MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Maulid Nabi Untuk Merayakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw

Archive for the ‘Tasawuf’ Category

JADWAL KEDATANGAN HABIB UMAR BIN HAFIDH 2009

Posted by Teknik Jumper on January 7, 2009

KEDATANGAN HABIB UMAR BIN HAFIDH

JADWAL KEDATANGAN HABIB UMAR BIN HAFIDZ
TGL 10 JANUARI 2009 – 18 JANUARI 2009
( 13 MUHARRAM 1430 H – 21 MUHARRAM 1430 H )

Sabtu 10 Januari 2009
( 13 Muharram 1430 H )
Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta

Minggu 11 Januari 2009
( 14 Muharram 1430 H )
09.00 WIB Khaul Habib Syech Abubakar bin Salim di Cidodol
14.00 WIB Kunjungan ke Hb. Jindan di Al Fakhriyah

Senin 12 Januari 2009
( 15 Muharram 1430 H )
09.00 WIB Acara di Rumah Habib Husin bin Ali Alatas
12.00 WIB Pertemuan dengan Alumni Daarul Mustofa
15.00 WIB Pertemuan dengan para Eksekutif dan Pejabat di Bidakara
19.00 WIB Acara bersama dengan Majlis Rasulullah ( Hb. Mundzir bin Fuad Musawa ) di Monas

Selasa 13 Januari 2009
( 16 Muharram 1430 H )
Multaqo di Puncak

Rabu 14 Januari 2009
( 17 Muharram 1430 H )
Multaqo di Puncak

Kamis 15 Januari 2009
( 18 Muharram 1430 H )
06.00 WIB Rauhah ba’dal Shubuh di rumah Hb. Umar bin Muhammad Mulachela
11.00 WIB Kunjungan ke Rumah Hb. Abdurrahman bin Syeh Alatas
15.00 WIB Pertemuan dengan tohoh-tokoh AL IRSYAD
19.00 WIB Ijtima’ di Masjid Nur Muhammad (Hb. Umar bin Muhammad Mulachela)

Jum’at 16 Januari 2009
( 19 Muharram 1430 H )
Sholat Jum’at di Al Hawi Condet
14.30 WIB Kunjungan ke rumah Hb. Syech bin Ali Al-Jufri
15.00 WIB Pembacaan Do’a untuk pembangunan gedung Rabithah Alawiyah

Sabtu 17 Januari 2009
( 20 Muharram 1430 H )
09.00 WIB Kunjungan ke rumah Hb. Zen bin Umar Smith
11.30 WIB Kunjungan ke rumah Kel. Alm. Hb. Muhammad bin Husin Al Hamid ( Sholat Dhuhur Berjamaah )
15.00 WIB Kunjungan ke rumah Hb. Ali bin Abdurrahman Assegaf

Minggu 18 Januari 2009
( 21 Muharram 1430 H )
08.00 WIB Kunjungan dan Ziarah ke Kwitang
Sore Kembali ke Tarim Hadramaut

*Catatan : Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | 1 Comment »

KUNJUNGAN HABIB UMAR BIN HAFIDH KE JAKARTA

Posted by Teknik Jumper on December 15, 2008

KEDATANGAN HABIB UMAR BIN HAFIDH
KEDATANGAN HABIB UMAR BIN HAFIDH

Dengan segenap Puji bagi Maha Raja Tunggal Sekalian Alam Semesta, dan Limpahan Shalawat dan Salam atas Imam Tunggal yg terpilih memimpin di dunia dan di Akhirat, Sayyidina Muhammad beserta keluarga dan Sahabat beliau, dan para penerusnya hingga akhir zaman. Merupakan Kabar yang menghangatkan Negara ini bahwa Guru Mulia ini akan berkunjung kembali ke negeri kita, beliau adalah seorang ahli hadits yang mencapai derajat Al Hafidh, yaitu hafal lebih dari 100.000 (seratus ribu) hadits berikut sanad dan hukum matannya, dan beliau juga bergelar Al Musnid, yaitu orang yang mampu menyebutkan ribuan hadits dari dirinya hingga Rasulullah saw, yaitu yang banyak mengumpulkan sanad hadits, beliau juga digelari AL Mufassir, yaitu Ahli Tafsir Alqur’an yang mengetahui Asbabunnuzul ayat yang didukung dr hadits-hadits shahih, beserta Asbabul wurudnya, diluar itu semua beliau adalah Ahlulkhusyu’, malam hari beliau adalah berduaan dengan Allah SWT, pernah seorang tamu tetap bersikeras hingga tengah malam duduk dengan beliau, lalu beliau izin untuk shalat malam, namun tamu berkata : “saya menunggu anda”, maka Guru Mulia mengangguk, beliau tidak keluar kecuali untuk shalat subuh, maka Tamu berkata : “Habibana, antum meninggalkan saya hingga subuh?”, beliau berkata : “maafkan saya, Aku bertamu kepada Yang maha Tunggal, dan jika aku bertamu pada Nya maka aku lupa pada semua selain Nya”.Demikian malam malam beliau, dan siang hari beliau adalah Khidmah pada ummat, Tahun 1994 adalah kunjungan pertama beliau ke Indonesia, seorang Da’I muda yang telah mendunia ini pun mengadakan kesepakatan dengan para Ulama dan habaib di Indonesia untuk mengabulkan permintaan mereka dalam menerima siswa-siswa dari Indonesia untuk dibimbing oleh beliau di Yaman, tepatnya di kota Tarim, Hadramaut, saya dan rombongan calon santri beliau berangkat. Tahun 1998, saya bersama angkatan pertama kembali ke Indonesia, dan setiap tahunnya alumni Ma’had Darulmustafa bimbingan beliau yang baru berdiri pada tahun 1997 ini terus menghujani Nusantara, termasuk Malaysia, Singapura, demikian pula Srilangka, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan masih banyak murid murid beliau yang berduyun duyun dari pelbagai Negara menimba ilmu dari Guru Kelembutan ini dan kembali membawa keharuman Risalah Muhammad saw.

Selamat Datang Wahai Guru Mulia pembawa semilir kelembutan.. betapa cahaya kelembutan telah kau tebarkan di sanubari ratusan muridmu di Mancanegara, dan muridmu pun telah pula membina dan memimpin ribuan bahkan puluhan ribu muslimin di belahan bumi barat dan timur, kedatanganmu adalah pelipur lara dan pelibur kesedihan bagi perjuangan murid muridmu yang siang malam jatuh bangun memperjuangkan dakwah sang Nabi saw.

Sebagaimana para Ulama dan Habaib angkatan angkatan abad ke 18 dan yang sebelumnya hingga zaman wali songo di abad abad sebelumnya berasal dari Kota Tarim, Hadramaut, yaman, atau dari Indonesia yang menimba ilmu disana, dan kembali ke Indonesia sebagai da’I da’i pewaris tugas sang Nabi saw untuk berdakwah dengan kelembutan dan kasih sayang kepada penduduk bumi. Sembilan makam para wali itu (yang kesemuanya dari Hadramaut Yaman selatan) sebagai saksi abadi bahwa mereka ini (para da’I dari Hadramaut Yaman Selatan) mendatangi negeri ini karena Tugas Mulia yang mereka telah diizinkan Allah SWT untuk memangkunya, sebagai penyeru kepada Keluhuran yang Abadi, demikian pula makam makam orang shalih di belahan Nusantara, yang juga bertebaran di Jakarta seperti wilayah Luar Batang, Kwitang, Alhawi Condet, Kalibata dan masih banyak lagi, bagaikan Monumen Lambang perjuangan para penegak Risalah yang sebagian besar mereka itu menimba ilmu dari Hadramaut Yaman, sebagaimana sabda Nabi saw : “Iman adalah Yaman”, dan sabda Nabi saw : “Wahai Allah berkahilah penduduk Yaman dan Penduduk Syam”, dan berkata Imam Ibn Hajar dalam kitabnya Fathul Baari Bisyarh Shahih Bukhari bahwa Kaum Anshar sebagai Ahlul Madinah adalah berasal dari Yaman.

Maka pada hari Kamis 8 Januari 2009 insya Allah Guru Mulia ini akan menginjakkan kakinya di Bumi Jakarta, Mereka adalah pembawa Panji Tauhid, dengan limpahan kemuliaan Allah swt saat mereka hidup dan Allah swt masih menunjukkan bahkan setelah mereka wafat, bahwa mereka adalah pembawa Rahmat bagi sekalian Alam, penerus tugas sang Nabi saw, sebagaimana makam seorang dari mereka di Aceh, yg banjir Tsunami dengan kekuatan ratusan juta Ton dengan kecepatan rata rata 300km/jam dan tingginya di sebagian wilayah mencapai 30 meter, namun Banjir itu menyingkir dan terbelah di makam tersebut, sama hal nya dengan beberapa masjid di propinsi tersebut, membuktikan bahwa Allah memuliakan tubuh tubuh para Da’I pembawa Risalah, mereka menjadi benteng terhadap musibah bagi masyarakatnya walaupun mereka telah wafat.

Kedatangan Da’I besar ini pun bagai Pelangi Nan Indah yang muncul setelah guyuran hujan di Negara ini, tahun 1994 beliau menerima 30 siswa WNI untuk dibimbing ilmu syariah islamiyyah, dan kesemuanya menyaksikan bahwa Guru yg satu ini sangat luar biasa dalam ketaatan, sangat indah perangainya, penyantun, berakhlak mulia, berbudi luhur, dan sangat berkasih sayang pada murid muridnya bagaikan pada anak anaknya.

Acara puncak adalah perayaan haul Al Imam Fakhrulwujud Abubakar bin Salim rahimahullah, tepatnya pd pukul 09.00 wib hari Ahad 11 Januari 2009, bertempat di Jalan Rawa Kemiri Grogol Selatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan dan Insya Allah pada Senin Malam 12 Januari 2009, beliau akan berkunjung dan menghadiri Majelis salah seorang muridnya, Hamba Allah yang penuh dosa dan sangat membutuhkan bimbingan Sang Guru, Munzir bin Fuad Almusawa, hadirin diperkirakan akan mencapai 1000.000 (satu juta) orang jika cuaca baik.

Kunjungan Guru Mulia ini ke Indonesia berlangsung setiap tahunnya, untuk menjenguk murid murid beliau yang telah berjumlah ratusan memenuhi Bumi Nusantara ini, puluhan pesantren telah berdiri, ratusan majelis taklim telah dibuka, media televisi, radio, surat kabar, acapkali menampilkan liputan mengenai aktifitas mereka yang selalu berjuang menegakkan dakwah di wilayahnya masing masing dengan kasih sayang, Rahmat dan kelembutan.

Kami teringat saat Idul Fitri pertama kami disana, semua santri pulang pada ayah ibu mereka, tinggallah kami para pemuda belia yang bermuram durja teringat Idul Fitri di kampung halaman, dengan hati yang terenyuh melihat semua teman teman yang lain bergembira ria dengan keluarganya, Beliau memahami perasaan kami, malam lebaran itu beliau meninggalkan keluarganya, beliau mendatangi kami, lalu berkata dengan suara sangat teramat lembut : “semua santri telah bersama ayah dan ibunya, dan kalian bersamaku.., aku akan menemani kalian dan bersama kalian bertakbir malam ini”.

Kami teringat disuatu malam Beliau mengumpulkan murid muridnya, lalu beliau memberi nasihat, lalu tiba tiba nasihatnya terhenti.. suasana pun mencekam, tiba tiba beliau mulai menangis.. menangis.. menangis sekeras kerasnya, seraya berkata : “Bila Dia (Allah) bertanya kepadaku kelak tentang kalian?, Bila Dia meminta pertanggungjawaban dariku atas kalian…, Bila Dia menanyaiku…?, dan bila sang Nabi bertanya pula kepadaku tentang perbuatan kalian?, aku harus bertanggungjawab?, Demi Allah, kalau ditindihkan Gunung besar diatas kepalaku hingga aku lumat dan lebur menjadi debu, itu jauh lebih baik daripada sampainya berita tentang buruknya amal kalian kepada sang Nabi (saw)”, lalu beliau bermunajat dengan tangisnya agar seluruh muridnya dilimpahi hidayah dan keluhuran.

Kami menyaksikan bagaimana Guru Mulia ini selalu memberikan prioritas pada kami dibanding murid murid yang lain dari warga Negara Yaman, beliau selalu berkata pada mereka : “Mereka datang dari jauh, meninggalkan keluarga dan kampung halamannya, untuk mencari ilmu, wajib bagi kita memuliakan para tamu Allah ini..”. Insya Allah Bumi Jakarta akan disentuh langkah mulia beliau dalam beberapa hari mendatang, tepatnya pada hari Kamis 8 Januari 2009 di Bandara Soekarno hatta akan dipenuhi para pecinta beliau, dan beliau akan langsung menuju kediaman Hb Muhsin bin Idrus Alhamid di Komplek Hankam Cidodol, Kebayoran Lama Jakarta Selatan,.

Betapa tak tergambarkan kegembiraan jutaan sanubari muslimin di wilayah Indonesia, Malaysia dan Singapura, ketika mendengar bahwa semakin dekatnya kunjungan berkala tahunan sang Imam, Al Allamah Assayyid Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh, Guru yg selalu membimbing dengan kelembutan, dan mencirikan Kelembutan ajaran sang Nabi saw, yang siang dan malamnya adalah membimbing ratusan santri dari mancanegara, dan di akhir malamnya adalah tegak dengan kesendirian, hanya berduaan dengan Maha Raja Tunggal di Alam, dan mengakhiri malamnya dengan kedua tangan terangkat tinggi bermunajat dan mengemis curahan Rahmat bagi seluruh muslimin.

Beliau mendapat penghargaan dari Presiden Republik Yaman Ali Abdullah Shaleh, yg sangat mengagumi beliau, dengan bimbingan Kelembutan dan kasih sayang, dan memang ribuan WNA berdatangan ke negeri itu untuk mengunjungi Sang Guru, lain dengan beberapa Ma’had di beberapa wilayah Yaman lainnya yg banyak mengajarkan kekerasan dan terorisme, dan adapula santri santri dari WNI yg menuntut ilmu di tempat mereka. Ma’had Darulmustafa kini telah meresmikan bimbingan pelajaran dengan 4 bahasa, yaitu Arab, English, Afrika dan Indonesia, dan santri terbanyak adalah berasal dari Indonesia. maka Wahai Yang Maha Membangkitkan Kemuliaan, bangkitkanlah semangat keluhuran di sanubari kami khususnya dan di sanubari penduduk nusantara ini, dengan kedatangan Hamba Mu yg kau muliakan sebagai pewaris perjuangan sang Nabi saw yg telah dibawa dan diemban oleh para Da’I terpilih Mu dari zaman ke zaman. Jadikan kedatangan beliau sebagai hembusan Rahmat Mu pd Jutaan sanubari penduduk negeri ini, maka terangkatlah musibah dan bencana, terampunilah dosa dosa, dan sejuklah sanubari hamba hamba Mu di negeri ini, amiin.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Film Perjalanan Dakwah Majelis Rasulullah di Papua Bag-1

Posted by Teknik Jumper on November 10, 2008

Dakwah Majelis Rasulullah di Manokwari Papua Irian Barat Bagian 1

Posted in Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Maulid Nabi, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tasawuf, Tawasul, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , | 1 Comment »

Film Perjalanan Dakwah Majelis Rasulullah di Papua Bag-2

Posted by Teknik Jumper on November 10, 2008

Dakwah Majelis Rasulullah di Manokwari Papua Irian Barat 2

Posted in Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Maulid Nabi, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tasawuf, Tawasul, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Film Perjalanan Dakwah Majelis Rasulullah di Papua Bag-3

Posted by Teknik Jumper on November 10, 2008

Dakwah Majelis Rasulullah di Manokwari Papua Irian Barat Bagian Ke-3

Posted in Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Maulid Nabi, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tasawuf, Tawasul, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Tanda Sudah Dekat Datangnya Hari Kiamat

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh dekat dg hari kiamat akan datang padanya kejahilan, dan terhilangkannya ilmu, dan banyaknya terjadi pertikaian” (Shahih Bukhari)
ImageAssalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Maha Suci Allah Jalla Wa Alla Yang Maha Membuka Segenap Kebahagiaan dunia dan akhirat, Yang (Dias wt) didambakan segala apa apa yang diinginkan (hamba Nya) dari anugerah, Maha Memiliki segala apa – apa yang didambakan oleh hamba hamba Nya, Maha Menyimpan segala hal hal yang indah yang disiapkan bagi hamba hamba Nya, Matahari Kebahagiaan yang tiada pernah terbenam, Matahari Pengampunan yang tiada pernah padam pengampunan Nya, kasih sayang yang kekal dan abadi melebihi segenap kasih saying Nya, Maha Membuka segenap rahmat dan kesejahteraan dengan doa dan munajat, Maha Mengundang hamba hamba Nya kepada kebahagiaan, pengampunan, kemuliaan, keluhuran dengan doa doa dan pendekatan kehadirat Nya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Allah Swt telah menyampaikan kepada kita rahasia kebahagiaan yaitu dengan doa doa dan munajat kita dan pengikutan (ittiba) kita kepada Sayyidina Muhammad Saw. Allah Swt mengajarkan doa, mengajarkan munajat, doa dan munajat yang tiada taranya. Doa dan permintaan yang tidak akan bisa dikabulkan terkecuali oleh Allah Swt. Allah Swt mengajarkan doa doa yang mengenalkan kita betapa kasih sayang-Nya, dan indahnya Allah.

Robbanaa laa tuakhidznaa innasiinaa aw akhtho’naa, wahai Allah jangan Engkau murka dan jangan Engkau tulis jika kami lupa dan kami berbuat salah. Demikian indahnya doa dan keindahan bagi yang dikabulkannya. Betapa mudahnya cobaan ini, betapa indahnya, laa tuakhidznaa innasiinaa aw akhthonaa, jangan Kau tulis, jangan Kau perberat, jangan Kau bebani dan maafkanlah jika kami lupa dan kami salah. Ini doa yang mengajarkan adalah Allah, Allah Swt ingin memberimu maaf dari yang kau lupa dan yang kau tidak lupa dari dosa. Maka diajarkan-Nya doa doa kepada kita agar Allah tidak lagi mempermasalahkan dosa – dosa kita. Bagaimana? Munajat dan doa. Allah Swt mengajarkan gemuruh munajat di dalam jiwa ini membuka kebahagiaan.

Robbanaa laa tuakhidznaa innasiinaa aw akhthonaa, robbanaa wa laa tahmil a’lainaa ishron kamaa hamaltahu a’lalladziinamin qoblinaa, kulihat si fulan musibahnya berat, kulihat si fulan cobaannya dahsyat, wala tahmil a’lainaa ishron kamaa hamaltahu a’lalladziinamin qoblinaa, jangan bebani kami dengan beban yang telah Engkau bebankan kepada orang – orang sebelum kami. Robbana wa laa tuhamilnaa maa laa thoqotalanabih wa’fu anna waghfirlanaa, maafkanlah kami, ampunilah kami faanshurnaa ‘alalqaumil kaafiriin, tolonglah kami untuk menghadapi orang – orang yang kuffar, dari kejahatan mereka, dari tipuan mereka.

Demikian indahnya seorang mukmin diajari oleh Allah Swt untuk selalu mengadukan keadaannya bahkan dosa dosanya kepada Allah Swt. Seindah indah tempat pengaduan segala hal dan tidak akan bisa yang menghapus dosa selain Allah Swt. Allah Swt mengundang kita dan mengenalkan Dzat-Nya dan mengenalkan betapa lemahnya kita di hadapan Allah Swt. Manusia itu tidak tahu apa yang akan dikerjakannya esok hari, apa yang akan datang padanya esok dan bagaimana keadaan esok harinya, apa yang akan ia perbuat esok, ia tidak tahu. Betapa lemahnya manusia di hadapan Allah Swt. Seandainya kita melihat, ini manusia esok akan begini atau akan begitu. Orang itu melihat betapa lemahnya dia. Sehebat hebatnya manusia, ia tidak tau ia akan wafat dimana. Entah di barat, entah di timur , entah di darat, entah di laut.

Demikian hadirin – hadirat Allah mengingatkan betapa lemahnya kita di hadirat-Nya. Maha Suci Allah Swt Yang Maha Luhur, Yang Membukakan kepada kita gerbang – gerbang doa dan munajat untuk mencapai keluhuran, untuk mencapai kebahagiaan, untuk mencapai kemuliaan, untuk mencapai keindahan, untuk mencapai keridhoan dan kedekatan kehadirat-Nya.

Dan itulah seindah indahnya anugerah, itulah semulia mulia anugerah setelah seluruh kenikmatan dunia akan berakhir dan setelah itulah hadirin hadirat kita memahami betapa agungnya sujud, betapa berharganya kalimat “Subhana rabbiyal a’la wa bihamdih”. Betapa mulianya langkah langkah menuju masjid dan majelis dzikir. Setelah kita selesai hidup di muka bumi dan diturunkan tubuh kita ke dalam kubur dan ditinggalkan oleh semua kekasih dan teman, baru kita memahami ternyata kekasih yang hakiki adalah Allah Swt. Yang Maha Tidak Meninggalkan semua yang mencintai-Nya, karena semua kekasih meninggalkan kekasihnya di kubur dan tiada mau menemani kekasihnya di alam kubur.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Semakin dalam ilmu dan pemahaman kita tentang Allah Swt dan agama ini, semakin indah dan sempurna hari hari kita. Dan semakin sirnanya hal hal ini dari kita, semakin hancur kehidupan kita. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Rasulullah Saw bersabda, “dekat waktunya nanti, waktunya hari kiamat, jika sudah dekat akan datang masa munculnya kejahilan”. Apa ini kejahilan? Kejahilan bukan hanya ketidaktahuan tapi yang tidak tahu merasa tahu, yang tidak tahu tapi tidak mau diberi tahu. Ini yang disebut “jahl”.

Kalau seandainya tidak paham saja, tidak sampai ke derajat jahl, tapi jahl adalah yang tidak tahu tapi tidak mau di beri tahu . Jika seandainya ia diberi pengetahuan ia tetap menolak. Ini yang akan muncul nanti kata Rasulullah Saw di akhir zaman. Dan ilmu semakin sirna, syariatul muthaharoh (syariat yang suci) semakin sirna. Dan disaat itulah hadirin hadirat banyak terjadi permusuhan, peperangan, pembunuhan.

Al Imam Ibn Hajar Asqalani di dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari menjelaskan makna dari hadits ini adalah tandzir (peringatan) dari Rasul Saw untuk menjaga generasi ulama. Yang dimaksud munculnya kejahilan dan maksud terhapusnya ilmu adalah wafatnya para ulama. Ketika para ulama diwafatkan oleh Allah Swt dan generasi muda tidak ada yang meneruskan perjuangannya maka terjadilah hal hal seperti ini.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Sungguh kebahagiaan bagi satu lingkungan masyarakat adalah yang masih mempunyai ulama. Ulama adalah pewaris para Nabi dan penuntun mereka kepada keluhuran. Sebagaimana Rasul Saw bersabda “Allah tidak mencabut ilmu dari dada yang memiliki ilmu itu, tapi Allah mencabut ilmu itu dengan mewafatkan ulama”, ini diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari. Kenapa? Karena muslimin muslimat tidak lagi menginginkan munculnya generasi ulama, maka dengan wafatnya ulama sirnalah ilmu sampai tidak lagi tersisa seorang ulama dalam satu lingkungan masyarakat. Maka mereka mengambil guru – gurunya adalah orang yang tidak mengerti syariah, lantas mereka itu ditanya dan menjawab dan berfatwa tanpa ilmu maka mereka sesat dan menyesatkan. (HR Shahih Bukhari)

Hadirin – hadirat hadits ini adalah tandzir (peringatan) untuk membangkitkan generasi ulama. Sebagaimana riwayat Imam Tirmidzi, Rasul Saw bersabda “sungguh orang yang paling mulia menginjak permukaan bumi adalah para ulama, mereka itu jika agama ini terkotori dan tercela, mereka itulah yang membenahinya”. Bahwa ketika seorang mualim, seorang guru mengajarkan kepada seorang anak mengucap “bismillahirrahmanirrahim” saja sampai anak itu bisa mengucapkannya, maka Allah Swt mencatatkan bagi sang pengajar pengampunan, bagi sang anak pengampunan dan bagi ayah ibunya pengampunan. Demikian rahasia pengampunan dan rahmat illahi yang dimunculkan dengan keberadaan ulama.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Hingga semakin sirnanya ulama ini, mulailah muncul kegelapan dan ketidakpahaman dan muncullah aliran aliran yang sesat, muncullah tuntunan tuntunan yang keluar dari syariatul muthaharoh (syariah yang suci). Dan demikianlah kerusakan umat semakin terjadi dan sampailah pada puncak kerusakan umat dengan terbitnya matahari dari barat. Sebagaimana sabda Nabiyyuna Muhammad Saw di dalam riwayat Shahih Bukhari “seburuk – buruk dan sejahat – jahatnya adalah mereka yang ketika masih hidup sampai saat merasakan terbitnya matahari dari barat karena disaat itu tidak tersisa lagi seorangpun di muka bumi”.

Kesemuanya adalah mereka yang menyembah selain Allah Swt sehingga Rasul Saw bersabda yang diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, beliau terbangun di tengah malam seraya berseru dengan keras “Subhanallah, betap banyaknya anugerah yang Allah turunkan di malam ini dan juga betapa banyaknya fitnah akan segera turun, seraya berkata siapa yang bisa membangunkan keluargaku kesemuanya untuk orang – orang dari tetangga beliau untuk melakukan shalat malam seraya mengalirkan airmata dan berkata bisa saja orang – orang yang berkecukupan di muka bumi akan terbuka dan terhinakan dari kecukupannya di yaumal qiyamah. Orang – orang yang berkecukupan di dunia akan merasakan kekurangan di yaumal qiyamah seraya mengalirkan airmata yang mengundang para tetangganya untuk melakukan qiyamullail”.

Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Maka dalam kesempatan ini, saya akan kembali mengulas lagi sedikit tentang bagaimana sejarah pejuang para ahlul hadits yang meneruskan hadits – hadits Rasul Saw dari para ulama. Karena hal ini telah disampaikan tetapi banyaknya sebagian hadirin masih ada yang belum mendengarnya dan sebagian saudara kita memintanya maka saya kembali memperjelaskannya. Bahwa kita semua Ahlussunnah wal jamaah adalah mengambil dalam satu sanad walaupun dalam madzhab yang berbeda. Madzhabnya yang ada pada ahlussunnah wal jamaah yang masih ada hingga saat ini adalah 4 Madzhab besar, yaitu Madzhab Imam Malik, Madzhab Imam Hanafi, Madzhab Imam Syafi’i dan Madzhab Imam Hambali.

Dan keempatnya ini bukan terpecah – belah sanadnya tapi merupakan satu sanad. Sanad adalah mata rantai guru atau rantai periwayat. Al Imam Ahmad bin Hanbal adalah murid Imam Syafi’i dan Imam Syafi’i adalah murid Imam Malik dan Imam Malik hidup satu zaman dengan Imam Hanafi. Dan Imam Hanafi ini adalah tabi’in bersama Imam Malik yang berguru kepada para Sahabat Rasulullah Muhammad Saw. Jadi keempat Imam Madzhab ini adalah satu rumpun bukannya berpecah pecah dari sanad yang berbeda. Sama rumpunnya walaupun fatwa mereka berbeda.

Oleh sebab itu hadirin – hadirat berbeda dengan mereka yang diluar ahlussunnah wal jamaah karena rumpunnya berbeda. Entah mengambil jalur guru dari mana, karena keempat madzhab ini berasal dari satu rumpun, karena mengambil dari satu rumpun dari tabi’in dari sahabat Rasul dari Rasulullah Muhammad Saw. Dan di dalam ilmu hadits kita mengenal derajat ahli hadits yang diantaranya di sebut Al Hafidh, Hujjatul Islam, Al Hakim. Dan kita perlu menjabarkan sebagaimana diperjelas oleh Al Imam Ibn Hajar Asqalani di dalam kitabnya Nukhfathul Fiikar bi Syarah Nukhfathul Fiikar beliau menjelaskan bahwa derajat para pakar hadits terendah adalah Al Hafidh.

Al Hafidh adalah orang yang telah menghafal 100.000 hadits beserta sanad dan hukum matannya. Mereka yang sudah hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya maka mereka sudah mencapai gelar Al Hafidh. Al Hafidh di dalam ilmu hadits bukan seorang yang hafal alqur’an, kalau Al Hafidh di dalam ilmu hadits adalah yang hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya. Padahal kalau haditnya panjangnya 1 baris, kalau disertakan dengan sanad dan hukum matannya bisa menjadi 2 halaman panjangnya. Mereka inilah orang – orang jenius yang dipilih oleh Allah Swt untuk menjaga syariatul muthaharoh (syariah yang suci) sebagaimana mereka – mereka itu tidak bisa percaya kalau ada jutaan hadits atau jutaan kalimat masuk ke dalam microchip yang kecil seperti ujung ibu jari maka di masa sekarang kita sulit percaya pada orang yang hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya.

Akan tetapi Allah Swt menjaga syariah ini dengan keberadaan mereka dan jumlah mereka bukan hanya 1 atau 2 tapi ribuan para huffadh dimasa itu, masa kejayaan para tabi’in, para tabiut tabi’in dan orang sesudahnya. Dan kita mengenal 7 nama dari periwayat hadits terbesar, karena para muhaddits itu banyak orangnya, banyak ahli hadits yang mengumpulkan hadits dan mencatatnya tapi diantaranya terdapat 7 Imam Besar yang terkuat riwayatnya diantara lainnya, yaitu Al Imam Ahmad bin Hambal, Al Imam Nasa’i, Al Imam Tirmidzi, Al Imam Ibn Majah, Al Imam Abi Dawud, Al Imam Muslim dan Al Imam Bukhari. Ketujuh imam ini lebih kuat riwayatnya daripada yang lainnya. Yang lainnya masih banyak, ada Imam Daruquthni, Imam Hakim dan lainnya. Yang ketujuh ini diklasifikasikan lagi yaitu menjadi “Imam Kutubussithah” yaitu 6 Imam Besar yang tadi disebutkan terkecuali Imam Ahmad bin Hambal.

Imam Ahmad bin Hambal peringkat yang nomor 7 dan yang terakhir. Ia pun tidak termasuk dalam klasifikasi 6 imam besar. Yang terbawah Imam Ahmad bin Hambal dari 7 periwayat hadits terbesar, beliau ini hafal 1 juta hadits beserta sanad dan hukum matannya. Dan Imam Ahmad bin Hambal terkenal dengan gelar “Sayyidul Huffadh”, salah seorang dari yang paling banyak hafalan haditsnya. Ini derajat yang ketujuh, bagaimana dengan imam – imam besar yang diatas beliau?.

Dan Imam Ahmad bin Hambal ini adalah murid Imam Syafi’I, Oleh sebab itu hadirin – hadirat, jika masa sekarang muncul orang yang menghina, meremehkan fatwa Imam Syafi’i, semata karena ia tidak mengerti siapa Imam Syafi’i. imam Syafi’i mempunyai murid yang banyak diantaranya Imam Ahmad bin Hambal dan beliau hafal 1 juta hadits beserta sanad dan hukum matannya.

Ketika salah seorang datang kepada Imam Ahmad bin Hambal bahwa ia ingin menjadi muridnya, Imam Ahmad bin Hambal memberikan 1 tumpukan hadits seraya berkata “ini ada 10.000 hadits, kau hafalkan dulu kalau sudah hafal baru bisa jadi muridku”. Demikian syaratnya menjadi murid seorang imam besar, seorang muhaddits besar dan orang semacam Imam Ahmad bin Hambal tidak akan menerima seorang murid terkecuali ia telah menghafal lebih dari 10.00 hadits.maka orang tersebut menghafal hadits – hadits tersebut, ketika ia lulus dan mampu ia datang kepada Imam Ahmad bin Hambal seraya berkata “aku sudah hafal wahai imam, 10.000 hadits yang kau berikan”. Imam Ahmad bin Hambal berkata, “itu 10.000 hadits adalah hadits palsu, bukan hadits yang shahih, bukan pula hadits hasan bukan pula hadits dhaif derajatnya tapi terkecuali itu adalah hadits palsu”. Maka berkata muridnya “wahai imam, kau beri aku 10.000 hadits palsu?”, dan Imam Ahmad menjawab “itu untuk memperkuat hafalanmu”.

Demikian hadirin hadirat cara mereka menjaga ilmu hadits, kenapa? Jika kau menghafal hadits shahih dan salah, kau akan menipu umat hingga akhir zaman. Oleh sebab itu diberi hadits palsu, kalau salah tidak berdosa, tidak menipu umat. Jika kuat hafalannya baru diberikan hadits – hadits shahih dan dimasa itu hadits tidak ditulis tapi dihafal. Berbeda dengan masa sekarang, di masa itu sangat sedikit sekali hadits yang ditulis, semacam Imam Ahmad bin Hambal yang hafal 1 juta hadits beserta sanad dan hukum matannya dan beliau hanya sempat menuliskan 20.000 hadits saja di dalam Musnadnya. Dan 980.000 hadits itu sirna dengan wafatnya beliau dan wafatnya murid – muridnya. Ada yang terjaga pada murid – muridnya jika murid – muridnya tiada menulisnya maka akan sirna. 980.000 hadits dari sanubari Imam Ahmad bin Hambal (hanya 20.000 hadits yg tertulis).

Hadirin – hadirat inilah derajat yang ketujuh, diatasnya ada lagi derajat klasifikasi 6 imam besar. Dari 6 imam besar ini diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu “Shaikhain yakni Imam Bukhari dan Imam Muslim”. Dan sisanya yang 4 adalah imam lainnya yaitu Imam Nasa’i, Imam Tirmidzi, Imam Abi Dawud dan Imam Ibn Majah. 4 imam besar ini dikalahkan oleh mereka tertinggi yaitu Imam Muslim dan Imam Bukhari. Dan daripada yang tertinggi dari 7 periwayat hadits adalah Imam Bukhari dan kedua adalah Imam Muslim.

Oleh sebab itu Imam Bukhari paling dipegang riwayat haditsnya, kalau sudah diriwayatkan oleh Imam Bukhari tidak ada lagi ahli hadits yang mempermasalahkannya. Hadits riwayat Imam Muslim masih banyak dipermasalahkan kalau Imam Bukhari tidak ada lagi yang mempermasalahkannya. Beliau adalah seorang pemuda jenius, beliau itu bernama Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari, beliau adalah seorang yang sangat mencintai Sayyidina Muhammad Saw.

Imam Bukhari di dalam tadzkhiratul huffadh dan siyar a’lamunnubala dijelaskan saat usianya 17 tahun beliau sudah hafal 200.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya. Di usia 17 tahun, seorang yang sangat jenius yaitu Imam Bukhari sehingga imam – imam lainnya di masa itu melihat bocah kecil ini sudah hafal puluhan ribu bahkan ratusan ribu hadits, mengungguli mereka, diantara (yg mengaguminya) adalah Imam Muhammad bin Salam, salah seorang senior ahli hadits di masa itu, ia berkata “aku kalau meriwayatkan hadits tidak pernah gemetar kecuali jika ada bocah ini yaitu Imam Bukhari, kalau ia ada disini aku gemetar karena ia lebih tinggi hafalannya dari aku”. Demikianlah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari.

Derajat yang kedua adalah Imam Muslim. Al Imam Muslim suatu waktu mendapatkan permasalahan dalam hadits dan ia tidak mampu menjawabnya. Mencari jawaban tidak jumpa dan tidak ketemu akhirnya ia mendatangi Imam Bukhari dan ketika ia menyampaikan permasalah haditsnya maka Imam Bukhari menjawabnya seperti membaca surat al ikhlas, dengan gampangnya dan mudahnya Imam Bukahri menjawab, demikian diriwayatkan di dalam tadzkiratul huffadh. Maka berkata Imam Muslim “ijinkan aku mencium kedua kakimu wahai raja ahli hadits”.

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari. Beliau lahir tahun 194 H, jauh setelah lahirnya Imam Syafi’i, setelah Imam Syafi’i jadi Imam baru lahir Imam Bukhari. Oleh sebab itu bukan levelnya kalau Imam Bukhari dibandingkan dengan Imam Syafi’i, karena jauh sebelum Imam Bukhari, Imam Syafi’i sudah jadi imam besar dan Imam Bukhari baru lahir ke muka bumi. Akan tetapi Imam Bukhari adalah orang tertinggi yang diakui ilmunya di dalam hadits.

Dan hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Imam Bukhari adalah orang yang sangat mencintai Rasul Saw seraya menulis Shahih Bukhari sebanyak kurang lebih 7000 hadits, yang beliau tulis diantara makamnya Rasulullah Saw dan mimbarnya Rasulullah Saw di Masjid Nabawiy. Beliau berwudhu lalu shalat sunnah 2 rakaat kemudian menulis 1 hadits, dan kembali berwudhu lalu shalat sunnah 2 rakaat dan kembali menulis hadits sampai mencapai lebih dari 7000 hadits yang sampai saat ini dikenal dengan “Shahih Bukhari”. Dan inilah Asshahhul Kitab, kitab yang paling shahih dari semua hadits – hadits yang shahih.

Dan hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Ketika Imam Bukhari ditimpa banyak fitnah maka para murid – muridnya berkata, “wahai imam, kenapa tidak kau jawab dengan fatwa – fatwamu, mereka – mereka yang memfitnahmu?”. Imam Bukhari menjawab “aku teringat hadits Rasul Saw, akan kalian lihat hal – hal yang tidak kalian sukai daripada fitnah dan permasalahan kelak dan bersabarlah kalian sampai kalian berjumpa dengan aku di telaga haudku”. Jika aku mendengar dan teringat hadits ini aku tenang dan tidak perduli dengan fitnah yang datang menimpaku.

Demikian Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari dan juga imam – imam besar lainnya, mereka para pecinta Rasulullah Saw dan sangat memuliakan Rasul Saw, sebagaimana Imam Ahmad bin Hambal diriwayatkan di dalam tadzkiratul huffadh dan siyar a’lamunnubala, jika Imam Ahmad bin Hambal ini wafat maka jenazahnya dishalatkan lebih dari 800.000 muslimin – muslimat dan ia pun berwasiat pada putranya, jika aku wafat aku menyimpan 3 helai rambutnya Rasulullah Saw, maka 1 helai rambut taruh dibibirku, yang 2 helai taruh di kedua mataku dan makamkan aku dengan itu. Demikian cintanya Imam Ahmad bin Hambal sehingga ia tidak ingin dikebumikan kecuali dengan terus mencium rambutnya Rasulullah Saw. Demikianlah Mahabbah, demikianlah cinta sang Imam kepada Nabi Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Demikian pula Imam Syafi’i, Imam Malik bin Anas bin Malik, seorang yang sangat mencintai Rasul Saw. Imam Malik ini kalau ditanya, maka ia berkata “kau mau tanya soal hadits atau soal hukum. Kalau bicara hukum, aku jawab. Kalau Tanya soal hadits, tunggu dulu”. Jika orang bertanya hadits, beliau berwudhu, setelah berwudhu lalu memakai minyak wangi, memakai siwaknya, memakai sipat matanya lantas memakai jubahnya baru berkata “Qaala Rasulullah Saw”. Demikian Imam Malik bin Anas bin Malik Alaihi Rahmatullah, beliau adalah seorang imam di Madinah Al Munawarrah dan menjadi pemimpin para ahli hadits di zamannya seraya menulis kitab hadits yang dinamakan : Almuwatta’, (yg menginjak). Kenapa kitab haditnya ini dinamakan kitab yang menginjak? Karena menundukkan seluruh kitab hadits di masanya, demikian Imam Malik bin Anas bin Malik.

Hadirin – hadirat ketika generasi mereka semakin sirna, Al Imam Ibn Hajar mengklasifikasikan bahwa derajat ahli hadits yang pertama Al Hafidh yaitu yang hafal 100.000 hadits beserta sanad dan hukum matannya dan diatasnya terdapat lagi Hujjatul Islam yaitu yang hafal lebih dari 300.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya. Maka kita mengenal Hujjatul Islam Al Imam Ghazali, beliau ini telah sampai derajat haditsnya melebihi 300.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya. Jika orang di masa sekarang meremehkan fatwa Imam Ghazali, hati – hati beliau itu hafal lebih dari 300.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya. Demikian juga Hujjatul Islam Al Imam Nawawi dan masih banyak lagi para perawi hadits dan para muhadditsin dari masa ke masa. Tinggallah kita di masa kini yang mesti harus terus membangun generasi para ulama.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Allah Swt terus memuliakan umat ini dari zaman ke zaman, walaupun mereka sudah semakin hari semakin kekurangan ilmu tapi mereka masih mempunyai sanad, mereka masih mempunyai pertalian guru, mereka berguru pada gurunya, gurunya berguru pada gurunya sampai kepada ahli hadits sampai kepada Rasulullah Saw.

Demikian hadirin – hadirat hingga masa kini sangat berharga kita mencari guru yang mempunyai sanad, yang mempunyai hubungan pertalian dengan guru – guru para ahli hadits, para ahli alqur’an, para ahli fiqh dan para ahli syariatul muthaharoh sehingga ilmu kita jelas mengikuti guru yang mempunyai guru yang jelas sanadnya. Berbeda dengan orang yang sembarang m engambil guru, tidak mengetahui gurunya hanya mempunyai buku dan setelah itu fatwanya hanyalah terikat pada huruf – huruf di bukunya. Ketika dimintai pertanggungjawaban di yaumal qiyamah, ia tidak bisa membawa pertanggungjawabnnya karena sanadnya bersambung kepada hal yang terputus.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Di malam hari yang diberkahi Allah Swt ini, kita telah mendengar bagaimana Rasul Saw memberi semangat kepada kita untuk membangkitkan kembali generasi ulama, membangkitkan kembali generasi sunnah Nabi kita Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Oleh sebab itu mari kita benahi umat, kita benahi diri kita kalau seandainya kita sibuk dengan pekerjaan, niatkan keturunan kita kelak menjadi ulama, menjadi pewaris para Nabi, menjadi pejuang syariatul muthaharoh.

Hadirin – hadirat yang dimulikan Allah, Waktu semakin dekat dengan malam nisfu sya’ban, malam yang agung dan luhur. Sebagaimana riwayat Imam Tabraniy, Rasul Saw bersabda “Allah mengampuni seluruh dosa – dosa di malam nisfu sya’ban, terkecuali orang yang menyembah selain Allah Swt dan orang – orang yang suka bermusuhan”. Telah benar tadi ucapan guru kita tadi, fadhilatul ustadz dai ilallah KH. Syafi’i Ahmad untuk memaafkan muslimin – muslimat memaafkan semua kesalahan orang yang berbuat salah pada kita. Untuk apa? Agar Allah mengampuni dan memaafkan kesalahan kita.

Hadirin – hadirat yang dimulikan Allah kita bermunajat kepada Allah di malam sya’ban yang diberkahi Allah Swt ini, di malam – malam mulia ini kita berdoa kepada Allah Swt agar Allah Swt memunculkan generasi ulama pada muslimin – muslimat dan memilih dari sulbi – sulbi kita muncul generasi para ulama.

Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram jangan Kau jadikan dari sulbi kami keturunan – keturunan ahlul su’, keturunan – keturunan fasiq, keturunan – keturunan dholim. Jadikan dari tubuh kami munculnya sulbi para shalihin shalihah. Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram jangan Kau jadikan dari keturunan kami pengikut pasukan dajjal atau pengikut ya’jud wa ma’jud, jadikan dari keturunan dan sulbi kami ahlul sujud, orang – orang yang banyak bersujud, orang yang banyak diberkahi yang menjadi kebanggaan kami dunia dan akhirat. Ya Rahman Ya Rahiim sucikan diri kami, sucikan dosa – dosa kami, sucikan ayahbunda kami, sucikan rumah tangga dan anak – anak kami, sucikan seluruh keluarga dan kerabat kami dari dosa – dosa dan kesalahan.

Ya Rahman Ya Rahiim Robbanaa laa tuakhidznaa innasiinaa aw akhthonaa Ya Dzal Jalali Wal Ikram Ya Dzaththouli Wal In’am Ya Rahman Ya Rahiim Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram Ya Dzaththouli Wal In’am.

Hadirin – hadirat Allah Swt berfirman ketika di hari kiamat nanti manusia telah berakhir izinnya untuk hidup di muka bumi, semua manusia yang pernah hidup di muka bumi dibangkitkan dan dipanggil oleh Allah. “Disaat itu mereka berdiri dan mereka memandang saja”, memandang nanti apa keputusannya? Selamat dalam kebahagiaan atau masuk ke dalam penjara yang menghinakan. “Dan disaat itu ketika mereka berdiri menanti keputusan, terbitlah cahaya keagungan Allah Swt, menerangi padang mahsyar” dan disaat itulah hamba – hamba beriman bersujud, mereka bersujud kepada Allah Swt yang dahulu mereka selalu bersujud pada-Nya di muka bumi. Dan ada diantara mereka yang tidak mampu bersujud. Allah berfirman “dulu di dunia mereka diseru untuk bersujud, mereka tidak mau bersujud, mereka tidak mau melakukannya, maka di hari kiamat mereka tidak mampu bersujud dan disaat itulah berjatuhan kulit wajah mereka karena malunya di hadapan Allah. Ketika teman dan kerabatnya bersujud, ia tetap tegak berdiri di hadapan Rabbul Alamin, tubuhnya kaku tidak bisa sujud”.

Kita berdoa kepada Allah Swt, semoga Allah Swt mengumpulkan kita bersama ahlul sujud, Ya Rahman Ya Rahiim terangi malam – malam dan siang kami dengan cahaya lezatnya sujud, Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Rahman dosa – dosa kami Ya Rabb, kesalahan kami Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Hadirin sekali kau menyebut Nama Allah semakin dekat derajatmu dengan Allah, semakin jauh dosa kita, semakin sirna musibah kita Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah semakin dekat dengan surga, semakin jauh dengan neraka Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram Ya Dzaththouli Wal In’am

Hadirin – hadirat malam ahad, malam nisfu sya’ban kita akan berkumpul dengan lafadhul Allah 1000X Insya Allah. Yang bertempat di Monas (Monumen Nasional), malam 17 tanggal 16 Agustus 2008 kita akan derdzikir Ya Allah sebanyak 1000X setelah membaca doa nisfu sya’ban dan maulid Nabi Saw. Insya Allah dihadiri lebih dari 500.000 muslimin – muslimat yang bersatu dan Insya Allah menggemuruhkan Jakarta dengan lafadh Allah..Allah..

Hadirin – hadirat sempatkan diri kita untuk hadir dan mereka yang tidak dapat hadir maka turut berperan serta juga untuk terus berjuang untuk kesuksesan acara ini bisa dengan memberikan kabar kepada saudara – saudaranya, dengan surat, dengan telepon, dengan sms, berjuang untuk memakmurkan bumi Jakarta agar dimakmurkan kemuliaan dakwah di Jakarta ini oleh dzikir dan juga semoga Allah Swt melimpahkan rahmat dan kebahagiaan.

Ditanyakan kepada Guru Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh tentang bagaimana menyelesaikan permasalahan yang muncul di Indonesia dengan berbagai macam permasalahan, dengan berbagai macam fitnah, berbagai macam musibah. Beliau menjelaskan salah satunya adalah dengan mengumpulkan orang – orang dalam majelis – majelis besar untuk berdoa bersama. Hal seperti itulah yang menyingkirkan bala dan musibah dari wilayah kita. Dan perkumpulan besar terus kita makmurkan dengan doa – doa bersama untuk menyingkirkan bala dan musibah.

Hadirin – hadirat berikut saya akhiri perjumpaan ini dengan Ijazah Sanad Al Imam Bukhari dari Guru Mulia kita Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh yang mengambil sanad Shahih Bukhari
Dari Al Habib Ibrahim bin Umar bin Aqil bin Yahya Al Hafidh
Dari Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi (Kwitang) Al Hafidh
Dari Al Habib Umar bin Idrus Al Habsyi Al Hafidh
Dari Al Habib Abdullah bin Husein bin Thohir Al Hafidh
Dari Alhabib Umar bin Segaf Assegaf Al Hafidh
Dari Al habib Segaf bin Muhammad bin Umar Assegaf Al Hafidh
Dari Al Habib Segaf bin Muhammad bin Umar Assegaf Al Hafidh
Dari Alhabib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih Al Hafidh
Dari Alhabib Abdullah bin Alwi Alhaddad shohiburratib Al Hafidh
Dari Alhabib Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad Baharun Al Hafidh
Dari Alhabib Abubakar bin Abdurrahhman Ibn Shihabuddin Al Hafidh
Dari Alhabib Abdurrahman bin Shihabuddin Ahmad bin Abdurrahman bin Syeikh Ali Al Hafidh
Dari Al Imam Muhammad bin Ali Khird Al Hafidh
Dari Al Imam Muhammad bin Abdurrahman Al Asqa’ Balfaqih Al Hafidh
Dari Al Imam Abdullah Alaydrus Al Akbar bin Abubakar Al Hafidh
Dari Al Imam Umar Al Muhdhor bin Imam Abdurrahman Assegaf Al Hafidh
Dari Al Imam Abdurrahman Assegaf bin Muhamad Al Hafidh
Dari Al Imam Muhammad bin Alwi shohibul ‘Amaa’im Al Hafidh
Dari Al Imam Abdullah bin Alwi Al Hafidh
Dari Al Imam Alwi bin Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali Al Hafidh
Dari Al Imam Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy Al Hafidh
Dari Al Imam Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadiid Al Hafidh
Dari Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Ibn Abi Shaif Alyamaniy Al Hafidh
Dari Assyeikh Al Musnid Abil Hasan Ali bin Humaid bin Ammar Al Athrabalsiy Al Hafidh
Dari Assyeikh Al Musnid Abu Maktum Isa bin Abi Dzarr Al harawiy Al Hafidh
Dari Assyeikh Abu Dzarr bin Abd bin Ahmad Al harawiy Al Hafidh
Dari Abu Ishaq Ibrahim bin Amad Al Balakhiy Almustamaliy Al Hafidh
Dari Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Matharr AL Firabriy Al Hafidh
Dari Hujjatul Islam wa Barakatul Anaam Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari rahimahullah.

Dan saya Ijazahkan ijazah Shahih Bukhari kepada hadirin – hadirat semuanya yang sanadnya sampai kepada Imam Bukhari. Beliau menyampaikan sanad – sanad haditsnya dari Rasulullah Saw. Demikian hadirin – hadirat Rasulullah Saw Nabiyyil Ummiy.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Pendapat Para Imam dan Muhaddits Tentang Perayaan Maulid

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
Telah jelas dan kuat riwayat yang sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yang berpuasa hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka berkata : “hari ini hari ditenggelamkannya Fir’aun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah swt, maka bersabda Rasul saw : “Kita lebih berhak atas Musa as dari kalian”, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yang diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dengan pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur’an, maka nikmat apalagi yang melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt “SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG-ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA” (QS Al Imran 164)

2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dengan sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yang kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yang telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lil’aalamiin dan membawa Syariah untuk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman-teman dan saudara-saudara, menjamu dengan makanan-makanan dan yang serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. Bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid dengan nama : “Husnulmaqshad fii ‘amalilmaulid”.

3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) :
Merupakan Bid’ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dengan kelahiran Nabi saw.

4. Pendapat Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah dalam kitabnya ‘Urif bitta’rif Maulidissyariif :
Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya apa keadaanmu?, ia menjawab : “di neraka, tapi aku mendapat keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan karena Tsuwaibah menyusuinya (saw)” (shahih Bukhari hadits no.4813). maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur’an turun mengatakannya di neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yang gembira atas kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah sungguh-sungguh ia akan dimasukkan ke sorga kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.

5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
Serupa dengan ucapan Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu menukil hadits Abu Lahab.

6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah
berkata “tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pada malamnya dengan berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah terhadap mereka keberkahan yang sangat besar”.

7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah
dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : “ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi saw”

8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah
dengan karangan maulidnya yang terkenal “al aruus” juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, “Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dengan tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yang membacanya serta merayakannya”.

9. Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah
dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami berkata: “Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kepada orang yang menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar”.

10. Imam Al hafidh Al Muhaddis Abulkhattab Umar bin Ali bin Muhammad yang terkenal dengan Ibn Dihyah alkalbi dengan karangan maulidnya yg bernama “Attanwir fi maulid basyir an nadzir”.

11. Imam Al Hafidh Al Muhaddits Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri dengan maulidnya “urfu at ta’rif bi maulid assyarif”

12. Imam al Hafidh Ibn Katsir yang karangan kitab maulidnya dikenal dengan nama : “maulid ibn katsir”

13. Imam Al Hafidh Al ‘Iraqy dengan maulidnya “maurid al hana fi maulid assana”

14. Imam Al Hafidh Nasruddin Addimasyqiy telah mengarang beberapa maulid : Jaami’ al astar fi maulid nabi al mukhtar 3 jilid, Al lafad arra’iq fi maulid khair al khalaiq, Maurud asshadi fi maulid al hadi.

15. Imam assyakhawiy dengan maulidnya al fajr al ulwi fi maulid an nabawi

16. Al allamah al faqih Ali zainal Abidin As syamhudi dengan maulidnya al mawarid al haniah fi maulid khairil bariyyah

17. Al Imam Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad As syaibaniy yang terkenal dengan ibn diba’ dengan maulidnya addiba’i

18. Imam ibn hajar al haitsami dengan maulidnya itmam anni’mah alal alam bi maulid sayid waladu adam

19. Imam Ibrahim Baajuri mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dengan nama tuhfa al basyar ala maulid ibn hajar

20. Al Allamah Ali Al Qari’ dengan maulidnya maurud arrowi fi maulid nabawi

21. Al Allamah al Muhaddits Ja’far bin Hasan Al barzanji dengan maulidnya yang terkenal maulid barzanji

23. Al Imam Al Muhaddis Muhammad bin Jakfar al Kattani dengan maulid Al yaman wal is’ad bi maulid khair al ibad

Namun memang setiap kebaikan dan kebangkitan semangat muslimin mestilah ada yg menentangnya, dan hal yg lebih menyakitkan adalah justru penentangan itu bukan dari kalangan kuffar, tapi dari kalangan muslimin sendiri, mereka tak suka Nabi saw dicintai dan dimuliakan, padahal para sahabat radhiyallahu’anhum sangat memuliakan Nabi saw, Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yg sakit maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).

seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu mushollah dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang itu dan bertanya : “dimana tempat yg kau inginkan aku shalat?”. Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130). Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar ra), “Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra”, maka ketika Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu” (dimakamkan disamping makam Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra Kuburan Nabi saw mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu”.

Dan masih banyak riwayat shahih lainnya tentang takdhim dan pengagungan sahabat pada Rasulullah saw, namun justru hal itu ditentang oleh kelompok baru di akhir zaman ini, mereka menganggap hal hal semacam itu adalah kultus, ini hanya sebab kedangkalan pemahaman syariah mereka, dan kebutaan atas ilmu kemurnian tauhid. Maka marilah kita sambut kedatangan Bulan Kebangkitan Cinta Muslimin pada Nabi saw ini dengan semangat juang untuk turut berperan serta dalam Panji Dakwah, jadikan medan ini benar benar sebagai ajang perjuangan kita untuk menerangi wilayah kita, masyarakat kita, masjid kita, musholla kita, rumah rumah kita, dengan cahaya Kebangkitan Sunnah, Cahaya Semangat Hijrah, kemuliaan kelahiran Nabi saw yg mengawali seluruh kemuliaan islam, dan wafatnya Nabi saw yg mengawali semangat pertama setelah wafatnya beliau saw.

Saudara saudarku, kelompok anti maulid semakin gencar berusaha menghalangi tegaknya panji dakwah, maka kalian jangan mundur dan berdiam diri, bela Nabimu saw, bela idolamu saw, tunjukkan akidah sucimu dan semangat juangmu, bukan hanya mereka yg memiliki semangat juang dan mengotori masji masjid ahlussunnah dengan pencacian dg memfitnah kita adalah kaum musyrik karena mengkultuskan Nabi,

Saudaraku bangkitlah, karena bila kau berdiam diri maka kau turut bertanggung jawab pula atas kesesatan mereka, padahal mereka saudara saudara kita, mereka teman kita, mereka keluarga kita, maka bangkitlah untuk memperbaiki keadaan mereka, bukan dengan pedang dan pertikaian, sungguh kekerasan hanya akan membuka fitnah lebih besar, namun dg semangat dan gigih untuk menegakkan kebenaran, mengobati fitnah yg merasuki muslimin muslimat..

Nah saudara saudaraku, para pembela Rasulullah saw.. jadikan 12 Rabiul awwal adalah sumpah setiamu pada Nabimu Muhammad saw, Sumpah Cintamu pada Rasulullah saw, dan Sumpah Pembelaanmu pada Habibullah Muhammad saw.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Semua Ummat Nabi SAW Masuk Surga Kecuali Yang Menolak

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Semua ummatku masuk sorga kecuali yang menolak”. Para sahabat bertanya : siapa yang menolak wahai Rasulullah?, beliau saw bersabda : “Yang taat padaku masuk sorga, yang tidak taat padaku maka ia telah menolak” (Shahih Bukhari)
Image Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan puji kehadirat Allah jalla wa alaa, Maha Raja yang selalu bercahaya dengan Cahaya yang Abadi, Yang Maha Menerangi Alam semesta dengan Cahaya Kemegahan Nya, Yang Maha Menerangi Jiwa Hamba hamba Nya yang beriman dengan cahaya ketenangan, terang benderang jiwa hamba yang merindukan Allah, Cahaya Abadi dan Tunggal yang selalu didambakan oleh hamba hamba Nya yang beriman dari zaman ke zaman, Beruntunglah jiwa yang merindukan Allah, beruntunglah bibir yang menyebut Nama Allah, tiadalah bibir yang lebih agung melebihi bibir yang bergetar dan basah menyebut Nama Nya, tiada jiwa yang lebih bercahaya dan tenang melebihi jiwa yang mengingat Allah Swt, Maha Suci Allah yang Maha Menerangi jiwa kita dengan iman,

Hadirin hadirat singkaplah tabir yang menghalangi kita dengan Allah, singkaplah dengan doa dan munajat, singkaplah dengan mengemis kehadirat Allah, agar Dia menerangi jiwa kita dengan cahaya Nya, cahaya yang lebih terang dari seluruh cahaya. Cahaya diatas segala cahaya yang memberikan petunjuk kepada hamba hamba Nya dengan cahaya bagi hamba hamba Nya yang dikehendaki Nya” (QS Annur 35). Terang benderanglah hari hari mereka dengan cahaya kehidupan yang sempurna, terang benderanglah hidup mereka dan wafat mereka dalam kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dialah Allah jalla wa alaa yang menerangiku dan kalian dengan cahaya ramadhan, dengan cahaya shiam dan cahaya qiyam. Nurushiyaam wal qiyam yang menerangi hari hari muslimin muslimat di Barat dan Timur untuk dilimpahi rahmat dan pengampunan dan pembebasan dari neraka, Beruntunglah yang mendapatkannya, beruntunglah mereka yang mendapatkan limpahan rahmat Ilahi di 10 malam pertama, limpahan pengampunan Ilahi di 10 malam kedua, dan pelepasan dari api neraka di 10 malam terakhir dan itulah semulia mulia anugerah..

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita di malam hari yang diberkahi Allah ini kepada seruan Sang Nabi saw, manusia yang paling ramah dan lembut dari semua manusia, makhluk yang paling berkasih sayang dari seluruh makhluknya Allah, Jiwa yang paling lembut dari semua jiwa yang diciptakan Allah yaitu Sayyidina Muhammad Saw.

Rasul saw menerangi hari hari kita seraya bersabda “kullu ummatii yadkhulul jannah illa man aba” seluruh umatku masuk ke dalam surga terkecuali mereka yang tidak mau dan menolak. Para sahabat terheran dan bertanya “siapa orang yang tidak mau masuk surga ya Rasulullah?” Rasul saw bersabda “orang orang yang tidak mentaati aku maka ia termasuk orang orang yang menolak”. Di dalam konteks hadits ini seakan akan muncullah disana betapa beratnya kita masuk ke dalam surga, Karena beliau saw bersabda “barangsiapa yang taat padaku akan masuk surga dan mereka yang menolak perintahku, mereka telah termasuk menolak surganya Allah.

Hadirin hadirat tampaknya hadits ini sangat tegas, merisaukan jiwa kita, Tapi kita perlu dalami makna hadits ini, Berkata Hujjatul Islam Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari mengenai banyaknya penafsiran para muhadditsin tentang makna hadits ini.

Yang pertama orang orang yang menolak dan yang tidak mau, yang disebutkan Sang Nabi saw adalah orang orang yang menolak langsung apa yang diperintah oleh Sang Nabi saw di masa beliau saw, bukan di masa sekarang, Yang disebut orang yang menolak adalah orang yang menolak langsung perintahnya Rasul saw di masa beliau saw.

Pendapat yang kedua adalah mereka itu tertolak dari masuk surga disaat yang pertama bersama Rasulullah saw setelah meminum telaga haudh, Tidak bisa masuk surga, bersama, dan kenapa?,
karena banyak dosa dosa, mereka harus dihisab terlebih dahulu, Namun pada akhirnya Al Imam Ibn Hajar menjelaskan akhirnya kesimpulannya kembali kepada kalimat yang pertama “seluruh umatku masuk ke dalam surganya Allah Swt terkecuali yang menyembah selain Allah” maka kalimat disini menolak perintahnya Sang Nabi saw adalah menolak islam, tidak mau menerima islam dan menyembah selain Allah maka mereka tidak akan pernah mencium baunya surga sama sekali. Sisanya ada diantara para pendosa yang menerima apa apa yang diperintah Sang Nabi saw tetapi ada yang ia tidak mampu untuk melakukannya maka ia akan sampai dengan Syafa’at Nabi Muhammad Saw ke dalam surganya Allah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Di malam agung ini tentunya kita juga teringat pada peristiwa peristiwa besar. Peristiwa rahasia keagungan Alquranulkarim yang turunnya di malam 17 Ramadhan dalam riwayat lainnya tentunya yang pasti adalah di bulan ramadhan. Sebagaimana firman Allah “bulan ramadhan adalah bulan yang diturunkan padanya Alquran” (QS. Al-Baqarah:185). Ikhtilaf pendapatnya, banyak yang mengatakan malam 17, banyak yang mengatakan malam lainnya dan lainnya tapi seluruh pendapat telah menjadi satu dengan firman Allah bahwa turunnya Alquran adalah di bulan ramadhan.

Satu kumpulan kalimat kalimat Ilahi yang menerangi jiwa hamba hamba Nya mulai 14 abad yang silam hingga akhir zaman, Mengawali segenap tuntunan hidayah yang setiap hurufnya merupakan cahaya keridhoan Ilahi, menuntun mereka kepada taubat dan istighfar. Menuntun kita kepada keluhuran dunia dan akhirat, menuntun mereka kepada kerinduan pada Allah, Menuntun mereka untuk meninggalkan kemaksiatan kepada Allah dan dosa, Menuntun mereka kepada hal hal yang dicintai Allah, Inilah tugas sang pembawa Alquran, Shohibul quran, shohibul ramadhan, Sayyidina Muhammad saw.

Hadirin hadirat oleh sebab itu jika kita renungkan ini bulan ramadhan bulan turunnya Alquran, 6660 ayat turun untuk umat ini yang jika diturunkan di atas gunung, gunung itu hancur lebur dari takutnya kepada Allah swt. Sebagaimana firman Allah “Jika kami turunkan Alquran diatas puncak sebuah gunung, akan kau lihat (maksudnya akan dilihat oleh manusia) gunung itu akan hancur dan lebur dari takutnya kepada Allah swt” (QS. Al-Hasyr:21). Takutnya dari kewibawaan Rabbul Alamin, dari keagungan dan kemegahan Maharaja langit dan bumi. Gunung yang demikian keras dan dahsyatnya akan hancur lebur, tunduk dan hancur berantakan dari takutnya kepada Allah. Gunung yang demikian keras itu ternyata punya perasaan takut kepada Allah, ternyata punya pengagungan (takdhim) kepada Allah swt. Bagaimana dengan jiwaku dan jiwa kalian? wahai umat mulia ini adakah pengagungan kepada Allah?

Alquran turun dan sampai kepada kita, adakah air mata mengalir meruntuhkan kerasnya hati kita mendengar kalam kalam Illahi yang turun ataukah sirna begitu saja sama dengan suara lainnya. Suara itu jika diturunkan untuk gunung bukan untuk manusia, gunung itu lebur tidak sanggup diajak bicara oleh Rabb sedangkan Alquran adalah Kalamullah yang langsung berbicara kepada umat Nabi Muhammad saw. Mana kalimatnya? Wahai orang yang beriman, wahai manusia, bukankah kita ini diajak bicara oleh Allah jalla wa alla? sehingga mereka itu orang orang ahlul khusyu’ bergetar ketika membaca firman firman Allah yang berisi kalimat mengucap langsung kepada mereka karena sudah diajak bicara kepada Allah. Seandainya kalimat itu akan hancur gunung itu, kenapa? karena yang diajak bicara gunungnya. Namun gunung tidak mampu menampungnya tapi karena jiwa kita mukminin mukminat akan terharu dan gembira diajak bicara oleh Allah.

Siapa yang diajak bicara oleh Allah? apakah shiddiqin?, para Nabi dan Rasul?, tapi ada siapa juga? ada juga para pendosa yang diajak bicara oleh Allah, Siapa mereka? wahai yang melampaui batas dalam berbuat dosa pada dirinya sendiri. Allah mengajaknya bicara langsung kepada para pendosa agar kembali dan taubat kepada Allah. Jangan putus asa dari rahmat Ku, Wahai Yang Maha Baik kepada kami, tiada kebaikan melebihinya. Hadirin hadirat beruntunglah jiwa yang merindukan Allah.

Peristiwa mulia pun terjadi diantaranya adalah kejadian Badr Al Kubro, Kejadian yang sangat agung dari 313 jiwa yang paling dicintai Allah di umat ini, Tidak ada derajat shalihin dan shiddiqin yang mencapai derajat Ahlul Badr. Semua mereka yang 313 adalah orang yang paling suci dan mulia di umat ini melebihi derajat para Qutbul aulia. Merekalah wajah wajah termulia dan paling terang benderang di yaumal qiyamah di umat ini “Ahlul Badr Radhiyallahu’anhum”. Dihadapan mereka dan diantara mereka adalah imam imam ahlul bait yaitu Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw, Sayyidina Hamzah bin Abdul Mutholib ra, Sayyidina Ja’far bin Abi Tholib dan banyak lagi.

Khulafaurrasyidin semuanya ahlul badr (Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Ali, Sayyiidna Umar). Sayyidina Utsman ra tidak hadir dalam perang badr. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari ada seorang tidak suka dengan Sayyidina Utsman dan berkata kepada Abdullah bin Umar, “sayyidina utsman itu kan tidak ikut dalam perang badr”. Abdullah bin Umar memanggilnya “sini, dia memang tidak ikut perang badr tapi ia menjaga putrinya Rasulullah saw”. Ketika putri Rasulullah sakit, istrinya (beliau menikah dengan putrinya Rasul saw), dia tinggalkan perang badr demi menjaga putrinya Sayyidina Muhammad saw maka Rasul saw bersabda “Utsman adalah ahlul badr”, demikian diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari. Sayyidina Utsman adalah salah satu orang ahlul badr walaupun tidak hadir tapi Rasulullah mengatakan “Utsman adalah ahlul badr”. Utsman bin Affan ra adalah ahlul badr berarti khulafaurrasyidin semuanya ahlul badr.

313 orang bukan yang wafat di perang badr namun yang hadir perang badr. Ada yang wafat di badr ada yang tidak. Badr adalah satu wilayah bukannya bulan purnama, memang artinya bulan purnama tapi yang disebut perang badr dan ahlul badr itu karena peperangannya di wilayah yang bernama wilayah badr. Dari sebelum Islam namanya sudah wilayah badr. Diriwayatkan di dalam Sirah Ibnu Hisyam ketika Rasul saw telah memerintahkan untuk para sahabat mengumumkan jihad. Sebagian sahabat tidak percaya karena belum pernah Rasul saw mengumumkan jihad sebelumnya dan ini peperangan yang pertama. Rasulullah saw tidak pernah mengumumkan peperangan, apa yang kita persiapkan. Persiapan hanya 3 hari, apa yang kita persiapkan? Muhajirin yang ahli perang tidak punya persiapan, senjata belum ada, kuda belum ada. Apa ini peperangan cuma punya beberapa orang.

Kumpulkan pria dewasa Anshor (Anshar adalah penduduk asli Madinah, Muhajirin adalah orang yg hijrah dari makkah ke madinah bersama Rasul saw) jumlahnya cuma 313 dan ini bukan peperangan kalau jumlahnya 313 orang. Yang akan dihadapi siapa? Kuffar quraesy jumlah mereka ribuan. Namun perintah jihad telah muncul maka oleh sebab itu Rasul saw mengumpulkan sahabat dan berkata salah seorang sahabat “Yaa Rasulullah berangkat walaupun kita tidak punya kemampuan. Kalau ini perintah Allah dan Rasul kami akan berangkat bersamamu” demikian kata salah seorang sahabat Muhajirin.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari Rasul saw berpaling dan berkata “ayo..?, ada yang punya pendapat lain?, ada yang mau mengemukakan pendapat?”. Tanya lagi, tanya lagi akhirnya berdiri salah seorang Anshor “seakan akan engkau tanya pendapat kami kaum Anshor wahai Rasul?”, Rasul saw menjawab “betul, aku dari tadi belum dengar orang Anshor yang memberikan dukungan”. Maka orang ini berdiri dan berkata “Yaa Rasulallah kami akan bersamamu, kemanapun engkau pergi kami akan bersamamu kalau engkau masuk ke dalam lautan kami bersamamu ke dalam lautan, tidak satupun yang tersisa dari kami terkecuali ikut bersamamu ke dalam lautan, Barangkali kalau kami mati bersamamu bisa membuatmu gembira”.

Ini merupakan petunjuk Allah. Inilah kaum Anshor, mereka rela mati demi gembiranya hati Rasulullah saw. Kalau matinya mereka membuat gembira hatinya Rasul saw, kami akan mati. Demikian Anshor (para pendukung) Nabi Muhammad saw. Hingga riwayat Shahih Bukhari “kalau bukan karena hijrah, aku akan Allah munculkan dari kaum Anshor bukan dari Makkah”. Tapi karena Allah menginginkan hijrah maka muncul dari Makkah Al Mukarramah tempat kelahiran Sang Nabi saw, karena Allah menghendaki hijrah dan kalau tidak Rasul saw berkata “kalau bukan karena hijrah pasti aku adalah orang yang lahir di kaum Anshor”. Demikian cintanya kaum Anshor kepada Nabi Muhammad saw.

Di dalam Shahih Bukhari Rasul saw bersabda “Rasul saw sangat mencintai kaum Anshor”. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani menjelaskan asal muasal kaum Anshor adalah dari Yaman. Oleh karena itu Rasul saw bersabda “Iman itu di Yaman” (Shahih Bukhari). Karena apa? karena memang asal muasalnya orang Anshor adalah dari Yaman.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Maka pasukan dipersiapkan, mereka hanya memiliki 70 ekor unta. Jadi 1 unta dinaiki untuk 3 orang. Rasulullah saw bersama Sayyidina Ali bin Abi Tholib dan seorang sahabat lain. Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq bersama sahabat lain. 1 unta untuk 3 orang. Ada yang berjalan kaki, ada yang mempunyai pedang. Pedang pertama dalam dunia islam dibuat dan diberikan kepada Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw. Ada yang tidak punya pedang cuma alat pertanian saja, ada yang mengerti perang, ada yang tidak mengerti perang. Ini belum dipersiapkan pasukan. Demikian ahlul badr. Terdapat 3 bendera : 1 bendera putih di depan dan 2 bendera hitam di kiri dan kanan Rasulullah saw. Bendera hitam yang satu dipegang oleh Sayyidina Ali bin Abi Tholib dan bendera yang satunya dipegang oleh orang Anshor.

Pasukan keluar dari Madinah Al Munawwarah menuju medan badr, sampai di badr mereka berhenti. Saat saat sekarang ini tanggal 14, 15 ramadhan Rasul saw sudah berada di badr. Dan di malam 17 ramadhan tepatnya esok malam Rasul saw berdoa. Doa dengan doa yang sedemikian dahsyat didengar oleh Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq doa beliau saw sebagaimana Sirah Ibn Hisyam “wahai Allah menangkanlah, menangkanlah, kalau muslimin kalah maka Kau tidak disembah lagi di muka bumi”. Maksudnya apa? habis kalau muslimin kalah, jumlahnya hanya 313 orang.

Inilah pendukungnya, kalau semua habis tidak ada muslimin di masa itu. Tinggallah anak anak, tinggallah wanita. Demikian keadaan muslimin di permukaan Barat dan Timur saat itu. Cuma itu saja ksatria ksatria muslimin, kalau seandainya kalah maka habis wahai Allah. Demikian cintanya Sang Nabi saw kepada Allah agar Allah memberikan kemenangan, agar banyak orang orang yang tunduk dan tidak menyekutukan Allah swt. Sampai jatuh ridanya, ridanya jatuh dari tingginya beliau mengangkat tangannya, berkata Abu Bakar Ashshidiq “ya Rasulullah pasti Allah akan kabulkan doamu, cukup Rasulullah, cukup ya Rasulullah”.

Keesokan harinya, hari badr telah terjadi terbitlah matahari dan tidak lama kemudian mereka telah berhadapan. (Idz Tastaghiitduuna rabbakum) ketika engkau meminta pertolongan pada Kami kata Allah. Jika engkau meminta bantuan…, sebelumnya sang Nabi tidak pernah meminta bantuan untuk menundukkan musuhnya. Beliau selalu bersabar diinjak walaupun dalam keadaan sujud dilimpahi kotoran unta, beliau tidak meminta kehancuran untuk musuh tapi saat itu beliau minta pada Allah. Disaat Abu Tholib melempari dan mengejar ngejarnya bagaikan orang gila yang dikejar kejar, beliau malah mendoakan. Tapi disaat itu beliau saw tidak meminta pertolongan kepada Allah untuk kehancuran tetapi disaat badr, Rasul saw meminta kemenangan, Ketika kalian meminta kepada Tuhan kalian maka dikabulkan untuk kalian, maka Aku menjawab doa kalian (doa sang Nabi) Aku menurunkan 1000 pasukan malaikat untuk menolong kalian” (QS Al Anfal 9)

Di dalam Sirah Ibnu Hisyam diriwayatkan para sahabat melihat disaat medan badr mulai berkecamuk turunlah awan yang gelap dan mengerikan mendekat ke medan badr dan mendengar gemuruh daripada kuda dan tasbih. Pasukan keluar memakai sorban sorban putih, ribuan pasukan keluar dari awan ke medan badr. Allah swt telah berfirman “Aku menurunkan untuk kalian 1000 pasukan malaikat” di dalam surat Al Imran Allah teruskan lagi “karena kalian sabar dan kalian taqwa Allah turunkan lagi 3000 pasukan malaikat, 5000 pasukan malaikat Allah turunkan untuk mendukung medan badr”. (diringkas dari firman Allah surat Al Imran 124-125)

Maka disaat itu dijelaskan didalam Sirah Ibnu Hisyam (buku sejarah Nabi yang tertua yang masih ada hingga kini), Jibril as memakai sorban berwarna kuning dan disaat itulah perang tentunya sudah tidak seimbang karena jumlah musyrikin 3000 dan jumlah muslimin 313 di tambah 5000 pasukan malaikat. Tentunya mereka dengan cepatnya memenangkan peperangan. Beberapa sahabat berkata “belum sempat pedang aku gerakkan lawanku sudah roboh karena sudah didahului pedangnya para malaikat”.

Dalam Sirah Ibnu Hisyam berkata Sayyidina Abdullah bin Abbas ra, tidak pernah Allah turunkan malaikat untuk turut berperang terkecuali di medan badr. Hadirin hadirat salah seorang sahabat berkata sebagaimana dijelaskan dalam Sirah Ibnu Hisyam bahwa ia buta, “aku buta sejak kejadian badr”, kalau aku tidak buta aku tunjukkan pada kalian darimana itu datangnya awan yang muncul dan turunnya pasukan malaikat di medan badr. Salah seorang sahabat lagi meriwayatkan kalau ia mendengar gemuruh yang sangat menakutkan diliputi awan gelap itu dan keluarnya pasukan malaikat, keponakan yang masih kecil wafat saat itu dari takutnya mendengar gemuruh yang sangat menakutkan itu. Gemuruh tasbih dan jeritan takbir dari ribuan para malaikat yang membantu medan badr.

Demikian dahsyatnya kemenangan ahlul taqwa yang berkumpul adalah orang yang paling taqwa kepada Allah, orang yang paling khusyu’, mereka menang bukan dengan banyaknya pasukan bukan dengan hebatnya senjata tapi dengan Allah. Kekuatan Illahiyah yang muncul pada mereka yang membuat Allah memenangkan pertempuran. Dan kejadian badr al kubro ini adalah semulia mulia kejadian karena bersatunya seluruh orang orang yang utama disaat sulitnya islam dan Allah jadikan kemuliaan itu kekal tidak sirna. Karena apa? karena ahlul badr lah yang kemudian muslimin muslimat mendapatkan kemenangan yang kemudian berkembanglah islam dan berkembang lagi.

Ketika muslimin mengandalkan pasukan dan banyaknya tentara, mereka kalah sebagaimana perang uhud. Perang uhud mulimin kalah padahal pasukannya banyak, senjatanya lengkap. Kenapa? karena mereka tidak taat apa yang diperintahkan sang Nabi. Pasukan pemanah jangan turun, padahal pasukan pemanah cuma 50 orang. Apa iya uhud ini kalah semua gara gara 50 orang? kenyataan kalau mereka bersatu dalam kekuatan Ilahi pasti menang karena Allah memberi kemenangan. Demikian hadirin hadirat hikmah dari peristiwa badr al kubro.

Kejadian kejadian itu diabadikan karena Allah swt menjadikan kejadian itu masih terus terdengar sampai beberapa tahun yang silam masih terdengar di medan badr. Wilayah badr itu setiap 17 ramadhan kalau bertepatan hari jumat di medan badr, beberapa tahun yang silam masih terdengar suara gemerincing dan suara takbir di medan itu (padang pasir) namun tidak ada wujudnya. Kenapa? Allah abadikan itu. Demikian medan mu’ta, kejadian perang mu’ta ketika Sayyidina Ja’far bin Abi Tholib syahid dan juga lainnya diabadikan sampai beberapa tahun yang silam. Ketika mulai dibangun universitas mu’ta ditempat itu di Yordan tidak lagi terdengar suara itu. Tapi sebelumnya ketika belum ada universitas mu’ta dan orang belum ramai, di medan mu’ta setiap hari jum’at subuh orang yang sholat subuh di masjid itu mereka akan mendengar gemuruh di wilayah padang tempat pertempuran medan mu’ta. Wujudnya tidak ada. Jadi orang yang usia 20 sampai 30 keatas masih bias bersaksi bahwa 10 tahun yang lalu sebelum masjid ini ada kami dengar suara itu. Demikian dahsyatnya Allah swt mengabadikan semangat mereka. Semangat bukan semangat emosi tapi semangat kekuatan Illahi, semangat khusyu’.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Medan Badr, Nuzulul Quran dan demikian banyaknya kejadian kejadian yang terjadi di bulan ramadhan dan kita tidak ikut di dalam kemuliaan kemuliaan itu tapi ketika jiwa kita ikut maka kita termasuk diantara mereka. Maukah kita diantara mereka? tentunya dengan mencintai Ahlul Badr, kita akan tergolong bersama mereka di yaumal qiyamah. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari Rasul saw ditanya oleh Abu Dzar “ya Rasulullah suatu kelompok mencintai kelompok lainnya tapi tidak bisa menyusul dengan kehebatan amal perbuatan mereka”, Rasul saw menjawab :”seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”. Maka kita mengadakan acara besok malam di Monas Insya Allah, Haul Ahlul Badr dan semoga dengan itu kita dikumpulkan bersama ahlul badr.

Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram, hadirin hadirat bayangkan saat namaku dan namamu dipanggil kelak di yaumal qiyamah dan disaat itu kita akan melihat wajah wajah kita pun dipanggil oleh Allah satu persatu orang akan dipanggil, fulan bin fulan maju ke hadapan Allah, fulan bin fulan maju ke hadapan Allah. Kita akanmendengar danmelihat bagaimana agungnya wajah Ahlul Badr ketika dipanggil oleh oleh bagaimana terang benderangnya wajah mereka, sebagaimana firman Allah “wajah wajah mereka itu terang benderang menerangi mereka”. Hari dimana Allah tidak menghinakan Sang Nabi dan tidak menghinakan orang yang bersama beliau. Cahaya mereka menerangi mereka, bahkan mereka dinaungi oleh cahaya Allah Swt.

Kita berdoa kepada Allah, semoga Allah swt menerangi jiwa kita demi kemuliaan Ahlul Badr, demi cahaya Ahlul Badr, demi keshalihan dan ketaqwaan Ahlul Badr

Ya Rahman Ya Rahim, 313 nama nama agung yang paling Kau cintai dari umat ini kami bertawassul demi keagungan nama mulia mereka agar engkau jadikan limpahan kebahagiaan bagi kami dhahiran wa bathinan Ya Rahman Ya Rahim terangi hari hari kami dengan kebahagiaan, terangi jiwa kami dengan kesucian, terangi hari kami dengan keberkahan Ya Rahman Ya Rahim muliakan kami sebagai tamu yang termulia di bulan ramadhan, muliakan kami dengan kemuliaan laitulqadr, wahai Yang Maha Memiliki kemuliaan malam laitulqadr, Ya Rahman Ya Rahim Engkaulah Yang Maha Memiliki lailatulqadr, Engkaulah Yang Maha Memiliki malam mulia ini, Rabbiy malam ini kami meminta kepada Mu kemuliaan malam lailatulqadr, Ya Rahman Ya Rahim pastikan seluruh kami yang hadir mendapatkan kemuliaan lailatulqadr, kami meminta pada Mu Rabbiy, Ya Dzaljalali wal ikram agar Kau limpahkan kepada kami seribu kali lebih besar kemuliaan malam lailatulqadr hingga Kau jadikan setiap nafas kami Kau limpahkan kemuliaan lalatulqadr Ya Rahman Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Fakullu jami’an Laaillahailallah Laaillahailallah Laaillahailallah Laaillahailallah Muhammadurrasulullah. Insya Allah ta’ala minal aminin.

Hadirin hadirat kita memakmurkan esok malam Insya Allah kita doakan acara kita sukses, semoga Allah swt jadikan esok malam, malam bangkitnya kembali semangat ahlul badr di bumi Jakarta ini, semoga Allah swt kembali memberikan semangat dan anugerah khususnya kepada kita dengan segera Allah jadikan bumi Jakarta ini serambi Madinah Al Munawwarah, bumi yang paling banyak bershalwat dan berdzikir memanggil Nama Allah. Insya Allah kita akan berkumpul di monas esok malam dengan berdzikir Ya Allah sebanyak 1000X dan saya mohonkan kehadirannya sebelum pk. 21.00 WIB karena acara akan dimulai pk. 21.00 WIB.

Demikian hadirin hadirat hal yang perlu saya ralat, di malam selasa yang lalu ada ucapan yang saya salah ucap yaitu tentang haid. Wanita yang haid dan nifas di bulan ramadhan mengqadha puasanya dan yang tidak diqadha adalah sholatnya. Salah mengucapkan di malam selasa yang lalu. Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, semoga Allah swt memuliakan kita, keluarga kita dan ayahbunda kita dan segera Allah swt membenahi bumi Jakarta dan terus bumi Jakarta ini kita bentengi dengan lafdhul Jalallah dan keagungan Nama Allah swt dan semoga rahmat selalu terpencar pada muslimin.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Sebesar – Besarnya Dosa Seorang Hamba

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ الْإِشْرَاكُ بِاللَّه، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَقَوْلُ الزُّورِ، أَوْ قَالَ، وَشَهَادَةُ الزُّوِ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Sebesar besar dosa adalah menyekutukan Allah, dan membunuh manusia, dan durhaka pada ayah bunda, dan ucapan jahat atau kesaksian jahat” (Shahih Bukhari)
Image Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Jalla wa Alla. Maha Agung kerajaan Nya, Maha Luhur Istana Nya dan kemuliaan Nya, Maha Megah istana istana yang disiapkan untuk hamba hamba Nya yang beriman. Istana istana yang dibangun dan kekal abadi untuk menyambut Ahlu Laailahailallah Muhammad Rasulullah (para muslimin). Untuk menyambut hamba hamba Nya, istana istana yang megah dan kekal telah dicipta dan dibangun atas Nama Cinta Allah kepada hamba hamba Nya.

Salah satu bukti cinta yang tertinggi dan salah satu anugerah yang melebihi segenap anugerah Allah ini adalah (Dia Allah swt sebagai) Samudera kelembutan di alam semesta ini yang selalu membasahi jiwa hamba hamba Nya dengan iman, yang membasahi hamba Nya dengan rahmat dan anugerah sepanjang waktu dan zaman. Allah Swt Yang Maha Tunggal dan Abadi, Maha Sempurna dan Luhur, Maha Bercahaya menerangi jiwa hamba hamba Nya dengan cahaya khusyu’, dengan cahaya sujud, dengan cahaya munajat hingga ketika cahaya itu terbit pada jiwa dan sanubari mereka maka tiada akan pernah berhenti indahnya bermunajat memanggil Nama Allah Swt.

Ingin dekat dengan Allah, ingin selalu dicintai oleh Allah, ingin selalu merindukan Allah dan selalu hari harinya dipenuhi dengan bayang bayang perjumpaan terindah dengan Allah Swt. Demikianlah jiwa jiwa yang mulia dan luhur, demikian sanubari yang dicintai dan dimanjakan Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita di malam hari ini yang masih menyaksikan indahnya kasih sayang Allah Swt dengan tuntunan Sang Nabi saw. Salah satu bentuk rahmat Allah Swt yang terbesar adalah kebangkitan Sayyidina Muhammad Saw yang dengan tuntunannya (Nabi saw) berlimpahlah kasih sayang Allah kepada hamba hamba Nya di masa umat ini. Dan demikian banyaknya hamba yang diampuni, demikian banyaknya hamba yang terangkat dari kegelapan menuju terang benderang dan keindahan. Sedemikian banyak nama yang sampai ke dalam surga, sedemikian banyak nama yang terangkat dari neraka, Sedemikian banyak kebahagiaan dan kemakmuran kekal sampai kepada mereka, Inilah bentuk rahmat Ilahi dengan kebangkitan Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita di malam hari ini dengan hadits agung dan tuntunan tertinggi dari semua tuntunan, bimbingan paling sempurna sepanjang waktu dan zaman. Tuntunan Muhammad Rasulullah Saw yang setiap ucapan ucapan beliau merupakan cahaya wahyu Ilahi, Yang merupakan setiap apa yang beliau ajarkan akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Seraya bersabda dan sampailah sabda ini kepada kita Akbarul kabaair Al Isyraak billahi, Yang pertama adalah dosa yang paling besar yaitu menyekutukan Allah, Ketika seorang hamba menyembah selain Allah Swt maka itu adalah dosa yang paling besar. Durhaka kepada Allah karena pada hakekatnya tiada satu pun makhluk di alam terkecuali diciptakan Allah Swt. Dan tiada pencipta selain Allah Swt. Maka ketika hamba Nya mengakui ada Tuhan selain Allah Swt dan itu adalah sebesar besarnya dosa, Dan bentuk bentuk dari persekutuan kepada Allah Swt adalah mengakui adanya Tuhan yang disembah selain Allah,

Mengenai hal hal yang sering dituduhkan oleh sebagian saudara kita tentang pengagungan Sang Nabi saw dan pengangungan para ulama dan hal itu merupakan hal yang menduakan Allah Swt, tentunya hal itu pemahaman yang keliru, Karena mencintai Sang Nabi saw justru adalah bentuk kesempurnaan iman dan demikian mencintai para penerus beliau (Nabi saw) demikian memuliakan orang tua kita,

Satu satunya dosa yang tidak diampuni oleh Allah Swt adalah menduakan Allah Swt (menyekutukan Allah Swt). Yang dimaksud di dalam hadits itu bukan berarti orang yang menyembah selain Allah Swt itu tidak akan pernah mendapatkan pengampunan, Tentunya sudah pasti mendapatkan pengampunan jika bertaubat, Tapi yang dimaksud Allah Swt tidak akan memberikan pengampunan kepada hamba Nya seandainya ia tidak mau bertaubat. Beda dengan para pendosa lainnya, dosa mereka bisa dikikis dengan musibah atau dengan siksa kubur atau dengan siksa neraka tapi akhirnya mendapat pengampunan Allah Swt. Namun bagi yang menyekutukan Allah Swt tidak mendapat pengampunan Allah Swt terkecuali mereka bertaubat. Jika mereka bertaubat maka pengampunan Allah Swt sampai kepada mereka.

Yang kedua adalah qatlunnafs, yaitu membunuh. Membunuh seorang muslim dengan sengaja, bukan dengan tidak sengaja, maka ini adalah salah satu dari dosa yang paling besar, Dan ini adalah dosa yang paling besar nomor dua setelah menyekutukan Allah Swt.

Yang ketiga adalah ‘Uququl walidain, orang orang yang durhaka kepada ayah ibunya, Durhaka kepada salah satunya juga merupakan bentuk dari dosa durhaka kepada ayah atau ibunya.

Al Imam Ibn Hajar AlAsqalani di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ‘uququl walidain (durhaka kepada ayah dan bunda) bukanlah harus dengan menuruti atau harus mengikuti perintah ayah dan bunda, Boleh saja tidak taat pada ayah dan ibu tapi yang dilarang adalah mengecewakan dan menyakiti mereka. Jadi Al Imam Ibn Hajar menukil ucapan Imam Nawawi ra bahwa tidak semua perintah ayah dan ibu itu mutlak harus ditaati. Tetapi yang menjadi dosa besar adalah menyakiti mereka walaupun taat. Bisa saja seorang anak taat pada ayah dan ibunya tetapi dengan cara yang menyakiti, Ini termasuk kedalam durhaka pada ayah dan bunda.

Oleh sebab itu hadirin hadirat dijelaskan tidak taat kepada ayah dan ibu selama tidak menyakiti mereka bukan termasuk ke dalam durhaka kepada ayah dan bunda, Barangkali terkena dosa, Perintah tidak taat terkena dosa tapi bukan durhaka, Kalau durhaka adalah menyakiti perasaan mereka, Dan Rasul saw diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari juga memerintahkan bakti kepada ayah dan bunda walaupun mereka non muslim, Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari ketika salah seorang istri beliau (Nabi saw) bertanya tentang pertanyaan “bagaimana jika seseorang didatangi oleh ayahnya yang masih musyrik? apakah boleh disambut?”, maka Rasul saw menjawab “boleh, sambut kedatangannya”. Demikian diperintahkan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw, karena apa? karena bakti kepada ayah dan bunda itu adalah rasa terima kasih atas jasa yang besar dari mereka yang telah melahirkan kita, membesarkan kita dan yang telah membimbing kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw meletakkan ganjaran bakti kepada kedua orangtua ini dalam satu tingkatan dengan jihad fisabilillah, Bahkan di dalam riwayat Shahih Bukhari bahwa bakti kepada kedua orangtua lebih besar dari jihad fisabilillah, Sebagaimana salah satu riwayat ketika salah seorang pemuda datang kepada Rasul saw seraya meminta izin untuk ikut berjihad dan Rasul saw bertanya “afiika abawaan?” apakah kau punya ayah ibu? Maka pemuda itu menjawab “ya punya”. Rasul saw bertanya lagi “kaifa taraktahuma?” bagaimana kau tinggalkan mereka, apakah ridho dengan keberangkatanmu atau tidak?, maka pemuda itu menjawab “taraktuhumma wa humma yabkiyaan” aku tinggalkan ayah bundaku dalam keadaan menangis, kecewa akan kepergianku. Maka Rasul saw menjawab “irja’ ilayhimaa fa adh hik humaa kama abkaitahumaa” fafiihimaljihad”, balik engkau pada ayah dan ibu, buat mereka tersenyum sebagaimana engkau telah membuat mereka menangis. Sekarang engkau harus berusaha membuat mereka tersenyum dan senang. Dan di dalam perbuatan itu terdapat pahala jihad” Demikian indahnya bakti kepada ayah dan bunda yang Rasul saw padukan hal itu merupakan salah satu dari bentuk jihad fisabilillah.

Muncul banyak pertanyaan beberapa saudara saudara kita, pertanyaan muncul pada saya melalui email maupun website tentang kekecewaan atas perbuatan ayah atau ibunya, Ayahku buruk perbuatannya atau ibuku buruk perbuatannya, bagaimana? Apakah saya boleh membencinya?

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Tiada sepantasnya seorang anak mengecewakan atau menghina ayah dan ibunya walau ia seorang yang pendosa, misalnya. Sepantasnya seorang anak berkata “sebesar apapun kesalahanmu atau bagaimanapun orang membencimu, aku tetap anakmu yang akan tetap mencintaimu dan ingin engkau kembali kepada kemuliaan”. Demikian sepantasnya setiap anak. Orang lain mau mencaci ayahku, aku tidak akan mencaci ayahku sendiri. Aku akan cinta dan bakti pada ayahku sendiri, apapun perbuatannya. Jika ayah ataupun ibu perbuatannya adalah dosa besar tentunya mereka bukan tanggung jawab kita untuk mendidik mereka karena mereka mempunyai ayah dan bunda yang bertangung jawab. Dan Allah Swt Maha Menghakimi dan tiadalah kita diperintah untuk menghakimi ayah bunda kita ketika ayah ibu kita berbuat salah. Maka tegurlah dengan kelembutan dan kasih sayang atau jika tidak doakanlah sebanyak banyaknya dan dalam perbuatan itu adalah perbuatan jihad.

Karena apa? tadi hadits yang kita dengar Rasul saw berkata “sebagaimana kau buat mereka kecewa maka buat mereka gembira dan tersenyum.” Maksudnya apa? Jadikan mereka mencintai dan merelakan kepergianmu dalam jihad untuk pemuda tadi. Dalam perbuatan itu untuk membuat mereka yang awalnya benci perbuatan jihad fisabilillah sampai dengan cinta kepada jihad fisabilillah. Dan perbuatan itu adalah pahala jihad. Jadi kesimpulannya kita mengambil makna dari hadits ini jika kita mempunyai ayah atau ibu yang kurang baik perlakuannya dan kita berusaha membenahi dan mengembalikan mereka kepada kemuliaan dengan kelembutan, dengan kesopanan atau dengan doa dan munajat. Maka pada perbuatan itu terdapat pahala jihad.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Sungguh menyesal mereka kalau sudah kehilangan ayah ibunya tinggal penyesalan saja. Tidak bisa berbakti kepada ayah dan ibunya. Hati hati kepada ayah kita, jangan sampai kita membenci ayah kita ini, perbuatannya kasar, tidak suka dengan majelis atau lainnya. Ingat.., Disaat kita lahir ke muka bumi, belum ada teman, belum ada kekasih, belum ada siapapun. Ayah kita yang memeluk kita dan yang mengadzankan kita sambil menangis gembira atas kelahiran kita. Itu untuk Ayahanda kita dan lebih lebih lagi untuk Ibunda kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan yang keempat adalah wa Qauluzzuur, yaitu ucapan ucapan yang jahat, atau Aw syahadatuzzuur yaitu sumpah sumpah yang jahat. Maksudnya apa disini? perbuatan dan ucapan termasuk gunjingan, cacian ini semua tidak termasuk ke dalam ucapan yang jahat (Qauluzzuur) terkecuali sangat merugikan orang lain. Jadi kalau seandainya membicarakan orang adalah berdosa tapi bukan Qauluzzuur yg merupakan dosa terbesar diperingkat keempat, terkecuali kalau sudah betul betul menjebak orang itu agar celaka. Dan ucapan jahat ini lebih dekat daripada fitnah. Satu ucapan ucapan yang mencelakakan orang lain , ini salah satu dari dosa dosa besar.

Al Imam Ibn Hajar dalam kitabnya Fathul Bari mencatat sekitar 70 dari dosa dosa besar. Ini yang dosa besar diantaranya tadi adalah orang yang menyekutukan Allah, orang yang membunuh, orang yang durhaka kepada ayah dan ibunya dan orang yang mengucapkan kalimat kalimat yang jahat. Ucapannya diucapkan untuk membuat orang lain menghina orang atau menjebak orang itu atau menipu orang itu, Ini disebut ucapan ucapan yang jahat.

Kalau syahadatuzzuur adalah sumpah yang membawa kejahatan bagi orang lain. Jadi sumpah palsu itu belum sampai ke tingkat sumpah yang jahat. Sumpah palsu kalau untuk dirinya sendiri, tidak kena dosa besar. Kalau sumpah yang jahat, misalnya orang yang tidak berzina “aku sumpah melihat ia berzina”. Nah ini sumpah yang jahat dan besar sekali dosanya dihadapan Allah Swt.
Jadi hati hati kalau kita berbicara misalnya lewat sms, lewat hubungan telepon atau dengan yang lainnya. Ucapan ucapan yang menjebak orang lain, memfitnah orang lain, mengadu domba orang lain. Apakah hal seperti ini disebut ucapan jahat? Ini adalah dosa yang sangat besar dan hati hati dengan perbuatan kita.

Sang Nabi saw memberikan tuntunan kepada kita, seindah indahnya tuntunan. Sehingga kita tahu mana ini yang dosa besar, mana dosa yang sangat dimurkai Allah Swt kita akan menghindarinya. Kalau seandainya demikian banyaknya dosa – dosa yang kita perbuat, bagaimana kita bisa menghindari semua dosa maka yang hanya mampu memberikan kekuatan adalah Allah Swt. Makin kuat iman dan cinta kita kepada Allah Swt, maka Allah Swt akan semakin mencabut sifat sifat buruk dari jiwa kita, dari ucapan kita, dari hari hari kita. Ya Allah Yang Maha Terang Benderang menerangi kehidupan dan budi pekerti hamba hamba Nya dengan tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw. Demikian hadirin mengenai hadits ini dan salah satu ibadah yang sangat besar pahalanya.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad adalah bakti kepada ibu. Ketika Abdullah bin Umar ra didatangi seorang pendosa yang berkata “wahai ibn umar, aku ini selalu berbuat dosa tapi aku mau tobat dan mau menebus dosaku, aku harus beramal apa?”. Abdullah ibn Umar ra berkata “kau punya ibu?”, maka pemuda itu berkata “sudah wafat”. Dijawab oleh Abdullah ibn Umar “ya sudah kalau sudah wafat, kau perbanyak ibadah saja”. Ketika pemuda itu pergi, orang yang disebelah Ibn Umar bertanya “kenapa kau tadi tanya ibunya? Apa hubungannya ibu dengan dosa orang itu?”, maka Ibn Umar berkata “aku belum menemukan satu pahala yang bisa memupus dosa dosa melebihi dari menyenangkan ibunda sendiri”. Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Swt.

Dan dijelaskan barangsiapa yang menginginkan keberkahan hidup, panjang umur dan rezki yang luas maka senangkanlah hati ibunya, Maka itu Allah akan bukakan baginya limpahan keberkahan,

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan disaat saat ini di bulan syawal yang diberkahi Allah Swt. Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim Rasul saw bersabda “barangsiapa yang berpuasa ramadhan lalu diikuti dengan 6 hari puasa di bulan syawal maka seakan – akan ia puasa setahun penuh”. Jadi puasa syawal 6 hari, yang berpuasa sepanjang tahun itu setelah puasa ramadhan maka baginya pahala seakan akan puasa setahun penuh (sepanjang tahun). Kenapa demikian hebatnya? demikian anugerah anugerah yang Allah limpahkan di bulan syawal. Bulan yang sangat berdekatan dengan bulan yang sangat dicintai oleh Allah yaitu bulan ramadhan.

Al Imam Nawawi rahimahullah didalam Syarah Nawawi ala Shahih Muslim menjelaskan bahwa tidak disyaratkan puasa 6 syawal itu harus diawal. Tanggal 2 atau 3 syawal. Tanggal berapa saja, mau tanggal 6 hari di awal, 6 hari di tengah, 6 hari di akhir atau dipisah – pisah 1 hari dulu baru besok 2 hari, besoknya tidak puasa. Selama ia masih di bulan syawal, ia puasa 6 hari maka ia mendapatkan pahala itu dan tidak disyaratkan harus bersamaan. Mau di akhir sama saja. Namun Imam Nawawi ra mengatakan afdholnya adalah berpuasa di awal setelah hari 1 syawal atau setelah hari 2 syawal. Karena 1 syawal diharamkan berpuasa tentunya. Sebagaimana kita pahami.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Kemuliaan syawal dan Allah swt tidak menyisakan 1 detik pun terkecuali tersimpan padanya rahasia anugerah yang demikian dahsyatnya dan demikianlah tuntunan manusia yang paling berlemah lembut Sayyidina Muhammad Saw. Manusia yang paling berkasih sayang. Allah Swt sangat berkasih sayang kepada hamba – hamba Nya yang beriman dan beramal shalih dan Maha Pemaaf kepada para pendosa jika mereka mau meminta ampun dan maaf kepada Allah Swt. Maafnya Allah sangat luas dan demikian pula yang terlihat pada sosok Nabi Nya, Nabi Muhammad Saw.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari dikatakan seorang pemuda datang kepada Rasul saw dan berkata “wahai Rasul aku telah berbuat dosa sangat besar, aku minta hukuman”. Disaat yang sama iqamah shalat dan Rasul saw tidak menjawabnya. Beliau (Nabi saw) buang muka dari pemuda itu dan terus melaksanakan sholat jamaah. Sang pemuda menangis “aku datang untuk bertaubat pada Sang Nabi saw betapa jahatnya dosaku sampai Rasul tidak dengar ucapanku malah terus melakukan sholat saja”. Tidak dijawab “ya” atau bahkan ia minta hukuman. Maksudnya apa? agar terhapus dosa – dosanya. Selesai saja hukuman aku bisa tenang, maksudnya begitu. Ini minta hukuman atas dosa malah tidak dijawab oleh Rasul saw. Berarti aku ini betul – betul orang yang paling jahat, minta hukuman saja Rasul saw masih tidak perduli dan meneruskan sholatnya. Selesai sholat maka pemuda itu dipanggil oleh Rasul saw, wajahnya sudah sembab dengan airmata penuh kesedihan. Sepanjang sholat penuh tangisan, karena apa? ucapannya tidak diperdulikan oleh Rasul saw saat ia minta hukuman agar dosanya dihapus. Maka Rasul saw berkata “engkau tadi yang minta hukuman atas dosa dosamu..?”, ia berkata “benar ya Rasulullah”. Rasul saw menjawab “kau tadi sholat bersama kami sholat berjamaah?”, pemuda itu menjawab “benar ya Rasulullah”. Rasul saw menjawab “Allah swt sudah hapuskan dosa dosamu karena kau tadi ikut sholat berjamaah”.

Demikian indahnya budi pekerti Nabiyyuna Muhammad Saw. Orang datang minta dihukum karena dosa malah Rasul saw mendiamkannya. Maksudnya apa? agar ikut sholat berjamaah dulu, selesai sholat berjamaah Allah Swt mengampuni dosa dengan hadirnya seseorang dalam sholat berjamaah. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa Rasul saw pasti sudah tahu tentang dosa orang itu karena Rasul saw tidak akan sembarangan mengatakan Allah sudah mengampuni dosamu, kalau Rasul saw tidaktahu betul kalau dosa itu benar sudah diampuni. Rasul saw sudah tahu dosa orang itu dan memang Allah sudah membenarkan taubatnya dan sudah menghapus dosanya. Dan di dalam riwayat itu juga tersimpan kemuliaan shalat berjamaah.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah Swt memuliakan hari hari kita, membenahi hari hari kita, Ya Rahman Ya Rahim telah kami lewati kemuliaan ramadhan, telah kami lewati kemuliaan Idul Fitri, jangan Kau lewatkan 1 butir pun kemuliaan itu kecuali Kau sampaikan kepada kami. Engkau beri kesembuhan yang sakit dari kami dan Kau beri kemudahan bagi yang ditimpa kesulitan diantara kami. Dan Kau kabulkan segenap hajat hajat kami.

Ya Rahman Ya Rahim Wahai Yang Maha Bercahaya siang dan malam menerangi hamba hamba Nya dengan kemudahan dan kebahagiaan, Wahai Nama Yang Maha Luhur melebihi indahnya segenap nama, Wahai Nama Yang Maha Abadi, Wahai Nama yang menyiapkan anugerah yang kekal dan abadi untuk hamba hamba Nya yang selalu bertaubat dan memanggil Nama Mu.

Hadirin – hadirat “Man ahabba syai’an katsura dzikrahu” barangsiapa yang mencintai sesuatu akan banyak banyak menyebutnya maka cintailah Allah, banyaklah menyebut Nama Allah”. Semoga Allah Swt memasukkan kita ke dalam kelompok orang orang yang mencintai Nya. Ya Rahman Ya Rahim terangi jiwa kami dan hari hari kami dengan cahaya kemudahan, dengan cahaya kebahagiaan. Jangan kecewakan hamba yang memanggil Nama Mu dan menyebut Nama Mu dan mengingat keindahan Mu.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Dzaljalali wal ikram Ya dzaththauli wal in’am Allah Swt berfirman “ingatah kalian padaKu dan Aku akan mengingat kalian, sebutlah NamaKu dan Aku akan mengingat nama nama kalian” tapi ingatlah nama nama kami Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaththauli wal in’am terbitkan kebahagiaan bagi kami siang dan malam kami, hidup dan wafat kami Ya Rahman terbitkan matahari kebahagiaan yang tiada pernah padam, limpahi kami dengan kemakmuran, limpahi kami dengan cahaya iman aas muslimin muslimat dhahiran wa bathinan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Malam ahad yang akan datang kita akan mengadakan Tabligh Akbar Majelis Rasulullah Saw memperingati hari kejadian Perang Khandak yang terjadi di bulan syawal, dikenal juga sebagai perang ahzab. Kejadian ini di bulan syawal. Kita akan memperingatinya pada malam ahad (sabtu malam minggu) yang akan datang dan setelah itu kita akan berziarah ke makam Al Habib Husein Abi Bakar Alaydrus (luar batang). Mereka yang mempