang hari kiamat.

Tanggapan Hb Munzir:
Yang dimaksud mengetahui assa’ah, bukanlah hari kiamat, tetapi mengetahui tanda tanda kiamat, karena turunnya ia kemuka bumi kelak adalah tanda hari kiamat (Tafsir Attabari dll), dan Rasul saw sudah tahu akan kejadian turunnya Isa bin Maryam as, bahkan Nabi Muhammad saw sudah tahu kejadian sorga dan neraka, syafaat, Timbangan Amal, Hisab, penduduk sorga, penduduk neraka, melihat sorga, melihat neraka, dan kesemua itu tak diketahui oleh Isa bin Maryam.

Ayat-ayat Al Qur’an yang menuliskan tentang orang-orang yang mengikuti Isa Al Masih Putera Maryam
* Surat Ali Imran (3) : 55
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-KU serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat” Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa orang-orang yang mengikuti Isa Al Masih Putera Maryam itu ditinggikan atau dimuliakan diatas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat
* Surat Ali Imran (3) : 57
“Adapun orang-orang yang beriman (kepada Isa) dan mengerjakan amal-amal yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”
* Surat Al Baqarah (2) : 62
“Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
* Surat Al Maidah (5): 82
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani (Kristen)”. Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka itu terdapat pendeta-pendeta, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”

Tanggapan Hb Munzir:
Lanjutkan ayat itu : “Jika mereka mendengar apa apa yg diturunkan pada Nabi Muhammad saw akan kau lihat airmata mereka mengalir (tangis haru) karena apa yg mereka ketahui dari kebenaran, mereka berkata : Wahai Tuhan Kami, kami beriman (kepada Muhammad), maka catatlah kami diantara orang orang yg menyaksikan kebenaran Muhammad” AL Maidah 83

Ayat Al Qur’an yang menuliskan tentang orang-orang yang menolak Isa Al Masih Putera Maryam
* Surat Ali Imran (3) : 56
“Adapun orang-orang yang kafir (yang menolak Isa), maka akan Kusiksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat dan mereka tidak memperoleh penolong”

Tanggapan Hb Munzir:
Yg dimaksud kafir dalam ayat ini adalah yg mendustakan isa sebagai Nabi dan mengatakannya adalah Tuhan, merekalah yg dimaksud kafir dalam ayat ini, mereka akan disiksa oleh Allah swt dg siksaan pedih dan kekal.

Adapun Pernyataan Nabi Muhammad saw terhadap Nabi Isa:
* Hadits Shahih Bukhari 503:
“Janganlah kamu memuliakan saya berlebihan sebagaimana memuliakan Isa anak Maryam, saya ini hanyalah hamba Allah”
Sedangkan Isa Maryam adalah Rohullah dan Kalimatullah atau Roh Allah dan Firman Allah (Qs An Nisaa (4) : 171, At Tahrim (66) : 12).

Tanggapan Hb Munzir:
* Semacam Isa yg disembah, tak akan bisa mensyafaati mereka yg menyembahnya, karena Allah telah jelas jelas berfirman : “Engkau kah wahai isa yg mengatakan pada orang orang : sembahlah aku dan ibuku dari selain Allah..?” maka Isa berkata : Maha Suci Engkau, sungguh aku tidaklah berucap demikian, dan yg telah kukatakan adalah hal yg benar, jika aku telah mengucapkannya maka pastilah Kau mengetahuinya, Kau Maha Tahu apa yg ada dalam diriku dan Aku tak mengetahui apa apa yg ada pada Diri Mu, Sungguh Engkau Maha Mengetahu hal yg gaib, tidaklah kukatakan pada mereka kecuali yg telah Kau perintahkan padaku tuk menyampaikannya, agar menyembah Allah, tuhanku dan tuhan kalian” (Al Maidah 116-117),
* bahkan kemudian Allah swt berfirman menyampaikan ucapan Isa as : “Jika kau menyiksa mereka maka mereka adalah hamba Mu, jika Engkau mengampuni mereka maka sungguh Engkau Maha Perkasa dan Berkasih sayang (AL Maidah 118).

Nabi Isa adalah Hakim yang Adil di hari kiamat
* Hadits Shahih Muslim 127:
“Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam itu akan turun di tengah kamu. Dia kan menjadi Hakim yang Adil”
*Hadits Shahih Bukhari 1090:
“Rasulullah was bersabda: Demi Allah yang diriku dalam genggamanNya! Sesungguhnya akan turun kepadamu Ibnu Maryam menjadi hakim yang adil”
* Surat At Tiin (95) : 8
Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya”
* Surat An Nahl (16) : 124
“Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan diantara mereka di hari kiamat”
* Nabi Isa adalah Imam Mahdi.
Hadits Ibnu Majah: “Tidak ada Imam Mahdi selain Isa Putera Maryam”

Tanggapan Hb Munzir:

Anda menggunting hadits itu, karena yg sebenarnya adalah : “Demi Allah yang jiwaku ditanganNya. Sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah-tengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil, dan menghancurkan salib, membunuh Babi, dan mewajibkan orang kafir mengeluarkan Jizyah (semacam zakat), dan membagi bagikan harta hingga tak lagi ada yg menerimanya (Shahih Muslim, Shahih Bukhari).

Jadi yg akan menghancurkan semua gereja dan salib dimuka bumi adalah Isa bin Maryam as. Hadits bahwa Imam Mahdi adalah isa adalah hadits dhoif yg tak bisa dijadikan dalil, sebagaimana hadits shahih adalah Isa Bin Maryam menjadi Makmum Imam Mahdi kelak.

Firman Allah swt :

Dan Ketika Allah mengambil sumpah janji setia dari semua Nabi : Ketika kuberi kalian kitab dan hikmah, lalu akan datang / bangkit Rasul (Muhamad saw) yg membenarkan aajaran kalian, kalian harus beriman padanya (pada Muhammad saw), dan kalian (wahai seluruh nabi termasuk isa) harus menjadi penolongnya, apakah kalian sudah bersumpah setia dg sumpahku ini..?, lalu mereka (seluruh nabi termasuk isa) berkata : kami telah berikrar (untuk setia dan membantu Nabi Muhammad saw), maka Allah berkata : saksikanlah!, aku menjadi saksi bersama kalian, barangsiapa yg tak menepati janjinya maka ia adalah orang fasiq (Ali Imran 81-82).

Allah telah jelas jelas berfirman : “Engkau kah wahai isa yg mengatakan pada orang orang : sembahlah aku dan ibuku dari selain Allah..?” maka Isa berkata : Maha Suci Engkau, sungguh aku tidaklah berucap demikian, dan yg telah kukatakan adalah hal yg benar, jika aku telah mengucapkannya maka pastilah Kau mengetahuinya, Kau Maha Tahu apa yg ada dalam diriku dan Aku tak mengetahui apa apa yg ada pada Diri Mu, Sungguh Engkau Maha Mengetahu hal yg gaib, tidaklah kukatakan pada mereka kecuali yg telah Kau perintahkan padaku tuk menyampaikannya, agar menyembah Allah, tuhanku dan tuhan kalian” (Al Maidah 116-117), bahkan kemudian Allah swt berfirman menyampaikan ucapan Isa as : “Jika kau menyiksa mereka maka mereka adalah hamba Mu, jika Engkau mengampuni mereka maka sungguh Engkau Maha Perkasa dan Berkasih sayang (AL Maidah 118).

Maka jelaslah sudah.. bahwa yg akan menghabisi semua gereja dan salib adalah Nabi Isa as sendiri, membantu Nabi Muhammad saw.

Wallahu a’lam

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Tausyiah Habib Munzir di Masjid Raya Almunawar

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

ImageLimpahan puji kehadirat Allah swt Yang Maha menurunkan rahmatNya setiap waktu dan kejap, Sepanjang zaman alam semesta menyaksikan kedermawanan Allah, Yang Maha Memelihara setiap hamba-hambaNya dengan kasih sayang yang melebihi segenap kasih sayang, kasih sayang tunggal dari Rabbul a’lamin yang telah berfirman “wahuwa ma’akum ayna maa kuntum……” Dia Allah bersama kalian dimanapun kalian berada”. Sejauh manapun langkah seorang hamba ia tetap bersama Allah dengan kebersamaan yang tidak akan pernah berpisah, selalu bersama Rabbul a’lamin, Sebelum mereka lahir ke muka bumi mereka di alam rahim sendiri, belum ada yang mengenal wajahnya, belum pula ia mengenal apapun, Allah telah bersamanya dan memeliharanya hingga ia datang ke permukaan bumi dengan izin Allah untuk hidup diatas bumiNya, kemudian ia akan wafat, diturunkan oleh tangan-tangan sahabat dan kekasihnya kedalam kubur dan ditinggalkan oleh semua keluarga dan kekasihnya, sendiri, dan tanahpun dibenam dan ditutupkan dan selesailah Ia dalam kesendirian, ia bersama Allah.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, sungguh Allah swt selalu bersama hamba-hambaNya dalam kehidupan dan dalam kematian. Dan Dialah yang paling dekat kepada kita karena telah Allah mengenalkan diri Nya Maha Pemberi, akan tetapi akan kedekatan kepada Allah yang lebih dekat kepada hambaNya , kita ini sering dibatasi dengan tirai dosa. Ketika tirai dosa itu menutup maka walaupun tidak jauh antara kita dengan Allah tetapi terasa lebih jauh dari perjalanan ribuan tahun karena tertutup dengan tirai dosa walaupun ia sangat dekat dengan Allah. Seperti orang yang duduk di sebelah dinding, disebelah dinding satunya adalah temannya. Hampir saja ia berdampingan hanya dibatasi dinding saja, ia sangat dekat dan tidak ada yang lebih dekat dengannya selain temannya. Tapi ia terbatasi dan tidak akan pernah bersatu bersama. Demikianlah tirai yang menghalangi sebagian hamba-hamba Allah dengan Allah. Akan tetapi tirai yang demikian hebatnya itu yang bila telah menutup maka tidak seakan-akan jauh kita dari Allah dengan jarak ribuan tahun ini akan tersingkap dan terbuka dengan taubat dan inabah. Ketika jiwa kita memanggil nama Allah ingin dekat kepadaNya, ketika tidak ingin menyembah kepada tuhan selainNya meminta dan mengemis maka perlu jarak penghalang antara dia dengan Allah. Jadilah ia orang yang mendapatkan kedekatan dengan Allah.

Hadirin-hadirat akan datang suatu masa kita akan dikuburkan dan selesai. Disaat itu ia sendiri bukan satu dua hari, bukan satu dua tahun mungkin ribuan tahun dalam kesendirian. Ketika kita berbicara pada siapapun tidak bisa pula berbuat apa-apa hanya pasrah akan ketentua Allah. Tidak bisa berbuat apapun selain pasrah kepada ketentuan illahi, bukan satu dua tahun tapi ribuan tahun. Didalam kegelapan barzakh dalam keadaan sendiri, apa yang mereka perbuat? Hanya menanti dan menunggu saja, itu saja yang mereka perbuat. Menunggu…menunggu…menunggu sidang akbar. Berbahagialah mereka yang dimasa hidupnya dipenuhi dengan berlian-berlian ibadah sehingga perhiasan mulia itu menemaninya pula dialam barzakh didalam penantiannya didalam sidang akbar. Merugilah mereka yang wafat dalam keadaan miskin kepada ibadah, maka ribuan tahun didalam kegelapan, ribuan tahun dalam rintihan, ribuan tahun dalam penyesalan, ribuan tahun sendiri, sendiri hadirin – hadirat, tidak ada teman, tidak ada musuh, tidak ada kekasih, tidak siapapun menemani. Demikian keadaan setiap manusia yang wafat, demikian keadaan kita pula, akan tetapi ketika seorang hamba didalam iman… maka amal ibadahnya akan menemaninya kalau barangkali lebih dari itu ruhnya berkumpul bersama Shiddiqqin, nanti saat saat perjumpaan sidang akbar dg Allah, beruntung orang orang yang wafat dalam kerinduan kepada Allah, ia wafat dalam kedaan rindu kepada Allah, maka ia menunggu ribuan tahun dalam barzakh dalam kerinduan, sehingga ia dibangkitkan di Yaumil Qiyamah bersama orang oaring yang rindu kepada Allah, betapa indah ketika perjumpaan antara Allah dan dirinya tang tel;ah ribuan tahun menanti perjumpaan dengan Allah, sedangkan Allah menjelaskan kepada Sang Nabi, sang Nabi menjelaskan kepada kita ‘Man ahabba liqa’allah, ahabballah liqa’ah…’ barang siapa yang rindu perjumpaan dengan Allah maka Allah rindu berjumpa dengannya.

Demikian Tuntunan Illahi agar kita mencapai kebahagiaan yang kekal di dunia, di barzakh dan di Yaumil Qiyamah. Demikian beruntungnya orang – orang yang mengikuti Sang Nabi saw, dan beliau telah menjelaskan kepad kita “tidak akan ada habis habisnya kaum dari kelompok umatku. Tentunya dari kaum ulama dan fuqaha yg membela kebenaran yang terus didalam kesucian, yang terus mengajak kepada kemuliaan hidup, mengajak kepada meninggalkan perpecahan dan permusuhan, mengajak kepada akhlak mulia, mengajak kepada hal hal yang luhur. Tidak akan ada habisnya, kata Sang Nabi saw, sampai mereka berjumpa dengan Allah tetap mereka terlihat dengan jelasnya. Maka berkata Sayyidina Abdullah bin Abd bin Mas’ud berkata sungguh kalian ini berpadulah bersama jamaah, sungguh Allah tidak akan menjadikan kelompok terbesar pada umat Muhammad dealam kesesatan. Demikian berkata Sayyidina Abdullah bin Mas;ud ra, tidak akan terjadi kelompok terbesar ummat Nabi Muhammad dalam kesesatan.

Oleh sebab itu hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, Al Imam Ibn Hajar Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari bisharah Shahih Bukhari menukil tentang riwayat Ibn Mas’hud ini yang dimaksud didalam hadits ini bahwa Ahlussunnah waljamaah akan bersabar, walaupun mereka-mereka yang terus mengingkari dan lepas dari jamaah tapi Rasul menjaminnya kelompok mulia itu akan terus ada dari sejak zaman Sang Nabi saw terus sampai hari kebangkitan mereka tetap ada. Alhamdulillah hadirin-hadirat dan juga penjelas dari hadits ini adalah ucapan Sayyidina Abdullah bin Mas’hud ra bahwa Allah tidak akan menjadikan jamaah ummat Nabi Muhammad saw didalam kesesatan, Yang kesesatan adalah yang memisahkan diri sedikit-sedikit.

Demikian hadirin-hadirat jangan sampai kita tergoyang dengan pemahaman-pemahaman baru yang keluar dari 4 Madzhab besar Ahlussunnah waljamaah karena telah dikatakan oleh Sayyidina Abdullah bin Mas’hud ra bahwa ummat Nabi Muhammad saw yang jamaah yang kumpulan besar tidak akan berkumpul didalam kesesatan. Jadi tidak ada perkumpulan baru yang mengatakan ini ummat muslimin sekarang kebanyakan didalam kesesatan salah karena yang muncul dalam 4 Madzhab besar ini telah dijamin kebenarannya dengan Sabda Nabi Muhammad saw tidak akan habis-habisnya kelompok dari ummatku akan terus dhahir akan terus ada sampai mereka berjumpa dengan Allah swt, hadist ini menenangkan kita. Alhamdulillah Rasul saw telah menjamin bahwa kelompok itu pasti terus ada dan terlihat, jadi jangan tertipu kalau ada yang bilang ini sesat itu batil ini bid’ah, Ini munculnya baru, Justru Rasul saw telah berkata mereka tetap ada dan tidak sirna.

Demikian hadirin-hadirat Yang dimuliakan Allah swt, sampailah kita dimalam yang diberkahi Allah swt ini dan kita terus mendalami hikmah-hikmah Illahiyah dengan tuntunan Alqur’an dan dengan apa-apa yang dibawa oleh Sang Nabi saw. Allah swt terus bersama hamba-hamba Nya sepanjang hamba-hamabaNya dalam kehidupan lantas wafat mereka berpindah ke alam barzakh, Ada hambaNya yang masih dialam rahim, ada yang dialam dunia, semuanya Allah menjawab pada mereka “wahuwamaakum…” Dia bersama kalian dimanapun kalian berada. Apakah di dunia, apakah di barzakh, apakah di alam rahim ataupun di alam arwah, Allah tetap bersama mereka, dan dekat, inti undangan Illahi kepada jiwa kita. Allah mengundang sanubari kita untuk dekat kepadaNya dan untuk selalu bersamaNya karena Allah swt telah berfirman “fadzkuruniy adzkurkum…” Ingatlah Aku dan Aku akan ingat kepada kalian. Lamaran-lamaran Illahi untuk jiwa yang memahami kemuliaan hidup, memahami hakekat kehidupan. Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah swt kita lihat bagaimana hamba-hamba Allah yang shaleh terdahulu yang selalu dituntun dan didalam pemeliharaan Allah swt, Allah swt menjelaskan didalam kejadian Nabi Yusuf as, seorang Nabi yang ketika masih kecil bermimpi melihat matahari dan bulan dan bintang-bintang bersujud kepadaNya. Ia berkata menyampaikan dan mengabarkan kepada ayahnya, siapa ayahnya? Nabi Yakub as, siapa nabi Yakub?, Putranya Nabi Ishaq as, siapa Nabi Ishaq? Putra Nabi Ibrahim as. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari Nabi Yusuf bin Ishaq bin Yaqub bin Ibrahim as. Nabi Yaqub yang mendengar mimpi itu paham mimpi ini adalah tanda kenabian, Maka ia berkata kepada putranya Yusuf “jangan kau ceritakan kepada saudara-saudara engkau , sungguh setan itu akan membuat permasalahan dan fitnah. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri cinta Nabi Yakub pada Yusuf jauh lebih besar daripada saudara-saudaranya, bukan karena membeda-bedakan atau pilih kasih, tentunya Nabi Yakub lebih memuliakan Nabi Yusuf karena ia Rasulullah, karena ia utusan Allah, mesti lebih dimuliakan dari yang lainnya.

Maka ini dilihat oleh saudara-saudaranya dan membangkitkan kedengkian. Mereka berkata cinta ayah kita hanya untuk Yusuf kita mesti menjauhkan Yusuf dari ayah kita supaya kita kebagian perhatian ayah. Maka dibawalah Yusuf dengan izin dan berat hati dari ayahnya untuk dibawa berburu lantas dibuang didalam sumur. Nabi Yusuf as menaruh kepercayaan kepada kakak-kakaknya ternyata yang dipercaya berkhianat. Maka Nabi Yusuf dijatuhkan didalam sumur dan dibawakan kepada ayahnya pakaian Yusuf yang digoresi darah kambing. Ayahnya menangis, menagis dalam kesedihan karena kehilangan putra yang akan menjadi Rasul dan Nabi, barangkali firasat ayahnya tahu dalam penjagaan Allah tapi berat rasanya berpisah dengan anak yang sangat ia cintai. Dari dahsyatnya kesedihan Nabi Ya’kub karena kehilangan putranya ini, iapun menjadi buta…, karena terlalu banyak menangis.

Nabi Yusuf didatangi oleh kafilah yang ingin mengambil air, maka ketika wadah air diturunkan dan ditarik ke atas yang diangkat bukan air tapi bayi atau anak yang sangat terang benderang. Maka berkata “masya Allah indah sekali anak ini” Nabi Yusuf ketika melihat itu gembira. Sungguhlah aku dapat orang yang baik yang menolongku, ternyata Nabi Yusuf dikecewakan lagi. Orang yang mengambilnya itu ternyata bukan orang yang berniat baik, orang yang mengambilnya ini justru seorang penjual budak, maka Nabi Yusuf dijual dipasar dengan harga murah. Maka Nabi Yusuf as dua kali dikecewakan oleh makhluk, ia pun dibeli oleh seorang kaya raya dan diberi tinggal didalam istananya lantas Nabi Yusuf pun mendapat fitnah dari istri orang kaya tersebut, sehingga orang kaya itu menjebloskannya kedalam penjara, Padahal terbukti Nabi Yusuf tidak bersalah, maka tiga kali Nabi Yusuf kecewa karena menaruh harapannya kepada makhluk.

Demikian Allah memberikan pendidikan dan pemeliharaan kepada Rasul Nya. Seorang Rasul tidak layak menaruh harapan kecuali kepada Allah, hingga ia telah kembali kepada Allah, harapannya selalu milik Allah, Lantas iapun keluar tidak lama dari penjara diangkat menjadi menteri keuangan, Dari seorang anak yang dibuang di sumur, lantas diangkat lalu dijual dengan harga murah sebagai budak, lalu masuk penjara, diakhirnya diangkat menjadi menteri keuangan. Demikian Hebatnya pola kehidupan Nabi Yusuf as melewati samudera kehidupan, maka iapun mempunyai hak untuk membagi-bagikan sedekah dan zakat untuk masyarakat fuqara, Maka Nabi Yusuf melihat diantara orang-orang yang mengantri adalah kakak-kakaknya, Ini kakak-kakak ku dulu yang membuang aku disumur, Nabi Yusuf yang mengenali mereka dan mereka tidak mengenali Nabi Yusuf. Maka disaat itu Nabi Yusuf melihat ada seorang anak kecil…, oh ini pasti adikku. Karena memang teriwayatkan didalam Buku buku Tafsir namanya Bunyamin as, ia seorang Nabi, Nabi Yusuf berkata pada pengawalnya “taruhlah alat timbangan emas ini kekantong yang untuk adikku yang kecil itu Bunyamin as taruh didalamnya tanpa ada yang tahu”.

Setelah hal itu terjadi maka diumumkanlah alat penimbang yang terbuat dari emas hilang, semua mereka harus digeledah. Maka ketika digeledah ketemulah alat penimbang emas pada tempat Bunyamin, Maka menangis kakak-kakaknya meminta pengampunan kepada Nabi Yusuf, bebaskan adik kami ini ambil salah satu dari kami, jangan kau salahkan adik kami ini Bunyamin, Ayah kami sudah tua akan sedih kalau seandainya anak ini akan kalian bawa, Nabi Yusuf tetap berkeras anak ini adalah pencuri dan ia harus ditangkap dan bersama kami, kalian pulanglah pada ayah kalian.

Merekapun kembali kepada ayahnya dalam kesedihan seraya mengadu kepada ayahnya dan Nabi Ya’qub ditimpa musibah yang lebih besar karena ia mencintai Bunyamin yang juga akan menjadi Nabi yang juga tercabut darinya, Maka Nabi Ya’qub yang telah buta berkata kepada anak-anaknya “pergi kalian dari hadapanku jangan kembali terkecuali membawa Yusuf, Maka merekapun pergi dan berputus asa, mereka kembali kepada sang menteri keuangan.

“Wahai tuan kami tolonglah lepaskan adik kami karena ayah kami sudah dalam keadaan tua renta, sudah buta tidak bisa melihat karena sedih ditinggal salah satu anaknya sekarang kalian akan mengambil lagi anaknya maka ia akan dalam kesedihan”. Dan berkata Nabi Yusuf “tahukah kalian dosa kalian kepada adik kalian Yusuf….??”, maka mereka melihat wajah menteri ini teringatlah kepada Yusuf..!, Mereka berkata “a’innaka anta Yusuf…???” apakah kau ini Yusuf….?? Nabi Yusuf berkata “ana Yusuf…” aku adalah Yusuf dan ini adalah adikku. Maka merekapun berpelukan dan memohon maaf kepada Nabi Yusuf as.

Maka Nabi Yusuf berkata “ini pakaianku, pergi kalian kepada ayah kita berikan pakainaku ini dan usapkan ke wajahnya, lantas bawa ayah dan ibu ke istana”. Ini hikayat saya sampaikan dari Surat Yusuf, maka merekapun kembali kepada Nabi Ya’qub as, Sampai dipintu maka Nabi Ya’qub “aku mencium baunya Nabi Yusuf…!” maka ketika diusapkan pakaian Yusuf kewajahnya maka iapun melihat kembali…, Demikian dijelaskan didalam Alqur’annul karim surat Yusuf. Maka merekapun datang bersama-sama menuju istana Nabi Yusuf dan mereka memberi salam penghormatan, ayah Yusuf yaitu Nabi Ya’qub dan ibunya dan juga adik dan kakak-kakaknya memberikan salam penghormatan kepada Nabi Yusuf, Maka berkatalah Nabi Yusuf “wahai ayah ini ternyata makna dari mimpiku yang terdahulu, karena matahari dan bulan dan bintang-bintang memberi penghormatan kepadaku, Matahari adalah ayahnya bulan adalah ibunya dan bintang-bintang adalah saudara-saudaranya,Demikian hadirin-hadirat Allah swt melewatkan hari-hari permukaan bumi dengan hikmah-hikmah besar, Ribuan tahun yang silam akan tetapi dinukil didalam Alqur’an nulkarim menjadi bahan renungan bagi kita bahwa Allah swt tidak akan mengecewakan orang-orang yang berharap kepadaNya.

Hadirin-hadirat tentunya lebih lagi kemuliaan Sayyidina Muhammad saw pemimpin Nabi dan Rasul… Kembali dari apa yang kita baca tadi “wahuwa ma’akum ayna maa kuntum” Dia Allah selalu bersama kalian dimanapun kalian berada. Rasulullah saw ketika hijrah bersama Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, berkatalah Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq “wahai Rasulullah, jika orang kafir itu melihat kaki mereka, mereka akan melihat kaki kita..”. Maka Rasul saw menjawabnya bagaimana pendapatmu hubungan dua orang, yang ketiganya adalah Allah..?”, Demikian hebatnya Rasul saw, dengan tenang dan sejuknya jiwa beliau didalam keadaan yang demikian bahaya seraya berkata “Bagaimana pendapat kalian, kalau seandainya ada dua orang, yang ketiganya adalah Allah…”. Makna dari firman Allah ‘Dia bersama kalian dimanapun kalian berada’.

Demikian hadirin hadirat hakikat iman yang mesti kita pahami dan kita dalami dari kemuliaan kebersamaan bersama Allah dalam segala hal, didalam kesulitan , didalam musibah, dalam kenikmatan, jangan lepaskan cahaya ilahi dari dalam jiwa. Sungguh Nabi kita Muhammad saw tiada henti-hentinya menuntun pada kemuliaan dan menjadi lambang dari pada Rahmatnya Allah SWT. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw sedang dihadapkan kepadanya hidangan makanan, dihadapkannya hidangan makanan, maka makanan itu bertasbih, terdengar tasbihnya oleh para sahabat, kita memahami bahwa seluruh benda dan makhluk itu bertasbih kepada Allah, akan tetapi hadirin hadirat, Allah jadikan makanan itu bertasbih dan terdengar oleh para sahabah ketika makanan itu dihadapkan kepada Nabi Muhammad saw, menunjukan kemuliaan yang demikian dasyatnya dari manusia yang paling dimuliakan Allah dengan cahaya tuntunan illahi Nabi Muhammad saw. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika para sahabah dalam kehausan, Rasul saw menaru bejana lantas keluarlah air dari jari jari beliau, lantas beliau bersabda “sini.. datangilah, kunjungilah keberkahan yang dilimpahi di air suci ini dan keberkahan dari Allah, Beliau sendiri yang mengatakan “kesini…, datang kepada air suci yang di berkahi ” dari mana?, Yang keluar dari jari jari beliau saw. Hal hal seperti ini hadirin hadirat mestilah kita kenali, sejarah sejarah Nabi kita Muhammad saw.

Pembahasan saya yang terakhir dimalam ini adalah bahwa beliau saw ini mencintai sujud, beliau saw ini adalah orang yang sangat menyukai sujud, sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bertanya para sahabah kepada Sayyidatuna Aisyah “Bagaimana sujudnya Rasul, “Rasul saw ketika bersujud ( kata Sayyidatuna Aisyah ) sepanjang 50 ayat” kira-kira begitu kalau shalat malam 50 ayat, kalau bacaan orang yang lancar bacaan Alqurannya 100 ayat itu kira-kira setengah jam, kalau 50 ayat ini kira-kira 15 menit dalam 1 kali sujud.

Hadirin hadirat demikianlah jiwa yang turut bersujud, barangkali berbeda dengan jiwa-jiwa kita, tubuh jiwa kita ingin bersujud tapi tubuh kita menolak, hati kita ingin sujud kalau perlu walau hanya 5,6 menit, tetapi tubuh kita menolak untuk lama-lama bersujud, kenapa ?? karna tubuh kita ini kurang dipenuhi cahaya sujud, kalau tubuh kita dipenuhi cahaya sujud dia tidak akan merasa lelah dalam bersujud, ketika kita terlepas dari kenikmatan sujud maka ingin rasanya sujud dan segera selesai, Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, sedangkan Rasul saw telah bersabda demikian diriwayatkan didalam Shahih Muslim “Derajat hamba yang paling dekat kepada Allah adalah saat dia sedang bersujud, inilah yang sedekat-dekatnya hamba kepada Allah dan inilah yang paling sulit bisa di nikmati, Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Ketika Sayyidina Tsauban ra ditanya oleh para sahabat “apa amal yang paling dicintai oleh Allah?, Tsauban tidak menjawab, pertanyaan kedua Tsauban tidak menjawab, pertanyaan ketiga baru dia menjawab, “Aku telah bertanya pertanyaan ini kepada Rasul dan beliau menjawab “perbuatan yang paling dicintai Allah adalah banyak bersujud kepada Allah” itulah perbuataan yang dicintai Allah.

Hadirin hadirat didalam riwayat Sayyidina Rabi’iah bin Ka’ab ra, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika diriwayatkan oleh Imam bin Hajar dalam kitabnya Fathul baari bisyarah shahih bukhari, ketika Rabi’ah bin Ka’ab ini meminta kepada Rasul “kuminta padamu yaa Rasulullah agar aku bisa bersamamu wahai Rasul” maka Rasul saw menjawab “bila kau ingin dekat denganku disurga dan menemaniku disurga maka perbanyaklah sujud” demikian Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, kita mendengar nama-nama mulia semacam Imam Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, yang digelari Assajjad karna dia sujud 1000 kali setiap malamnya melakukan shalat 500 rakaat didalam tahajjudnya, berkata alhafid Al imam bin Hajar asqalani menukil ucapan Imam Nawawi didalam sharah Nawawi Shahih Muslim, bahwa ketika ditimbang antara lamanya berdiri atau banyaknya sujud maka banyaknya sujud lebih mulia dari lamanya berdiri disaat shalat, demikianlah yang diperbuat oleh para sahabat, mereka memperbanyak sujudnya.

Hadirin hadirat muliakanlah hari-hari kita dan malam-malam kita dengan memperbanyak sujud dan pula jangan lupakan diri dan jiwa kita, ketika diri kita bersujud, ingat jiwa kita agar pula bersujud kepada Allah, ketika jiwa telah bersujud pada Allah maka ia akan menikmati kehidupan ini bagaikan surga, ia seakan sudah sampai kedalam kenikmatan surga sebelum ia wafat karena telah menikmati indahnya kedekatan kehadirat Rabb, ketika seseorang telah memahami dan merasakan indahnya dzikrullah, indahnya mengingat nama Allah, indahnya mensucikan nama Allah, ia akan merasakan kenikmatan yang lebih dari seluruh kenikmatan yang ada dimuka bumi, dia akan lupa dengan surga dan segala isinya, akan lupa dengan neraka dengan segala ancamannya, karena ia telah menikmati kenikmatan yang terluhur dan tertinggi, yaitu kemuliaan khusyuk didalam kemuliaan cahaya sujud, bukankah telah bersabda Nabi kita Muhammad saw “sungguh Allah telah mengharamkan api neraka dari membakar anggota sujud” menunjukan ibadah sujud ini ibadah yang sangat mulia dan dia dirangkai didalam shalat, Rasul telah bersabda “wahai Allah jadikan hal yang paling kucintai adalah shalat, ketahuilah ketika meledak dari kerinduan kepada Allah, beliau melampiaskannya dengan memperbanyak shalat, dengan melakukan sujud dan rukuk.

Hadirin hadirat warisilah kemuliaan sujud ini, jadikan hari-hari kita dalam kemulian sujud dan ingatlah saat-saat dimana kita kita semua kelak akan sendiri dialam barzah, ribuan tahun menanti keputusan Allah, menanti sidang akbar, beruntunglah mereka yang wafat didalam barzakhnya sebagai orang yang merindukan Allah dan anggota sujudnya menyaksikan ia bahwa banyak bersujud. Kita bermunajat kepada Allah SWT, Yaa Rahman Yaa Rahim… kami mengadukan keadaan kami yang demikian jauh dari kemuliaan sujud, Rabbiy kepada siapa kami meminta kalau bukan kepada yang Maha memiliki kelezatan sujud, tumpahkan atas kami kemuliaan ini, curahkan atas kami kebahagiaan didalam kemuliaan sujud, Rabbiy yaa Rahman Yaa Rahim… kami berdoa kehadiratMu agar Kau melimpahkan kepada kami keberkahaan dalam kehidupan dan didalam sakaratul maut dan di alam barzah dan di Yaumil Qiyamah, limpahi atas kami kebahagiaan dunia wal akhirah, Yaa Rahman Yaa Rahim… dan kami telah meliahat bagaimana turunnya hujan dimalam ini, kami meminta kepadamu agar kau jadikan hujan ini hujan Rahmah dan jauhkan kami hujan yang membawa musibah, Yaa Rahman Yaa Rahim… Kau datangkan hujan kepada kami, jadikanlah hujan ini membawa Rahmah jadikan angin yang menghembus membawa Rahmah, Yaa Allahu yaa Allah… yaa Allahu yaa Allah…Yaa Rahman Yaa Rahim…

Hadirin hadirat kita teruskan dengan dzikir Jalalah memanggil nama Allah, bermunajat kepada Allah, ini musim hujan sudah mulai mendatangi Jakarta dan mengunjungi Jakarta dan sekitarnya, dan tahun yang lalu adalah sedemikian dasyatnya mengerikan datangnya kewilayah Jabodetabek ini, maka kita berdoa dimalam ini kepada Allah, agar Allah SWT menyingkirkan hujan yang membawa musibah dan agar allah mendatangkan hujan yang membawa Rahmah, dan membentengi kita dari musibah yang datang, Yaa Rabbiy kami berdoa agar Kau ringankan cobaan bagi muslimin muslimat dipermukaan bumi di barat dan timur dan khususnya diwilayah Jabodetabek ini, Yaa Rahman Yaa Rahim… wilayah kota muslim terbesar dimuka bumi, akan tetapi sedemikian dahsyatnya musibah datang kepada kita, seperti tahun yang lalu kita berdoa kepada Allah dengan keagungan nama Allah, agar Allah SWT membentengi musibah dari kita, Yaa Allahhu yaa Allah….. 100x, Yaa Rahman Yaa Rahim yaa Dzaljalaaliwal ikram.

Hadirin hadirat disaat kita dalam kegundahan atau dalam kesedihan, ingatlah suatu waktu saat kita sedang bersendiri didalam kubur kita, disaat itu kita tidak bisa menyebut nama Allah Allah, tidak lagi bisa bersujud, tidak lagi bisa lagi beribadah, maka serulah NamaNya dengan suara lirih, dengan kerinduan kehadiratnya, hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, semoga Allah SWT mengangkat musibah dari muslimin muslimat, agar Allah bangkitkan matahari kebangkita muslimin muslimat dibarat dan timur, amin Allaumma amin.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Allah SWT Tidak Akan Jadikan Umat Nabi Muhammad SAW Dalam Kesesatan

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

ImageLimpahan puji kehadirat Allah swt Yang Maha menurunkan rahmatNya setiap waktu dan kejap, Sepanjang zaman alam semesta menyaksikan kedermawanan Allah, Yang Maha Memelihara setiap hamba-hambaNya dengan kasih sayang yang melebihi segenap kasih sayang, kasih sayang tunggal dari Rabbul a’lamin yang telah berfirman “wahuwa ma’akum ayna maa kuntum……” Dia Allah bersama kalian dimanapun kalian berada”. Sejauh manapun langkah seorang hamba ia tetap bersama Allah dengan kebersamaan yang tidak akan pernah berpisah, selalu bersama Rabbul a’lamin, Sebelum mereka lahir ke muka bumi mereka di alam rahim sendiri, belum ada yang mengenal wajahnya, belum pula ia mengenal apapun, Allah telah bersamanya dan memeliharanya hingga ia datang ke permukaan bumi dengan izin Allah untuk hidup diatas bumiNya, kemudian ia akan wafat, diturunkan oleh tangan-tangan sahabat dan kekasihnya kedalam kubur dan ditinggalkan oleh semua keluarga dan kekasihnya, sendiri, dan tanahpun dibenam dan ditutupkan dan selesailah Ia dalam kesendirian, ia bersama Allah.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, sungguh Allah swt selalu bersama hamba-hambaNya dalam kehidupan dan dalam kematian. Dan Dialah yang paling dekat kepada kita karena telah Allah mengenalkan diri Nya Maha Pemberi, akan tetapi akan kedekatan kepada Allah yang lebih dekat kepada hambaNya , kita ini sering dibatasi dengan tirai dosa. Ketika tirai dosa itu menutup maka walaupun tidak jauh antara kita dengan Allah tetapi terasa lebih jauh dari perjalanan ribuan tahun karena tertutup dengan tirai dosa walaupun ia sangat dekat dengan Allah. Seperti orang yang duduk di sebelah dinding, disebelah dinding satunya adalah temannya. Hampir saja ia berdampingan hanya dibatasi dinding saja, ia sangat dekat dan tidak ada yang lebih dekat dengannya selain temannya. Tapi ia terbatasi dan tidak akan pernah bersatu bersama. Demikianlah tirai yang menghalangi sebagian hamba-hamba Allah dengan Allah. Akan tetapi tirai yang demikian hebatnya itu yang bila telah menutup maka tidak seakan-akan jauh kita dari Allah dengan jarak ribuan tahun ini akan tersingkap dan terbuka dengan taubat dan inabah. Ketika jiwa kita memanggil nama Allah ingin dekat kepadaNya, ketika tidak ingin menyembah kepada tuhan selainNya meminta dan mengemis maka perlu jarak penghalang antara dia dengan Allah. Jadilah ia orang yang mendapatkan kedekatan dengan Allah.

Hadirin-hadirat akan datang suatu masa kita akan dikuburkan dan selesai. Disaat itu ia sendiri bukan satu dua hari, bukan satu dua tahun mungkin ribuan tahun dalam kesendirian. Ketika kita berbicara pada siapapun tidak bisa pula berbuat apa-apa hanya pasrah akan ketentua Allah. Tidak bisa berbuat apapun selain pasrah kepada ketentuan illahi, bukan satu dua tahun tapi ribuan tahun. Didalam kegelapan barzakh dalam keadaan sendiri, apa yang mereka perbuat? Hanya menanti dan menunggu saja, itu saja yang mereka perbuat. Menunggu…menunggu…menunggu sidang akbar. Berbahagialah mereka yang dimasa hidupnya dipenuhi dengan berlian-berlian ibadah sehingga perhiasan mulia itu menemaninya pula dialam barzakh didalam penantiannya didalam sidang akbar. Merugilah mereka yang wafat dalam keadaan miskin kepada ibadah, maka ribuan tahun didalam kegelapan, ribuan tahun dalam rintihan, ribuan tahun dalam penyesalan, ribuan tahun sendiri, sendiri hadirin – hadirat, tidak ada teman, tidak ada musuh, tidak ada kekasih, tidak siapapun menemani. Demikian keadaan setiap manusia yang wafat, demikian keadaan kita pula, akan tetapi ketika seorang hamba didalam iman… maka amal ibadahnya akan menemaninya kalau barangkali lebih dari itu ruhnya berkumpul bersama Shiddiqqin, nanti saat saat perjumpaan sidang akbar dg Allah, beruntung orang orang yang wafat dalam kerinduan kepada Allah, ia wafat dalam kedaan rindu kepada Allah, maka ia menunggu ribuan tahun dalam barzakh dalam kerinduan, sehingga ia dibangkitkan di Yaumil Qiyamah bersama orang oaring yang rindu kepada Allah, betapa indah ketika perjumpaan antara Allah dan dirinya tang tel;ah ribuan tahun menanti perjumpaan dengan Allah, sedangkan Allah menjelaskan kepada Sang Nabi, sang Nabi menjelaskan kepada kita ‘Man ahabba liqa’allah, ahabballah liqa’ah…’ barang siapa yang rindu perjumpaan dengan Allah maka Allah rindu berjumpa dengannya.

Demikian Tuntunan Illahi agar kita mencapai kebahagiaan yang kekal di dunia, di barzakh dan di Yaumil Qiyamah. Demikian beruntungnya orang – orang yang mengikuti Sang Nabi saw, dan beliau telah menjelaskan kepad kita “tidak akan ada habis habisnya kaum dari kelompok umatku. Tentunya dari kaum ulama dan fuqaha yg membela kebenaran yang terus didalam kesucian, yang terus mengajak kepada kemuliaan hidup, mengajak kepada meninggalkan perpecahan dan permusuhan, mengajak kepada akhlak mulia, mengajak kepada hal hal yang luhur. Tidak akan ada habisnya, kata Sang Nabi saw, sampai mereka berjumpa dengan Allah tetap mereka terlihat dengan jelasnya. Maka berkata Sayyidina Abdullah bin Abd bin Mas’ud berkata sungguh kalian ini berpadulah bersama jamaah, sungguh Allah tidak akan menjadikan kelompok terbesar pada umat Muhammad dealam kesesatan. Demikian berkata Sayyidina Abdullah bin Mas;ud ra, tidak akan terjadi kelompok terbesar ummat Nabi Muhammad dalam kesesatan.

Oleh sebab itu hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, Al Imam Ibn Hajar Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari bisharah Shahih Bukhari menukil tentang riwayat Ibn Mas’hud ini yang dimaksud didalam hadits ini bahwa Ahlussunnah waljamaah akan bersabar, walaupun mereka-mereka yang terus mengingkari dan lepas dari jamaah tapi Rasul menjaminnya kelompok mulia itu akan terus ada dari sejak zaman Sang Nabi saw terus sampai hari kebangkitan mereka tetap ada. Alhamdulillah hadirin-hadirat dan juga penjelas dari hadits ini adalah ucapan Sayyidina Abdullah bin Mas’hud ra bahwa Allah tidak akan menjadikan jamaah ummat Nabi Muhammad saw didalam kesesatan, Yang kesesatan adalah yang memisahkan diri sedikit-sedikit.

Demikian hadirin-hadirat jangan sampai kita tergoyang dengan pemahaman-pemahaman baru yang keluar dari 4 Madzhab besar Ahlussunnah waljamaah karena telah dikatakan oleh Sayyidina Abdullah bin Mas’hud ra bahwa ummat Nabi Muhammad saw yang jamaah yang kumpulan besar tidak akan berkumpul didalam kesesatan. Jadi tidak ada perkumpulan baru yang mengatakan ini ummat muslimin sekarang kebanyakan didalam kesesatan salah karena yang muncul dalam 4 Madzhab besar ini telah dijamin kebenarannya dengan Sabda Nabi Muhammad saw tidak akan habis-habisnya kelompok dari ummatku akan terus dhahir akan terus ada sampai mereka berjumpa dengan Allah swt, hadist ini menenangkan kita. Alhamdulillah Rasul saw telah menjamin bahwa kelompok itu pasti terus ada dan terlihat, jadi jangan tertipu kalau ada yang bilang ini sesat itu batil ini bid’ah, Ini munculnya baru, Justru Rasul saw telah berkata mereka tetap ada dan tidak sirna.

Demikian hadirin-hadirat Yang dimuliakan Allah swt, sampailah kita dimalam yang diberkahi Allah swt ini dan kita terus mendalami hikmah-hikmah Illahiyah dengan tuntunan Alqur’an dan dengan apa-apa yang dibawa oleh Sang Nabi saw. Allah swt terus bersama hamba-hamba Nya sepanjang hamba-hamabaNya dalam kehidupan lantas wafat mereka berpindah ke alam barzakh, Ada hambaNya yang masih dialam rahim, ada yang dialam dunia, semuanya Allah menjawab pada mereka “wahuwamaakum…” Dia bersama kalian dimanapun kalian berada. Apakah di dunia, apakah di barzakh, apakah di alam rahim ataupun di alam arwah, Allah tetap bersama mereka, dan dekat, inti undangan Illahi kepada jiwa kita. Allah mengundang sanubari kita untuk dekat kepadaNya dan untuk selalu bersamaNya karena Allah swt telah berfirman “fadzkuruniy adzkurkum…” Ingatlah Aku dan Aku akan ingat kepada kalian. Lamaran-lamaran Illahi untuk jiwa yang memahami kemuliaan hidup, memahami hakekat kehidupan. Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah swt kita lihat bagaimana hamba-hamba Allah yang shaleh terdahulu yang selalu dituntun dan didalam pemeliharaan Allah swt, Allah swt menjelaskan didalam kejadian Nabi Yusuf as, seorang Nabi yang ketika masih kecil bermimpi melihat matahari dan bulan dan bintang-bintang bersujud kepadaNya. Ia berkata menyampaikan dan mengabarkan kepada ayahnya, siapa ayahnya? Nabi Yakub as, siapa nabi Yakub?, Putranya Nabi Ishaq as, siapa Nabi Ishaq? Putra Nabi Ibrahim as. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari Nabi Yusuf bin Ishaq bin Yaqub bin Ibrahim as. Nabi Yaqub yang mendengar mimpi itu paham mimpi ini adalah tanda kenabian, Maka ia berkata kepada putranya Yusuf “jangan kau ceritakan kepada saudara-saudara engkau , sungguh setan itu akan membuat permasalahan dan fitnah. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri cinta Nabi Yakub pada Yusuf jauh lebih besar daripada saudara-saudaranya, bukan karena membeda-bedakan atau pilih kasih, tentunya Nabi Yakub lebih memuliakan Nabi Yusuf karena ia Rasulullah, karena ia utusan Allah, mesti lebih dimuliakan dari yang lainnya.

Maka ini dilihat oleh saudara-saudaranya dan membangkitkan kedengkian. Mereka berkata cinta ayah kita hanya untuk Yusuf kita mesti menjauhkan Yusuf dari ayah kita supaya kita kebagian perhatian ayah. Maka dibawalah Yusuf dengan izin dan berat hati dari ayahnya untuk dibawa berburu lantas dibuang didalam sumur. Nabi Yusuf as menaruh kepercayaan kepada kakak-kakaknya ternyata yang dipercaya berkhianat. Maka Nabi Yusuf dijatuhkan didalam sumur dan dibawakan kepada ayahnya pakaian Yusuf yang digoresi darah kambing. Ayahnya menangis, menagis dalam kesedihan karena kehilangan putra yang akan menjadi Rasul dan Nabi, barangkali firasat ayahnya tahu dalam penjagaan Allah tapi berat rasanya berpisah dengan anak yang sangat ia cintai. Dari dahsyatnya kesedihan Nabi Ya’kub karena kehilangan putranya ini, iapun menjadi buta…, karena terlalu banyak menangis.

Nabi Yusuf didatangi oleh kafilah yang ingin mengambil air, maka ketika wadah air diturunkan dan ditarik ke atas yang diangkat bukan air tapi bayi atau anak yang sangat terang benderang. Maka berkata “masya Allah indah sekali anak ini” Nabi Yusuf ketika melihat itu gembira. Sungguhlah aku dapat orang yang baik yang menolongku, ternyata Nabi Yusuf dikecewakan lagi. Orang yang mengambilnya itu ternyata bukan orang yang berniat baik, orang yang mengambilnya ini justru seorang penjual budak, maka Nabi Yusuf dijual dipasar dengan harga murah. Maka Nabi Yusuf as dua kali dikecewakan oleh makhluk, ia pun dibeli oleh seorang kaya raya dan diberi tinggal didalam istananya lantas Nabi Yusuf pun mendapat fitnah dari istri orang kaya tersebut, sehingga orang kaya itu menjebloskannya kedalam penjara, Padahal terbukti Nabi Yusuf tidak bersalah, maka tiga kali Nabi Yusuf kecewa karena menaruh harapannya kepada makhluk.

Demikian Allah memberikan pendidikan dan pemeliharaan kepada Rasul Nya. Seorang Rasul tidak layak menaruh harapan kecuali kepada Allah, hingga ia telah kembali kepada Allah, harapannya selalu milik Allah, Lantas iapun keluar tidak lama dari penjara diangkat menjadi menteri keuangan, Dari seorang anak yang dibuang di sumur, lantas diangkat lalu dijual dengan harga murah sebagai budak, lalu masuk penjara, diakhirnya diangkat menjadi menteri keuangan. Demikian Hebatnya pola kehidupan Nabi Yusuf as melewati samudera kehidupan, maka iapun mempunyai hak untuk membagi-bagikan sedekah dan zakat untuk masyarakat fuqara, Maka Nabi Yusuf melihat diantara orang-orang yang mengantri adalah kakak-kakaknya, Ini kakak-kakak ku dulu yang membuang aku disumur, Nabi Yusuf yang mengenali mereka dan mereka tidak mengenali Nabi Yusuf. Maka disaat itu Nabi Yusuf melihat ada seorang anak kecil…, oh ini pasti adikku. Karena memang teriwayatkan didalam Buku buku Tafsir namanya Bunyamin as, ia seorang Nabi, Nabi Yusuf berkata pada pengawalnya “taruhlah alat timbangan emas ini kekantong yang untuk adikku yang kecil itu Bunyamin as taruh didalamnya tanpa ada yang tahu”.

Setelah hal itu terjadi maka diumumkanlah alat penimbang yang terbuat dari emas hilang, semua mereka harus digeledah. Maka ketika digeledah ketemulah alat penimbang emas pada tempat Bunyamin, Maka menangis kakak-kakaknya meminta pengampunan kepada Nabi Yusuf, bebaskan adik kami ini ambil salah satu dari kami, jangan kau salahkan adik kami ini Bunyamin, Ayah kami sudah tua akan sedih kalau seandainya anak ini akan kalian bawa, Nabi Yusuf tetap berkeras anak ini adalah pencuri dan ia harus ditangkap dan bersama kami, kalian pulanglah pada ayah kalian.

Merekapun kembali kepada ayahnya dalam kesedihan seraya mengadu kepada ayahnya dan Nabi Ya’qub ditimpa musibah yang lebih besar karena ia mencintai Bunyamin yang juga akan menjadi Nabi yang juga tercabut darinya, Maka Nabi Ya’qub yang telah buta berkata kepada anak-anaknya “pergi kalian dari hadapanku jangan kembali terkecuali membawa Yusuf, Maka merekapun pergi dan berputus asa, mereka kembali kepada sang menteri keuangan.

“Wahai tuan kami tolonglah lepaskan adik kami karena ayah kami sudah dalam keadaan tua renta, sudah buta tidak bisa melihat karena sedih ditinggal salah satu anaknya sekarang kalian akan mengambil lagi anaknya maka ia akan dalam kesedihan”. Dan berkata Nabi Yusuf “tahukah kalian dosa kalian kepada adik kalian Yusuf….??”, maka mereka melihat wajah menteri ini teringatlah kepada Yusuf..!, Mereka berkata “a’innaka anta Yusuf…???” apakah kau ini Yusuf….?? Nabi Yusuf berkata “ana Yusuf…” aku adalah Yusuf dan ini adalah adikku. Maka merekapun berpelukan dan memohon maaf kepada Nabi Yusuf as.

Maka Nabi Yusuf berkata “ini pakaianku, pergi kalian kepada ayah kita berikan pakainaku ini dan usapkan ke wajahnya, lantas bawa ayah dan ibu ke istana”. Ini hikayat saya sampaikan dari Surat Yusuf, maka merekapun kembali kepada Nabi Ya’qub as, Sampai dipintu maka Nabi Ya’qub “aku mencium baunya Nabi Yusuf…!” maka ketika diusapkan pakaian Yusuf kewajahnya maka iapun melihat kembali…, Demikian dijelaskan didalam Alqur’annul karim surat Yusuf. Maka merekapun datang bersama-sama menuju istana Nabi Yusuf dan mereka memberi salam penghormatan, ayah Yusuf yaitu Nabi Ya’qub dan ibunya dan juga adik dan kakak-kakaknya memberikan salam penghormatan kepada Nabi Yusuf, Maka berkatalah Nabi Yusuf “wahai ayah ini ternyata makna dari mimpiku yang terdahulu, karena matahari dan bulan dan bintang-bintang memberi penghormatan kepadaku, Matahari adalah ayahnya bulan adalah ibunya dan bintang-bintang adalah saudara-saudaranya,Demikian hadirin-hadirat Allah swt melewatkan hari-hari permukaan bumi dengan hikmah-hikmah besar, Ribuan tahun yang silam akan tetapi dinukil didalam Alqur’an nulkarim menjadi bahan renungan bagi kita bahwa Allah swt tidak akan mengecewakan orang-orang yang berharap kepadaNya.

Hadirin-hadirat tentunya lebih lagi kemuliaan Sayyidina Muhammad saw pemimpin Nabi dan Rasul… Kembali dari apa yang kita baca tadi “wahuwa ma’akum ayna maa kuntum” Dia Allah selalu bersama kalian dimanapun kalian berada. Rasulullah saw ketika hijrah bersama Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, berkatalah Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq “wahai Rasulullah, jika orang kafir itu melihat kaki mereka, mereka akan melihat kaki kita..”. Maka Rasul saw menjawabnya bagaimana pendapatmu hubungan dua orang, yang ketiganya adalah Allah..?”, Demikian hebatnya Rasul saw, dengan tenang dan sejuknya jiwa beliau didalam keadaan yang demikian bahaya seraya berkata “Bagaimana pendapat kalian, kalau seandainya ada dua orang, yang ketiganya adalah Allah…”. Makna dari firman Allah ‘Dia bersama kalian dimanapun kalian berada’.

Demikian hadirin hadirat hakikat iman yang mesti kita pahami dan kita dalami dari kemuliaan kebersamaan bersama Allah dalam segala hal, didalam kesulitan , didalam musibah, dalam kenikmatan, jangan lepaskan cahaya ilahi dari dalam jiwa. Sungguh Nabi kita Muhammad saw tiada henti-hentinya menuntun pada kemuliaan dan menjadi lambang dari pada Rahmatnya Allah SWT. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw sedang dihadapkan kepadanya hidangan makanan, dihadapkannya hidangan makanan, maka makanan itu bertasbih, terdengar tasbihnya oleh para sahabat, kita memahami bahwa seluruh benda dan makhluk itu bertasbih kepada Allah, akan tetapi hadirin hadirat, Allah jadikan makanan itu bertasbih dan terdengar oleh para sahabah ketika makanan itu dihadapkan kepada Nabi Muhammad saw, menunjukan kemuliaan yang demikian dasyatnya dari manusia yang paling dimuliakan Allah dengan cahaya tuntunan illahi Nabi Muhammad saw. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika para sahabah dalam kehausan, Rasul saw menaru bejana lantas keluarlah air dari jari jari beliau, lantas beliau bersabda “sini.. datangilah, kunjungilah keberkahan yang dilimpahi di air suci ini dan keberkahan dari Allah, Beliau sendiri yang mengatakan “kesini…, datang kepada air suci yang di berkahi ” dari mana?, Yang keluar dari jari jari beliau saw. Hal hal seperti ini hadirin hadirat mestilah kita kenali, sejarah sejarah Nabi kita Muhammad saw.

Pembahasan saya yang terakhir dimalam ini adalah bahwa beliau saw ini mencintai sujud, beliau saw ini adalah orang yang sangat menyukai sujud, sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bertanya para sahabah kepada Sayyidatuna Aisyah “Bagaimana sujudnya Rasul, “Rasul saw ketika bersujud ( kata Sayyidatuna Aisyah ) sepanjang 50 ayat” kira-kira begitu kalau shalat malam 50 ayat, kalau bacaan orang yang lancar bacaan Alqurannya 100 ayat itu kira-kira setengah jam, kalau 50 ayat ini kira-kira 15 menit dalam 1 kali sujud.

Hadirin hadirat demikianlah jiwa yang turut bersujud, barangkali berbeda dengan jiwa-jiwa kita, tubuh jiwa kita ingin bersujud tapi tubuh kita menolak, hati kita ingin sujud kalau perlu walau hanya 5,6 menit, tetapi tubuh kita menolak untuk lama-lama bersujud, kenapa ?? karna tubuh kita ini kurang dipenuhi cahaya sujud, kalau tubuh kita dipenuhi cahaya sujud dia tidak akan merasa lelah dalam bersujud, ketika kita terlepas dari kenikmatan sujud maka ingin rasanya sujud dan segera selesai, Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, sedangkan Rasul saw telah bersabda demikian diriwayatkan didalam Shahih Muslim “Derajat hamba yang paling dekat kepada Allah adalah saat dia sedang bersujud, inilah yang sedekat-dekatnya hamba kepada Allah dan inilah yang paling sulit bisa di nikmati, Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Ketika Sayyidina Tsauban ra ditanya oleh para sahabat “apa amal yang paling dicintai oleh Allah?, Tsauban tidak menjawab, pertanyaan kedua Tsauban tidak menjawab, pertanyaan ketiga baru dia menjawab, “Aku telah bertanya pertanyaan ini kepada Rasul dan beliau menjawab “perbuatan yang paling dicintai Allah adalah banyak bersujud kepada Allah” itulah perbuataan yang dicintai Allah.

Hadirin hadirat didalam riwayat Sayyidina Rabi’iah bin Ka’ab ra, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika diriwayatkan oleh Imam bin Hajar dalam kitabnya Fathul baari bisyarah shahih bukhari, ketika Rabi’ah bin Ka’ab ini meminta kepada Rasul “kuminta padamu yaa Rasulullah agar aku bisa bersamamu wahai Rasul” maka Rasul saw menjawab “bila kau ingin dekat denganku disurga dan menemaniku disurga maka perbanyaklah sujud” demikian Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, kita mendengar nama-nama mulia semacam Imam Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, yang digelari Assajjad karna dia sujud 1000 kali setiap malamnya melakukan shalat 500 rakaat didalam tahajjudnya, berkata alhafid Al imam bin Hajar asqalani menukil ucapan Imam Nawawi didalam sharah Nawawi Shahih Muslim, bahwa ketika ditimbang antara lamanya berdiri atau banyaknya sujud maka banyaknya sujud lebih mulia dari lamanya berdiri disaat shalat, demikianlah yang diperbuat oleh para sahabat, mereka memperbanyak sujudnya.

Hadirin hadirat muliakanlah hari-hari kita dan malam-malam kita dengan memperbanyak sujud dan pula jangan lupakan diri dan jiwa kita, ketika diri kita bersujud, ingat jiwa kita agar pula bersujud kepada Allah, ketika jiwa telah bersujud pada Allah maka ia akan menikmati kehidupan ini bagaikan surga, ia seakan sudah sampai kedalam kenikmatan surga sebelum ia wafat karena telah menikmati indahnya kedekatan kehadirat Rabb, ketika seseorang telah memahami dan merasakan indahnya dzikrullah, indahnya mengingat nama Allah, indahnya mensucikan nama Allah, ia akan merasakan kenikmatan yang lebih dari seluruh kenikmatan yang ada dimuka bumi, dia akan lupa dengan surga dan segala isinya, akan lupa dengan neraka dengan segala ancamannya, karena ia telah menikmati kenikmatan yang terluhur dan tertinggi, yaitu kemuliaan khusyuk didalam kemuliaan cahaya sujud, bukankah telah bersabda Nabi kita Muhammad saw “sungguh Allah telah mengharamkan api neraka dari membakar anggota sujud” menunjukan ibadah sujud ini ibadah yang sangat mulia dan dia dirangkai didalam shalat, Rasul telah bersabda “wahai Allah jadikan hal yang paling kucintai adalah shalat, ketahuilah ketika meledak dari kerinduan kepada Allah, beliau melampiaskannya dengan memperbanyak shalat, dengan melakukan sujud dan rukuk.

Hadirin hadirat warisilah kemuliaan sujud ini, jadikan hari-hari kita dalam kemulian sujud dan ingatlah saat-saat dimana kita kita semua kelak akan sendiri dialam barzah, ribuan tahun menanti keputusan Allah, menanti sidang akbar, beruntunglah mereka yang wafat didalam barzakhnya sebagai orang yang merindukan Allah dan anggota sujudnya menyaksikan ia bahwa banyak bersujud. Kita bermunajat kepada Allah SWT, Yaa Rahman Yaa Rahim… kami mengadukan keadaan kami yang demikian jauh dari kemuliaan sujud, Rabbiy kepada siapa kami meminta kalau bukan kepada yang Maha memiliki kelezatan sujud, tumpahkan atas kami kemuliaan ini, curahkan atas kami kebahagiaan didalam kemuliaan sujud, Rabbiy yaa Rahman Yaa Rahim… kami berdoa kehadiratMu agar Kau melimpahkan kepada kami keberkahaan dalam kehidupan dan didalam sakaratul maut dan di alam barzah dan di Yaumil Qiyamah, limpahi atas kami kebahagiaan dunia wal akhirah, Yaa Rahman Yaa Rahim… dan kami telah meliahat bagaimana turunnya hujan dimalam ini, kami meminta kepadamu agar kau jadikan hujan ini hujan Rahmah dan jauhkan kami hujan yang membawa musibah, Yaa Rahman Yaa Rahim… Kau datangkan hujan kepada kami, jadikanlah hujan ini membawa Rahmah jadikan angin yang menghembus membawa Rahmah, Yaa Allahu yaa Allah… yaa Allahu yaa Allah…Yaa Rahman Yaa Rahim…

Hadirin hadirat kita teruskan dengan dzikir Jalalah memanggil nama Allah, bermunajat kepada Allah, ini musim hujan sudah mulai mendatangi Jakarta dan mengunjungi Jakarta dan sekitarnya, dan tahun yang lalu adalah sedemikian dasyatnya mengerikan datangnya kewilayah Jabodetabek ini, maka kita berdoa dimalam ini kepada Allah, agar Allah SWT menyingkirkan hujan yang membawa musibah dan agar allah mendatangkan hujan yang membawa Rahmah, dan membentengi kita dari musibah yang datang, Yaa Rabbiy kami berdoa agar Kau ringankan cobaan bagi muslimin muslimat dipermukaan bumi di barat dan timur dan khususnya diwilayah Jabodetabek ini, Yaa Rahman Yaa Rahim… wilayah kota muslim terbesar dimuka bumi, akan tetapi sedemikian dahsyatnya musibah datang kepada kita, seperti tahun yang lalu kita berdoa kepada Allah dengan keagungan nama Allah, agar Allah SWT membentengi musibah dari kita, Yaa Allahhu yaa Allah….. 100x, Yaa Rahman Yaa Rahim yaa Dzaljalaaliwal ikram.

Hadirin hadirat disaat kita dalam kegundahan atau dalam kesedihan, ingatlah suatu waktu saat kita sedang bersendiri didalam kubur kita, disaat itu kita tidak bisa menyebut nama Allah Allah, tidak lagi bisa bersujud, tidak lagi bisa lagi beribadah, maka serulah NamaNya dengan suara lirih, dengan kerinduan kehadiratnya, hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, semoga Allah SWT mengangkat musibah dari muslimin muslimat, agar Allah bangkitkan matahari kebangkita muslimin muslimat dibarat dan timur, amin Allaumma amin.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Sayyidina Muhammad SAW Perantara Kecintaan Muslimin Kepada ALLAH SWT

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

ImageLimpahan puji kehadirat Allah swt Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan hidayah dan iman kepada hamba-hambaNya dari zaman ke zaman maka terpilihlah namaku dan nama kalian untuk tergabung di dalam kelompok Sayyidina Muhammad saw. Maha Suci Allah yang menjadikan Alam semesta sebagai lambang keindahanNya, sebagai lambang kesempurnaan Allah. Matahari dan bulan, bintang-bintang di angkasa raya, setiap tetes air dan getaran ombak di lautan yang kesemuanya dijadikan oleh Allah sebagai cermin bagi kita untuk menikmati keindahan Allah, menikmati keagungan Allah, memahami kemuliaan Allah. Keindahan Allah Yang Maha Indah, yang menjadikan seseorang memahami makna keindahan Allah, sirnalah seluruh keindahan yang ada di alam semesta berganti dengan puncak kerinduaan dan nafas-nafas yang merindukan Dzat Yang Maha Indah.., Allah…

Hadirin-hadirat, telah kita dengar tadi daripada kalimat Al Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad, Al Hafidz Al Musnid Hujjatul Islam wabarakatulanam yg berkata : “almunfarid bilkamaali……..” dari salah satu syair beliau tadi beliau berkata “almunfarid bilkamaal……..” yaitu : “Yang Maha Tunggal dan Yang Maha sendiri dengan kesempurnaan”, Yang kesempurnaanNya mengungguli semua kesempurnaan, Kalimat ini ketika kita renungkan “Almunfarid…………..” Yang Maha sendiri dan Maha Tunggal dalam kesempurnaan.

Hadirin-hadirat maka pahamlah kita bahwa semua alam semesta akan fana dan sungguh Yang Maha sempurna tetap abadi, Beruntunglah jiwa yang mencintai Yang Maha sempurna.., Allah.., hadirin hadirat telah Allah jadikan alam semesta ini sedikit mengenalkan keindahan Allah kepada kita, mengenalkan kesempurnaan Allah, mengundang kecintaan kita kepada Allah, menghantarkan kerinduan kita kepada Allah. Sehingga ketika kita melihat bulan purnama yang indah ingatlah kepada Yang Maha Menciptakan yang paling indah.., Allah.., Ketika kita melihat bintang-bintang yang terang benderang dilangit, ingatlah yang menciptakan hal itu dari ketiadaan, dan keindahannya.. Allah..,

Jadilah setiap nafas kita menghantarkan kita kepada keindahan Allah, Allah menciptakan suatu makhluk yang juga menghantar kita kepada mahabbatullah yaitu Sayyidina Muhammad saw yang dengan melihat wajah beliau saw sampailah kita kepada khusyu, yang dengan mengikuti gerak-gerik dan tuntunan beliau saw sampailah kita kepada kesempurnaan iman.

Hadirin-hadirat, (beliau saw adalah) manusia yang sempurna diciptakan oleh Allah sebagai lambang kesempurnaan Allah, untuk menghantarkan kita kepada kecintaan kepada Allah, untuk menghantarkan kita kepada kerinduan kepada Allah, Allah jadikan alam semesta ini cermin dan lambang keindahanNya, dan Allah jadikan satu makhluk yang paling cepat menghantar kita kepada keridhaan Allah Sayyidina Muhammad saw.

Namun Masih muncul pertanyaan : “seandainya kita bisa cinta kepada Allah dengan ingat kepada Nabi Muhammad saw hati-hati itu syirik”. Padahal jika kita melihat bulan purnama lalu kita rindu kepada Allah, jadilah bulan purnama itu yang menjadi perantara antara cinta kita dengan Allah, Ketika kita melihat kenikmatan yang datang kepada kita barangkali berupa anak keturunan atau berupa harta atau berupa kedudukan atau berupa hal-hal yang bersifat duniawi bila itu menghantarkan cinta kita kepada Allah jadilah ia perantara menuju kecintaan kita kepada Allah. Demikian Allah jadikan sedemikian banyak perantara di alam semesta untuk menghantarkan kita kehadiratNya , dan Allah ciptakan perantara yang terindah kepada Allah (adalah) Sayyidina Muhammad saw.

Kita lihat bagaimana hadits yang kita baca tadi diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Rasul saw bersabda “apakah kalian tidak takjub dan heran melihat Allah membalikkan caci-maki kaum Quraisy?” (Shahih Bukhari), kenapa? Al Imam Al Hafidz Ibn Hajar Al Asqalaniy di dalam kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan makna hadits ini di zaman itu dari bencinya orang-orang Quraisy terhadap Sang Nabi sehingga beliau sudah diubah namanya bukan lagi Muhammad (Muhammad adalah orang yg banyakdipuji/tyerpuji) tapi dipanggil “Mudzammam” yaitu orang yang selalu dicaci maki dan dihina.

Demikian gelar Sang Nabi daripada orang-orang kuffar Quraisy, dan gelar itu sudah menjadi ucapan setiap orang-orang kuffar hingga mereka tidak lagi menamakan beliau ini Muhammad tapi selalu menamakannya Mudzammam, orang yang selalu dicaci, orang yang banyak dihina, orang yang sangat terhina. Maka Rasul saw melihat wajah-wajah para sahabat bersedih dengan gelar yang ditaruhkan kepada orang yang dicintai Allah ini, maka seyogyanya kalian lihat mereka itu mencaci bukan mencaci Muhammad tetapi mencaci Mudzammam, (diantara cacian orang Qureisy) : Allah melaknat Mudzammam, Allah memuntahkan kemarahanNya kepada Mudzammam, Allah mencelakakan Mudzammam, mereka tidak menyebut Muhammad tetapi mereka menyebut Mudzammam. Maksudnya caciannya bukan kepadaku, Aku Muhammad. Hadirin tahukah makna “innama Muhammad” nama Muhammad artinya nama yang selalu dipuji dan yang banyak padanya sifat-sifat yang terpuji. Dan beliaulah saw memang orang yang paling berhak menyandang nama Muhammad. Orang yang paling banyak dipuji dan orang yang berkumpul padanya sifat-sifat yang terpuji, memang orang yang paling banyak dipuji seluruh langit dan bumi adalah Nabiyuna Muhammad saw. Dimuliakan dan dicintai di langit dan bumi, tujuh lapis langitpun diperintah oleh Allah untuk gembira dengan kedatangan Sang Nabi.

Sebagaimana diriwayatkan didalam Shahihain Bukhari dan Muslim ketika Rasul saw Mi’raj kelangit dan malaikat menjawab “wani’malmajii’u jaa’………………..”, setiap malaikat itu berkata : “semulia-mulia yang datang telah datang”, ucapan ini disetiap langit sampai ke langit yang ketujuh. Disambut dan dimuliakan oleh penduduk langit daripada para malaikat . Tentunya disambut dan dicintai oleh jiwa mukminin-mukminat dan para Nabi karena beliau juga teriwayatkan di dalam Shahih Bukhari ketika malam Isra’ wal Mi’raj disambut oleh para Nabi. Mereka memuji Sang Nabi “Marhaban Yaa Akhi Shalih wa waladun shalih………..” disambut oleh Nabi Adam as “selamat datang wahai saudaraku yang shaleh, wahai anakku yang shaleh”. Demikian para Nabi terus menyambut beliau saw hingga semua Nabi diperintah oleh Allah menyambut Rasulullah Muhammad saw, beruntunglah jiwa yang mencintai Nabi Muhammad saw karena cinta kita kepada Sang Nabi, lambang cinta kita kepada Allah.

Kita lihat bagaimana para sahabat mencintai Sang Nabi, hadits ini hadirin-hadirat juga melambangkan kepada kita bahwa manusia yang paling mulia ini juga banyak dicaci, banyak dihina, Hadits ini menghibur semua orang-orang yang dicaci dan dihina bahwa ada satu orang yang digelari Mudzammam , orang yang paling banyak dicaci dan paling banyak dihina dan ialah manusia yang paling terpuji Muhammad Rasulullah, Jangan sampai diantara kita merasa hina dan sedih kalau orang menghina kita, ada orang yang paling mulia justru digelari orang yang paling banyak dicaci. Demikian hadirin-hadirat indahnya hadits ini menenangkan orang-orang yang terhina dan tercaci, menenangkan orang yang terdzalimi dan ditindas dan beliau saw berkata “mereka mencaciku Mudzammam sedangkan aku Muhammad” karena beliau saw dipuji oleh orang-orang dari mukminin-mukminat, para Nabi, para malaikat dan Allah. Allah memuji beliau saw : “sungguh kau (wahai Muhammad saw) berada pada akhlak yang agung” (QS Alqalam), padahal “adzhim” adalah salah satu dari sifat-sifat Allah. Menunjukkan bukan Sang Nabi memiliki sifat Allah, bukan itu maksudnya. Maksudnya Allah ingin memuliakan derajat Sang Nabi sedemikian tingginya. Alangkah mulianya hadits ini ketika dibaca oleh orang-orang yang terhina dan orang-orang yang difitnah dan dicaci, dia akan ingat manusia yang paling terpujipun digelari orang yang paling banyak dihina shallallahuwassallama wabarik alaihi.

Sehingga diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw bercerita untuk mengingatkan betapa indahnya kenabian beliau saw dan ummat beliau saw seraya berkata ketika Allah swt memberikan kepadaku perpisahan seakan-akan orang-orang membangun sebuah rumah yang megah tapi tersisa ada satu batu atau bata yang belum terpasang, maka semua orang yang lewat di rumah itu memuji rumah yang indah itu tapi mereka tersangkut, kenapa ini batu satu belum terpasang?. Ada satu bata yang berada ditempat yang paling strategis justru belum terpasang. Maka Rasul saw meneruskan : “aku adalah batu bata yang terakhir terpasang”, akulah pengakhir dari semua para Nabi.

Hadits ini menunjukkan banyak makna diantaranya ada dua makna besar. Yang pertama menghikayatkan kesempurnaan kenabian beliau saw adalah beliaulah saw Nabi yang terakhir dan beliaulah saw Nabi yang menjadi penyempurna seluruh ajaran para Nabi, makna yang kedua kerendahan hati beliau bahwa bukan berarti beliaulah saw yang menguasai para Nabi, aku hanyalah salah satu dari batu bata dan semua batu bata itulah para Nabi, aku salah satu diantaranya. Demikian indahnya perumpamaan dari Nabi kita Muhammad saw.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bagaimana Sayyidina Saib ra dari kaum Anshar, Sayyidina Saib ini lanjut usianya sampai 94 tahun dan ia berkata “Aku tetap menikmati pendengaran dan penglihatan dari semua yang ada pada diriku dengan sempurna”. Usianya 94 tahun tapi ia tetap awet muda seperti usia 40 tahun. Sayyidina Saib saat Rasul wafat usianya 8 tahun berarti masih sangat kecil ketika jumpa dengan Rasul mungkin usianya 6 tahun kira-kira, ia berkata : “Saat itu aku sakit dan saudara sepupuku minta doa kepada Rasulullah saw, lantas kulihat Rasul berwudhu. Setelah berwudhu aku meminum air dari bekas wudhu Rasulullah saw”. Keberkahan dari air bekas wudhu Sang Nabi membuat tubuhnya sempurna hingga usia 94 tahun tetap dalam keadaan awet muda, kenapa? Karena air mulia itu masuk dan merasuk pada tubuhnya. Hadirin-hadirat jangan sampai kita tertipu dengan bisikan syaitan “apa ini minum air bekas wudhu?”. karena air berubah-ubah dan bereaksi dengan apa-apa yang ada didepannya dari manusia. Ini sudah dibuktikan oleh para ilmuwan kita dan telah saya bahas tentunya, bahwa air itu berubah-ubah ketika orang yang dihadapannya marah dan mencaci, air yang dihadapannya berubah menjadi buruk bila dilihat dengan mikroskop, Bila orang yang didepannya itu mengucapkan kalimat-kalimat indah, maka air berubah menjadi lebih indah bentuknya bagaikan berlian, dan bila diucapkan doa-doa air semakin indah bentuknya. Maka air ini bereaksi, air ini bereaksi juga ketika bersentuhan dengan kulit manusia yang paling indah Nabi Muhammad saw, air bereaksi dengan doa Rasul saw yg diucapkannya saat beliau saw berwudhu,

Kita lihat bagaimana muslimin-muslimat hingga saat ini masih mencium Hajar Aswad, sedangkan Hajar Aswad ini diriwayatkan didalam Shahih Bukhari berkata Sayyidina Umar bin Khattab : “kalau bukan karena Rasulullah yang mencium mu maka aku tidak akan mencium mu wahai Hajar Aswad, engkau hanya batu”. Tidak lebih dan tidak kurang dari batu, tidak bisa membawa mudharat dan manfaat, tetap batu, tapi ketika batu itu telah dicium oleh Nabi Muhammad maka muslimin-muslimat berebutan menciumnya karena dengan menciumnya dapat keberkahan dan rahmat…, dari apa? Dari sunnah Nabi Muhammad saw, karena sentuhan bibirnya Rasulullah saw pada Hajar Aswad, Rasulullah menciumnya maka mukminin-mukminat mencium.

Demikian hadirin-hadirat keadaan para Sahabat ra sehingga berkata Sayyidina Marwah ra diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Rasul saw ini pemilik wajah yang paling indah, pemilik tubuh yang paling sempurna, Bukanlah beliau saw ini terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, sempurna penciptaan Allah kepada beliau saw. Hingga tidak terlalu tinggi tidak terlalu pendek sedemikian hebatnya. Sehingga berkata Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq di riwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika dimasa khalifahnya Abu Bakar Assiddiq ra setelah selepas daripada shalat Ashar beliau melihat Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib putranya Sayyidina Ali bin Abi Thalib, diambil digendong oleh Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq, Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq saat itu berjalan bersama Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw disebelahnya. Lalu Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq sedang bercanda dengan ayahnya Sayyidina Hasan yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib seraya berkata “ini Hasan wajahnya mirip dengan Rasulullah saw, mirip dengan Nabi tidak mirip dengan Ali bin Abi Thalib” .Maka tertawalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, ini menunjukkan akrabnya hubungan antara Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. Bila muncul pemahaman dimasa sekarang yang mengatakan Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra ini mendahului khilafah Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw dan ada diantara mereka permusuhan maka ini adalah fitnah yang batil. Karena jiwa mereka murid-murid Rasulullah tidak mempunyai sifat kikir dan sifat keinginan berebutan kekuasaan.

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy didalam kitabnya Fathul Baari bisharah Shahih Bukhari menjelaskan makna daripada kejadian itu ada 2 makna. Yang pertama memang Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra menjelaskan wajah Sayyidina Hasan bin Ali ini mirip dengan wajahnya Rasulullah saw karena diperkuat oleh riwayat-riwayat shahih lainnya wajah Sayyidina Hasan ini mirip kepada wajah Rasul daripada wajah ayahnya. Yang kedua ucapan ini adalah untuk memuji Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. Orang yang membaca sekilas seakan-akan ini merendahkan Sayyidina Ali kw, “wajah mirip Rasul daripada ayahnya” tidak bilang begitu tapi justru itu makna pujian didalam bahasa arab bahwa putra Sayyidina Ali bin Abi Thalib wajahnya mirip Rasulullah Muhammad saw. Menunjukkan pujian kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang termuliakan dengan putra yang wajahnya mirip dengan Rasulullah saw kakeknya tentunya. Demikian hadirin-hadirat keakraban para sahabat ra sehingga diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw menuju Bathah saat beliau melakukan shalat jama’ qashar dhuhur dan ashar, selesai dari shalat itu. Ini riwayat hadirin-hadirat Shahih Bukhari mesti kita pahami bahwa Shahih Bukhari adalah kitab yang paling shahih dari semua kitab hadits. Jumhur seluruh ulama Ahlusunnah waljamaah tidak satupun terkecuali mengakui keabsahan Shahih Bukhari. Maka disaat itu kulihat Rasul saw selesai shalat ashar dan shalat dhuhur jama’ lantas kulihat para sahabat “Setelah selesai dari shalat itu kulihat para sahabat bukan lagi mencium tangan Rasul saw, Kita sering dengar orang mengingkari orang cium tangan zaman sekarang, mereka bukan lagi mencium tangan beliau saw, namun mengambil tangan beliau kedua-duanya dan mengusapkan diwajah mereka, Ini perbuatan para sahabat ra, seandainya masa sekarang ini ada yang berkata seperti ini niscaya dikatakan kultus dikatakan musyrik, padahal ini perbuatan para sahabat Rasul saw,

Diriwayatkan didalam buku yang paling Shahih yaitu Shahih Bukhari. Para sahabat mengambil tangan Rasul dan mereka mengusapkannya diwajah mereka, semulia-mulia tangan dan semulia-mulia wajah yang disentuh oleh telapak tangan Sang Nabi. Kenapa mereka berbuat demikian? Apakah mereka tidak mengenal tauhid? Apakah mereka keterlaluan dalam islam? Sungguh mereka yang lebih memahami tauhid karena mereka murid-murid Rasulullah saw. Seandainya ini mungkar maka Rasul akan mengatakan mungkar jangan kalian perbuat sekali lagi hal seperti ini. Dan Rasul berdiam memahami cinta dari para sahabat, cinta mereka untuk mengusapkan wajah mereka dengan tangan Nabi saw. Maka berkata perawi hadits ini “kuambil pula tangan Sang Nabi dan ketika ku genggam tangannya lebih dingin daripada salju dan lebih wangi daripada misk”.

Hadirin-hadirat kita lihat kenapa Allah swt membuat sempurna Sang Nabi demikian hal. Tidak ada manusia yang keringatnya dibikin wangi oleh Allah terkecuali Nabi Muhammad saw, kita bertanya kenapa wahai Allah Kau perbuat seperti ini? Sehingga para sahabat menyaksikan didalam riwayat mutawatir bahkan diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa tangan beliau lebih wangi dan kulit beliau lebih wangi dari bau minyak misk. Minyak misk adalah minyak wangi termahal didunia, menunjukkan hadirin-hadirat Allah sudah mewangikan tubuh Sang Nabi ketika beliau saw lahir.

Berdeda seperti tangan ulama dan habaib zaman sekarang harus diberi minyak wangi dulu baru wangi, (Anas bin Malik ra setiap pagi meminyaki tangannya dg minyak wangi, demi untuk orang orang yg menyalaminya, rujuk Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari), Kalau beliau saw sudah dijadikan Allah swt tubuhnya wangi dan keringatnya wangi dan tidak tembus dalam logika kita bagaimana keringat yang muncul dari sel-sel tubuh beliau membuat wangi hingga keluarnya keringat itu. Ini telah dikehendaki oleh kesempurnaan Allah Yang Maha sempurna dan tidak terjadi pada makhluk lainnya mulai Adam hingga manusia terakhir, tidak ada yang keringatnya wangi terkecuali Muhammad saw. Oleh sebab itu hadirin-hadirat tidak salah Allah ciptakan beliau sempurna seperti ini supaya dicintai. Kalau seandainya cinta kepada Rasul tidak perlu cinta pada tubuhnya, atau tidak perlu cinta kepada beliau, atau maksudnya cinta kepada Allah jangan kau memuliakan Nabi, Buktinya Allah buat hal yang berbeda pada diri Rasulullah, kalau tidak tidak perlu dibuat keringatnya wangi dan sengaja keringatnya wangi membuat orang suka menciumi beliau, Kalau Allah tahu perbuatan ini mungkar Allah tidak akan perbuat demikian, namun berubahlah keringat beliau wangi, wajah yang paling indah.

Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, malam ini sengaja memang pembahasan kita kepada idola kita Nabi Muhammad saw, Kenapa..?, Karena jarang majlis-majlis ta’lim yang mau mengenalkan sosok Nabi Muhammad saw, Disini ada guru kita Habib Alwi bin Utsman tadi menyampaikan bagaimana telapak tangan Nabi keluar dimasa Imam Ahmad Rifa’i, mungkin diantara kita bertanya apakah hal seperti ini benar?, Sungguh hal ini (ada pada) hukum didalam hadits-hadits shahih bahkan ayat Alquran, sebagaimana bahwa Allah swt berfirman (hadits Qudsiy) diriwayatkan didalam Shahih Bukhari : “ barang siapa yang memusuhi wali-wali Ku, Ku umumkan perang baginya. Tiada hamba-hambaKu mendekat kepadaku akan hal yang fardhu dan mereka tidak berhenti tapi terus mendekat kepadaKu dengan hal-hal yang sunnah sampai Aku mencintainya, diteruskan dalam hadits yang panjang salah satu dari ucapannya “bila hambaKu itu waliKu minta kepadaKu akan Ku beri”, maka tidak mustahil ketika Imam Ahmad Rifai meminta kepada Allah untuk bisa lebih bercium tangan dengan Nabi Muhammad saw hal seperti ini bukan mustahil, hal seperti ini tidak terjadi pada semua orang. Hal seperti ini terjadi pada yang memintanya dan yang memintanya adalah wali Allah, dan kemuliaanya bukan karena keramat atau lainnya karena sebab ketaqwaannya kepada Allah. Bahkan kita lihat bagaimana Allah menjelaskan didalam surat An Nahl didalam Alquran ketika ummat Nabi Sulaiman yang salah satu diantara mereka berkata “aku bisa membawakan singgasana Ratu Balqis sebelum kau mengedipkan matamu”(QS Annaml 40). Ini di Aquranulkarim, oleh sebab itu ketika muncul pengingkaran didalam jiwa kita pada hal-hal yang bersifat ghaib dan ajaib telah dijelaskan oleh Allah dalam ayat itu, Ini seorang hamba yang diberi ilmu dari kitabullah kata Allah. “berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu dari kitab Allah : Wahai Sulaiman aku bisa membawakan singgasana Ratu Balqis kehadapanmu sebelum kau mengedipkan matamu, dalam sekejap muncullah singgasana Ratu Balqis (dari dalam tanah) muncul dihadapan Nabi Sulaiman bin Daud as (QS Annaml 40). Alquranulkarim yang bicara, oleh sebab itu hal seperti ini tidak mustahil terjadi pada Imam Ahmad Rifai, dan sungguh Rasul saw bersabda “bershalawatlah kalian dimanapun kalian berada, sungguh shalawat kalian disampaikan kepadaku saw”. Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, majelis mulia kita di malam mulia ini tentunya dipenuhi pembahasan agar kita lebih mengenal idola kita Nabi kita Muhammad Rasulullah saw.

Hadirin-hadirat kita bermunajat kepada Allah swt agar kita terus dibimbing dalam kesempurnaan tauhid, dalam kecintaan kepada Allah dan Rasul sebagaimana Rabbi kau bimbing hamba-hambaMu yang shaleh dari para sahabat Rasul daripada Auliya daripada imam-imam kami…, Rabbi….Rabbi.. telah Kau bimbing mereka pada kesempurnaan tauhid maka bimbing pula jiwa kami pada sempurnanya tauhid, sempurnanya iman, sempurnanya mahabbah, Yaa Rahman Yaa Rahim bangkitkan muslimin-muslimat yang mencintai Nabi Muhammad saw.., yang mengidolakan Nabi Muhammad saw.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah kita berdoa kepada Allah agar Allah bangkitkan jiwa-jiwa para pecinta Rasulullah, orang-orang berani menahan pedih dan sakit demi karena cinta kepada idolanya, (kita lihat) Ada yang memasang anting atau besi dan cincin di lidahnya atau memasangnya dibibirnya, Ini semua mereka lakukan seraya menahan sakit dan pedihnya demi karena mengikuti idolanya, ini keadaan saudara kita muslimin-muslimat…,

Bagaimana dengan diriku dan diri kalian, bagaimana dengan idolaku dan idola kalian Nabi Muhammad saw.., Sedemikian banyak orang-orang yang malu memakai sunnah Sang Nabi dihadapan umum sedangkan orang-orang non muslim memegang injilnya dengan bangga dihadapan umum tapi ummat Nabi Muhammad malu terlihat siwaknya didepan umum, malu kalau dia mengikuti sunnah Sang Nabi, merasa hina kalau dia mengikuti sunnah Sang Nabi padahal itulah bentuk kemuliaan disisi Allah swt.

Yaa Rahman Yaa Rahim Yang Maha Melimpahkan Kemuliaan bangkitkan muslimin-muslimat agar bangga terhadap sunnah Nabi Mu, agar cinta kepada Nabi Mu Muhammad saw. Dan Rabbi masing-masing dari kami mempunyai kesalahan yang hingga malam ini terus menggigit dan merobek jiwa kami, kalau bukan pengampunan Mu Yaa Rahman, kalau bukan maaf Mu Yaa Rabbi, kalau bukan maaf Mu Yaa Allah…

Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Rahman Yaa Rahim telah Kau jadikan alam semesta beserta isinya lambang keindahan Mu, lambang kesempurnaan Mu dan kau jadikan Nabi Muhammad sebagai lambang keindahan Mu yang menuntun kami kepada khusyu, menuntun kami kepada iman, perantara yang menyampaikan kami kepada keindahan Dzat Mu, kepada kesempurnaan Mu, kepada cahaya keagungan Mu. Wahai Yang Maha bercahaya… Wahai Yang Maha Indah… Wahai Yang Maha Megah… Wahai yang menerbitkan kesempurnaan pada setiap benda dan makhluk Mu…

Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah…Yaa Rahman Yaa Rahim terbitkan nama Mu Yang Maha tunggal sempurna dalam jiwa kami, tuntun kami pada kehadirat Mu Yaa Rahman Yaa Rahim wassallallahuala sayyidinamuhammadin wa’alahiwashahbihi wassalam.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Bimbingan Rasulullah SAW Untuk Berbakti Kepada ALLAH SWT

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

ImageLimpahan Puji kehadirat Allah swt Yang Maha Luhur, Yang Maha Menguasai setiap ruh dan jiwa, (*mengetahui) berapa lama mereka akan hidup di atas permukaan bumi, berapa jumlah sel yang merangkai tubuhnya, berapa jumlah nafasnya dan berapa jumlah hari-hari yang dilewatinya, sejak ia lahir dari rahim ibundanya sehingga ia wafat. Dan (*Dia) Allah Maha Menguasai langit dan bumi, Maha Mengetahui setiap kehidupan, Maha Mengatur segala kehidupan, Maha Menguasai segala kehidupan, Maha lembut dan mengenalkan kelembutan Nya kepada keturunan Adam as.

Maha Suci Allah yang memuliakan ruh dan jiwa untuk mencapai keabadian dengan jalan keridhaan, dengan kesucian jiwa yang menyejukkan hari-hari dan malam (*malam) nya, sehingga jadilah usia dan hari-harinya seindah-indah usia, jadilah harinya semulia-mulia hari, ketika mereka melewatinya dalam cahaya keridhaan Illahi, ketika mereka melewatinya dengan mengagungkan Allah. Tidak ada hari yang lebih agung dari terbit dan terbenamnya matahari dalam usia kita terkecuali disaat hari-hari kita mengagungkan Allah. Tiada pula lintasan pemikiran yang lebih mulia selain lintasan pemikiran yang memuliakan Allah, yang merindukan Allah, yang meminta keridhaan Allah, yang menyesal atas dosa-dosanya kepada Allah, inilah hamba yang paling mulia hidup di atas permukaan bumi yang milikNya, inilah nafas-nafas termulia yang kita lewati dalam kehidupan.

Dan demikianlah hamba-hamba Allah melewati hari-hari yang sementara sampai datang waktunya mereka tidak lagi melihat terbitnya matahari, tidak pula melihat siang dan malam, tidak pula melihat wajah, tidak pula melihat warna, bentuk dan sifat, mereka telah berpindah ke alam barzakh. Akan tetapi penguasa di alam barzakh adalah tetap Allah. Beruntunglah mereka yang dimuka bumi selalu ingin bersama Allah maka barzakh nya bersama Allah, dan ia akan terus dalam kebersamaan di dalam keridhaan Ilahi, Dalam cahaya keindahan Allah hari-harinya berlalu, dosa-dosanya tergulung dalam pengampunan Allah,

Adakah yang lebih indah dari hamba yang seperti ini..?, dosa-dosanya ditelan oleh gelombang pengampunan Illahi karena ia membangkitkan gelombang pengampunan Allah dengan istighfar, dengan penyesalan atas dosa-dosanya, dengan jiwa yang menyesal dan merasa bersalah kepada Allah. Yang Maha berhutang seluruh hamba kepadaNya, sehingga dinamakan Malikuddayyaan (yaitu) Raja yang berhutang kepada Nya seluruh hambaNya, berhutang penglihatan, pendengaran, panca indera dan seluruh nafas yang diberikan olehNya, hutang yang tiada pernah terbayar .

Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, dan semulia-mulia orang yang berhutang adalah kepada Allah Yang Maha Memaafkan. Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, cahaya kemuliaan hidayah yang tebit dengan kebangkitan Sayyidina Muhammad saw, Tidak terbenam dengan wafatnya Sang Nabi saw, tapi cahaya itu terus terbit dan akan abadi menuntun kemuliaan kepada keridhaan Allah, diteruskan dari zaman ke zaman oleh mereka yang membawa wasiat dan amanat dari Sang Nabi saw karena mereka mendengar perintah dan instruksi dari Sayyidina Muhammad saw “Ballighuu..’anniiy walaw aayah..”, “sampaikan dariku walaupun satu ayat”. Sehingga semua mereka menyampaikan dari apa yang mereka dengar tentang agama ini, mereka telah berpadu dengan sambungan perintah Nabi Muhammad saw. “Ballighuu..’anniiy”.

sampaikanlah dariku, maksudnya apa?, Wakililah aku untuk menyampaikan (*ajaranku) walaupun satu ayat. Demikian dahsyatnya Sang Nabi meminta kepada ummatnya untuk membantu beliau dalam menyampaikan risalah. “Ballighuu ‘anniiy………”, sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.

Demikian hadirin-hadirat hal yang diharapkan oleh Sang Nabi, hal yang diminta oleh Sang Nabi dan inilah bentuk dari bakti ummat kepada Sang Nabi dan semulia-mulia bakti makhluk kepada makhluk lainnya adalah bakti seorang hamba kepada Nabinya, dan seagung-agung bakti kepada Allah adalah mereka-mereka yang turut menegakkan kemuliaan Allah. “Ballighuu ‘anniiy………” sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, mereka yang mendengar ini maka mereka telah diwakilkan oleh Sang Nabi untuk menyampaikan risalah, menyampaikan hadits, menyampaikan ayat, menyampaikan apa dari bimbingan-bimbingan Sang Nabi.

Hadirin-hadirat demikian hebatnya seluruh ummat Nabi Muhammad saw yang telah mendapatkan mandat langsung perwakilan dari Rasulullah saw untuk menyampaikan apa yang dia dengar. Jangan sampai kita tertipu sehingga kita berfikir aku belum pantas menyampaikan dan menasehati orang lain. La’ Wallah, (*Demi Allah tidak!), nasehat bukan harus di atas mimbar, walaupun hanya dengan sms, walaupun hanya dengan senyum, walaupun hanya dengan perbuatan mulia, itulah nasehat dan itulah tanda engkau telah mengambil perwakilan dari Sang Nabi. Demikian semakin banyak ia menyampaikan apa-apa yang ia ketahui maka semakin eratlah hubungan nya dengan Imamnya saw.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, demikian dahsyatnya Allah mengikat ummat ini kepada Nabinya, walaupun Nabi kita saw telah wafat akan tetapi berkesinambungan rahasia kemuliaannya diteruskan oleh seluruh ummatnya dari zaman ke zaman sehingga seluruh ummat Sang Nabi turut mengambil tanggung jawab sebagai pendukung Muhammad Rasulullah saw. Akan tetapi hadirin-hadirat walaupun Rasul saw telah wafat tetapi kewibawaan dan kemuliaan ruh beliau saw tidak sirna dan (*tidak) dihapus bahkan oleh para Sahabat ra.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari ketika dua orang yang berteriak-teriak di Masjid Nabawi, di masjid Rasul saw di Madinatul Munawwarah jauh setelah Rasul saw wafat di masa Khalifah Umar bin Khattab ra maka berkata : “kalian berdua darimana?” , dua orang ini berkata “dari Thaif…”, tempat jauh dari Madinah, maka berkata Sayyidina Umar ra “kalau kalian orang sini akan kuberi hukuman kepada kalian karena berani mengangkat suara di Masjid Rasulullah saw”. Demikian hadirin-hadirat padahal larangan ini hanya muncul disaat Sang Nabi masih hidup, sebagaimana firman Allah “Yaa ayyuhalladzina amanu…”. “Wahai orang-orang yang beriman jangan kau angkat (*atau) keraskan suara kalian dihadapan Sang Nabi sebagaimana kalian saling mengeraskan suara satu sama lain, (*karena bila kalian mengangkat suara dihadapan Sang Nabi) maka akan jatuhlah amal pahala kalian tanpa kalian sadari” (QS Alhujurat). Ini adalah dihadapan Sang Nabi, maka pd riwayat Shahih Bukhari Sayyidina Umar masih melarang orang yang mengangkat suara di Masjidil Rasul sehingga beliau berkata “tarfa’an ashwaatakuma…….” Kalian mengeraskan suara di Masjid Rasulullah padahal masjid itu tinggal batunya. Kalau sebagian orang mengatakan Nabi telah wafat sudah tidak lagi mendengar dan melihat, akan tetapi para sahabat masih menjaga adab di Masjidil Nabawi seakan-akan Rasulullah saw selalu bersama mereka di Masjidil Nabawi.

Demikian adab para sahabat kepada Rasulullah saw tidak sirna dengan wafatnya Sang Nabi bahkan setelah Rasul saw wafat pun mereka tetap menjaga adab dan akhlak kepada Nabi mereka. Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah.

Rasul saw telah menjelaskan pula kepada kita, penjelasan ini juga sebagai ulasan bagi kita, peringatan bagi kita untuk berhati-hati.Seraya bersabda diriwayatkan pd Shahih Bukhari “Latattabi’uuna…..” kelak ummatku ini akan mengikuti orang-orang dari adat istiadat kaum lain dari yg sebelum mereka, sejengkal demi sejengkal lalu sehasta demi sehasta mereka mengikuti adat istiadat dari orang sebelum mereka sampai jika seandainya mereka (orang sblm mereka) masuk kedalam lobang biawak pun akan diikuti adat istiadatnya. Maka berkata para sahabat “al yahud wannashara?” Apakah yang dimaksud dengan orang Yahudi dan Nasrani ya Rasulullah?” Rasul berkata “lalu siapa kalau bukan mereka?”.

Maksudnya apa hadirin-hadirat?, Hal-hal yang muncul dari adat istiadat dari orang-orang yang muncul sebelum Sang Nabi, selayaknya kita meninggalkannya semampunya, akan tetapi hal-hal yang bermanfaat jangan sampai kita tertipu lantas langsung saja menghilangkan semua apa-apa yang bermanfaat, La’ Wallah. Karena juga diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Rasul saw ketika mendengar orang-orang Yahudi berpuasa tanggal 10 Muharram maka Rasul saw memerintahkan orang muslimin untuk ikut berpuasa. Bukankah ini mengikuti adat istiadat orang Yahudi?, akan tetapi membawa manfaat sehingga Rasul saw berkata ” Kami lebih berhak memuliakan Nabi Musa as dari kalian. Karena orang Yahudi puasa tanggal 10 Muharram karena hari itu hari selamatnya Nabi Musa as dari kejaran Fir’aun. Nabi saw mengikuti dan memerintahkan para sahabat untuk mengikutinya, menunjukkan hal-hal yang baik dan bermanfaat justru diperintah oleh Rasulullah saw untuk mengikutinya.

Demikian hadirin-hadirat jangan sampai kita terjebak dengan pemahaman hal seperti ini menjadi besar dan menjadi kacau balau di dalam pemahaman muslimin. Semua yang datang dari Yahudi dan Nasrani tidak boleh diikuti, namun yang bermanfaat boleh diikuti. Lampu inipun daripada adat istiadat Yahudi dan Nasrani, selama membawa manfaat boleh diikuti tapi selama hal yang mungkar dan bertentangan dengan syariatul mutaharah selayaknya dihiindari.

Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah. Rasul saw telah membimbing kita kepada sedemikian sempurnanya bimbingan sehingga bimbingan beliau berkesinambungan hingga akhir zaman. Sebagaimana dijelaskan dan ditemukan oleh para ilmuwan kita, susah-susahnya para ilmuwan dan ilmu kedokteran untuk mencari obat untuk melancarkan aliran darah dari penyakit pengentalan darah, dari penyakit stroke dan lain sebagainya berpuluh ratus juta dikeluarkan untuk mengobatinya, ternyata mereka menemukan obatnya adalah melakukan rukuk dan sujud. Mereka yang melakukan rukuk sehingga sejajarlah otaknya dengan dada jantungnya dan aliran darah yang demikian memperkuat dan memperlancar aliran darah. Demikian pula posisi sujud ketika jantung berada diatas kepalanya sehingga lebih tinggi daripada kepalanya disaat itulah kelancaran aliran darah lebih terpacu dan tujuh anggota tubuh sujud yang bersentuhan dengan bumi berpadu dengan gravitasi bumi dan memperlancar darah. Demikian dahsyatnya syariatul Musthafa Muhammad saw menjawab segala macam penyakit, tersimpan didalam shalat.

Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, demikian dahsyatnya sunnah Nabawiyah dan tuntunan Sang Nabi dan tidaklah kita mampu menguak semua hikmah Illahiyah dalam syariatul mutaharah tapi sebagian yang terbuka ini membuat hal-hal yang mengagetkan kita ternyata gerakan shalat bukan hanya sekedar gerakan ubudiyah tapi itulah gerakan yang paling efektif bagi seluruh keturunan Adam as. Semakin banyak ia melakukan shalat fardhu ditambah sunnahnya semakin sehat wal’afiat hidupnya. Demikian dahsyatnya Allah Yang Maha memahami segala kejadian, Yang Maha menciptakan manusia dari ketiadaan dan Dialah Yang Maha mengetahui atas apa yang dibutuhkan oleh manusia.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, beruntunglah orang-orang yang memahami hakekat kehidupannya adalah menuju Allah, dalam keridhaan atau dalam kemurkaan, dalam dosa atau dalam pahala tetap akhirnya adalah kepada Allah. Kayakah, miskinkah, susahkah, mudahkah, besarkah atau kecil, wanita atau pria puncak akhirnya adalah berhadapan dengan Rabbul a’lamin “yaumayaquumunnaas……” hari dimana manusia berdiri dihadapan Rabbul a’lamin (QS Al Infithar).

Saat itu pasti datang kepada setiap hamba yang hidup diatas permukaan bumi, sehingga mereka yang terlambat mendapatkan hidayah seraya berkata “yaa laitani kuntu…..” alangkah indahnya kalau seandainya aku ini menjadi tanah (QS Annaba’) bukan lagi menjadi manusia yang harus bertanggung jawab dan menghadap Rabbul a’lamain. Tapi beruntunglah mereka yang merindukan Allah, puncak jika mereka berhadapan dengan Allah adalah puncak kelezatan dari segala yang lezat, bertemunya yang dirindukan kepada yang merindukan.

Beruntunglah jiwa yang merindukan Allah. Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah Rasul saw diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari menyampaikan kepada kita salah satu hikayat bahwa ada seorang bayi yang ketika sedang disusui ibunya tiba-tiba lewatlah seseorang yang ahli maksiat dan pendosa, ibu itu berkata “wahai Allah jadikan lah anakku sepertinya”, bayi itu menjawab “wahai Allah jangan kau jadikan aku sepertinya”, dan lewatlah seorang fuqara lantas ibu itu berkata “wahai Allah jangan jadikan anakku sepertinya” lantas anak itu menjawab “wahai Allah jadikan aku sepertinya”. Maka Imam Bukhari alaihirahmatullah dalam Shahihnya menambahkan makna dari hadits ini bahwa yang didoakan oleh sang ibu pertama kali adalah orang yang wafat didalam kekufuran, dan yang bayi itu meminta jadikan aku sepertinya adalah orang yang ketika mendapat cobaan selalu mengucap Hasbiyallah, yang selalu berucap ketika mendapat cobaan mengucapkan “Hasbiyallah” cukuplah bagiku Allah.

Demikian diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, hikayat ini singkat tapi Rasul saw menyampaikannya bukan sekedar cerita dongeng belaka tapi menuntun jiwa untuk memahami makna kehidupan dan makn keberuntungan yang hakiki dan makna kehinaan yang hakiki. Demikian hadirin-hadirat, Alhafidz Al Imam Ibn Hajar Asqalaniy didalam kitabnya Fathul Baari bisharah Shahih Bukhari memperjelas daripada hadits ini bahwa juga terdapat sebagaimana teriwayatkan bahwa pembantu yg menyisiri rambutnya putra-putri Fir’aun adalah seorang mukmin, Ketika jatuh sisirnya ia mengucapkan nama Allah. Maka ia pun diketahui mengikuti agamanya Musa as, ibu ini bersama bayinya di angkat keatas sebuah tempat yang tinggi dihadapkan ke sebuah bejana besar berisi minyak yang bergolak, Ibu ini ketakutan ragu karena tidak berani melompat melihat anaknya yang dalam pelukan, maka Allah berikan kekuatan dan kemampuan kepada anaknya untuk berucap “ishbiriiy yaa ummah….” Sabarlah wahai ibunda, kita dalam kebenaran, maka ibu itupun ketika disuruh memilih antara Allah tapi harus lompat di dalam minyak yang mendidih bersama bayinya atau hidup menyembah Fir’aun, ia melompatkan dirinya kedalam minyak tersebut, ia ragu terhadap anaknya dan pada anaknya Allah berikan kekuatan untuk memberi ketabahan kepada sang ibu.

Hadirin-hadirat hikmah dari hikayat ini dari demikian besarnya bakti mereka kepada Allah, mereka tidak ingin jauh dari Allah, padahal kalau ibu itu barangkali ia berfikir baiknya aku menipu Fir’aun, biarkan saja seakan-akan menyembah Fir’aun berapa detik lagi aku kembali terus dalam hakekat aqidahku menyembah Allah. Ibu ini tidak ingin demikian karena ingin dekat dengan Allah, tidak ingin jauh dari Allah. Demikian dahsyatnya ia membela Allah, membela Tauhid, membela iman sehingga ia harus membayar kedekatannya kepada Allah dengan melompatkan diri ke minyak yang mendidih. Ia melakukannya demi keinginannya untuk dekat ke hadirat Allah Jalla Wa’ala.

Demikian hadirin-hadirat bahkan diriwayatkan Sayyidatuna Asiah ra istri Fir’aun yang ketika ia diketahui menyembah agama Musa as ia ditangkap dan dicambuk, maka berkatalah istri Fir’aun Sayyidatuna Asiah ra semakin kau tambah cambukanmu semakin membuatku rindu kepada Allah. Demikian dahsyatnya kerinduannya kepada Rabbul a’lamin, dimana jiwaku dan jiwa kalian dari kerinduan kehadirat Allah Jalla wa’ala?, Hadirin-hadirat kita adalah kaum dhuafa yang terus mengemis kehadirat Allah agar terus diberi kekuatan, agar diberi kemampuan oleh Allah untuk mencapai derajat jiwa tertinggi yaitu merindukan Allah swt. Inilah derajat tertinggi setiap jiwa yang hidup diatas permukaan bumi, mereka adalah orang-orang yang merindukan Allah. Kita tidak mampu barangkali siang dan malam, maka barangkali satu-dua menit, barangkali satu-dua kejap terpanggil jiwa kita dalam sujud untuk kerinduaan Rabbul a’lamin. Dan juga kemuliaan itu akan bangkit ketika kita peduli kepada sesama, jangan biarkan orang sesama kita dalam kegelapan dan kesesatan, ajak mereka dengan kelembutan dan kasih sayang.

Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, saya juga tidak berpanjang lebar karena baru saja kembali dari Kuala Lumpur tadi jam 16.00 sore, dan perlu saya laporkan juga pada hadirin selama tujuh hari saya disana terus mengunjungi majelis ke majelis bangkitnya para pemuda untuk mencintai Nabi Muhammad saw. Berpadu mulai dari para ulama, para Habaib untuk membangkitkan ummat agar mengalihkan idola-idola muslimin daripada hal-hal yang hina disisi Allah kepada Nabi Muhammad saw. Akan tetapi muncul sedikit kendala di wilayah Perlis, karena wilayah ini memang terkenal tidak menyukai Sang Nabi dimuliakan, dan ditempat itu penghambatan yang sedemikian dahsyatnya. Ketika kami telah sampai diwilayah Kedah lantas semakin mendekat ke wilayah Perlis dari majelis ke majelis sampailah di wilayah Perlis mereka telah menghalangi kita untuk menyampaikan Mauidzah, sehingga muncul ancaman kalau sampai saya naik ke atas mimbar untuk menyampaikan ceramah akan ditangkap. Oleh sebab itu majelis di batalkan padahal majelis dihadiri hampir seribu orang, dan untuk wilayah Perlis seribu orang adalah hal yang sangat dahsyat sekali. Akan tetapi alhamdulillah habis hal seperti ini bukan malah memadamkan semangat dari masyarakat Perlis aswaja, mereka telah menjanjikan dua bulan yang akan datang akan mengadakan Tabligh Akbar yang lebih besar lagi dan akan mengurus segala sesuatunya agar lebih teratur sehingga tidak terjadi pelarangan atau ancaman untuk ceramah padahal yang saya sampaikan hanyalah tentang Mahabbatullah wa Rasul, tentunya dari saudara-saudara kita yang tidak menyukai maulid, tidak menyukai tabarrauk dan tahlil akan tetapi mereka juga saudara kita bukan untuk dimusuhi dan diperangi, tetapi untuk disadrkan kepada kemuliaan. Kita bermunajat kepada Allah swt agar Allah swt melimpahkan kebangkitan dan kemuliaan kepada muslimin-muslimat . Yaa Rahman Yaa Rahim bangkitkan semangat muslimin muslimat untuk mencapai kemuliaan akhlak Sang Nabi, untuk mendalami sosok Sang Nabi, untuk mempelajari profil Sang Nabi, sehingga mereka mencapai kesempurnaan hidup, sehingga mereka mencapai kebahagiaan dunia wal akhirat .

Yaa Rahman Yaa Rahim telah kau terbitkan matahari kebangkitkan muslimin-muslimat diwilayah kami terbitkan pula diseluruh wilayah lainnya, di Malaysia, di Singapura dan di seluruh Barat dan Timur. Rabbi terbitkan kebangkitan muslimin-muslimat untuk meninggalkan kekerasan dan kembali kepada kelembutan, kepada akhlak Rasulullah, kepada keberkahan, kepada semangat Muhajirin dan Anshar.

Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Rahman Yaa Rahim inilah nama yang paling agung yang kau ajarkan kepada kami, inilah nama Mu Rabbi… Rabbi.. maka tiadalah kami satu kali memanggil nama Mu terkecuali kau pastikan hujan hidayah kepada beribu orang-orang yang berbuat maksiat, kau pastikan hujan hidayah memanggil jiwa-jiwa para pezina, para pemabuk, para narkotika. Rabbi…Rabbi… undang mereka dalam hidayah, kami bermunajat Rabbi mewakili Sang Nabi yang beliau saw selalu mendoakan mereka. Rabbi kami bermunajat untuk hujan hidayah bagi saudara-saudari kami yang masih dalam kegelapan dosa, yang masih dalam kehinaan, dan juga kami mengadukan jiwa kami Rabbi… kerusakan jiwa yang selalu ingin lari dari apa yang Kau ridhai, kerusakan jiwa yang selalu menghindar dari apa yang Kau cintai. Rabbi kepada siapa kami mengadukan hal ini kalau bukan kepada nama Mu… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah nikmatilah ucapan memanggil nama Rabbul alamin, nikmatilah lafadz agung ini karena inilah seindah-indah yang kita ucapkan, inilah semulia-mulia yang kita ingat, inilah yang seagung-agung yang kita sebutkan, panggillah nama Nya dan benamkan seluruh hajatmu, dan semua kesulitan dan rintanganmu, tenggelamkan dalm samudera nama Nya…

Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Rahman Yaa Rahim terangi jiwa kami dengan nama Mu Yang Maha Luhur, terangi jiwa kami dengan seindah khusyu, terangi jiwa kami dengan kemuliaan nama Mu Rabbi, terangi hari-hari kami dengan kemudahan dan keberkahan, terangi kami dengan pengabulan setiap hajat dan tersingkirnya segala cobaan. Wahai yang seagung-agung disebut lidah, Wahai yang sesuci-suci bimbingan oleh jiwa, Wahai yang dengan mengingatnya sucilah jiwa pada puncak-puncak keluhuran Yaa Rahman Yaa Rahim… Washallallahu ala Sayyidina Muhammadin wa’ala alihi washahbihi wasallim… Walhamdulillahirabbil a’lamin.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Jawaban Terhadap Penghinaan Pada Ulama Hadramaut Yaman

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

Telah sampai sebuah artikel dari seseorang ke tangan Habib Munzir, artikel ini berisi tentang penghinaan pada ulama Hadramaut Yaman. Berikut komentar Habib Munzir atas artikel tersebut:
“Setelah saya terima artikel ini, saya berfikir ini adalah sampah tak berguna, namun karena tuntutan para saudara saudara yg penasaran akan isi dari artikel ini maka saya kemudian menyisakan waktu untuk menjawab isi artikel ini, dan semoga bermanfaat, Saya lampirkan artikel fitnah ini dan kemudian saya lampirkan jawaban saya di akhir.”

Berikut artikel penghinaan terhadap ulama yaman:
Silahkan klik disini.

Berikut tanggapan Habib Munzir atas artikel tersebut:
Setelah saya baca ternyata setumpuk artikel ini hanya bermasalah dalam 3 hal kebodohan besar :
1. kejahilan dalam pengingkaran terhadap keramat para wali dan shalihin
2. kejahilan dalam pengingkaran terhadap mukasyafah (para wali dan Nabi mengetahui hal yg gaib)
3. kejahilan dalam pengingkaran ucapan ucapan para shalihin dan ulama yg mengandung makna luas, namun dipersempit dan diselewengkan dengan kebodohan dan kesengajaan untuk memfitnah para wali Allah swt.
4. Kejahatan kaum wahabi untuk menjatuhkan citra para habaib, padahal para penulis ini bukanlah ulama yg diakui, mereka hanya orang biasa, dan sungguh tak ada jaminan Ma;shum pada selain para Nabi, berkata Imam Ibn Hajar dalam kitabnya Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari bahwa Nabi wajib ma’shum, namun selain Nabi bisa saja termuliakan dg ma;shum, namun tak ada jaminan ma’shum padas selain para nabi.

Ikutilah riwayat riwayat shahih dibawah ini dengan seksama :
FIRMAN ALLAH SWT MENJELASKAN KERAMAT PARA WALI
Firman Allah swt menceritakan kejadian Sulaiman as : “Maka berkatalah Sulaiman (as) : siapakah diantara kalian yg dapat membawakan Singgasananya (Singgasana Ratu Balqis) kehadapanku sebelum mereka datang menyerahkan diri?, maka berkatalah seorang Ifrit dari golongan Jin : Aku akan membawakannya padamu sebelum kau berdiri dari kursimu!, sungguh aku memiliki kekuatan dan dapat dipercaya!, Maka berkatalah seseorang yg memiliki ilmu dari kitabullah : Aku akan membawakannya padamu (singgasana Ratu Balqis) sebelum engkau mengedipkan matamu, maka ketika Sulaiman (as) melihat singgasana itu dalam sekejap sudah tegak dihadapannya…” (QS Annaml 39-41)

Disini jika kita ringkaskan saja, maka tidak mustahil seorang wali Allah berkata aku mampu berbuat ini dan itu, aku mampu menghidupkan yg mati, aku mampu memindahkan singgasana itu sebelum kau kedipkan matamu!, atau ucapan ucapan yg didasari kekuatan ilahiah, dan yg mengingkari hal ini maka Allah swt telah menyiapkan jawabannya sebelum mereka bertanya dan mengingkari, sbgmn firman Allah swt diatas, membuktikan bahwa ucapan itu bukan ucapan sombong, tapi justru merupakan tanda kebesaran Allah swt.

Firman Allah swt diatas ini jelas bukan tercantum pada Taurat, Zabur, Injil atau shuhuf para nabi terdahulu, padahal kejadiannya adalah pada ummat terdahulu, namun tercantum pada Alqur’an, agar Ummat Muhammad saw memahami bahwa jika muncul hal hal seperti ini pada masa mereka maka hal itu bukan hal yg aneh, namun hal biasa yg sudah terjadi pada ummat ummat terdahulu, justru yg mengingkari hal seperti ini kufur hukumnya karena ia mengingkari Alqur’an,

Firman Allah swt menceritakan kejadian Musa dan Khidir as dalam surat Al Kahfi:
Maka ia (Musa as) menemukan hamba dari hamba hamba hamba Kami yg kami beri padanya Rahmat dari sisi kami dan kami mengajarinya dengan ilmu dari sisi kami (Ladunniy) (65), maka berkata padanya Musa : Bolehkah aku mengikutimu agar kau ajarkan dari kemuliaan kemuliaan yg diajarkan padamu? (66), ia (Khidir as) menjawab : engkau tak akan mampu bersabar bersamaku (67), dan bagaimana pula kau bisa bersabar pada apa apa yg kau belum dikabarkan? (68), (Musa menjawab) engkau akan menyaksikan Insya Allah aku merupakan orang yg bersabar dan aku tak akan mengingkari urusanmu (69), berkatalah ia (khidir as) : Jika kau mengikutiku janganlah kau bertanya apapun sampai aku sendiri yg mengabarkannya padamu (70), maka mereka pun berlalu, hingga menumpang disebuah kapal dan ia (khidir as) menenggelamkannya, berkatalah (musa as) apakah kau merusak dan menenggelamkannya untuk mencelakakan pemiliknya, sungguh kau telah berbuat kejahatan! (71), maka berkatalah ia (Khidir as) bukankah telah kukatakan bahwa engkau sungguh tak akan bersabar bersamaku? (72), maka ia (Musa as) berkata : Jangan kau perdulikan kelupaanku, dan jangan menyulitkanmu persahabatanku dg mu (maafkan apa yg kuperbuat) (73), maka mereka berlalu hingga menjumpai seorang anak, lalu ia (Khidir as) membunuhnya, maka Musa berkata: Apakah kau membunuh manusia suci tanpa sebab yg benar..??, sungguh kau telah berbuat kejahatan!! (74), maka berkatalah ia (Khidir as) bukankah telah kukatakan bahwa engkau sungguh tak akan bersabar bersamaku? (75), (Musa as berkata) Jika aku bertanya lagi tentang sesuatu maka jangan kau jalan bersamaku, karena aku telah berulang ulang berbuat kesalahan (76), maka mereka berlalu hingga mereka mengunjungi sebuah perkampungan, dan mereka minta makan dan penduduk tak mau menjamu mereka, maka keduanya menemui sebuah tembok yg hampir roboh, maka ia (Khidir as) menegakkannya, maka ia berkata (Musa as) jika kau mau bisa saja kau membayar tukang untuk melakukannya (77), berkatalah ia (khidir as) Inilah perpisahanku denganmu, akan kukabarkan padamu makna makna yg kau tak dapat bersabar atasnya (78), mengenai kapal itu, adalah milik orang miskin yg bekerja dilautan dan aku sengaja merusaknya, karena dihadapan mereka ada penguasa yg akan merampas semua kapal kapal, (aku menenggelamkannya agar kapal mereka selamat dan dapat diperbaiki dan barang barang dan hartanya selamat) (79), mengenai anak yg kubunuh maka kedua ayah ibunya adalah orang mukmin, dan kami tak ingin ia hidup menjadi penjahat dan kufur (Sebagaimana riwayat Shahih Muslim bahwa anak itu akan tumbuh menjadi kafir dan kami menyayangi kedua orang tuanya dan tak mau mengecewakan keduanya) (80), maka Allah ingin menggantikan untuk ayah ibunya yg lebih baik bagi mereka dan suci (81), mengenai Tembok maka milik dua anak yatim di kota dan dibawahnya terdapat harta karun milik kedua ayah ibunya dan keduanya orang yg shalih, dan Allah menginginkan agar mereka dewasa dan mengeluarkan harta itu untuk mereka kelak, inilah rahmat dan kasih sayang pada mereka dari Tuhanmu, dan aku tidak memperbuat itu dari keinginan pribadiku, itulah makna dari apa apa yg kau tak bisa bersabar darinya (82). (QS Al Kahfi 65-82).

Jelaslah sudah bahwa Allah swt menguasakan kepada hamba hamba Nya beberapa hal yg tidak masuk akal dan bertentangan dg syariah, hal ini dimunculkan oleh Allah swt bahwa itu bukan berupa kegilaan, tapi justru kehendak Allah swt dan mengandung hikmah yg mendalam, dimana Allah swt mengajari Musa as bahwa tak bisa logika menjadi acuan atas segala hal, banyka hal gaib yg kelihatannya adalah kemungkaran namun justru merupakan Samudra kelembutan Allah swt.

Firman Allah swt dalam hadits Qudsiy : “Barangsiapa memusuhi wali Ku maka Ku umumkan perang padanya, tiadalah hamba hamba Ku mendekat pada Ku dengan hal hal yg telah kuwajibkan, dan hamba hamba Ku tak henti hentinya pula mendekat pada Ku dengan hal hal yg sunnah hingga Aku mencintainya, Jika Aku mencintainya maka aku menjadi telinganya yg ia gunakan untuk mendengar, aku menjadi pandangannya yg ia gunakan untuk melihat, aku menjadi tangannya yg ia gunakan untuk melawan, aku menjadi kakinya yg ia gunakan untuk melangkah, Jika ia meminta pada Ku niscaya kuberi apa yg ia minta, dan jika ia mohon perlindungan pada Ku niscaya kuberi padanya perlindungan” (Shahih Bukhari Bab Arriqaaq/Tawadhu)

Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy dalam kitabnya Fathul Baari Bisyarh Shahih Bukhari menjelaskan makna hadits ini dalam 6 penafsiran, secara ringkasnya saja bahwa panca indera mereka telah suci dari hal hal dosa karena mereka menyucikannya, dan mereka tidak mau berucap terkecuali kalimat kalimat dzikir atau ucapan mulia, tak mau mendengar terkecuali yg mulia pula, demikian seluruh panca inderanya, dan Allah swt membimbing panca indera mereka untuk selalu mulia. (Fathul Baari Bisyarh Shahih Bukhari Bab Arriqaaq/Tawadhu)

Maka yg terpenting dalam hadits mulia ini adalah perkataan : “Jika ia meminta pada Ku niscaya kuberi permintaan Nya”, ucapan ini jelas jelas menjawab seluruh sangkalan mereka, Bahwa bisa saja mereka berdoa pada Allah swt untuk menghidupkan yg mati, pindah ke tempat lain, mendengar atau melihat perasaan orang lain dlsb, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Tajuddin Assubkiy bahwa diantara bentuk karamat adalah sepuluh macam, dan sungguh lebih banyak dari itu, yg pertama adalah Menghidupkan yg mati, kedua adalah berbicara dg yg mati, yg ketiga adalah terbelahnya lautan dan keringnya lautan, keempat adalah berubahnya bentuk, kelima adalah berjalan diatas air, keenam adalah ucapan hewan dan benda, ketujuh adalah taatnya hewan, kedelapan adalah digulungnya waktu, kesembilan terdiamnya lidah atau terucapkannya, kesepuluh adalah terkeluarkannya harta karun, demikian dijelaskan dg panjang lebar oleh Imam Tajuddin Assubkiy Dalam kitabnya Thabaqatussyafi’i Al Kubra Juz II hal 338 cetakan Darul Ihya)

Dan tentunya kejadian Tsunami di Aceh telah pula memperjelas ini, bahwa Air Dahsyat setinggi 30 meter dengan kecepatan 300km/jam dan kekuatan ratusan juta ton, terbelah di makam makam shalihin dan masjid, menunjukkan kemuliaan dan keramat para Wali Allah yg dimuliakan Allah swt walau mereka telah wafat, mereka tetap Benteng Allah swt dimuka Bumi sebagaimana firman Nya : “Sungguh Bumi diwariskan Allah pada hamba hamba Nya yg shalih” (QS Al Anbiya 105).

Rasul saw bersabda : akan datang kelak…., atau akan muncul kelak setelah aku wafat…., atau kelak di hari kiamat…., hadits hadits shahih semacam ini ratusan banyaknya, merupakan tanda tanda hari kiamat, keadaan kelak di alam barzakh, keadaan di hari kiamat, kesemuanya dikabarkan oleh Rasul saw dengan gamblangnya menunjukkan bahwa beliau saw mengetahui apa yg akan terjadi, bahkan mengetahui seseorang itu akan mati dalam kebaikan atau dalam kekufuran, sebagaimana riwayat shahih Muslim yg menjelaskan bahwa seorang pejuang yg berjuang dengan giatnya namun Rasul saw berkata : “Dia ahli neraka!”, para sahabat menyangkalnya karena orang itu berjihad dengan semangat dan kesungguhan, namun terbuktilah pada akhirnya ia membunuh diri dengan memotong urat nadinya.

KERAMAT PARA SAHABAT
Ketika Khalifah Umar bin Khattab ra sedang berkhutbah jumat, tiba tiba ditengah khutbahnya ia berseru dengan kerasnya : Wahai Sariah bin Hashiin.., keatas gunung.. keatas gunung..!, maka kagetlah para sahabat lainnya, kenapa Khalifah berkata demikian?, apa maksudnya?, sebulan kemudian kembalilah Sariah bin Hashiin dari peperangan bersama pasukan sahabat lainnya, mereka bercerita saat mereka terdesak dalam peperangan mereka mendengar suara Umar bin Khattab ra yg tak terlihat wujudnya, teriakan itu adalah : Wahai Sariah bin Hashiin.., keatas gunung.. keatas gunung..!, maka kami naik keatas gunung dan berkat itu kami memenangkan peperangan (Durrul muntatsirah fil ahaditsil Masyhurah oleh Al Hafidh Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthi Juz 1 hal 22, Al Ishabah Juz 3 hal 6, Tarikh Attabari Juz 2 hal 553).

KERAMAT PARA SAHABAT RIWAYAT SHAHIH BUKHARI
Riwayat lain Ketika dua orang sahabat di malam yg gelap keluar dari menghadap Rasul saw, maka terlihatlah dua cahaya menerangi mereka, cahaya itu terus mengikuti mereka hingga mereka berpisah maka dua cahaya itupun berpisah, sampai mereka masuk kerumahnya masing masing (Shahih Bukhari Bab Manaqib)

Riwayat lain Ketika salah seorang sahabat membaca surat Alkahfi disuatu malam maka ia melihat keledainya melarikan diri, maka ketika ia selesai shalat ia melihat kabut yg menyelimuti sekitar, maka keesokan harinya ia menceritakannya pada Rasul saw maka Rasul saw berkata : Bacalah terus wahai fulan, sungguh itu adalah ketenangan yg turun sebab Alqur’an (Shahih Bukhari Bab Alamat Nubuwwah fil islam)

Riwayat lain ketika Abubakar shiddiq diberkahi makanan untuk tamu2nya dirumahnya, hingga tamu tamunya menyaksikan bahwa setiap mereka memakan makanan itu namun makanan itu tidak berkurang (Shahih Bukhari Bab Samar Ma’addhaif)

Riwayat lainnya Rasul saw bersabda : “Wahai Umar, tiadalah syaitan berpapasan denganmu disuatu jalan kecuali ia akan menghindar mencari jalan yg bukan jalanmu” (Shahih Bukhari Bab Manaqib Umar bin Khattab ra), berkata Al Hafidh Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy bahwa dalam hadits ini terkandung makna bahwa Ma’shum adalah hal yg wajib bagi para Nabi, namun merupakan hal yg bisa saja terjadi (tidak mustahil) bagi selain Nabi (Fathul Baari Bisyarh Shahih Bukhari Bab Manaqib Umar)

Riwayat lainnya sabda Rasulullah saw ; Tiadalah bayi bercakap cakap terkecuali tiga, Isa bin Maryam (as), dan di Bani Israil seorang lelaki bernama Jureij, ketika sedang shalat datanglah ibunya memanggilnya,seraya berkata dalam hatinya : Apakah aku menjawabnya atau meneruskan shalat?, maka Ibundanya marah dan berdoa : Wahai Allah jangan kau matikan ia hingga kau perlihatkan padanya wajah pelacur, maka suatu ketika Jureij di tempat khalwatnya dan datanglah padanya seorang wanita mengajaknya berzina, maka ia menolak, lalu pelacur itu mendatangi seorang penggembala dan kemudian berzina dengannya, maka wanita itupun hamil dan melahirkan bayi lelaki, maka wanita itu berkata ini adalah dari perbuatan Jureij..!, maka penduduk marah dan menghancurkan rumah ibadahnya, menyeretnya dan mencacinya, maka ia berwudhu dan shalat, dan mendatangi bayi itu dan berkata : Siapa ayahmu..?!, maka Bayi itu berkata : Ayahku adalah Penggembala, maka mereka berkata : Kami akan membangun rumah ibadahmu dari emas..??, maka ia berkata, tidak.., cukup dari tanah!.

Yg ketiga adalah ketika seorang wanita menyusui anaknya dari Bani Israil, maka lewatlah seorang pria berwibawa dan penguasa, maka ibu itu berkata : Wahai Allah jadikan anakku sepertinya!, maka anak itu melepaskan susu ibunya dan menjawab : Wahai Allah jangan jadikan aku sepertinya!, lalu ia kembali menyusu, dan berkata Abu Hurairah : seakan akan aku melihat pada Nabi saw yg menghisap jarinya (mempercontohkan hikayat), lalu lewatlah seorang Budak, dan ibunya pun berkata : Wahai Allah jangan jadikan anakku sepertinya!, maka Bayinya melepaskan susunya dan berkata : Wahai Allah jadikanlah aku sepertinya!, (berkata ibunya) mengapa begitu?, bayinya berkata : Orang pertama adalah penguasa bengis, dan Budak itu adalah dituduh pencuri, pezina, dan ia tak melakukannya” (Shahih Bukhari Bab Ahaditsul Anbiya).

Riwayat lainnya bahwa Khubaib ra ketika ditangkap oleh Bani Harits , (dalam riwayat yg panjang), bahwa Putri dari Al Harits berkata : Tak pernah kulihat tawanan pun yg lebih baik dari Khubaib (ra), sungguh telah kusaksikan ia makan buah anggur sedangkan di Makkah saat itu tak ada sama sekali buah buahan, dan ia didalam penjara Besi, dan itu adalah Rizki yg diberikan oleh Allah swt (Shahih Bukhari Bab Jihad wassayr)

Riwayat lainnya bahwa seorang dari penduduk Kuufah mengadukan kepada Khalifah Umar ra tentang Sa’ad bin Abi Waqqash ra, maka diutuslah bersamanya seorang pengintai yg bertanya tentang Sa’ad di Kufah, maka ia berkeliling di masjid Kufah dan tak ada yg menyaksikan kecuali kebaikan Sa’ad ra, maka berkatalah seorang lelaki yg dikenal dg nama Aba Sa’dah : Jika kau bertanya pada kami maka sungguh Sa’ad (ra) tidak membagi dg adil, dan banyak lagi fitnahnya pada Sa’ad ra, maka berkatalah Sa’ad (ra) “Wahai Allah jika ia dusta maka panjangkan usianya, dan panjangkan kemiskinannya, dan munculkan atasnya fitnah fitnah”. Maka berkata Ibn Umair ra kulihat ia tua renta hingga kedua alisnya sudah hampir menutup kedua matanya karena sangat tua, dan sangat miskin, dan mengejar ngejar para wanita di jalanan seraya memegang megangnya, jika ditanya padanya : Kenapa kau berbuat ini??, ia menjawab : Aku adalah si tua renta yg terkena fitnah karena doa Sa’ad (ra). ( Shahih Bukhari Bab Adzan)

RIWAYAT TSIGAH LAINNYA TENTANG KERAMAT PARA SAHABAT DAN IMAM IMAM
Berkata Imam Al Khazin : telah diriwayatkan dari Abu Sa’id Alkhudri ra Sungguh Rasulullah saw bersabda : “hati hatilah pada firasat orang mukmin, sungguh (firasat) dia itu melihat dengan Cahaya Allah” (diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Attaarikh, dan Ibn Jarir, Ibn Hatim, Ibn Sunniy, Abu Nu’aim, dan diriwayatkan pula oleh Imam Attirmidziy dan Imam Attabrani, dan diriwayatkan pula oleh Ibn Jarir dari Ibn Umar ra)

Dan pada para ulama dan para pemilik anugerah, bahwa pada firasat mereka teriwayatkan dg kabar dan riwayat yg masyhur, diantaranya dikatakan oleh Al hafidh pada kitabnya “Tawaali Atta’sis” berkata Assaajiy, berkata padaku Abu Dawud, berkata kepadaku Qutaybah, berkata pada Abdu Hamiid, aku keluar bersama Imam Syafii dari Makkah, maka kami bertemu seorang lelaki di Abtah, maka kukatakan pada Imam Syafii : “Tebak keberadaan lelaki itu..?”, maka berkata Imam Syafii : “Dia itu tukang kayu, atau penjahit!”, maka kutanya pada lelaki itu seraya berkata : “Dulu aku tukang kayu dan sekarang penjahit”,

Diriwayatkan pula oleh Al Hakim dari riwayat lain, dari Qutaybah berkata : “Kulihat Muhammad bin Alhasan dan Imam Syafii duduk berdua diteras Ka’bah, maka lewatlah seorang lelaki, maka berkatalah salah satu dari mereka : “kemarilah kami akan menebak pekerjaanmu, maka berkata salah satu dari mereka (Muhammad bin Alhasan dan Imam Syafii) engkau adalah Penjahit!, dan berkata yg lainnya : Engkau adalah tukang kayu!, maka berkata orang itu : “dulu aku penjahit dan sekarang tukang kayu”. Berkata Al Hafidh : sanad kedua riwayat diatas shahih. (Tuhfatul ahwadziy bisyarh Jami Tirmidziy Bab : Min Suuratil Hijr Juz 8 /556)

Diriwayatkan berkenaan syarh hadits firasah, bahwa Ustman bin Affan ra dikunjungi beberapa sahabatnya, dan diantara mereka memandang pada seorang wanita, maka berkata Utsman bin Affan ra : “salah satu dari kalian masuk kerumahku dengan mata yg berzina!”, maka berkatalah seorang dari mereka dengan kagetnya : “Apakah ada wahyu setelah Rasulullah..??” (maksudnya pembicaraan yg membuka masalah gaib dan tersembunyi/kasyaf), maka berkata Utsman bin Affan ra: “Bukan wahyu, namun firasat yg benar!”. (Syarh Musnad Abi Hanifah juz 1 /566).

Penutup
Rasul saw bersabda seraya menunjuk kearah Yaman : “Iman adalah di Yaman, disanalah.. disanalah..” (Shahih Bukhari Bab Bad’ul Khalq). Berkata Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy bahwa dalam makna hadits ini telah jelas dan merupakan hal yg salah jika sebagian orang mengatakan yg dimaksud penduduk Yaman adalah Anshar, karena kaum Anshar berasal dari Yaman, namun penunjukkan telunjuk beliau saw kearah Yaman telah menafikan sangkaan itu, dan jelaslah yg dimaksud adalah Penduduk Yaman (Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari Bab Bad’ul Khalq). Sedangkan Hadramaut berada di Yaman, jelaslah semua fitnah kepada ahlul Yaman telah dijawab oleh Rasulullah saw dengan jelas, hal ini menunjukkan bahwa Rasul saw sudah mengetahui akan datang kelak fitnah dan tuduhan keji pada Ahlul Yaman, dan Rasul saw telah menjawabnya, keimanan penduduk Yaman diakui oleh Rasulullah saw, namun didustakan oleh mereka ini, Shadaqa Rasulullah saw.

Semoga Allah mencurahkan Hidayah.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Tanggapan Hb Munzir Tentang Maraknya Aliran Sesat

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

Muncul pertanyaan pertanyaan dari khalayak, tetang maraknya aliran aliran sesat yang berkembang saat ini. Mengapa hal ini bisa terjadi & bagaimana cara kita mensikapinya. Berikut kutipan pendapat Habib Munzir tentang maraknya aliran2 sesat yg berkembang saat ini seperti aliran Alqiyadah:

“Saudaraku, kesemua aliran yang timbul yang bertentangan dengan syariah tentunya batil, mengenai Alqiyadah ini tentunya bukanlah muslim dan tak diakui ke islamannnya walaupun mereka memaksakan pengakuan dengan dalil apapun.

Hal semacam ini timbul dan diizinkan oleh Allah swt sebagai bentuk bimbingannya agar kita bangkit membela akidah kita, hal hal seperti ini memacu muslimin untuk kembali merujuk kebenaran, perduli terhadap kebenaran dan agamanya, perduli pada anak anaknya, agar diberi bimbingan dan dasar dasar Iman, bukan hanya pelajaran duniawi saja yang memenuhi benak anak anak muslimin,

dimanakah ayah bunda yang memberi anaknya sepeda baru jika anaknya hafal bacaan shalat?

dimanakah ayah ibu yang membelikan sepatu baru untuk anaknya karena anaknya shalat subuh berjamaah?

dimana ayah dan ibu yang mengharuskan anak anaknya shalat bersama mereka, bukan hanya makan bersama, namun justru shalat bersama yang lebih penting dijaga.

Nah.. hal hal semacam inilah yang sirna dari rumah rumah muslimin, dan menyebabkan generasi buruk dan lebih buruk, hal hal ini adalah teguran ilahiyah agar kita bangkit.., kita terus berjuang dan memberi penjelasan pada semua titik titik kebodohan pada muslimin, tidak mesti harus pada pengikut alqiyadah, namun sungguh masih ada jutaan orang lain yang memiliki lemah iman yang siap terjun pada ajaran yang lebih buruk dari alqiyadah,

Mereka saudara saudara kita muslimin, maka kita bergenggam tanganlah dan berpadu dalam satu shaf ahlussunah waljamaah untuk kebangkitan islam yang suci dari segala kekerasan dan kebatilan, dibelakang panji sayyidina Muhammad saw.

Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, Wallahu a’lam.”

Munzir Almusawa

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Wahai Ahlul Badr… Wahai Pemimpin Ahlul Badr…

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

Ratusan wajah suci pemilik jiwa khusyu menghadap dengan penuh Takdhim kepada manusia yg paling berhak dicintai, yg bakti kepadanya merupakan kesempurnaan Iman, Sayyidina Muhammad saw. Ramadhan tahun kedua Hijriyah adalah ramadhan yg berbeda dari segenap ramadhan sepanjang sejarah Bumi dihamparkan oleh Sang Pencipta swt, Sang Nabi saw berkata kepada mereka : “Beri aku pendapat wahai khalayak..?”, beliau saw mengucapkan itu dengan maksud pada kaum Anshar, maksudnya apakah mereka akan ikut bersama dalam Jihad atau tetap tinggal, sebab saat Bai’at Aqabah mereka bersumpah setia membela Rasul saw sebagaimana mereka mempertahankan keluarga dan anak anak mereka, namun itu jika Rasulullah saw telah masuk ke Madinah, jika diluar maka mereka berlepas diri,

Maka berkatalah Sa’ad bin Mu’adz ra dari kamu Anshar : “Tampaknya kau mengarahkan pertanyaan pada kami (Anshar) wahai Rasulullah ?”, Rasul saw menjawab : “Benar”, maka berkatalah Sa’ad bin Mu’adz ra:

فَقَدْ آمَنّا بِك وَصَدّقْنَاك ، وَشَهِدْنَا أَنّ مَا جِئْتَ بِهِ هُوَ الْحَقّ ، وَأَعْطَيْنَاك عَلَى ذَلِكَ عُهُودَنَا وَمَوَاثِيقَنَا ، عَلَى السّمْعِ وَالطّاعَةِ فَامْضِ يَا رَسُولَ اللّهِ لِمَا أَرَدْتَ فَنَحْنُ مَعَك ، فَوَاَلّذِي بَعَثَك بِالْحَقّ لَوْ اسْتَعْرَضْتَ بِنَا هَذَا الْبَحْرَ فَخُضْتَهُ لَخُضْنَاهُ مَعَك ، مَا تَخَلّفَ مِنّا رَجُلٌ وَاحِدٌ وَمَا نَكْرَهُ أَنْ تَلْقَى بِنَا عَدُوّنَا غَدًا ، إنّا لَصُبُرٌ فِي الْحَرْبِ صُدُقٌ فِي اللّقَاءِ . لَعَلّ اللّهَ يُرِيك مِنّا مَا تَقَرّ بِهِ عَيْنُك ، فَسِرْ بِنَا عَلَى بَرَكَةِ اللّهِ

“Kami telah beriman kepadamu Wahai Rasulullah..!, dan telah membenarkan tuntunanmu, dan kami telah bersaksi bahwa apa apa yg kau ajarkan adalah kebenaran, dan kami berikan itu sebagai janji dan sumpah penguat kami, untuk selalu taat dan berpanut, berangkatlah wahai Rasulullah kemanapun maumu dan kami bersamamu..!, Demi Allah Yang Telah Membangkitkanmu dengan Kebenaran, jika kau hadapkan kami ke lautan dan kau masuk kedalam lautan maka niscaya kami akan membenamkan diri pula kedalamnya bersamamu, dan tak akan ada yg tersisa dari kami seorangpun!, dan kami tak mengingkarimu jika kau hadapkan kami pada musuh kami esok, sungguh kami orang orang yg sabar menghadapi peperangan, sangat bersungguh sungguh dan mendambakan perjumpaan (dengan Allah swt), Barangkali Allah memperlihatkanmu dari kami apa apa yg membuatmu gembira!, maka berangkatlah bersama kami dalam keberkahan Allah..”.

Masya Allah.. alangkah agungnya janji setia para sahabat pada Nabi saw, mereka rela mati bersama Rasul saw, rela membenamkan dirinya didasar lautan, rela berbuat segalanya, jika itu membuat gembira hati Rasulullah saw, dan mereka selalu ingin bersama Rasulullah saw kemanapun beliau saw pergi mereka selalu ingin bersama beliau saw dan tak rela berpisah, walaupun kebersamaan mereka harus terancam kematian..

Pada hari senin malam ke sembilan Ramadhan tahun kedua hijriyah berangkatlah pasukan Ahlu Badr radhiyallahu’anhum, dan didepan Rasulullah saw dua bendera hitam, yg satu dipegang Ali bin Abi Thalib kw dan yg satu dipegang salah seorang Anshar, Mereka hanya memiliki 70 ekor unta, dan mereka berdua dan bertiga diatas satu onta, dan Rasulullah saw bersama Ali bin Abi Thalib kw diatas satu onta, Hamzah bin Abdulmuttalib ra bersama Zeyd bin Haritsah ra diatas satu onta, dan Abubakar shiddiq ra dan Umar bin Khattab ra dan Abdurramhan bin Auf diatas satu onta.

Maka kejadian Badr adalah pada hari Jumat 17 ramadhan tahun 2 Hijriyah, dan Sang Nabi Mulia bermunajat, mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Yang Maha Mendengar segala doa hamba hamba Nya, sebagaimana doa para Nabi sebelum beliau saw, sebagaimana Doa Nabi Nuh as kepada Allah sebagaimana Allah swt menceritakannya pada Al Qur’an surat Nuh as : “Berkata Nuh : Wahai Tuhan Jangan Kau sisakan diatas Bumi rumah rumah orang kafir, Sungguh Jika Engkau biarkan mereka maka akan menyesatkan hamba hamba Mu, dan mereka tak berketurunan kecuali Fajir dan Kafir pula” (QS Nuh 26-27),

Maka kini yg berdoa adalah pemimpin para Nabi dan Rasul, Sayyidina Muhammad saw, seraya bermunajat dg mengangkat kedua tangan hingga terjatuh rida (sorban yg dipundak) dari pundaknya, yg diantara doa beliau saw adalah : “Wahai Allah jika celaka dan hancur kelompok kecil ini, maka aku takut tak ada lagi yg menyembah Mu..”

Demikian besarnya cinta dan bakti beliau saw kepada Allah, sehingga sangat takut dan tidak mau jika sampai terjadi dimuka Bumi tak ada lagi yg menyembah Allah swt, maka Abubakar shiddiq ra memeluknya dari belakang tubuhnya seraya berkata : “cukup.. cukup.. wahai Rasulullah.. sungguh Allah akan menjawab doamu..”, tak lama kemudian Rasul saw berpaling kepada Abubakar ra dengan gembira seraya bersabda : “Kabar gembira wahai Abubakar, telah dating pertolongan Allah, Ini Jibril yg telah siap bertempur”.

Masya Allah…, saat beliau saw menghadapi cobaan dan rintangan beliau saw selalu menahan diri dari berdoa, namun ketika beliau berdoa, maka sungguh beliaulah saw yg paling berhak mendapat Ijabah dari semua pendoa dilangit dan Bumi, Dan rasul saw bersabda : “Jangan kalian menyerang mereka sebelum mereka menyerang kalian!”, Subhanallah.. betapa indahnya akhlak dan kelembutan beliau saw, bahkan saat kedua barisan sudah berhadapan sekalipun kelembutan dan akhlak beliau saw terhadap musuh masih tetap terlihat, Maka turunlah bantuan dari Allah swt menjawab doa sang Nabi saw :

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلائِكَةِ مُرْدِفِينَ

“Ketika kalian berdoa pada Tuhan kalian, maka Dia mengabulkan doa kalian, Sungguh Aku membantu kalian dengan seribu dari para Malaikat yg turun berdatangan” (QS Al Anfal 9).

بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آَلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ

“Benar, Jika kalian bersabar dan bertakwa dan mereka menyerang kalian, maka Dia (Allah swt) Tuhan kalian membantu kalian dengan lima ribu malaikat yg siap dalam peperangan” (QS Al Imran 125).

Alangkah Agungnya pertolongan Allah kepada Sang Nabi saw dan para pecinta Sang Nabi saw, sehingga diriwayatkan :

عَنْ أَبِي أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ ، وَكَانَ شَهِدَ بَدْرًا ، قَالَ بَعْدَ أَنْ ذَهَبَ بَصَرُهُ لَوْ كُنْت الْيَوْمَ بِبَدْرِ وَمَعِي بَصَرِي لَأَرَيْتُكُمْ الشّعْبَ الّذِي خَرَجَتْ مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ لَا أَشُكّ فِيهِ وَلَا أَتَمَارَى

Dari Abi Usaid Malik bin Rabii’ah ra, yg ikut dalam perang Badr seraya berkata setelah ia menjadi buta : “Kalau sekarang aku di Badr dan aku masih bisa melihat, maka akan kutunjukkan kalian belahan lembah yg keluar darinya para Malaikat, tiadalah aku ragu akan itu dan tidak pula syak”.

Masya Allah…, Betapa dahysatnya Jumat 17 Ramadhan tahun kedua Hijriyah, hari yg menyaksikan pembelaan Ahlu Badr pada Rasulullah saw, sungguh tak ada orang yg lebih memuliakan dan mencintai Rasulullah saw melebih Ahlu Badr, radhiyallahu ‘anhum ajma’iin, hingga diriwayatkan bahwa Rasul saw bersabda : “Allah swt berfirman kepada Ahlu Badr : “Beramallah semau kalian, sungguh aku telah mengampuni dosa kalian” (Shahih Bukhari).

Disebut Perang Badr karena kejadian itu terjadi di wilayah yg dinamai “Badr”, Ahlu Badr berarti pejuang yg hadir di perang saat di Medan Badr, mereka adalah dari kelompok Muhajirin dan Anshar dan sebagian Qabilah lainnya, peperangan selesai dengan kemenangan muslimin.. Ternyata semangat perjuangan dan Bakti Ahlu Badr terhadap Rasul saw tidak selesai di Medan Badr, namun berkesinambungan hingga Rasul saw wafat.

Ketika Rasul saw wafat maka banyak para pembangkang yg menentang Khilafah Abubakar shiddiq ra, maka diantaranya adalah penduduk Yaman, maka terdapat sebuah desa kecil yaitu kota Tarim di hadramaut Yaman yg penguasanya menulis surat kepada Khalifah Abubakar Shiddiq ra untuk meminta bala bantuan, untuk menundukkan mereka yg membangkang pada Khalifah Abubakar Shiddiq ra, maka Khalifah ra mengirimkan bala bantuan pasukan sahabat, diantara mereka ikut pula Ahlu Badr, mereka menuju kota Tarim dan tiba di kota tsb dari Jabal Khailah, (gunung Kuda), dinamai demikian karena dari gunung itulah kuda kuda para sahabat datang dari arah Madinah Al Munawwarah.

Maka para sahabat itupun berjihad bersama penduduk Tarim dan sebagian diantara mereka wafat dan dimakamkan di Tarim, maka sampailah kabar kepada Khalifah Abubakar Asshiddiq ra bahwa kota Tarim adalah pendukung kebenaran, maka Abubakar shiddiq ra berdoa untuk kota Tarim dan diantara doa beliau yg masyhur : “Wahai Allah tumbuhkan para shalihin dikota itu bagaikan tumbuhnya rumput di musim hujan..!”

Maka jadilah kota Tarim sebagai kota para wali Allah swt yg sebagian besar penduduknya adalah Ahlul Bait Rasul saw, di kota Tarim lah makam Al Hafidh Al Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad shohiburratib, juga Imam Abdullah bin Abubakar Alaydrus, Al Imam Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi, dan ribuan para shalihin lainnya, mereka dimakamkan di pekuburan “Zanbal”, siapa yg pertaman kali dari Imam Ahlul Bait yg dikubur di Tarim?, yaitu Imam Ali bin Alwi Khali’ Qasam, beliau mewakafkan tanah pekuburan untuk pekuburannya dan keturunannya hingga kini, tepat berdampingan dengan Pemakaman Ahlu Badr yg wafat saat berjihad di kota itu,

Demikian Sejarah para sahabat dan Ahlul Bait Rasul saw, mereka berdampingan dalam perjuangannya, dan bahkan ingin berdampingan pula dalam pekuburannya, hingga Imam Ali bin Alwi Khali Qasam mewakafkan tanah untuk kuburnya dan keturunannya berdampingan dengan makam makam Ahlu Badr..

Dan hingga kini pekuburan Zanbal telah memendam ribuan jasad para wali dan shalihin berkat Doa Khalifah Abubakar Shiddiq ra, dan banyak diziarahi orang.

Ternyata perpaduan antara Imam Imam Ahlul Bait Rasul saw dengan Ahlu Badr di Tarim tak putus sampai disitu, namun berkesinambungan dengan keluarnya para Da’I ahlul bait Rasul saw ke pelbagai Negara, hingga Gujarat, dan sampai ke pulau Jawa, 9 orang wali Allah yg dikenal dg nama wali songo, mereka dapat membawa semangat Ahlu Badr, mereka datang tak membawa senjata, tak membawa pasukan, tak membawa harta, mereka datang membawa Jiwa Ahlu Badr, dan mereka meratakan seluruh pulau Jawa dari Ujungkulon hingga Banyuwangi, rata dengan Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah saw,

Seluruh Kerajaan dan kesultanan, dukun, bangsawan, dan semua golongan masyarakat, tunduk pada mereka dibawah bendera Tauhid, yg diusung oleh para Da’I mulia yg berjiwa Ahlu Badr.. Mewarisi semangat Imam Ahlu Badr, yaitu Sayyidina Muhammad.. Pemimpin Ahlu Badr, Sayyidina Muhammad..

Rabbiy.. telah berjanji Nabi Mu bahwa seseorang akan bersama dengan orang yg ia cintai, maka saksikanlah sumpah kami bahwa kami mencintai Ahlu Badr, kami beridolakan Ahlu Badr.., maka padukan kami di hari kebangkitan kelak dengan Ahlu Badr.., kami rindu melihat wajah wajah khusyu mereka, kami rindu melihat wajah wajah sopan dan lembut mereka, kami rindu memandang wajah bercahaya mereka..,

Saat masing masing kelompok dipanggil untuk berdiri di hari kiamat, maka akan dipanggillah Ahlu Badr.., maka berdirilah 313 syuhada Badr dengan wajah yg bercahaya.. Sungguh tak ada wajah yg lebih terang benderang dari wajah mereka di ummat ini.. sungguh tak ada derajat melebih derajat mereka di ummat ini..,

Sungguh telah sampai riwayat pada kami telah berkata Abu Dzarr ra kepada Rasul saw : “Wahai Rasulullah.. seseorang mencintai suatu kaum namun tak mampu beramal seperti amal mereka”, maka Rasul saw menjawab : “Engkau wahai Abu Dzarr akan bersama orang yg kau cintai”, maka Abu Dzar berkata : “Aku sungguh mencintai Allah dan rasul Nya..!”, maka Rasul saw menjawab : “engkau bersama yg kau cintai” (HR Shahih Ibn Hibban, Adabulmufrad Imam Bukhari, Musnad Ahmad dll)

Maka kami bersumpah pada Mu wahai Allah bahwa kami mencintai Ahlu Badr..!, maka pastikan pula bahwa kami akan dipanggil di Padang Mahsyar bersama Ahlu Badr..,dan bersama Pemimpin Ahlu Badr, Sayyidina Muhammad saw..

Dan Rabbiy Bangkitkanlah semangat Ahlu Badr pada jiwa pemuda pemudi kami, penuhi jiwa muslimin hingga beridolakan Ahlu Badr, beridolakan Imam Ahlu Badr, Sayyidina Muhammad saw..!, Rabbiy cabutlah segala cita cita maksiat pada jiwa kami dan jiwa muslimin..,

Kami bermunajat kehadirat Mu, agar kau gantikan generasi Narkoba, generasi pezina, generasi pemabuk, generasi penjudi.. Rabbiy Gantikan dengan Generasi pemuda pemudi berjiwa Ahlu Badr.., curahkan atas kami dan mereka hujan hidayah..

Para pezina.., para narkoba.., para pemabuk.., para penjudi.., para koruptor.., curahkan atas mereka hujan hidayah…, goncangkan jiwa mereka untuk bertobat.., untuk bersujud.., untuk memanggil nama Mu Yaa Allaaaah…, Kami bertawassul pada Ahlu Badr.., kami bertawassul pada Imam Ahlu Badr Sayyidina Muhammad.., agar kau kabulkan seluruh doa kami.. amiiin..

(Semua hadits dan riwayat diatas yg tak disertakan sumber, maka diambil dari Buku Sirah Imam Ibn Hisyam Bab Ghazwat Badr Alkubra)

هذه الـقَــصيدَة الـصَّلَـوَتُ الْـبـَدْرِيــَّةْ صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ

Limpahan Shalawat Allah, Limpahan Salam Sejahtera dari Allah Kepada Thaha (Muhammad SAW) Rasulillah utusan ALLAH SWT, Limpahan Shalawat Allah,dan Limpahan Salam sejahtera dari Allah Kepada Yasin (Muhammad SAW) Rasulillah kekasih ALLAH SWT.

تَوَسَّـلْنَا بِـبِـسْـمِ اللّهِ وَبِالْـهَادِى رَسُـوْلِ اللهِ وَكُــلِّ مُجَـاهِـدٍ لِلّهِ بِاَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَااَللهُ

Kami bertawasul dengan Bismillah dan dengan sang Penyampai Hidayah, Rasulillah (SAW), dan demi semua para mujahid di jalan Allah, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

اِلهِـى سَـلِّـمِ اْلأ ُمـَّة مِـنَ اْلافـَاتِ وَالنِّـقْـمَةَ وَمِنْ هَـمٍ وَمِنْ غُـمَّـةٍ بِأَهلِ الْبَـدْرِ يـَا اَللهُ

Wahai tuhanku selamatkanlah umat, dari kejahatan dan kemurkaanMu, Dan dari kegundahan serta kesusahan, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

اِلهِى نَجِّـنَا وَاكْـشِـفْ جَـمِيْعَ أَذِيـَّةٍ وَاصْرِفْ مَـكَائـدَ الْعِـدَا وَالْطُـفْ بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Wahai Tuhan Ku selamatkanlah kami, dan tolonglah kami dari segala gangguan, dan singkirkanlah siasat-siasat musuh, dan berlemah lembutlah kepada kami, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

إِلهِـى نَـفِّـسِ الْـكُـرَبَا مِنَ الْعَـاصِيْـنَ وَالْعَطْـبَا وَكُـلِّ بـَلِـيَّـةٍ وَوَبـَا بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Wahai Allah singkirkanlah bencana-bencana dari para pendosa, dan kebinasaaan, Dan segala musibah dan wabah penyakit, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

فَكَــمْ مِنْ رَحْمَةٍ حَصَلَتْ وَكَــمْ مِنْ ذِلَّـةٍ فَصَلَتْ وَكَـمْ مِنْ نِعْمـَةٍ وَصَلَـتْ بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Betapa banyaknya rahmat yang telah tercurah, dan betapa banyaknya kesulitan yang telah tersingkir, Dan betapa banyaknya kenikmatan yang sampai, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

وكَـمْ اَغْـنَيْتَ ذَالْعُـمْرِ وَكَـمْ اَوْلَيْـتَ ذَاالْفَـقْـرِ وَكَـمْ عَافَـيـْتَ ذِاالْـوِذْرِ بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Betapa banyaknya engkau cukupkan usia-usia (dengan hidayah), dan betapa banyaknya engkau santuni orang-orang faqir (dengan kemuliaan dan pengampunan), Dan betapa banyaknya engkau sembuhkan orang yang sakit (dengan tawassul dan keberkahan), Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

لَـقَدْ ضَاقَتْ عَلَى الْقَـلْـبِ جَمِـيْعُ اْلاَرْضِ مَعْ رَحْبِ فَانْـجِ مِنَ الْبَلاَ الصَّعْـبِ بِا َهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Sungguh telah tersempitkan hati sanubari para penduduk bumi, maka selamatkanlah musibah dan kesulitan, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

أَتَيْـنَا طَـالِـبِى الرِّفْـقِ وَجُـلِّ الْخَـيْرِ وَالسَّـعْدِ فَوَسِّـعْ مِنْحَـةَ اْلاَيـْدِىْ بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Kami datang mengemis kasih sayang, dan munculkanlah kebaikan dan kebahagiaan, Maka Luaskanlah Anugerah dikedua tangan kami, Demi Ahlul Badr Wahai Allah

فَـلاَ تَرْدُدْ مَـعَ الْخَـيـْبَةْ بَلِ اجْعَلْـنَاعَلَى الطَّيْبـَةْ اَيـَا ذَاالْعِـزِّ وَالْهَـيـْبَةْ بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Maka janganlah engkau tolak (wahai Allah SWT) hingga membawa kekecewaan, dan jadikanlah kami selalu dalam kebaikan, Dan dilimpahi kehormatan dan kewibawaan, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

وَ إِنْ تَرْدُدْ فَـمَنْ نَأْتـِىْ بِـنَيـْلِ جَمِيـْعِ حَاجَاتِى اَيـَا جَـالِى الْمُـلِـمـَّاتِ بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Jika engkau menolak kami (wahai ALLAH SWT) maka pada siapa kami meminta, untuk mendapatkan semua hajat-hajat kami, dan tersingkir segala kesedihan, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

اِلهِـى اغْفِـرِ وَاَكْرِمْنَـا بِـنَيـْلِ مـَطَالِبٍ مِنَّا وَدَفْـعِ مَسَـاءَةٍ عَـنَّا بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Wahai Tuhan Ku ampunilah dan muliakanlah kami, dengan mendapatkan apa-apa yang kami minta, dan terhindarnya keburukan dari kami, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

اِلهِـى اَنـْتَ ذُوْ لُطْـفٍ وَذُوْ فَـضْلٍ وَذُوْ عَطْـفٍ وَكَـمْ مِنْ كُـرْبـَةٍ تَنـْفِىْ بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Wahai Tuhan Ku engkau Pemilik Kasih sayang, Pemilik segala Anugerah dan Pemilik segala Kelembutan, Dan betapa banyaknya kesusahan yang sirna, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

وَصَلِّ عَـلَى النـَّبِىِّ الْبَـرِّ بـِلاَ عَـدٍّ وَلاَ حَـصْـرِ وَالِ سَـادَةٍ غُــــرِّ بِأَهْـلِ الْبَـدْرِ يـَاأَللهُ

Dan limpahan shalawat semoga tercurah pada Nabi Yang Mulia tiada terhitung dan tiada terbatas beserta keluarga Beliau para pembesar yang bercahaya, Demi Ahlul Badr Wahai Allah,

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Bersatulah Wahai Ummat Sayyidina Muhammad saw

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

Hari hari terakhir ramadhan adalah malam malam tangis sedih bagi hamba hamba Nya swt, mereka sangat sedih berpisah dengan Ramadhan, seraya merintih :
Selamat berpisah wahai Bulan Sujud..,
Selamat berpisah wahai Bulan Puasa,
Selamat berpisah wahai Bulan Taubat,
Selamat berpisah wahai Bulan Al Qur;an,
Selamat berpisah wahai Bulan Ahlul Badr,
Selamat berpisah wahai Bulan Fatah Makkah,
Selamat berpisah wahai Bulan Nuzulul Qur’an,
Selamat berpisah wahai Bulan Sabar,
Selamat berpisah wahai Bulan Syukur,
Selamat berpisah wahai Bulan pengampunan,
Selamat berpisah wahai Bulan Rahmat Nya swt,
Selamat berpisah wahai Bulan Pelepasan dari api neraka,

Ahlussunnah waljamaah bersujud setiap malamnya dalam shalat Tarawih sebanyak 40 kali sujud, sebagaimana seluruh madzhab Ahlussunnah waljamaah, berupa madzhab Syafii, Maliki, Hambali, dan Hanafi kesemuanya menjalankan tarawih paling sedikit sebanyak 20 rakaat yg berarti paling sedikit mereka 40X bersujud setiap malamnya, dan dalam sebulan penuh Ramadhan mereka menyempurnakan paling sedikit 1200X sujud pada Allah swt, Inilah malam malam ribuan sujud ummat Muhammad saw.., dan Rasul saw telah bersabda : Allah mengharamkan api neraka untuk membakar anggota sujud (Shahih Muslim), Ya Rabb Jadikan Kami ahlussujud..

Berakhir di penghujung Ramadhan, 1 syawal 1428 H, saya menghimbau seluruh muslimin untuk bersatu dalam shaf Ahlussunnah waljamaah, jangan memisahkan diri dari kelompok besar muslimin Arba’a Madzahib (4 madzhab besar), bersatulah, sungguh Rasul saw bersabda : “Jika kalian melihat hal yang tak kalian senangi pada penguasa kalian, maka bersabarlah, sungguh barangsiapa yang keluar sejengkal dari Jamaah Muslimin lalu ia wafat, maka ia akan mati dalam kematian Jahiliyah” (Shahih Bukhari).

Jangan pisahkan dirimu dari ahlussunnah waljamaah, sungguh keempat madzhab besar dimuka bumi ini memperbolehkan Maulid Nabi Muhammad saw, sungguh keempat madzhab besar ini bertawassul, sungguh keempat madzhab besar ini berziarah kubur, sungguh keempat madzhab besar ini bertabarruk pada shalihin, sungguh keempat madzhab besar ini tak ada yang melakukan tarawih 11 rakaat, mereka bersujud paling tidak 40X setiap malamnya dalam tarawih,

Dan kita mengikuti pengumuman pemerintah kita, kita bukan budak pemerintah, namun kita bukan pula pemberontak, kita adalah Ummat Sayyidina Muhammad saw, dan Rasulullah saw telah menginstruksikan untuk jangan berpisah dari Jamaah Muslimin, dan bersabar atas kesalahan penguasa kita, dan kita diinstruksikan untuk taat selama tak diperintah untuk bermaksiat,

Sungguh Imam Imam kita telah berbuat demikian, mereka tak memberontak pada pemerintahan dan penguasa, padahal penguasa masa lalu sangatlah keji, banyak Imam Imam yang disiksa, dibantai, dicambuk, namun Imam Imam kita lebih menyukai kedamaian dan membangun generasi mulia, saya pernah bertanya kepada Mufti Tarim Al Allamah Almusnid Alhabib Ali Almasyhur bin Hafidh (Hadhramaut, Yaman), mengenai bagaimana kalau ternyata yang benar dalam memutuskan Idul Fitri itu justru yang memisahkan diri dari jamaah muslimin?, beliau menjawab : “Berpuasa di hari Idulfitri demi mengikuti jamaah muslimin jauh lebih afdhal daripada berbuka namun memisahkan diri dari jamaah muslimin dan menyebabkan perpecahan muslimin”.

Demikian pendapat yang sama oleh Al Allamah Mufti Madinah Almunawwarah Al Musnid Alhabib Zein bin Ibrahim bin Smeith (Madinah). Karena menyebabkan kebingungan muslimin, perpecahan dan memisahkan diri dari jamaah muslimin telah diancam mati dalam kekufuran oleh Nabi saw sebagaimana hadits diatas.

Maka dengan ini kita mengangkat kedua tangan kita, di malam malam terakhir penghujung bulan agung ini, agar Allah menyatukan sanubari muslimin, mengembalikan mereka yg memisahkan diri dari jamaah Muslimin, untuk kembali pada Ahlussunnah waljamaah wa madzahibul Arba’ah,

Yaa Rabb.., kembalikan mereka pada shaf Jamaah Muslimin, Yaa Rabb mereka keluarga kami, teman, kami, saudara kami muslimin, genggam jiwa mereka dan kembalikan mereka pada shaf kami, Ya Rahman.. Yaa Rahiim..

Saudara dan saudariku, jadikanlah Idulfitri ini persatuan muslimin, mereka yg berlebaran berbeda, jangan diikuti dan jangan pula dimusuhi, kita semua bertanggung jawab menyeru mereka untuk kembali, kita berlapang dada untuk pelahan lahan mengembalikan mereka pada shaf mulia ini.

Rabbiy jangan kau haramkan kami dari sekecil kecilnya Anugerah Mu di bulan agung ini, Rabbiy kami tak rela berpisah darinya kecuali kau halalkan bagi kami seluruh anugerah Mu yg tersimpan pada setiap kejap di bulan Ramadhan ini, Wahai Yang Maha Memiliki Ramadhan, Wahai Yang Maha Memiliki setiap Anugerah sepanjang Zaman, wahai Yang Maha Memiliki Kebahagiaan setiap waktu dan masa, Wahai Yang Maha Kekal dan Tunggal sebelum segalanya ada, hingga kesemuanya ada, hingga kesemuanya Sirna, wahai Cahaya Keabadian yang menerangi jiwa hamba hamba Nya dengan Iman dan kesejukan,

Terangi jiwa kami dengan Cahaya Nama Mu, jadikan Nama Mu adalah Nama teragung dalam jiwa kami, Nama yang paling kami rindukan, nama yang paling kami harapkan, nama yang paling kami dambakan dan cintai..

Yaa Allah..

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Jawaban Atas Artikel Nashoro Yang Dikirim Ke Website Majelis Rasulullah

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

Dengan ini saya gembira dan sangat menyambut hangat artikel kiriman anda, Maaf saya tak punya waktu untuk menulis artikel 19 halaman menjawab semua tuduhan anda pada Nabiku Muhammad Rasulullah saw. Saya akan jelaskan satu persatu kealpaan anda, dan saya akan berbicara dengan logika :
1. anda mengatakan Nabi Muhammad saw adalah licik, pembunuh massal, sex maniac, kepala perampok.
Saya Jawab:
Kejujuran beliau saw sudah dibuktikan dimasa kehidupan beliau oleh ribuan manusia, orang yg hidup dan menyaksikan kelahirannya, pertumbuhannya jauh sebelum beliau saw menyampaikan wahyu, dan setelah beliau saw menyampaikan wahyu, kejujurannya, kebenarannya, penyantunnya, kasih sayangnya, diakui oleh seluruh masyarakat di zamannya, bahkan musuh musuhnya, bahkan kaum yahudi, bahkan kaum nasraniy, bahkan kaum munafik sekalipun masih menyaksikan hal itu.

Saya ingin satu bukti ucapan seorang nasran di zaman beliau saw yg mengatakan Muhammad saw adalah pembohong, sex maniac, pembunuh massal?, tentunya ini hanyalah ucapan orang orang badwi, munculkan satu bukti dari ucapan musuh musuh beliau saw saat di zamannya yg dari kalangan berpendidikan..?, apakah kaum nasrani saat itu kesemuanya bungkam? kemana para pendeta dan kalian?, apa yg mereka kerjakan saat itu?, mereka yg menyaksikan kehidupan Muhammad saw malah beriman kepadanya, apakah mereka beriman kepada seorang pembunuh massal?, beriman pada seorang sex maniac?, beriman pada seorang pembohong?, bila anda membenarkan pernyataan ini maka seluruh pendeta nasrani sudah jadi bodoh sejak sebelum kebangkitan Muhammad saw.., umpatan umpatan ini hanya muncul dari kalangan Badui dan kalangan orang bodoh di zaman itu dan orang bodoh di zaman sekarang.

Sejarah menjelaskan tak satupun dari pendeta nasrani menentang dan memerangi Muhammad saw, bahkan Abisina Kaisar Najasyi yg beragama Kristen ketika datang utusan Muhammad saw kepadanya yaitu Jakfar bin Abi Thalib ra, yg saat itu kaisar Najasyi juga sedang bersama Amr bin Ash (sebelum keislamannya), Amr bin Ash berusaha mempengaruhi Kaisar Najasyi bahwa Muhammad ini pendusta, (tentunya Amr bin Ash saat itu masih dari kalangan badui gurun yg berpegang dg adat jahiliyah membunuh anak wanita yg lahir dll), ia berkata kepada kaisar Najasyi : “Coba Tanya pada utusan Muhammad saw apa yg ia ucapkan atas Isa bin Maryam..!”, maka ketika dijawab oleh jakfar bin abi thalib ra dengan lantunan surat Maryam.., maka runtuhlah Kaisar Najasyi, ia beriman pada Muhamad saw dan masuk islam bersama para pendeta penasehatnya, hingga tak lama kemudian ia wafat maka Rasul saw melakukan shalat gaib untuknya (shalat gaib = shalat jenazah untuk orang yg wafat dari kejauhan), dan ini adalah pertama kalinya shalat ghaib dilakukan oleh Rasul saw dalam islam (Shahih Bukhari).

Demikian pula kunjungan utusan Muhammad saw kepada Heraklius Kaisar Byzantium, maka ketika Heraklius mendengar penjelasan mengenai agama Muhammad saw ia melemparkan beberapa pertanyaan untuk menguji kebenaran agama ini, maka pada akhirnya ia berkata : “sungguh Muhammad saw adalah Nabi, kalau aku punya kesempatan maka aku akan berkunjung kepadanya, akan kucuci kedua sandalnya dan ia (Muhammad saw) akan menguasai wilayahku ini” (Shahih Bukhari), maka mendengar ucapan ini maka hiruk pikuklah para hulubalang kerajaan dg pro kontra, maka Kaisar Hiraklius membatalkan niatnya untuk masuk islam namun ia SESEKALI TIDAK MENCELA MUHAMMAD SAW.

Demikianlah Muhammad saw dihadapan para intelektual dan raja raja Nasrani, umpatan dan cacian hanya muncul dari badui badui gurun pasir yg picik pemikirannya, semua orang yg berwawasan dan berjiwa mulia menerima Muhammad saw dan mengakuinya sebagai orang suci, walaupun tidak kesemuanya mereka beriman. Pastilah dua kekaisaran besar ini didukung ribuan pastor yg bodoh, begitulah secara logika anda, dan logika kami bahwa raja raja Nasrani itu berbudi baik, bijaksana, dan tentunya mereka itu bermoral tinggi.

Datang kepada beliau saw seorang pendeta yahudi, dan mengujinya seraya berkata : “aku ingin bertanya padamu 3 pertanyaan, bila kau mampu menjawabnya maka aku masuk islam, karena tak ada yg tahu jawaban ini kecuali nabi. Lalu ia bertanya dan nabi saw menjawabnya dengan benar, seraya beriman dan masuk islam.(Shahih Bukhari)

Saat hari kelahiran sang nabi saw di kota Makkah, maka keesokan harinya bertertiaklah seorang Yahudi di kota madinah, seraya berkata : “wahai orang orang yahudi.. telah lahir nabi akhir zaman, karena semalam telah terbit bintang yg menandakan kelahiran Nabi Muhamad saw..!” (Mustadrak ala shahihain Juz 3 hal 554, Tahdzib attahdziib juz 2 hal 116)

Inilah kejadian kejadian yg ditunjukkan Allah swt untuk membenarkan kebangkitan Nabiku Muhammad saw, demikian pula terbelahnya bulan yg disaksikan oleh banyak orang, terjadi di Makkah, bahkan setelah datang kafilah kafilah dari luar Makkah merekapun melihat bahwa bulan di malam itu terbelah, mereka melihatnya dari luar kota Makkah yg sangat jauh dari Makkah, dan sebagian besar saksi mata adalah orang kafir. (sirah Ibn Hisyam).

Allah menunjukkan kebangkitan nabi nabi Nya dengan munculnya mukjizat, demikian pada Musa as, demikian pada Isa as, demikian pada Ibrahim as, demikian pula pada Sayyidina Muhammad saw. Bukan hanya cukup dengan otak dan logika, jelaslah kebangkitan Muhammad saw dengan mukjizat itu tidak bisa dipungkiri, disaksikan oleh sahabatnya dan musuh musuhnya, mereka yg beriman dan mereka yg kufur sama sama menyaksikan kebenaran dari Allah swt, justru logika diciptakan untuk memahami bahwa kejadian kejadian Mukjizat para Nabi itu mustahil terjadi dengan sihir terkuat sekalipun, kecuali oleh kekuatan Tuhan, sihir mana dapat membelah lautan?, sihir mana dapat membelah bulan?, sihir mana dapat membuat Ibu suci melahirkan tanpa ayah?, disinilah logika dituntut untuk berperan.

Logika yg bertentangan dengan ayat tuhan adalah logika dangkal, logika mana dapat memecahkan rahasia sebutir sel mani dapat tumbuh menjadi manusia yg berfikir, berbicara, makan, minum, menjadi raja, penyiksa, dermawan, ahli bahasa, seniman, dlsb, adakah logika dangkal dapat menerimanya?, justru Logika dituntut berfikir dg pikiran yg murni dan berakal sehat untuk mengakui kekuatan pencipta dengan itu semua.

Saya menantang anda dengan kekuatan logika anda, bisakah anda dan seluruh alam semesta menciptakan seekor lalat dari ketiadaan..??, tidak ada kemampuan science dan keahlian dapat menciptakan sesuatu dari ketiadaan, berarti logika dan kemampuan akal dan keahlian yg anda miliki dan seluruh keahlian yg ada dialam semesta belum menjangkau penciptaan seekor lalat sekalipun.

Lalu akanlah logika seperti ini akan mengukur dan menerka Allah?, kecuali menyungkur sujud penuh pengakuan bahwa hanya Dialah yg Maha Mampu membelah lautan yang memang milik Nya, dan hanya dialah Yang Maha Mampu menciptakan manusia tanpa kehamilan (Adam dan Hawa).

Dan satu hal yg ingin saya tanyakan, apakah anda hidup dengan keinginan anda sendiri?. Adakah anda lahir dari perut ibu anda karena anda yg ingin lahir kedunia?, anda lahir kedunia tanpa keinginan untuk lahir, Tapi Dia yg memilihkan untuk anda lahir kedunia, Dia yg menentukannya, Dia yg memiliki anda,

Adakah anda mampu menciptakan makanan dan minuman dari ketiadaan?, anda hanya hamba lemah yg tergantung kepada Nya setiap kejap untuk diberi oksigen, makan, minum, karena anda tak mampu menciptakan oksigen, makanan, minuman, semua itu anda tak mampu membuatnya sendiri, hanya meminjam milik Nya, meminjam Bumi yg milik Nya, makan dari makanan yg diciptakan Nya, minum dari air yg diciptakan Nya, anda diciptakan Nya dari bekas kucuran air nafsu ayah dan ibumu, lalu masuk ke alam rahim dalam bimbingan Tunggal Nya, sebagaimana disabdakan oleh Nabiku Muhammad saw : “Penciptaan manusia itu 40 hari sebagai air mani, 40 hari sebagai gumpalan darah, 40 hari sebagai gumpalan daging, lalu barulah terbentuk tubuhnya” (Shahih Bukhari hadits no.3036, 3154, 6221). Dan ini diakui oleh Ilmu kedokteran!

Tunjukkan padaku ilmu kedokteran mana yg dipelajari oleh nabiku Muhammad saw 1400 tahun yg silam mengenai hal ini?, mengapa beliau saw mengetahui ini?, inilah logika akan berbicara bahwa ini benar benar wahyu ilahi!, inilah pembuktian secara Logika bahwa Muhammad adalah Rasulullah saw, boleh tunjukkan padaku ilmu kedokteran yg mana yg membantah ini?,

2. PEMBUNUHAN, Muhamad nabi pembunuh.
Saya Jawab:
Mengenai pembunuhan, saya yakin anda mempercayai kebenaran, maka dalam menegakkan kebenaran dalam kehidupan ini mestilah ada yg dibela dan mestilah ada yg ditindak, demikian logika berbicara, dan bila anda tidak setuju dengan pembunuhan yg dilakukan Nabiku Muhammad saw, ketahuilah bahwa seluruh Nabi nabi adalah pembunuh, Musa as memerangi ummatnya sendiri yg kufur (saamiriy, Qarun, fir’aun), Isa bin maryam memerangi pembangkangnya, Daud as, Sulaiman as, dan semua para Nabi, mestilah ada yg beriman kepadanya, dan ada yg mendustakannya.

Bila ada seorang manusia terkena penyakit menular, dan akan menularkan virus yg membahayakan banyak orang misalnya, apa yg dilakukan kalian di Negara barat sana?, mereka membunuhnya!, kenapa?, membahayakan kesehatan ummat manusia, dan pembunuhan itu adalah bentuk logika yg sehat!. Demikian pula para penyebar fitnah atas firman Tuhan, mesti dibunuh, karena mereka akan membuat orang lain menjadi kufur pada tuhan, dan kufur pada tuhan jauh lebih berbahaya dari sekedar penyakit menular, karena orang yg sakit menular walaupun menjijikkan bisa saja diampuni tuhan, namun orang yg kufur pada Allah swt berarti mereka musuh Allah swt.

dan ocehan anda mengenai Moral itu runtuh dari otak anda bila disebelah anda saat ini berdiri seorang manusia yg terjangkit virus berbahaya yg bila ia bernafas lagi maka ia akan menularkan milyaran virusnya pada anda dan jutaan manusia, Niscaya anda akan mengambil pisau dan menusukkannya tanpa ampun dan membunuhnya, karena anda ingin selamat dan ingin menyelamatkan ummat manusia. Sampai disini Logika pembunuhan anda akui bukan…??

Namun Nabiku Muhammad saw tidak semudah itu membunuh, beliau saw sangat baik dan tidak sembarang membunuh, dilarang membunuh wanita dalam peperangan, dilarang membunuh anak anak, dilarang memukul wajah, dilarang menyerang orang yg tak bersenjata.., demikian indahnya ajaran Nabiku Muhammad saw!, dan demikian dangkalnya pemahaman anda,

mengenai peristiwa Ashma binti Marwan bukanlah perintah Rasul saw, namun perbuatan Umair bin Adiy ra, karena wanita jahat itu terus memfitnah nabi saw agar orang orang membencinya, maka berkata umair bin Adiy ra kepada dirinya : “kalau nabi saw selamat dari perang badr maka aku bersumpah untuk membunuh Ashma binti marwan dari bani umayyah!”, maka iapun membunuhnya, lalu melaporkannya pada rasul saw dan Rasul saw menenangkannya, demikian kejadian pd th 2 hijriyah (Isti’ab Juz 3 hal 1218, Tabaqat Kubra juz 2 hal 27, Al Ishaabah juz 4 hal 721, Assiirah Annabawiyyah Juz 6 hal 49). Wajar saja wanita ini dibunuh karena ia menentang agama Allah, tak beda dengan Fir’aun, Tsamud, dan semua penentang agama Allah lainnya, tak dibedakan apakah ia wanita lemah atau ia raja wibawa, yg dibedakan adalah kadar bahaya fitnahnya pada agama Allah, sebagaimana kalian di barat bila melihat orang yg terjangkit virus berbahaya langsung membunuhnya, atau melihat orang pelaku bom bunuh diri, pasti langsung membunuhnya, walaupun ia ibu menyusui 70 anak sekalipun, dan kalau bom itu disembunyikan diperutnya niscaya manusia seperti kalian tidak sungkan sungkan merobek perutnya hidup hidup demi mengeluarkan bom itu, bukankah demikian..?, sampai disini Logika pembunuhan wanita anda akui sebagai hal yg mesti bukan?.

3. mengenai ucapan Imam Ghazali rahimahullah, tentang dusta
Saya Jawab:
Bukan bermakna dusta adalah boleh, namun menolong nyawa seseorang bila harus dengan dusta maka itu boleh, dan anda mengatakan bahwa Islam mengajarkan bohong, bila datang seorang pembunuh yg ingin membunuh anak dan istri anda misalnya, kebetulan anak anda ada dikamar, anda tidak bersenjata dan tidak punya kesempatan berbuat apapun selain berbohong atau jujur, apakah anda menunjukkan kamarnya?, Demi menyelamatkan nyawa anak dan istri anda anda mengakui bahwa bohong itu wajib!,

dan bila ada orang ingin membunuh istri atau anak anda, sedangkan anda menyembunyikan mereka disuatu tempat untuk menghindari kejaran para pembunuh, lalu orang2 yg ingin membunuh keluarga anda itu bertanya pada teman teman anda tentang dimana persembunyian istri dan anak anda, apa yg anda harapkan?, apakah anda berharap mereka jujur?, anda akan mengemis pada teman anda agar mereka berbohong!, anda akan memusuhi mereka bila mereka jujur bukan??, jadilah berbohong itu anda wajibkan!, inilah kiyas Imam Kami yg Mulia, Imam Ghazali rahimahullah.

4. mengenai Jizyah
Saya Jawab:
Jizyah adalah pembayaran pajak bagi orang yg non muslim, hal ini adalah suatu keadilan, karena muslimpun membayar pajak, bahkan lebih banyak, berupa zakat tijarah, zakat fitrah, zakat harta, zakat pertanian, zakat peternakan, yg bila dijumlahkan jauh lebih besar daripada Jizyah, hak anda dilindungi, sebagaimana ketika seorang Muslim menampar seorang yahudi karena ia mengatakan Musa lebih mulia dari Muhammad saw, maka nabiku Muhammad murka dan menegur keras muslim itu! (Shahih Bukhari).

Kejadian lainnya ketika baju besi Ali bin Abi Thalib ra dicuri oleh seorang Yahudi, maka Ali kw mengadu kepada Umar bin Khattab ra sebagai Khalifah saat itu, maka Umar ra tahu betul bahwa Ali kw tak mungkin berdusta, namun hukum syariah mesti ditegakkan, maka Umar ra bertanya mana saksi kalian?, Yahudi membawa dua orang saksi, dan Ali kw membawa kedua putranya hasan dan husein sebagai saksi, maka Umar ra tertunduk malu seraya berkata : “maaf wahai Ali, anak tidak bisa dijadikan saksi mata”, maka Ali kw berkata : “apakah kau tolak kesaksian cucu Rasulullah saw?”, maka Umar ra tertunduk seraya berkata : “hukum syariah mengatakan bahwa baju besi ini milik yahudi”, maka Ali kw menerima keputusan dan pergi, maka menangislah sang yahudi seraya berkata : “belum pernah kutemukan hukum agama yg membela keadilan pada orang yg lain agamanya dengan mengalahkan kesaksian cucu nabi mereka, aku masuk islam!”. (Sirah Ali bin Abi Thalib kw).

Inilah adab kami terhadap mereka yg non muslim, dan sampai disini semua logika akan menerima, dan hujatan busukmu runtuh!

5. LOGIKA
Saya Jawab:
Seorang anak yg tidak tahu bahwa bara api itu membahayakan, maka logika sang anak, bahwa benda merah itu indah, maka ia ingin memakannya, inilah logika manusia!, manusia tak tahu apa apa sebelum membuktikannya, Nah.. kasih sayang Allah swt adalah memberitahu kita sebelum kita membuktikannya, dan itulah islam..!, seperti kasih sayang Ibu yg melarang anaknya mendekati bara api. Logika yg anda pakai, adalah menelan bara api itu dulu untuk membuktikan bahwa larangan tuhan itu benar!, sempit sekali logika anda, sedangkal inikah logika orang kafir di barat??

6. MEMUKUL ISTRI
Saya Jawab:
Mengenai menyiksa istri diperbolehkan dalam islam itu adalah kebodohan anda dalam hukum syariah kami, karena Allah swt berfirman dalam surat Al Qur’an : “bila kalian risau atas istrimu yg terus berbuat jahat dan pengingkaran maka nasihatilah ia, (bukan memukulnya), bila ia masih terus melakukan kejahatannya maka jangan menyetubuhinya, (jangan memukulnya), dan bila ia masih juga dalam kejahatannya maka pukullah ia, bila ia taat maka jangan kalian sesekali kalian terus menyakitinya, sungguh Allah Maha Tinggi dan Maha Dahsyat kekuatan Nya”

jelaslah justru makna ayat ini adalah melindungi hak wanita, maaf, Negara barat adalah Negara terbesar penyiksaan suami terhadap istrinya!!, dalam islam hak istri dilindungi, misalnya istri kita terus mencaci kita, atau terus memarahi dan memaki maki mertuanya misalnya, maka tidak boleh dipukul sebelum dinasehati..!, bila masih saja tak menurut maka jangan dipukul, tapi cukup dg jangan disetubuhi..!, alangkah lembutnya hukum Allah swt!, apalah artinya teguran dengan tidak mengumpulinya?, bukankah ini sangat lembut?, lalu bila ia masih juga tidak taat dan terus berbuat kemungkaran, maka barulah boleh kau memukulnya” (QS Annisa 35),

Rasul saw menjelaskan makna PUKULLAH adalah “FADHRIBUUHUNNA GHAIRU MUBARRIH”, yaitu pukullah ia dengan tanpa membahayakan seperti bengkak, atau berbekas”. (shahih Muslim hadits no.1218, Shahih Ibn hibban hadits no.2809). dan demikian pula diriwayatkan dalam Tafsir Imam Qurtubi, Tafsir Imam Ibn Katsir, tafsir Imam Attabariy, dan seluruh tafsir lainnya.

Betapa indahnya ajaran ini, bahkan dalam memukulpun Rasul saw melarang untuk memukul sampai berbekas, maka merupakan sekedar teguran belaka!, bahkan Allah mengancam pada ayat itu, “Janganlah kalian terus menyakitinya, sungguh Allah Maha Tinggi dan maha besar kekuatan Nya”, maksudnya Maha Mampu menyiksa kalian dengan sebab perbuatan kalian bila jahat terhadap istri. Tunjukkan padaku ajaran undang undang mana dimuka Bumi ini yg melindungi istri seindah ajaran Muhammad saw..???

7. POLIGAMI HALAL BAGI PRIA DAN HARAM BAGI WANITA.
Saya Jawab:
Sudah kita fahami bahwa jumlah wanita kini semakin banyak dari pria, maka muncullah hukum poligami dalam islam, dari Allah swt tentunya, hingga wanita wanita akan terbimbing oleh kaum lelaki, dan kaum lelaki akan teredam nafsu amarahnya, nafsu merebut kekuasaan, nafsu mengalahkan lelaki lainnya, karena ia dibebani tanggungjawab sebagai suami untuk membimbing istri istrinya, bukankah tanggung jawab istri adalah mengikatnya untuk tidak menghamburkan uang dan waktunya sembarangan?, lalu bagaimana bila mempunyai dua rumah tangga?, tiga rumah tangga?, empat rumah tangga?, bukankah ini akan membuatnya semakin terikat dari berbuat kejahatan?, karena ia harus mendidik anak anaknya, menyekolahkan mereka, membimbing istri istrinya dalam tuntunan islam, ia akan sibuk berkhidmat pada rumah tangganya dan tak punya waktu kumpul terbahak bahak dengan teman temannya di café café seperti Bule kafir di barat.

Lihat kesempurnaan ajaran Islam yg sangat sesuai dengan keadaan zaman, pengingkaran terhadap poligami berarti mendukung banyaknya wanita yg tak bersuami, banyaknya wanita yg melacur, wanita penghibur dll, karena wanita wanita itu tak mendapatkan suami, suami yg membimbingnya pada kemuliaan, hal ini muncul sebab pengingkaran manusia pada hukum Allah, mereka bagaikan anak yg menelan bara api lalu menjerit menyalahkan ibunya..!, ibunya tak bersalah karena telah melarangnya, demikian Allah swt menjadikan kasih sayang Ibu sebagai cermin kita pada kasih sayang Yang Maha Menciptakan seluruh kasih sayang pada setiap jiwa ibunda.

Jumlah wanita lebih banyak dari pria, dan diwaktu yg bersamaan dg munculnya ajaran Muhammad saw yg memperbolehkan berpoligami. Sesuai bukan?, Jelaslah bahwa ajaran Muhammad saw adalah ajaran yg paling sempurna mengatasi masalah bertambahnya jumlah wanita daripada pria di masa kini!, dan tak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah ini kecuali dengan ajaran Allah yg disampaikan Nya pada Muhammad saw.

Beri aku solusi dari logika orang kafir, bagaimana mengatasi jumlah wanita yg semakin banyak dari pria dengan melarang poligami..?, apakah dibunuh?, kalian akan mengacaukan ekosistem dunia, kalian perusak dan pembuat kerusuhan, dan didalam islam poligami dibolehkan, dan bukan diwajibkan, ini menunjukkan bila mereka merasa mampu berpoligami maka boleh, bila mereka takut tidak adil maka cukup satu (Annisa-3).

8. PERBUDAKAN
Saya Jawab:
Perbudakan dalam islam diharamkan kecuali adalah dari kalangan kafir yg membangkang dan memerangi islam, mereka yg memerangi islam jika mereka kalah maka semua tawanan dibebaskan dari penjara dan dijadikan budak, diberi makan, diberi tempat tinggal, dinikahkan, diberi hak nikah dengan budak lainnya, bila tuannya ingin menikahinya maka ia bebas, budak dalam islam bukanlah budak yg kalian kenal, dalam islam perbudakan adalah mendidik orang orang kafir agar mengenal shalat, puasa, zakat dll, mereka tinggal serumah dg muslimin, dan penyiksaan terhadap budak dihukumi dengan hukum yg keras dalam syariah islam, demikianlah cara islam mendidik musuh musuhnya agar mengenal ajaran islam, dibiarkan musuh musuhnya tinggal dan makan dirumah mereka, seraya menyaksikan ibadah shalat dan hukum hukum islam, dan mereka dapat bekerja selain membantu tuannya, mereka dapat mengumpulkan uang yg kemudian akan membeli kebebasannya atau langsung dibebaskan oleh tuannya, mereka boleh memeluk islam atau boleh tetap dalam kekafirannya.

Adakah ajaran dimuka bumi yg memperbolehkan musuhnya makan dan minum dirumahnya?, bagaimana ajaran Bule kafir terhadap musuh musuhnya?, dipenjara, disiksa, itulah cara kalian terhadap musuh musuh kalian, dan lain dengan cara kami, musuh musuh kami tinggal serumah dengan kami, makan bersama kami, belajar Alqur’an dg kami, dan bila ia ingin tetap dalam kekafirannya maka kami tak punya hak memaksanya masuk islam walaupun ia tinggal dirumah kami! Betapa agungnya ajaran Muhammad saw..!

9. HALAL MEMPERAWANI WANITA USIA 9 TAHUN (RASUL SAW MENIKAHI AISYAH RA)
Saya Jawab:
Mengenai hal ini, adalah kekhususan untuk sang Nabi saw, beliau saw berbeda dengan kita, sebagaimana kesaksian beliau saw tidak makan dan minum berhari hari, ketika para sahabat mengikutinya maka beliau saw melarangnya, dan berkata : “sungguh aku tidak sama dengan kalian, aku diberi makan dan minum oleh Allah” (Shahih bukhari), demikianlah Mukjizat para nabi, demikian Mukjizat Isa bin maryam yg menghidupakan orang mati, demikian pula Mukjizat Musa as yg merubah tongkatnya menjadi ular, maka memperawani seorang wanita dalam konteks orang awam adalah menyetubuhinya dg syahwat, namun berbeda dengan Rasulullah saw, Allah swt menciptakan aisyah untuk istri nabi Nya, tentunya Dia Maha Luhur dari segala kekejian dan kebiadaban, karena seluruh ucapan sang nabi saw adalah perintah Allah swt : “Tiadalah ia berbicara dari hawa nafsunya, tetapi merupakan wahyu yg diwahyukan oleh Allah swt” (Annajm 3-4).

Aisyah ra adalah seorang wanita yg cerdas dan jenius, Nabi saw membutuhkan seorang wanita yg jenius dan cerdas untuk menyampaikan risalah pada kaum wanita, maka Jibril as mewahyukan agar beliau saw menikahi aisyah ra.

Dengan Logika yg sempurna, dan hati yg beriman kami mempercayai bahwa Maryam as adalah wanita suci yg bukan pendosa apalagi pezina, namun merupakan perintah Allah swt. Dengan hati suci dan iman, kami kaum muslimin mempercayai bahwa Isa bin Maryam adalah anak suci dan sesekali bukan anak zina, namun merupakan perintah Allah swt. Dengan kesucian dan Iman, kami kaum muslimin mempercayai bahwa Muhammad saw menikahi Aisyah dan istri istrinya bukan karena nafsu, namun merupakan perintah Allah swt.

Tuduhan anda dengan logika bahwa Muhammad saw bernafsu birahi dan sex maniac karena menikahi banyak wanita dan wanita dibawah umur, berarti anda berlogika pula bahwa Maryam as adalah pelacur biadab yg berkedok wanita suci, Dan Isa bin Maryam adalah anak haram jadah dan bukan putra suci, demikianlah logika kotor berbicara, demikian logika busuk menilai, namun anda dapat membandingkan mana logika sempurna dan mana logika busuk.

10. SORGA ISLAM
Saya Jawab:
saya punya cerita singkat, Seorang Raja besar yg kaya raya, mendengar kabar bahwa ada sekelompok orang yg berbuat mulia di negeri seberang, mereka bekerja tanpa pamrih demi ketaatan pada rajanya, mereka jadikan siang dan malamnya merupakan bakti pada rajanya, mereka bersabar menghadapi segala kesulitan seraya tak perduli pada rintangan kemiskinan, bahkan saat mereka mendapat kekayaanpun mereka tetap tak lupa bakti pada rajanya, maka sang Raja menulis surat : “kepada Rakyatku yg kumuliakan, sungguh kalian telah berbakti kepadaku, niscaya bila masa bakti kalian selesai kelak, akan kujamu kalian dengan 100 macam masakan termahal, 1000 ayam kalkun akan kuhidangkan demi menyambut kalian, 100 pelayan akan melayani kalian, kubangunkan untuk kalian Villa villa mewah yg setiapnya berisi 100 kamar yg mewah”.

Nah.. ketika kelompok itu datang, apakah mereka akan menelan 100 macam makanan??, atau 1000 kalkun akan dilahap??, atau akan merasakan 100 kamar dalam villanya masing masing??, ada diantara mereka yg sudah senang dengan bisa berkumpul bersama keluarganya dan menggunakan beberapa kamar saja, ada yg makan dua suap lalu meninggalkannya demi berkumpul dengan sang Raja dan menteri menteri mulia, ada yg memilih duduk bersama ayah ibunya ditepi pantai, tanpa perduli dengan 100 pelayan.. Hal ini mudah dan logis saja, masalahnya adalah ucapan sang Raja yg sangat ingin memuliakan tamunya, dan mengirim surat kepada calon tamunya dengan pelbagai persiapan dan jamuan.

Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa orang yg beramal karena takut pada neraka, maka itu adalah ibadah para budak, karena taatnya hanyalah karena takut, dan barangsiapa yg beramal karena ingin surga, maka itu amalan para pedagang, karena diotaknya hanya ingin untung, dan barangsiapa yg beribadah karena ingin dekat dengan Allah, itulah orang orang yg merdeka. Ketiga kelompok ini tetap dimuliakan oleh Allah swt, namun tentunya yg paling mulia adalah yg beribadah karena tak menginginkan apa apa selain kedekatan pada Nya swt, banyak pula teriwayatkan hal seperti ini dari kalangan sahabat Radhiyallahu ‘anhum, mereka merindukan Allah swt, dan Allah merindukan mereka, sebagaimana sabda Rasul saw : “Barangsiapa yg merindukan perjumpaan dg Allah maka Allah merindukan perjumpaan dengannya” (shahih Bukhari)

Namun Nabi kami Muhammad saw berdoa dengan ketiga tiganya, karena beliau saw tahu bahwa tidak semua ummatnya akan mampu mencapai derajat tertinggi, ada di ummatnya yg memang ibadahnya karena takut pada neraka, ada yg ibadahnya karena ingin surga, ada yg ibadahnya karena Ingin dekat dg Allah swt, maka beliau diajari oleh Allah swt untuk berdoa dengan ketiganya,

Anda ini hanya mencari cari kesalahan saja agar orang islam benci pada agamanya, padahal dalam injil kalian pun ada yg lebih jorok :

Bible (INJIL) perjanjian lama YEHEZKIEL 23:1-21, Surat 23 : ayat
2). ”Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu.
3). Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang.
4). Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yarusalem.
5). Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang,
6). berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda.
7). Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia berahi dan dengan berhala-berhalanya.
8). Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.
9). Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasih-kekasihnya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia berahi.
10). Mereka menyingkapkan auratnya, anak-anaknya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya.
11). Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya.
12). Ia berahi kepada orang Asyur, kepada bupati-bupati dan penguasa-penguasanya, kepada pahlawan-pahlawan perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda yang ganteng.
13). Aku melihat bahwa ia menajiskan diri; kelakuan mereka berdua adalah sama.
14). Bahkan, ia menambah persundalannya lagi: ia melihat laki-laki yang terukir pada dinding, gambar orang-orang Kasdim, diukir dalam warna linggam,
15). pinggangnya diikat dengan ikat pinggang, kepalanya memakai serban yang berjuntai, semuanya kelihatan seperti perwira, yang menyerupai orang Babel dari Kasdim, tanah kelahiran mereka.
16). Segera sesudah kelihatan oleh matanya ia berahi kepada mereka dan mengirim suruhan kepada mereka ke tanah Kasdim.
17). Maka orang Babel datang kepadanya menikmati tempat tidur percintaan dan menajiskan dia dengan persundalan mereka; sesudah ia menjadi najis oleh mereka, ia meronta dari mereka.
18). Oleh karena ia melakukan persundalan dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya, maka Aku menjauhkan diri karena jijik dari padanya, seperti Aku menjauhkan diri dari adiknya.
19). Ia melakukan lebih banyak lagi persundalan sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir.
20). Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.
21). Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu.
[YEHEZKIEL 23:1-21].

Baiknya anda tidak usah mencela agama lain, Islam adalah agama Allah swt, dangkalnya pemahaman manusia tak mampu menjangkau seluruh kemuliaannya, namun orang yg berakal akan bisa memilih mana kitab yg mengajarkan persundalan, mana kitab yg menjanjikan sambutan hangat sang maha pencipta. Bagi kami Injil adalah kitab suci dan kami beriman padanya, namun tentunya bukan injil yg sudah diubah ubah dg kabar persundalan (perzinahan) tuhan dengan maria.

Artikel anda membangkitkan semangat kami dan menjadi cambuk bagi kami untuk semakin giat mengenalkan masyarakat islam tentang kemuliaan Muhammad Rasulullah saw.., anda turut membangkitkan kami agar lebih tak mengenal lelah untuk berdakwah.

Wassalamu ‘alaa manittaba’al huda (Dan Salam Sejehatera bagi mereka yg mengikuti Hidayah Allah)

Note:
Untuk artikel Nashoro nya silahkan klik disini.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Khutbah Rasululullah SAW di Hari Terakhir Bulan Sya’ban

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

Wahai para manusia, telah menyelubungi kalian bulan yang agung, bulan yang dilimpahi Keberkahan yang padanya terdapat suatu malam yang lebih mulia dari seribu bulan, Allah jadikan puasa padanya kewajiban, dan shalat malamnya sunnah, Barangsiapa yang beramal (dibulan itu) dengan amal yang sunnah maka baginya pahala seakan melakukan ibadah yang fardhu, Barangsiapa mengamalkan amal yang fardhu maka seakan menjalankan 70 hal yang fardhu dibulan yang lain, Dia adalah (ramadhan) Bulan kesabaran, dan balasan sabar adalah sorga, Dialah bulan saling tolong menolong, Ditambahkan (oleh Allah) padanya rizki orang-orang mukmin. Barangsiapa yang menjamu buka orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan pembebasan dari neraka, dan ia mendapat pahala puasa seperti orang itu tanpa dikurangkan..

Maka berkatalah sebagian dari mereka : ?tidak semua dari kami mempunyai rizki menjamu orang berbuka puasa?, maka Rasul saw menjawab : ?Allah tetap memberikan pahala itu walaupun hanya dengan sebutir korma atau segelas air. Dialah bulan yang pada awalnya Rahmat (Kasih Sayang Allah), dan pertengahannya Pengampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka, Barangsiapa yang memberi keringanan pada budaknya (atau pembantunya) maka diampuni dosa-dosanya dan baginya pembebasan dari neraka.

Maka perbanyaklah empat hal, yang dua hal adalah keridhoan Tuhanmu dan yang dua lainnya adalah tiada kemampuan kalian mendapatkannya (Allah yang memiliki), Dua hal yang pertama adalah syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan yang kedua adalah kalian beristighfar pada Nya, Dan dua hal yang bukan milik kalian adalah mintalah sorga dan berlindunglah padanya dari neraka, Barangsiapa yang memberi minum untuk berbuka orang yang berpuasa di bulan itu maka Allah akan memberinya minum dari telagaku hingga tak akan ia haus hingga ia sampai ke sorga? (Shahih Ibn Khuzaimah hadits no.1887).

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Memahami Ayat-Ayat Tasybih

Posted by Teknik Jumper on October 24, 2008

Mengenai ayat mutasyabih yg sebenarnya para Imam dan Muhadditsin selalu berusaha menghindari untuk membahasnya, namun justru sangat digandrungi oleh sebagian kelompok muslimin sesat masa kini, mereka selalu mencoba menusuk kepada jantung tauhid yang sedikit saja salah memahami maka akan terjatuh dalam jurang kemusyrikan, seperti membahas bahwa Allah ada dilangit, mempunyai tangan, wajah dll yang hanya membuat kerancuan dalam kesucian Tauhid ilahi pada benak muslimin, akan tetapi karena semaraknya masalah ini diangkat ke permukaan, maka perlu kita perjelas mengenai ayat-ayat dan hadits tersebut.

Sebagaimana makna Istiwa, yg sebagian kaum muslimin sesat sangat gemar membahasnya dan mengatakan bahwa Allah itu bersemayam di Arsy, dengan menafsirkan kalimat ”ISTIWA” dengan makna ”BERSEMAYAM atau ADA DI SUATU TEMPAT” , entah darimana pula mereka menemukan makna kalimat Istawa adalah semayam, padahal tak mungkin kita katakan bahwa Allah itu bersemayam disuatu tempat, karena bertentangan dengan ayat-ayat dan Nash hadits lain, bila kita mengatakan Allah ada di Arsy, maka dimana Allah sebelum Arsy itu ada?, dan berarti Allah membutuhkan ruang, berarti berwujud seperti makhluk, sedangkan dalam hadits qudsiy disebutkan Allah swt turun kelangit yg terendah saat sepertiga malam terakhir, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Muslim hadits no.758, sedangkan kita memahami bahwa waktu di permukaan bumi terus bergilir,

maka bila disuatu tempat adalah tengah malam, maka waktu tengah malam itu tidak sirna, tapi terus berpindah ke arah barat dan terus ke yang lebih barat, tentulah berarti Allah itu selalu bergelantungan mengitari Bumi di langit yg terendah, maka semakin ranculah pemahaman ini, dan menunjukkan rapuhnya pemahaman mereka, jelaslah bahwa hujjah yg mengatakan Allah ada di Arsy telah bertentangan dengan hadits qudsiy diatas, yg berarti Allah itu tetap di langit yg terendah dan tak pernah kembali ke Arsy, sedangkan ayat itu mengatakan bahwa Allah ada di Arsy, dan hadits Qudsiy mengatakan Allah dilangit yg terendah.

Berkata Al hafidh Almuhaddits Al Imam Malik rahimahullah ketika datang seseorang yg bertanya makna ayat : ”Arrahmaanu ’alal Arsyistawa”, Imam Malik menjawab : ”Majhul, Ma’qul, Imaan bihi wajib, wa su’al ’anhu bid’ah (tdk diketahui maknanya, dan tidak boleh mengatakannya mustahil, percaya akannya wajib, bertanya tentang ini adalah Bid’ah Munkarah), dan kulihat engkau ini orang jahat, keluarkan dia..!”, demikian ucapan Imam Malik pada penanya ini, hingga ia mengatakannya : ”kulihat engkau ini orang jahat”, lalu mengusirnya, tentunya seorang Imam Mulia yg menjadi Muhaddits Tertinggi di Madinah Almunawwarah di masanya yg beliau itu Guru Imam Syafii ini tak sembarang mengatakan ucapan seperti itu, kecuali menjadi dalil bagi kita bahwa hanya orang orang yg tidak baik yg mempermasalahkan masalah ini.

Lalu bagaimana dengan firman Nya : ”Mereka yg berbai’at padamu sungguh mereka telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10), dan disaat Bai’at itu tak pernah teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari langit yg turut berbai’at pada sahabat.

Juga sebagaimana hadits qudsiy yg mana Allah berfirman : ”Barangsiapa memusuhi waliku sungguh kuumumkan perang kepadanya, tiadalah hamba Ku mendekat kepada Ku dengan hal hal yg fardhu, dan Hamba Ku terus mendekat kepada Ku dengan hal hal yg sunnah baginya hingga Aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka aku menjadi telinganya yg ia gunakan untuk mendengar, dan matanya yg ia gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yg ia gunakan untuk memerangi, dan kakinya yg ia gunakan untuk melangkah, bila ia meminta pada Ku niscaya kuberi permintaannya….” (shahih Bukhari hadits no.6137), Maka hadits Qudsiy diatas tentunya jelas jelas menunjukkan bahwa pendengaran, penglihatan, dan panca indera lainnya, bagi mereka yg taat pada Allah akan dilimpahi cahaya kemegahan Allah, pertolongan Allah, kekuatan Allah, keberkahan Allah, dan sungguh maknanya bukanlah berarti Allah menjadi telinga, mata, tangan dan kakinya.

Masalah ayat/hadist tasybih (tangan/wajah) dalam ilmu tauhid terdapat dua pendapat dalam menafsirkannya.
1.Pendapat Tafwidh ma’a tanzih
1. Madzhab tafwidh ma’a tanzih yaitu mengambil dhahir lafadz dan menyerahkan maknanya kpd Allah swt, dg i’tiqad tanzih (mensucikan Allah dari segala penyerupaan). Ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal masalah hadist sifat, ia berkata ”Nu;minu biha wa nushoddiq biha bilaa kaif wala makna”, (Kita percaya dg hal itu, dan membenarkannya tanpa menanyakannya bagaimana, dan tanpa makna) Madzhab inilah yg juga di pegang oleh Imam Abu hanifah. dan kini muncullah faham mujjassimah yaitu dhohirnya memegang madzhab tafwidh tapi menyerupakan Allah dg mahluk, bukan seperti para imam yg memegang madzhab tafwidh.
2.Pendapat Ta’wil
Madzhab takwil yaitu menakwilkan ayat/hadist tasybih sesuai dg keesaan dan keagungan Allah swt, dan madzhab ini arjah (lebih baik untuk diikuti) karena terdapat penjelasan dan menghilangkan awhaam (khayalan dan syak wasangka) pada muslimin umumnya, sebagaimana Imam Syafii, Imam Bukhari,Imam Nawawi dll. (syarah Jauharat Attauhid oleh Imam Baajuri). Pendapat ini juga terdapat dalam Al Qur’an dan sunnah, juga banyak dipakai oleh para sahabat, tabiin dan imam imam ahlussunnah waljamaah.

seperti ayat :
”Nasuullaha fanasiahum” (mereka melupakan Allah maka Allah pun lupa dengan mereka) (QS Attaubah:67), dan ayat : ”Innaa nasiinaakum”. (sungguh kami telah lupa pada kalian QS Assajdah 14).

Dengan ayat ini kita tidak bisa menyifatkan sifat lupa kepada Allah walaupun tercantum dalam Alqur’an, dan kita tidak boleh mengatakan Allah punya sifat lupa, tapi berbeda dg sifat lupa pada diri makhluk, karena Allah berfirman : ”dan tiadalah tuhanmu itu lupa” (QS Maryam 64)

Dan juga diriwayatkan dalam hadtist Qudsiy bahwa Allah swt berfirman : ”Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk Ku, maka berkatalah keturunan Adam : Wahai Allah, bagaimana aku menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul ’Alamin?, maka Allah menjawab : Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau temui Aku disisinya?” (Shahih Muslim hadits no.2569) apakah kita bisa mensifatkan sakit kepada Allah tapi tidak seperti sakitnya kita?

Berkata Imam Nawawi berkenaan hadits Qudsiy diatas dalam kitabnya yaitu Syarah Annawawiy alaa Shahih Muslim bahwa yg dimaksud sakit pada Allah adalah hamba Nya, dan kemuliaan serta kedekatan Nya pada hamba Nya itu, ”wa ma’na wajadtaniy indahu ya’niy wajadta tsawaabii wa karoomatii indahu” dan makna ucapan : akan kau temui aku disisinya adalah akan kau temui pahalaku dan kedermawanan Ku dengan menjenguknya (Syarh Nawawi ala shahih Muslim Juz 16 hal 125)

Dan banyak pula para sahabat, tabiin, dan para Imam ahlussunnah waljamaah yg berpegang pada pendapat Ta’wil, seperti Imam Ibn Abbas, Imam Malik, Imam Bukhari, Imam Tirmidziy, Imam Abul Hasan Al Asy’ariy, Imam Ibnul Jauziy dll (lihat Daf’ussyubhat Attasybiih oleh Imam Ibn Jauziy). Maka jelaslah bahwa akal tak akan mampu memecahkan rahasia keberadaan Allah swt, sebagaimana firman Nya : ”Maha Suci Tuhan Mu Tuhan Yang Maha Memiliki Kemegahan dari apa apa yg mereka sifatkan, maka salam sejahtera lah bagi para Rasul, dan segala puji atas tuhan sekalian alam” . (QS Asshaffat 180-182).

Walillahittaufiq

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Tabarruk Atau Mengambil Keberkahan Dari Bekas Tubuh Para Shalihin

Posted by Teknik Jumper on October 23, 2008

Banyak orang yang keliru memahami makna hakikat tabarruk dengan Nabi Muhammad saw, peninggalan-peninggalannya saw, ahlulbaitnya saw dan para pewarisnya yakni para ulama, para kyai dan para wali. Karena hakekat yang belum mereka pahami, mereka berani menilai kafir (sesat) atau musyrik terhadap mereka yang bertabarruk pada Nabi saw atau ulama.

Mengenai azimat (Ruqyyat) dengan huruf arab merupakan hal yg diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah swt. Sebagaimana dijelaskan bahwa azimat dg tulisan ayat atau doa disebutkan pd kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata mata adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat ayat Alqur’an.

Mengenai benda-benda keramat, maka ini perlu penjelasan yg sejelas jelasnya, bahwa benda benda keramat itu tak bisa membawa manfaat atau mudharrat, namun mungkin saja digunakan Tabarrukan (mengambil berkah) dari pemiliknya dahulu, misalnya ia seorang yg shalih, maka sebagaimana diriwayatkan :

• Para sahabat seakan akan hampir saling bunuh saat berdesakan berebutan air bekas wudhunya Rasulullah saw (Shahih Bukhari Hadits no. 186)

• Allah swt menjelaskan bahwa ketika Ya’qub as dalam keadaan buta, lalu dilemparkanlah ke wajahnya pakaian Yusuf as, maka iapun melihat, sebagaimana Allah menceritakannya dalam firman Nya SWT : “(berkata Yusuf as pada kakak kakaknya) PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA” (QS Yusuf 93), dan pula ayat : “MAKA KETIKA DATANG PADANYA KABAR GEMBIRA ITU, DAN DILEMPARKAN PADA WAJAHNYA (pakaian Yusuf as) MAKA IA (Ya’qub as) SEMBUH DARI KEBUTAANNYA” (QS Yusuf 96). Ini merupakan dalil Alqur’an, bahwa benda/pakaian orang orang shalih dapat menjadi perantara kesembuhan dengan izin Allah tentunya, kita bertanya mengapa Allah sebutkan ayat sedemikian jelasnya?, apa perlunya menyebutkan sorban yusuf dg ucapannya : PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA” . untuk apa disebutkan masalah baju yg dilemparkan kewajah ayahnya?, agar kita memahami bahwa Allah SWT memuliakan benda benda yg pernah bersentuhan dengan tubuh hamba hamba Nya yg shalih. kita akan lihat dalil dalil lainnya.

• Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yg sakit maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).

• Rasul saw sendiri menjadikan air liur orang mukmin sebagai berkah untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau : “Dengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami, sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan kami” (shahih Bukhari hadits no.5413), ucapan beliau saw : “demi air liur sebagian dari kami” menunjukkan bahwa air liur orang mukmin dapat menyembuhkan penyakit, dg izin Allah swt tentunya, sebagaimana dokter pun dapat menyembuhkan, namun dg izin Allah pula tentunya, hadits ini menjelaskan bahwa rasul saw bertabarruk dg air liur mukminin bahkan tanah bumi, menunjukkan bahwa pd hakikatnya seluruh ala mini membawa keberkahan dari Allah swt.

• seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu mushollah dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang itu dan bertanya : “dimana tempat yg kau inginkan aku shalat?”. Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130).

• Nabi Musa as ketika akan wafat ia meminta didekatkan ke wilayah suci di palestina, menunjukkan bahwa Musa as ingin dimakamkan dg mengambil berkah pada tempat suci (shahih Bukhari hadits no.1274).

• Allah memuji Nabi saw dan Umar bin Khattab ra yg menjadikan Maqam Ibrahim as (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim as berdiri dan berdoa di depan ka’bah yg dinamakan Maqam Ibrahim as) sebagai tempat shalat (musholla), sebagaimana firman Nya : “Dan mereka menjadikan tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat” (QS Al Imran 97), maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan tempat hamba hamba Nya berdoa, bahkan Rasul saw pun bertabarruk dengan tempat berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu.

• Diriwayatkan ketika Rasul saw barusaja mendapat hadiah selendang pakaian bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain yang segera memintanya selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul saw, maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, maka sahabat itu berkata : “aku memintanya karena mengharapkan keberkahannya ketika dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan untuk kafanku nanti” (Shahih Bukhari hadits no.5689), demikian cintanya para sahabat pada Nabinya saw, sampai kain kafanpun mereka ingin yang bekas sentuhan tubuh Nabi Muhammad saw.

• Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar ra), “Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra”, maka ketika Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu” (dimakamkan disamping makam Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra Kuburan Nabi saw mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu”

• Demikian pula Abubakar shiddiq ra, yang saat Rasul saw wafat maka ia membuka kain penutup wajah Nabi saw lalu memeluknya dengan derai tangis seraya menciumi tubuh beliau saw dan berkata : “Demi ayahku, dan engkau dan ibuku wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan Allah untukmu kini telah kau lewati”. (Shahih Bukhari hadits no.1184, 4187).

• Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar ra pun melakukannya. (Shahih Bukhari hadits no.469). Demikianlah keadaan para sahabat Rasul saw, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad saw tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi saw.

• Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?, maka Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini” (Shahih Bukhari hadits no.480).

• Sebagaimana riwayat Sa’ib ra, : “aku diajak oleh bibiku kepada Rasul saw, seraya berkata : Wahai Rasulullah.., keponakanku sakit.., maka Rasul saw mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas wudhu beliau saw, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan kulihat Tanda Kenabian beliau saw” (Shahih Muslim hadits no.2345).

• Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami memiliki rambut Rasul saw, maka ia berkata: “Kalau aku memiliki sehelai rambut beliau saw, maka itu lebih berharga bagiku dari dunia dan segala isinya” (Shahih Bukhari hadits no.168). demikianlah mulianya sehelai rambut Nabi saw dimata sahabat, lebih agung dari dunia dan segala isinya.

• Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat berebutan air bekas wudhu Rasul saw dan mengusap2kannya ke wajah dan kedua tangan mereka, dan mereka yang tak mendapatkannya maka mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah terkena bekas air wudhu Rasul saw lalu mengusapkan ke wajah dan tangan mereka” (Shahih Bukhari hadits no.369, demikian juga pada Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits no.503 dengan riwayat yang banyak).

• Diriwayatkan ketika Anas bin malik ra dalam detik detik sakratulmaut ia yg memang telah menyimpan sebuah botol berisi keringat Rasul saw dan beberapa helai rambut Rasul saw, maka ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol itu disertakan bersamanya dalam kafan dan hanut nya (shahih Bukhari hadits no.5925).

Tampaknya kalau mereka ini hidup di zaman sekarang, tentulah para sahabat ini sudah dikatakan musyrik, tentu Abubakar sudah dikatakan musyrik karena menangisi dan memeluk tubuh Rasul saw dan berbicara pada jenazah beliau saw, Tentunya umar bin khattab sudah dikatakan musyrik karena disakratulmaut bukan ingat Allah malah ingat kuburan Nabi saw, Tentunya para sahabat sudah dikatakan musyrik dan halal darahnya, karena mengkultuskan Nabi Muhammad saw dan menganggapnya tuhan sembahan hingga berebutan air bekas wudhunya, mirip dengan kaum nasrani yg berebutan air pastor!

Nah.. kita boleh menimbang diri kita, apakah kita sejalan dengan sahabat atau kita sejalan dg generasi sempalan. Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Sebagimana sabda Nabi saw : “Kebekahan adalah pada urang orang tua dan ulama kalian” (Shahih Ibn Hibban hadits no.559) Dikatakan oleh Al hafidh Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy menanggapi hadits yg diriwayatkan dalam shahih muslim bahw Rasul saw membaca mu’awwidzatain lalu meniupkannya ke kedua telapak tangannya, lalu mengusapkannya ke sekujur tubuh yg dapat disentuhnya, hal itu adalah tabarruk dg nafas dan air liur yg telah dilewati bacaan Alqur’an, sebagaimana tulisan dzikir dzikir yg ditulis dibejana (untuk obat). (Al Jami’usshaghiir Imam Assuyuthiy Juz 1 hal 84 hadits no.104)

Telah dibuktikan pula secara ilmiah oleh salah seorang Profesor Jepang, bahwa air itu berubah wujud bentuknya dg hanya diucapkan padanya kalimat kalimat tertentu, bila ucapan itu berupa cinta, terimakasih dan ucapan ucapan indah lainnya maka air itu berubah wujudnya menjadi semakin indah, bila diperdengarkan ucapan cacian dan buruk maka air itu berubah menjadi buruk wujud bentuknya, dan bila dituliskan padanya tulisan mulia dan indah seperti terimakasih, syair cinta dan tulisan indah lainnya maka ia menjadi semakin indah wujudnya, bila dituliskan padanya ucapan caci maki dan ucapan buruk lainnya maka ia berubah buruk wujudnya, kesimpulannya bahwa air itu berubah dengan perubahan emosi orang yg didekatnya, apakah berupa tulisan dan perkataan.

Keajaiban alamiah yg baru diketahui masa kini, sedangkan Rasul saw dan para sahabat telah memahaminya, mereka bertabarruk dg air yg menyentuh tubuh Rasul saw, mereka bertabarruk dg air doa yg didoakan oleh Rasul saw, maka hanya mereka mereka kaum muslimin yg rendah pemahamannya dalam syariah inilah yg masih terus menentangnya padahal telah dibuktikan secara ilmiah, menunjukkan pemahaman mereka itulah yg jumud dan terbelakang.

Walillahittaufiq

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Mengapa Harus Bid’ah??? Bolehkah Kita Berbuat Bid’ah???

Posted by Teknik Jumper on October 23, 2008

I. Nabi saw memperbolehkan berbuat bid’ah hasanah.
Nabi saw memperbolehkan kita melakukan Bid’ah hasanah selama hal itu baik dan tidak menentang syariah, sebagaimana sabda beliau saw: “Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat-buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (Shahih Muslim hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi). Hadits ini menjelaskan makna Bid’ah hasanah dan Bid’ah dhalalah.

Perhatikan hadits beliau saw, bukankah beliau saw menganjurkan?, maksudnya bila kalian mempunyai suatu pendapat atau gagasan baru yg membuat kebaikan atas islam maka perbuatlah.., alangkah indahnya bimbingan Nabi saw yg tidak mencekik ummat, beliau saw tahu bahwa ummatnya bukan hidup untuk 10 atau 100 tahun, tapi ribuan tahun akan berlanjut dan akan muncul kemajuan zaman, modernisasi, kematian ulama, merajalela kemaksiatan, maka tentunya pastilah diperlukan hal-hal yg baru demi menjaga muslimin lebih terjaga dalam kemuliaan, demikianlah bentuk kesempurnaan agama ini, yg tetap akan bisa dipakai hingga akhir zaman, inilah makna ayat : “ALYAUMA AKMALTU LAKUM DIINUKUM..dst, “hari ini Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, kusempurnakan pula kenikmatan bagi kalian, dan kuridhoi islam sebagai agama kalian”, maksudnya semua ajaran telah sempurna, tak perlu lagi ada pendapat lain demi memperbaiki agama ini, semua hal yg baru selama itu baik sudah masuk dalam kategori syariah dan sudah direstui oleh Allah dan rasul Nya, alangkah sempurnanya islam.

Namun tentunya bukan membuat agama baru atau syariat baru yg bertentangan dengan syariah dan sunnah Rasul saw, atau menghalalkan apa-apa yg sudah diharamkan oleh Rasul saw atau sebaliknya, inilah makna hadits beliau saw : “Barangsiapa yg membuat buat hal baru yg berupa keburukan…dst”, inilah yg disebut Bid’ah Dhalalah. Beliau saw telah memahami itu semua, bahwa kelak zaman akan berkembang, maka beliau saw memperbolehkannya (hal yg baru berupa kebaikan), menganjurkannya dan menyemangati kita untuk memperbuatnya, agar ummat tidak tercekik dengan hal yg ada dizaman kehidupan beliau saw saja, dan beliau saw telah pula mengingatkan agar jangan membuat buat hal yg buruk (Bid’ah dhalalah).

Mengenai pendapat yg mengatakan bahwa hadits ini adalah khusus untuk sedekah saja, maka tentu ini adalah pendapat mereka yg dangkal dalam pemahaman syariah, karena hadits diatas jelas-jelas tak menyebutkan pembatasan hanya untuk sedekah saja, terbukti dengan perbuatan bid’ah hasanah oleh para Sahabat dan Tabi’in.

II. Siapakah yg pertama memulai Bid’ah hasanah setelah wafatnya Rasul saw?
Ketika terjadi pembunuhan besar-besaran atas para sahabat (Ahlul yamaamah) yg mereka itu para Huffadh (yg hafal) Alqur’an dan Ahli Alqur’an di zaman Khalifah Abubakar Asshiddiq ra, berkata Abubakar Ashiddiq ra kepada Zeyd bin Tsabit ra : “Sungguh Umar (ra) telah datang kepadaku dan melaporkan pembunuhan atas ahlulyamaamah dan ditakutkan pembunuhan akan terus terjadi pada para Ahlulqur’an, lalu ia menyarankan agar Aku (Abubakar Asshiddiq ra) mengumpulkan dan menulis Alqur’an, aku berkata : Bagaimana aku berbuat suatu hal yg tidak diperbuat oleh Rasulullah..??, maka Umar berkata padaku bahwa Demi Allah ini adalah demi kebaikan dan merupakan kebaikan, dan ia terus meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan Umar, dan engkau (zeyd) adalah pemuda, cerdas, dan kami tak menuduhmu (kau tak pernah berbuat jahat), kau telah mencatat wahyu, dan sekarang ikutilah dan kumpulkanlah Alqur’an dan tulislah Alqur’an..!” berkata Zeyd : “Demi Allah sungguh bagiku diperintah memindahkan sebuah gunung daripada gunung-gunung tidak seberat perintahmu padaku untuk mengumpulkan Alqur’an, bagaimana kalian berdua berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah saw??”, maka Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan mereka berdua dan aku mulai mengumpulkan Alqur’an”. (Shahih Bukhari hadits no.4402 dan 6768).

Nah saudaraku, bila kita perhatikan konteks diatas Abubakar shiddiq ra mengakui dengan ucapannya : “sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan Umar”, hatinya jernih menerima hal yg baru (bid’ah hasanah) yaitu mengumpulkan Alqur’an, karena sebelumnya alqur’an belum dikumpulkan menjadi satu buku, tapi terpisah-pisah di hafalan sahabat, ada yg tertulis di kulit onta, di tembok, dihafal dll, ini adalah Bid’ah hasanah, justru mereka berdualah yg memulainya.

Kita perhatikan hadits yg dijadikan dalil menafikan (menghilangkan) Bid’ah hasanah mengenai semua bid’ah adalah kesesatan, diriwayatkan bahwa Rasul saw selepas melakukan shalat subuh beliau saw menghadap kami dan menyampaikan ceramah yg membuat hati berguncang, dan membuat airmata mengalir.., maka kami berkata : “Wahai Rasulullah.. seakan-akan ini adalah wasiat untuk perpisahan…, maka beri wasiatlah kami..” maka rasul saw bersabda : “Kuwasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengarkan dan taatlah walaupun kalian dipimpin oleh seorang Budak afrika, sungguh diantara kalian yg berumur panjang akan melihat sangat banyak ikhtilaf perbedaan pendapat, maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’urrasyidin yg mereka itu pembawa petunjuk, gigitlah kuat kuat dengan geraham kalian (suatu kiasan untuk kesungguhan), dan hati-hatilah dengan hal-hal yg baru, sungguh semua yg Bid’ah itu adalah kesesatan”. (Mustadrak Alasshahihain hadits no.329).

Jelaslah bahwa Rasul saw menjelaskan pada kita untuk mengikuti sunnah beliau dan sunnah khulafa’urrasyidin, dan sunnah beliau saw telah memperbolehkan hal yg baru selama itu baik dan tak melanggar syariah, dan sunnah khulafa’urrasyidin adalah anda lihat sendiri bagaimana Abubakar shiddiq ra dan Umar bin Khattab ra menyetujui bahkan menganjurkan, bahkan memerintahkan hal yg baru, yg tidak dilakukan oleh Rasul saw yaitu pembukuan Alqur’an, lalu pula selesai penulisannya dimasa Khalifah Utsman bin Affan ra, dengan persetujuan dan kehadiran Ali bin Abi Thalib kw.

Nah.. sempurnalah sudah keempat makhluk termulia di ummat ini, khulafa’urrasyidin melakukan bid’ah hasanah, Abubakar shiddiq ra dimasa kekhalifahannya memerintahkan pengumpulan Alqur’an, lalu kemudian Umar bin Khattab ra pula dimasa kekhalifahannya memerintahkan tarawih berjamaah dan seraya berkata : “Inilah sebaik-baik Bid’ah!”(Shahih Bukhari hadits no.1906) lalu pula selesai penulisan Alqur’an dimasa Khalifah Utsman bin Affan ra hingga Alqur’an kini dikenal dengan nama Mushaf Utsmaniy, dan Ali bin Abi Thalib kw menghadiri dan menyetujui hal itu. Demikian pula hal yg dibuat-buat tanpa perintah Rasul saw adalah dua kali adzan di Shalat Jumat, tidak pernah dilakukan dimasa Rasul saw, tidak dimasa Khalifah Abubakar shiddiq ra, tidak pula dimasa Umar bin khattab ra dan baru dilakukan dimasa Utsman bn Affan ra, dan diteruskan hingga kini (Shahih Bulkhari hadits no.873).

Siapakah yg salah dan tertuduh?, siapakah yg lebih mengerti larangan Bid’ah?, adakah pendapat mengatakan bahwa keempat Khulafa’urrasyidin ini tak faham makna Bid’ah?

III. Bid’ah Dhalalah
Jelaslah sudah bahwa mereka yg menolak bid’ah hasanah inilah yg termasuk pada golongan Bid’ah dhalalah, dan Bid’ah dhalalah ini banyak jenisnya, seperti penafikan sunnah, penolakan ucapan sahabat, penolakan pendapat Khulafa’urrasyidin, nah…diantaranya adalah penolakan atas hal baru selama itu baik dan tak melanggar syariah, karena hal ini sudah diperbolehkan oleh Rasul saw dan dilakukan oleh Khulafa’urrasyidin, dan Rasul saw telah jelas-jelas memberitahukan bahwa akan muncul banyak ikhtilaf, berpeganglah pada Sunnahku dan Sunnah Khulafa’urrasyidin, bagaimana Sunnah Rasul saw?, beliau saw membolehkan Bid’ah hasanah, bagaimana sunnah Khulafa’urrasyidin?, mereka melakukan Bid’ah hasanah, maka penolakan atas hal inilah yg merupakan Bid’ah dhalalah, hal yg telah diperingatkan oleh Rasul saw.

Bila kita menafikan (meniadakan) adanya Bid’ah hasanah, maka kita telah menafikan dan membid’ahkan Kitab Al-Quran dan Kitab Hadits yang menjadi panduan ajaran pokok Agama Islam karena kedua kitab tersebut (Al-Quran dan Hadits) tidak ada perintah Rasulullah saw untuk membukukannya dalam satu kitab masing-masing, melainkan hal itu merupakan ijma/kesepakatan pendapat para Sahabat Radhiyallahu’anhum dan hal ini dilakukan setelah Rasulullah saw wafat.

Buku hadits seperti Shahih Bukhari, shahih Muslim dll inipun tak pernah ada perintah Rasul saw untuk membukukannya, tak pula Khulafa’urrasyidin memerintahkan menulisnya, namun para tabi’in mulai menulis hadits Rasul saw. Begitu pula Ilmu Musthalahulhadits, Nahwu, sharaf, dan lain-lain sehingga kita dapat memahami kedudukan derajat hadits, ini semua adalah perbuatan Bid’ah namun Bid’ah Hasanah. Demikian pula ucapan “Radhiyallahu’anhu” atas sahabat, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah saw, tidak pula oleh sahabat, walaupun itu di sebut dalam Al-Quran bahwa mereka para sahabat itu diridhoi Allah, namun tak ada dalam Ayat atau hadits Rasul saw memerintahkan untuk mengucapkan ucapan itu untuk sahabatnya, namun karena kecintaan para Tabi’in pada Sahabat, maka mereka menambahinya dengan ucapan tersebut. Dan ini merupakan Bid’ah Hasanah dengan dalil Hadits di atas, Lalu muncul pula kini Al-Quran yang di kasetkan, di CD kan, Program Al-Quran di handphone, Al-Quran yang diterjemahkan, ini semua adalah Bid’ah hasanah. Bid’ah yang baik yang berfaedah dan untuk tujuan kemaslahatan muslimin, karena dengan adanya Bid’ah hasanah di atas maka semakin mudah bagi kita untuk mempelajari Al-Quran, untuk selalu membaca Al-Quran, bahkan untuk menghafal Al-Quran dan tidak ada yang memungkirinya.

Sekarang kalau kita menarik mundur kebelakang sejarah Islam, bila Al-Quran tidak dibukukan oleh para Sahabat ra, apa sekiranya yang terjadi pada perkembangan sejarah Islam ? Al-Quran masih bertebaran di tembok-tembok, di kulit onta, hafalan para Sahabat ra yang hanya sebagian dituliskan, maka akan muncul beribu-ribu Versi Al-Quran di zaman sekarang, karena semua orang akan mengumpulkan dan membukukannya, yang masing-masing dengan riwayatnya sendiri, maka hancurlah Al-Quran dan hancurlah Islam. Namun dengan adanya Bid’ah Hasanah, sekarang kita masih mengenal Al-Quran secara utuh dan dengan adanya Bid’ah Hasanah ini pula kita masih mengenal Hadits-hadits Rasulullah saw, maka jadilah Islam ini kokoh dan Abadi, jelaslah sudah sabda Rasul saw yg telah membolehkannya, beliau saw telah mengetahui dengan jelas bahwa hal hal baru yg berupa kebaikan (Bid’ah hasanah), mesti dimunculkan kelak, dan beliau saw telah melarang hal-hal baru yg berupa keburukan (Bid’ah dhalalah).

Saudara-saudaraku, jernihkan hatimu menerima ini semua, ingatlah ucapan Amirulmukminin pertama ini, ketahuilah ucapan ucapannya adalah Mutiara Alqur’an, sosok agung Abubakar Ashiddiq ra berkata mengenai Bid’ah hasanah : “sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan Umar”.

Lalu berkata pula Zeyd bin haritsah ra :”..bagaimana kalian berdua (Abubakar dan Umar) berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah saw??, maka Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun(Abubakar ra) meyakinkanku (Zeyd) sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan mereka berdua”.

Maka kuhimbau saudara-saudaraku muslimin yg kumuliakan, hati yg jernih menerima hal-hal baru yg baik adalah hati yg sehati dengan Abubakar shiddiq ra, hati Umar bin Khattab ra, hati Zeyd bin haritsah ra, hati para sahabat, yaitu hati yg dijernihkan Allah swt, Dan curigalah pada dirimu bila kau temukan dirimu mengingkari hal ini, maka barangkali hatimu belum dijernihkan Allah, karena tak mau sependapat dengan mereka, belum setuju dengan pendapat mereka, masih menolak bid’ah hasanah, dan Rasul saw sudah mengingatkanmu bahwa akan terjadi banyak ikhtilaf, dan peganglah perbuatanku dan perbuatan khulafa’urrasyidin, gigit dengan geraham yg maksudnya berpeganglah erat-erat pada tuntunanku dan tuntunan mereka.

Allah menjernihkan sanubariku dan sanubari kalian hingga sehati dan sependapat dengan Abubakar Asshiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib kw dan seluruh sahabat.. amiin.
IV. Pendapat para Imam dan Muhadditsin mengenai Bid’ah

1. Al Hafidh Al Muhaddits Al Imam Muhammad bin Idris Assyafii rahimahullah (Imam Syafii)
Berkata Imam Syafii bahwa bid’ah terbagi dua, yaitu bid’ah mahmudah (terpuji) dan bid’ah madzmumah (tercela), maka yg sejalan dengan sunnah maka ia terpuji, dan yg tidak selaras dengan sunnah adalah tercela, beliau berdalil dengan ucapan Umar bin Khattab ra mengenai shalat tarawih : “inilah sebaik baik bid’ah”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 86-87)

2. Al Imam Al Hafidh Muhammad bin Ahmad Al Qurtubiy rahimahullah
“Menanggapi ucapan ini (ucapan Imam Syafii), maka kukatakan (Imam Qurtubi berkata) bahwa makna hadits Nabi saw yg berbunyi : “seburuk-buruk permasalahan adalah hal yg baru, dan semua Bid’ah adalah dhalalah” (wa syarrul umuuri muhdatsaatuha wa kullu bid’atin dhalaalah), yg dimaksud adalah hal-hal yg tidak sejalan dengan Alqur’an dan Sunnah Rasul saw, atau perbuatan Sahabat radhiyallahu ‘anhum, sungguh telah diperjelas mengenai hal ini oleh hadits lainnya : “Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya” (Shahih Muslim hadits no.1017) dan hadits ini merupakan inti penjelasan mengenai bid’ah yg baik dan bid’ah yg sesat”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 87)

3. Al Muhaddits Al Hafidh Al Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Annawawiy rahimahullah (Imam Nawawi)
“Penjelasan mengenai hadits : “Barangsiapa membuat-buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg dosanya”, hadits ini merupakan anjuran untuk membuat kebiasaan kebiasaan yg baik, dan ancaman untuk membuat kebiasaan yg buruk, dan pada hadits ini terdapat pengecualian dari sabda beliau saw : “semua yg baru adalah Bid’ah, dan semua yg Bid’ah adalah sesat”, sungguh yg dimaksudkan adalah hal baru yg buruk dan Bid’ah yg tercela”. (Syarh Annawawi ‘ala Shahih Muslim juz 7 hal 104-105)

Dan berkata pula Imam Nawawi bahwa Ulama membagi bid’ah menjadi 5, yaitu Bid’ah yg wajib, Bid’ah yg mandub, bid’ah yg mubah, bid’ah yg makruh dan bid’ah yg haram. Bid’ah yg wajib contohnya adalah mencantumkan dalil-dalil pada ucapan ucapan yg menentang kemungkaran, contoh bid’ah yg mandub (mendapat pahala bila dilakukan dan tak mendapat dosa bila ditinggalkan) adalah membuat buku buku ilmu syariah, membangun majelis taklim dan pesantren, dan Bid;ah yg Mubah adalah bermacam-macam dari jenis makanan, dan Bid’ah makruh dan haram sudah jelas diketahui, demikianlah makna pengecualian dan kekhususan dari makna yg umum, sebagaimana ucapan Umar ra atas jamaah tarawih bahwa inilah sebaik2 bid’ah”. (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 6 hal 154-155)

4. Al Hafidh AL Muhaddits Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy rahimahullah
Mengenai hadits “Bid’ah Dhalalah” ini bermakna “Aammun makhsush”, (sesuatu yg umum yg ada pengecualiannya), seperti firman Allah : “… yg Menghancurkan segala sesuatu” (QS Al Ahqaf 25) dan kenyataannya tidak segalanya hancur, (*atau pula ayat : “Sungguh telah kupastikan ketentuanku untuk memenuhi jahannam dengan jin dan manusia keseluruhannya” QS Assajdah-13), dan pada kenyataannya bukan semua manusia masuk neraka, tapi ayat itu bukan bermakna keseluruhan tapi bermakna seluruh musyrikin dan orang dhalim.pen) atau hadits : “aku dan hari kiamat bagaikan kedua jari ini” (dan kenyataannya kiamat masih ribuan tahun setelah wafatnya Rasul saw) (Syarh Assuyuthiy Juz 3 hal 189).

Maka bila muncul pemahaman di akhir zaman yg bertentangan dengan pemahaman para Muhaddits maka mestilah kita berhati-hati darimanakah ilmu mereka?, berdasarkan apa pemahaman mereka?, atau seorang yg disebut imam padahal ia tak mencapai derajat hafidh atau muhaddits?, atau hanya ucapan orang yg tak punya sanad, hanya menukil-menukil hadits dan mentakwilkan semaunya tanpa memperdulikan fatwa-fatwa para Imam?

Walillahittaufiq

Telah beredar buku saya mengenai Bid’ah, tawassul, istighatsah, maulid, ziarah kubur, tabarruk dll, buku itu saya beri judul “Kenalilah Akidahmu”. Dapat dipesan di sekertariat kami.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Siapa Sebenarnya Yang Mengajarkan Kekerasan dan Radikalisme? Islam Atau Nonmuslim?

Posted by Teknik Jumper on October 23, 2008

ImageAlhamdulillah seluruh agama yang mau melihat dan mempelajari Islam dari sumbernya maka sungguh pasti akan mendapatkan bahwa Islam adalah agama yang menyebar kasih sayang dan agama yang mengajarkan keteraturan serta kedisiplinan. Apa yang dimaksud dengan sumbernya? sumber agama Islam adalah AlQur’an dan Sunnah Yang Mulia Nabi Besar Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam. Bahkan para pemeluk islampun apabila kita perhatikan, maka kita akan dapati mereka adalah cermin AlQur’an dan Sunnah, mereka adalah manusia-manusia yang mengenal kasih dan sayang, manusia-manusia yang mengenal keteraturan dan kedisiplinan, mereka adalah orang yang terbaik dari segala suku bangsa dan agama.

Kami kaum muslim tidak meminum minuman keras yang dampak akibatnya sangat berbahaya bagi suatu masyarakat. Mengapa? karena agama kami melarang kami untuk mengkomsumsinya. Kami kaum muslim tidak berzina. Mengapa? karena agama kami yang dibawa oleh Yang Mulia Baginda Besar Nabi Muhammad melarang kami, bahkan melarang kami untuk mendekati segala yang menjurus kepada perzinaan. Kami adalah orang santun, orang yang sopan, orang yang sangat toleran, dan tidak pernah mengenal kekerasan, serta tidak pernah memaksakan agama kepada yang lain. Ketika kami menjadi mayoritas suatu masyarakat, kenyataan menyatakan bahwa minoritas terayomi dan terlindungi. Anda dapat membuktikan di seluruh negara yang mayoritasnya umat Islam. Tapi sungguh tidak sebaliknya, belum tentu ketika kami menjadi minoritas suatu masyarakat kami akan terayomi oleh mayoritas. Lihat Spanyol, Italia, Roma, Vatican, Thailand, Cina, Amerika, Singapura dsb. Betapa banyak tekanan-tekanan yang dilancarkan oleh pemerintah negara-negara tersebut terhadap umat Islam yang minoritas di negara mereka. Anda dapat buktikan hal ini jika anda melihat keadaan dan sejarah pada masa lalu hingga kini. Bahkan selama berabad-abad islam berjaya di bumi indonesia, agama kristen dll tetap berkembang. Mengapa? karena kami tidak pernah memaksakan kehendak dan agama. Bahkan di berbagai penjuru negeri yang dahulu dipimpin oleh pemerintahan Islam, sejak saat itu sampai sekarang masih banyak di dalamnya orang-orang non muslim. Mengapa? sebab kami tidak pernah memaksakan kehendak dan kami tidak bersifat radikal.

Mungkin anda akan membantah perkataan ini karena anda melihat bahwa teror bom dan kekerasan yang terjadi belakang ini di Indonesia tidak lain karena orang-orang islam. Kami katakan bahwa sebaiknya anda tidak menghukum dan menghujat Islam dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dan kita semua menyaksikan bahwa sebagian besar mereka yang dituduh sebagai pelaku, sampai saat ini tidak ada bukti yang akurat. Dan beberapa yang memang terbukti bersalah, tidak lain hanyalah sekelompok oknum yang tidak memahami Islam yang dari sumbernya. Walaupun demikian, lantas apakah betul menilai kebobrokan suatu masyarakat karena keberadaan 0,1% orang yang bobrok? Saya yakin setiap orang yang terpelajar akan berpendapat sama dengan saya. Sebab kalau memang penilaian yang demikian dapat dijadikan titik ukur, maka saya katakan bahwa betapa banyak teroris kelas kakap internasional di Italia, Meksiko, Amerika, bahkan di Roma dan Inggris adalah orang yang beragama Kristen? Tanyakan kepada seluruh dunia dan tanyakan kepada orang-orang Yahudi, Siapa Hitler? Apakah ia seorang Muslim? Hindu? Budha? Ataukah ia seorang Kristiani? betul, ia adalah seorng Kristiani yang pidatonya dapat meluluhkan gunung yang keras. Dan semua mengetahui bahwa Hitler di dalam pidatonya sering kali menyebut tentang Yesus, pengabdiannya untuk Yesus, dsb. Dia adalah seorang Kristiani yang berpegang teguh kepada keyakinannya. Tetapi lihat, berapa puluh juta yang telah dibunuh oleh Hitler? Apakah oleh karenanya kita akan menilai seluruh orang Kristen adalah teroris? Tentu tidak. Dan saya yakin anda akan setuju dengan hal itu. Akan tetapi nilailah mereka dari sumber agama mereka. Apakah agama mereka mengajar kekerasan? apakah agama mereka mengajar sikap radikal? apakah agama mereka mengajar sikap terorisme? dan saya menyerukan kepada seluruh kaum kristiani apabila anda mengatakan bahwa Islam agama yang mengajarkan kekerasan, radikal, memaksakan, maka buktikan dari sumbernya, yaitu dari AlQur’an dan Sunnah. 1400 tahun seruan yang sama telah diserukan oleh kaum Muslim kepada umat Kristiani. Dan sampai saat ini kami masih tetap menunggu jawaban.

Tantangan yang sama apabila kaum Kristiani menujukannya kepada kaum Muslim, yaitu membuktikan apakah agama Kristen adalah agama yang mengajarkan kekerasan? maka kami akan menjawab dari sumber Kristen sendiri. Dan kami katakan bahwa agama Kristen memang mengajarkan kekerasan di dalam agamanya bahkan mengajarkan pemaksaan di dalam memeluk agamanya. Dari mana kami dapat menyatakan hal ini? Tentu saja dari Bible umat Kristiani. Dari awal kitab Perjanjian Lama yaitu kitab Kejadian sampai akhir dari Perjanjian Lama, anda akan mendapati dua hal yang banyak dibahas oleh Perjanjian Lama dan bahkan merupakan kebanggaan yang terbesar.

1. Peperangan
2. Seks bebas yang fulgar

Tentang peperangan, anda akan dapati para pahlawan-pahlawan Tuhan, yang diabadikan oleh Tuhan nama mereka dalam Kitab SuciNya, adalah orang-orang yang sangat luar biasa dalam peperangan, mengatur strategi, memimpin dsb. Sehingga mereka dipuji, dimuliakan, dan diabadikan oleh Tuhan nama mereka.

Sebelum saya meneruskan, saya bertanya kepada setiap manusia yang berakal, khususnya “Anak-anak Tuhan” yaitu orang kristiani. Mengapa nama mereka diabadikan oleh Tuhan? Sejarah mereka diabadikan oleh TUHAN? Apakah hanya untuk sekedar dongeng? Omong kosong? Komik? Atau dibalik itu terdapat suatu pelajaran dari Tuhan yang sangat-sangat berharga? Di balik setiap huruf dan kata terdapat pelajaran dari Tuhan yang sangat-sangat berharga? Saya mengatakan bahwa di balik apa yang dinyatakan Tuhan dalam Kitab SuciNya dari sejarah mereka para orang-orang pilihan, terdapat suatu pelajaran dari Tuhan yang amat sangat berharga. Bahkan di balik setiap huruf dan kata terdapat pelajaran dari Tuhan yang sangat berharga. Dan saya yakin setiap orang berakal akan sependapat dengan saya dalam hal ini, walau saya tidak tahu dogma apa yang telah ditanam di hati umat Kristiani akan hal ini. Kemudian apakah pelajaran tersebut hanya sebatas untuk diketahui dan selesai, tidak lebih dari itu? Atau pelajaran yang dapat dijadikan pedoman hidup? Pelajaran yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari? Tentu saja adalah pelajaran yang untuk dijadikan pedoman hidup dan untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekarang kita akan kembali membahas tentang para pahlawan perang yang dimuliakan Tuhan. Dalam Perjanjian Lama Tuhan menceritakan tentang peperangan yang dipimpin oleh para pahlawanNya. Tetapi anda dan setiap orang yang berakal dan mau berfikir, akan mendapati kekejaman-kekejaman yang sangat-sangat tidak manusiawi yang dilakukan oleh para pahlawan Tuhan. Kekejaman yang tidak pernah dilakukan oleh pemimpin kejam manapun, bahkan Hitler teroris besar Kristen pun tidak sampai melakukan apa yang dilakukan oleh para pahlawan Tuhan. Saya akan mengutip 3 kejadian kejam yang dilakukan oleh Tuhan dan oleh para pahlawan pilihan tuhan yang diabadikan Tuhan dalam Kitab Sucinya. Dan saya mampu memberikan 20 cuplikan yang sangat kejam yang dilakukan oleh Tuhan dan para pahlawan Tuhan yang di puji oleh tuhan, Insya Allah dalam tulisan yang lebih luas dari ini.

1. Kitab 1 Samuel pasal 15 ayat 1 s/d ayat 3
Berkatalah Samuel kepada Saul: “Aku telah diutus oleh Tuhan untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman Tuhan. Beginilah firman Tuhan alam semesta: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan jangan ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai. (1Samuel 15:1-3)

Lihatlah kekejaman yang diajarkan Tuhan Umat Kristiani, Tuhan Trinitas yang Yesus termasuk salah satu dari ketiga oknumnya. Sangat tidak mengenal kasih. Mungkin laki-laki dan perempuan bersalah, tapi apa kesalahan dari kanak-kanak dan anak-anak yang menyusui? Bahkan binatangpun tidak mendapatkan bagian dari kasih sayang Tuhan umat Kristiani. Bahkan yang aneh Saul lebih mengenal kasih daripada Tuhan umat Kristiani. Dalam pasal yang sama dari 1Samuel dijelaskan pada ayat 9 bahwa Saul tidak membunuh hewan dan lembu. Rupanya Saul masih lebih mengenal kasih dan HAB (Hak Asasi Binatang) dari pada Tuhan Trinitas. Oleh karena Tuhan menyesal menjadikan Saul sebagai raja karena tidak mejalankan perintah Tuhan sabagaimana dalam ayat 10 dinyatakan penyesalan Tuhan.

2. Kitab Hosea pasal 14 ayat 1
“Samaria harus dihukum karena memberontak melawan Aku. Rakyatnya akan tewas dalam pertempuran; anak-anak bayinya akan digilas, dan wanita-wanita hamil dibelah perutnya.” Diseluruh Alkitab kita mendapati Tuhan menghancurkan mereka yang tidak percaya kepadaNya dan tidak mengikuti perintahNya. Di sini kita mendapatkan gambaran yang sangat fantastis tentang bayi-bayi yang digilas dan perempuan hamil yang dibelah perutnya. Mungkin seorang ayah dan ibu yang membangkang pantas mendapat hukuman. Tapi alangkah kejamnya Tuhan Trinitas umat Kristiani yang sampai harus menggilas bayi-bayi yang tidak berdosa. Bukankah Yesus membawa kasih? Dan bukankah menurut pendapat umat kristiani bahwa Yesus adalah salah satu dari oknum Trinitas? sungguh Hitler atau Jenkiskhan lebih mengenal kasih dari Tuhan Trinitas dan dari agama umat Kristiani. Bahkan sebejat apapun seorang wanita apakah harus kita belah perut mereka ketika hamil? Katakan mereka wanita-wanita sundal, akan tetapi bukankah menurut Kitab Suci anda Yesus seorang keturunan sundal. Bukan saya yang menyatakan, akan tetapi alkitab sendiri menyatakannya. Di dalam Kitab Matius pasal 1 ayat 3 tentang silsilah Yesus dinyatakan bahwa Yesus adalah keturunan Peres. Ayat tersebut berbunyi: “Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram”. Kemudian dalam Kitab Kejadian pasal 38 ayat 1 s/d 30, anda dapat membaca dan membuktikan bahwa Zerah dan Peres dilahirkan oleh ibu mereka yang bernama Tamar karena hasil dari persundalan (pelacuran) antara Tamar dengan mertuanya sendiri yaitu Yehuda. Anda dan seluruh umat Kristiani dan seluruh dunia berhak untuk membuktikan. Dan kalau memang anda dan agama yang anda anut adalah agama yang benar, mengapa anda tidak memberitakan kabar gembira dan kebenaran itu kepada dunia? Khususnya kepada para pelacur? Dan mengapa perut Tamar yang sedang hamil karena pembangkangan dan pelacuran tidak dibelah? dan mengapa Peres yang menjadi anak haram dan moyang dari pada Yesus keturunan sundal tidak digilas? bahkan dimuliakan untuk menjadi moyang dari pada Tuhan Yesus salah satu dari tiga oknum Trinitas. Sungguh ini adalah lelucon yang sangat menjijikkan ketika kita dapati Tuhan Trinitas yang mencipta alam semesta adalah keturunan pelacur. Dan alangkah kejam dan hinanya agama kristen yang mengajarkan kekejaman.

3. Kitab Lukas pasal 19 ayat 11 s/d ayat 27
Anda dapat membaca ayat-ayat tersebut yang merupakan perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus. Dalam ayat 27, Yesus mengungkapkan suatu ungkapan yang sangat berbeda dengan apa yang disampaikan oleh umat Kristiani tentang pribadi Yesus yang diutus untuk menebar kasih. Ayat tersebut berbunyi: “Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku”. Ungkapan demikian secara jelas mengajarkan kekerasan dan pembunuhan. Bukankah Yesus mengajarkan kasih dan cinta? Tetapi mengapa ungkapannya berbeda dengan apa yang selama ini disampaikan oleh orang Kristen? Mungkin anda akan mengatakan bahwa Yesus tidak mengatakan demikian. Yang disampaikan oleh Yesus adalah suatu perumpamaan. Saya katakan apa yang diungkapkan oleh Yesus adalah apa yang terpendam dalam benaknya. Pepatah Arab mengatakan “Ma fika yadzhar ‘ala fika” artinya “Apa yang terpendam dibenakmu terlihat dalam ucapanmu”. Sebagai contoh lukisan yang indah apabila dilihat oleh seorang seniman maka sudah barang tentu sang seniman akan berbicara tentang lukisan dan keindahannya. Berbeda dengan seorang tukang kayu, seorang tukang kayu tidak akan pernah berbicara tentang lukisannya, tetapi ia pasti akan melihat dan berbicara tentang bingkai kayunya. Demikian pula seorang penata ruangan ketika melihat lukisan itu, ia tidak akan berbicara tentang lukisan atau bingkai kayunya, tetapi ia akan berbicara tentang posisinya dan penempatannya. Dan apa yang diungkapkan Yesus tidak lain adalah apa yang terpendam dibenaknya. Dan Yesus adalah raja yang tidak pernah diterima oleh bangsanya sebagaimana yang diungkapkan dalam Injil Yohanes pasal 1, dan sebagaimana yang Kahlil Gibran katakan dalam judul bukunya “Raja yang terpenjara”. Anda pasti tidak akan pernah setuju dengan hal ini. Tetapi apakah pantas bagi seorang Yesus penebar kasih, yang selalu berusaha mengasihi segalanya bahkan berusaha agar debu yang di hadapannya mendapatkan bagian dari kasihnya, memberikan perumpamaan yang menggambarkan suatu kekerasan dan kekejaman? Bahkan ia pun pernah menyatakan secara jelas dan pasti bahwa ia datang dengan membawa perpecahan, perselisihan, kekerasan, pedang, sikap radikal dan terorisme. Di dalam Kitab Matius pasal 10 ayat 34,35,36 Yesus berkata:
“Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya. Dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”. Lihatlah apabila ajaran Yesus dengan orang-orang yang satu atap adalah demikian, yaitu perselisihan, permusuhan, pertentangan bahkan pedang. Maka bagaimana dengan orang-orang yang beda atap? Tetangga? Berbeda kampung? Berbeda negara serta berbeda bangsa?

Apakah ini ajaran kasih atau ajaran terorisme dan kekerasan? Apakah ini agama cinta atau agama pedang dan kejahatan? Inikah agama yang mengaku mengenal toleran atau agama yang memaksakan? Mungkin apabila umat Kristiani sekarang ini memiliki kemampuan dan kebebasan untuk berbuat kejam, Maka kami yakin mereka akan membunuh semua orang yang tidak mengakui Yesus sebagai raja dan tuhan sebagaimana yang diungkapkan yesus dalam perumpamaannya. Dan Sungguh sejarah telah mencatat ribuan manusia yang mati disiksa, dianiaya, wanita-wanita yang diperkosa bahkan anak-anak yang ditindas, bahkan ribuan manusia yang dibakar hidup-hidup oleh pendeta dan penguasa Kristen, padahal mereka tidak memiliki dosa melainkan hanya dosa menggunakan akal sehat mereka ketika tidak mempercayai Yesus sebagai Tuhan. Silahkan anda dan seluruh umat Kristiani dan seluruh manusia di dunia ini melihat sejarah. Dan saya yakin setiap yang berakal akan setuju dengan saya. Para ilmuanpun setuju dengan pendapat ini. Dan sampai saat ini mereka masih dendam dengan apa yang dilakukan oleh umat Kristiani terhadap tokoh-tokoh ilmuan besar. Tanyakan kepada dunia kemana Galileo? Apakah ia mati karena acungan pedang orang Islam atau karena orang-orang Kristen yang tidak pernah mau menggunakan akal yang dianugrahkan Tuhan?

Saya menyerukan kepada seluruh dunia agar mau berfikir, bukan hanya menelan mentah-mentah dogma-dogma yang hanya bisa dicerna oleh orang gila. Kita manusia yang berakal bukan binatang atau orang gila. Yang membedakan kita dengan binatang dan orang gila adalah akal yang kita gunakan untuk berfikir. Sekali lagi saya menyerukan kepada seluruh dunia untuk mengkaji agama Kristen dengan akal sehat, dan hendaknya selalu berani menyatakan kebenaran. Ini yang dapat saya sampaikan dan insya Allah pembahasan tentang Trinitas dan Penyaliban yang anda permasalahkan akan saya bicarakan dalam tulisan saya yang lain. Dan semoga kebenaran tetap tinggi.. Semoga kedamaian selalu menyertai mereka yang mengikuti petunjuk Allah alam semesta.. Dan semoga Allah membalas kebaikan, jasa, didikan, ajaran, serta kasih dan pengorbanan Baginda Besar Yang Mulia, Manusia Pilihan, yang mengajarkan kedamaian dan kecintaan, mengajarkan cara menghormati para utusan Allah, manusia yang mengajarkan akhlak dan budi pekerti, Raja Damai dan Penghibur serta Nabi Yang dijanjikan, kunci dari kerajaan Allah yang dinanti-nanti, Baginda Besar Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam.. Dan semoga Allah selalu membimbing kita kepada seluruh kebenaran, Amin Ya Rabbal Alamin.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Semoga Akan Datang Kebangkitan Sunnah Sayyidina Muhammad Saw

Posted by Teknik Jumper on October 23, 2008

Dimasa mulai redupnya cahaya syariah maka para pembela sunnah segera memperbaharuinya, sebagaimana ketika wafatnya Rasulullah saw dan Mahkota Dakwah pada Khalifah Abubakar Asshiddiq ra, mulailah terjadi hal-hal yang mesti dimunculkan yang sebelumnya belum pernah dilakukan, Khalifah Abubakar Asshiddiq ra memerangi muslimin yang tak mau mengeluarkan zakat, sebagaimana sabda Nabi saw bahwa aku diperintahkan memerangi manusia hingga mereka bersaksi tiada tuhan selain Allah, melakukan shalat, mengeluarkan zakat, bila mereka melakukan itu maka amanlah darah mereka dariku dan harta mereka, dan perhitungan mereka atas Allah swt (shahih Bukhari dan Muslim). Rasul saw belum pernah memerangi orang muslimin dimasa hidupnya, namun dengan hadits ini Khalifah Abubakar Shiddiq ra beristinbat dan memerangi kaum muslimin yang tak mau berzakat, maka Khilafah islamiyah selamat dari kehancuran,

Kemudian terjadilah pembantaian pada Ahlul Yamamah, yaitu para sahabat yang hafal alqur’an, maka berkata Umar bin Khattab ra agar Alqur’an ditulis dan dikumpulkan dalam satu jilid, maka Abubakar ra berkata : Bagaimana aku berbuat hal yang tak pernah diperbuat oleh Rasulullah saw?,(tak pernah ada hadits atau ayat yang memerintahkan untuk membukukan Alqur’an dalam satu kitab sebagaimana sekarang, Alqur’an masih bertebaran di hafalan sahabat, tertulis di tembok-tembok dan di kulit onta), namun Umar ra terus membujuknya demi maslahat muslimin, akhirnya Khalifah Abubakar ra setuju dan ia memerintahkan Zeyd bin tsabit ra untuk mulai menulis dan menjilid Alqur’an (Shahih Bukhari hadits no.4402 dan 6768). Penulisan Alqur’an dan penjilidannya diresmikan dimasa Khilafah Usman bin Affan ra, hingga kini Mushaf Al Qur’an disebut Mush haf Utsmaniy.

Di zaman Umar bin Khattab ra ia mengeluarkan fatwa shalat tarawih berjamaah, dan ini tak pernah diperintahkan di zaman Rasul saw, walaupun pernah diberlakukan namun kemudian dibubarkan dan tak pernah diperintahkan Rasul saw untuk dilakukan kembali, dan tak pernah dilakukan lagi hingga beliau saw wafat, baru dimasa Umar ra shalat tarawih dilakukan berjamaah, seraya berkata : “inilah sebaik baik bid’ah” (shahih Bukhari hadits no.1906). Khalifah Usman bin Affan ra merubah Adzan pada shalat jumat menjadi dua adzan, maslahat bagi muslimin karena muslimin mulai berdatangan dari tempat yang jauh, dan hal itu tak pernah dilakukan dimasa Rasul saw, dan dimasa khalifah-khalifah sebelumnya.

Kemudian selesai masa Muhajirin dan Anshar, wafatlah para sahabat radhiyallahu’anhum, wafatlah kesemua wajah mulia yang menyaksikan hadits dan turunnya ayat, maka mulailah para Tabi’-Tabi’in risau hadits-hadits Rasul saw akan dilupakan, atau dipalsukan, maka mereka mulai menulis hadits-hadits itu, serta mulai mentashihkan hadits dengan Ilmu Musthalahul Hadits, yang sebelumnya tak pernah diperintahkan oleh rasul saw untuk memilah-milah hadits beliau saw, namun hal ini diada-adakan oleh para Ulama demi terjaganya syariah Islamiyah dan Sunnah Nabawiyyah. Kemudian mulailah timbul Ikhtilaf dalam pemahaman hadits dan ayat, maka demi menyelamatkan ummat terbentuklah Madzhab, agar muslimin bisa berpedoman pada satu Imam dalam pengamalan Ibadahnya.

Kemudian mulai redup pula lah semangat ummat untuk perduli pada sunnah, semakin banyak orang yang meninggalkan shalat, semakin banyak orang yang hanya berfikir dunia dan dunia, maka barat dan timur dipenuhi Fasad dan kedhaliman, maka para pejuang sunnah mulai mencari cara untuk Kebangkitan sunnah dan Medan Dakwah Akbar yang dapat memadukan muslimin dalam satu perkumpulan, demi silaturahmi, demi mereka mendengarkan Tabligh dan demi bangkitnya semangat baru, namun kebangkitan semangat ini butuh lambang pembangkitnya, bukan Ramadhan, bukan idulfitri, bukan idul adha, karena hari-hari itu sudah umum, maka mereka mengambil kesimpulan bahwa simbol kebangkitan Ummat adalah hari kelahiran Rasul saw, hari mulia yang mengawali kebangkitan Risalah, karena Rabi’ul awwal bukan hanya bulan kelahiran nabi saw, namun juga bulan Hijrahnya Rasul saw ke Madinah, sebagaimana dijelaskan dalam semua buku sejarah bahwa Hijrah Rasul saw bukanlah pada bulam Muharram, namun Umar bin Khattab ra memulai penanggalan Hijriah pada 1 Muharram karena di bulan itulah sahabat mulai berhijrah ke Madinah, namun Hijrah Rasul saw adalah pada Rabiul awal, maka dibulan itu pula wafatnya Rasul saw.

Kejadian-kejadian agung yang merupakan kebangkitan risalah kesemuanya berpadu pada hari kelahiran Rasul saw, yaitu kelahiran beliau adalah lambang seluruh kebangkitan islam, lalu hari hijrah beliau saw yang merupakan lambang semangat tersuci dalam islam, yaitu berpadunya semangat Muhajirin yang meninggalkan kampung halamannya yang tercinta ke negeri asing, dan semangat Anshar yang menerima tamu-tamu asing untuk dibagi dua harta mereka, dan rumah mereka. Dua semangat agung dari penegak Risalah ini berpadu pada hijrah Rasul saw yaitu yang juga pada senin 12 Rabiul awwal. Kemudian hari wafatnya Rasul saw yang juga pada senin 12 Rabiul awwal, saya menamakan hari wafatnya Rasul saw adalah hari kebangkitan semangat terdahsyat setelah wafatnya Rasul saw yg mana para sahabat berpecah belah dan putus asa, Namun di hari 12 Rabiul awal saat jenazah rasul saw masih terbujur, maka bangkitlah Da’I Agung, Sayyidina Abubakar Asshiddiq ra yang berpidato membangkitkan semangat muhajirin dan anshar agar tak putus asa, maka bangkitlah semangat mereka.

Tiga kejadian besar berpadu pada 12 Rabiul awwal, yaitu Kelahiran sang Nabi saw yang mengawali kebangkitan Risalah, peristiwa Hijrah yang mengawali penyebaran risalah dan kekuasaan Islam, dan peristiwa wafatnya Rasul saw yang melambangkan kebangkitan semangat para sahabat untuk terus berjuang dan setia pada perjuangan Nabi mereka. Maka para pembesar ulama mengambil munasabah 12 Rabiul awal dengan perayaan, Medan Tabligh, Medan pembangkit semangat muslimin, untuk kembali pada Panji Rasulullah saw, nama beliau saw di elu-elukan, dipuji, dimuliakan, sejarahnya dibacakan, kesemuanya demi menyemangati muslimin agar kembali beridolakan Sang Nabi saw sebagaimana para sahabat radhiyallahu’anhum. Maka hal ini berhasil, Medan Dakwah dan Tabligh terbesar didunia sepanjang tahun adalah pada Rabiul awal, tak ada medan dakwah terbesar didunia melebihi perayaan hari kelahiran Rasul saw, dimana hampir setiap masjid, majelis taklim, musholla, bahkan perkantoran, sekolah, bahkan rumah-rumah masyarakat, dipenuhi dengan kesibukan merayakan Maulid Nabi saw, merupakan adat istiadat agung yang diajarkan para salfussholeh demi bangkitnya cinta ummat ini pada Nabi mereka,

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Jangan Sampai Terjadi Kehancuran Sunnah

Posted by Teknik Jumper on October 23, 2008

Maha Suci Allah Yang Maha Menguasai setiap sudut Angkasa Raya semesta yang Tunggal adalah milik Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Tunggal menghamparkan Jagad Raya dengan kemegahan dan kesempurnaan, Maha Suci Allah Yang Maha Abadi dalam Kesempurnaan dan Keindahan Nya,Segala Puji Bagi Allah Yang Menyemarakkan Angkasa Raya dengan cahaya Keagungan Nya, Segala Puji Bagi Allah Yang Menampilkan keajaiban ciptaan Nya di segenap langit dan bumi, Allah.. Nama Yang Maha Abadi dan Tunggal dalam Kekuasaan, Allah.. Nama Yang Maha Abadi dan Tunggal dalam Menentukan, Gema kewibawaan Nya menundukkan seluruh Alam Semesta, ketika kekuatan Nya ditampilkan Nya maka runtuhlah benteng kekuatan hamba Nya, direnggut Nya kekuasaan Raja penguasa dengan kematian.., mereka terenggut dari singgasana mulia untuk berlutut ketakutan mempertanggungjawabkan setiap nafasnya,

Telah Kuciptakan engkau dari ketiadaan, kutumbuhkan sel dirimu pada tubuh ayahmu, lalu kubenamkan sel dirimu di rahim ibumu, lalu Aku Mengasuhmu siang dan malam di rahim ibumu dalam kesendirian, hingga terangkailah 40 hari sebagai air mani, 40 hari kemudian sebagai gumpalan darah, 40 hari kemudian menjadi gumpalan daging, 40 hari kemudian kupecah-pecah bentuk tubuhmu dengan panca indera, lalu kuhembuskan padamu ruh.. (rujuk shahih Bukhari hadits no.3036, 3154, 6221, 7016).

Lalu kubuat kau lahir ke muka bumiku, hidup, makan dan minum dari rizki yang kuciptakan, engkau bertebaran diatas bumiku, kusiapkan untukmu nafkahmu, ayah ibu yang menyayangimu, teman-teman yang menemanimu, pohon-pohon yang menaungimu, kubuat kau melihat dan mendengar, kuciptakan dua kaki agar kau bisa berjalan, kujadikan milyaran sel tubuhmu taat pada keinginanmu?

Akan datang waktu Aku akan memanggilmu, Kuperintah Kau untuk menghadap Ku dengan perintah yang tak mampu kau tolak, kau harus berpisah dengan penglihatanmu, pendengaranmu, hartamu, kerabatmu, kehidupanmu, karena itu semua memang bukan milikmu, itu semua adalah Milik Ku, dan dirimu pun sepenuhnya adalah Milik Ku..

?Apakah manusia tidak memandang bahwa sungguh kami menciptakannya dari air mani, maka kemudian ia hidup dan mendebat (menentang dan membangkang) pada kami? (QS Yaasiin 77). ?Sungguh mereka melihatnya jauh (hari kiamat) dan kami melihatnya (hari kiamat) sangat dekat, hari dimana langit luluh mencair, dan jadilah gunung-gunung bagai debu berserakan, maka saat itu para bunda yang mengasuh bayinya tak lagi memperdulikan bayi yang diasuhnya, ketika diperlihatkan atas mereka, hari saat para pendosa bermaksud menukar azab dengan anak-anaknya, atau menukar azab itu dengan suami atau istrinya, atau dengan kelompok teman-temannya yang dahulu bersamanya, atau menukar azab dengan seluruh penduduk di bumi asal ia selamat sendiri, sungguh itu sia-sia.., namun itulah Api yang bergejolak, (Api yang demikian dahsyatnya) Mencerai beraikan tulang rusuk satu sama lain, Bergemuruh memanggil mereka yang berbuat jahat dan berpaling dari kebenaran, (QS Alma?arij 1-17).

Saudara-saudaraku yang kumuliakan, sungguh musuh-musuh islam terus mengobarkan api kegelapan yang menghanguskan sunnah Muhammad saw, alangkah mengejutkannya ketika justru dirimu terlibat dalam penghancuran sunnah Nabi kita saw, kita jadikan bibir ini terlibat menghancurkan sunnah Nabi kita saw, kita jadikan akal logika kita untuk merubuhkan sunnah Nabi kita saw, Saudara-saudaraku yang kumuliakan, sungguh Poligami adalah salah satu dari ajaran Nabi Kita Muhammad saw, dan telah berjaya diatas ummat ini berabad-abad lamanya, namun hari-hari ini muncullah musuh-musuh islam yang mengobarkan api itu, maka kitapun bermunculan pula untuk mendukung mereka menghancurkan ajaran Nabi kita saw, Tak ada ikhtilaf oleh seluruh Ulama, Muhaddistin, para Imam, sahabat, yang punya satu pendapatpun melarang poligami, hanya muncul di zaman kita ini yang mengingkari ajaran Nabi kita saw, Poligami diperbolehkan tanpa syarat apapun selain syarat akad nikah biasa..,

Sungguh.. kita ini diperintahkan menyembah Allah dan bukan menyembah logika, apakah kita harus menjadikan hukum Nya itu dibawah logika kita?, kita tak perlu menjadikan hikmah yang tersimpan dalam poligami atau sunnah lainnya sebagai syarat untuk membenarkannya, lalu bila hikmahnya belum kita temukan maka kita kufur dan menolaknya, kita menyembah Nya dan sungguh Dzat Nya swt tak terpecahkan oleh Logika, karena yang paling gaib adalah Dia swt, maka bila kita menolak hukum hanya karena tak masuk akal, maka kita sudah menentang Nya, menyembah akal kita dan tidak beriman kepada Nya dan tidak pula mengakui Muhammad saw sebagai utusan Nya, karena ada hal yang kita akui merupakan kesalahan dari ajaran sang Nabi saw,

Sungguh.. Poligami ini menjadi momok yang mengerikan bagi kaum istri, mengapa?, bukankah Allah Yang Maha menentukan segala-galanya, dan selama ini semua orang tahu bahwa poligami adalah boleh dalam islam, namun barangkali tidak 1 dari 1000 suami yang melakukan poligami walaupun itu diperbolehkan, lalu apa yang mereka risaukan?, seakan mereka sudah tidak punya tuhan untuk dijadikan sandaran perlindungan, Betul, banyak kaum istri yang belum mampu bersabar dalam hal ini, namun belum mampu bukanlah menginkari, sama halnya dengan orang yang tak punya uang untuk Umrah dan haji yang sunnah (sudah melakukan yang wajibnya), maka apakah kita mengatakan haji sunnah itu batil dan dilarang?, apa hak kita mengatakan batil pada sunnah Nabi saw?, jauh beda antara yang tidak mampu dengan yang mengingkari,

Betul.. poligami banyak diselewengkan oleh para suami, hingga dijadikan alat pengumbar syahwat, merebut kekayaan, menyombongkan diri, berkhianat pada istri, dan contoh lainnya, dan banyak pula diselewengkan oleh istri muda untuk merebut harta atau lainnya, namun itu semua adalah oknum, dan penyelewengan itu terjadi dalam segala hal dan bukan hanya dalam poligami, contohnya dalam pernikahan monogami pun demikian, banyak terdapat penyelewengan dalam pernikahan yang demi keduniawian atau demi kelicikan, atau demi syahwat dan lainnya, demikian pula pada shalat, bisa saja diselewengkan dengan untuk mencari perhatian misalnya, atau agar dianggap shalih, atau lainnya, demikian pula puasa, haji, zakat dan lainnya, penyelewengan mestilah ada, dan penyelewengan oknum tak dapat menafikan (menghapuskan) suatu ajaran syariah, kesalahan adalah pada oknum dan bukan pada hukum,

Tak mustahil sebentar lagi akan bermunculan pula pendapat mengingkari hal-hal yang fardhu, tak mustahil pula pendapat kelak mengingkari puasa, kenapa harus menahan lapar?, atau mengingkari haji, kenapa harus tawaf dan sa?i?, kenapa harus melempar batu di Mina dengan 7 batu selama 3 hari berturut-turut..?, kenapa harus berpanas-panas terik berdesak-desakan bahkan bisa mati terinjak injak hanya sekedar untuk melempar batu-batu kerikil?, bukankah ini merusak kulit?, bisa pula tertular wabah batuk, atau penyakit-penyakit yang dibawa dari seluruh dunia..?, akhirnya kita akan terjebak pada puncak kekufuran, yaitu.. : kenapa aku menyembah sesuatu yang tak terlihat.., tak terdengar, tak terasa, kenapa harus menyembunyikan diri Nya, kenapa tak tunjukkan..?

Maka jadilah logika kita menjadi tuhan kita, runtuhlah seluruh kemuliaan iman dan tauhid dari sanubari kita, sirnalah seluruh amal ibadah kita, dalam jurang kemurtadan yang menuju kehinaan yang abadi.. diawali dari hembusan penolakan pada Poligami, yang kita turut berperan serta untuk menghancurkan sunnah Nabi saw, ketika dipadang Mahsyar kelak.., ketika terdengar seruan.., Fulan bin fulan maju kehadapan Allah..!, maka satu wajah tertunduk maju.. maka Allah swt berkata : Engkau.., Engkau.., Engkau kah yang terlibat menghancurkan sunnah Nabi Ku?, Engkau? Engkau.. engkau kah yang turut mencari 1000 dalil agar sunnah Nabi Ku diubah..?

Saudaraku, adakah kau calonkan dirimu sebagai pengkhianat Nabimu?, Naudzubillah dari hal ini.., saudara-saudaraku bangkitlah.., saudari-saudariku bangunlah.. bela sunnah Nabimu, mereka sedang menghanguskan bendera sunnah Nabimu saw, mereka menginjak panji sunnahnya saw, siapa mereka?, mereka saudara-saudaramu, kerabatmu, tetanggamu, teman-temanmu.. Saudaraku bangkitlah.. jangan berpangku tangan atas penghinaan pada sunnah Nabimu saw, tunjukkan baktimu pada nabi kita saw.

Katakanlah : ?AKU MENCINTAI SUNNAH NABIKU MUHAMMAD SAW, WALAUPUN SELURUH BARAT DAN TIMUR MENGANGGAPNYA BURUK, DIMATAKU TETAP SUNNAH NABIKU JAUH LEBIH AGUNG DIATAS SEMILYAR LOGIKA KUFFAR..! AKU BERIDOLAKAN NABIKU MUHAMMAD SAW, DAN BAGIKU SEMUA SUNNAH NYA INDAH, DAN TAK ADA YANG LEBIH INDAH DIMATAKU SELAIN SUNNAH NABIKU SAW..!”,

Dan ketika namamu terpanggil bertemu dengan nabimu Muhammad saw, jelanglah wajahnya dengan gembira, katakanlah : ?WAHAI KEKASIHKU, WAHAI NABIKU, WAHAI KEBANGGAANKU, AKU DIKELOMPOK PEMBELA SUNNAHMU SAAT BANYAK ORANG MENGINKARINYA..!?

Sabda Rasulullah saw : ?Barangsiapa yang bepaling dari sunnahku maka ia bukan dari golonganku? (shahih Bukhari hadits no. 4776, shahih Muslim hadits no.1401), ?Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka sungguh ia mencintaiku, dan yang mencintaiku akan bersamaku di sorga? (HR Tirmidziy) ?Barangsiapa yang berpegang pada sunnahku dimasa rusaknya ummatku, maka baginya pahala 100 orang yang mati syahid? (Azzuhdulkabir hadits no.207).

Dalam kegelapan di lobang kubur yang panas dan sempit terdengarlah rintihan memelas? Gusti? kasihanilah aku.. yang telah lancang menolak kemuliaan-kemuliaan yang diajarkan Nabi Mu saw.. Gusti? adakah kesalahan lebih besar kuperbuat daripada menentang sunnah Nabi Mu.. Gusti? aku telah berani mengangkat akalku diatas hukum Mu dan menganggap buruk apa-apa yang kau muliakan, Gusti? ada apakah pada diriku ini.. Gusti.. hanya engkaulah yang memiliki diriku sepenuhnya, maafkan hamba, kasihani hamba..

?Mereka beriman kepada Rasul dengan apa-apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya dan juga orang-orang mukmin, kesemuanya beriman kepada Allah dan malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, dan Rasul-Rasul Nya, (mereka berkata), kami tidak membeda-bedakan (mendustakan) diantara Rasul-Rasul Nya, dan mereka berkata : Kami dengar maka kami taat, maka pengampunan Mu wahai Tuhan Kami dan hanya kepada Mu lah kami kembali, tiadalah Allah memaksa seseorang kecuali menurut kemampuannya, maka baginya pahala semua yang ia kerjakan dan baginya dosa yang dikerjakannya, Wahai Tuhan Kami Jangan Kau siksa kami bila kami lupa atau kami salah, Wahai Tuhan Kami jangan Kau bebani kami beban berat sebagai beban yang telah kau bebankan pada mereka yang sebelum kami, Wahai Tuhan Kami janganlah kau bebani kami apa-apa yang kami tak mampu menanggungnya, maafkanlah kami, ampunilah kami, kasihanilah kami, Engkaulah Tuan kami, maka tolonglah kami atas orang-orang kafir (QS Albaqarah 285-286).

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »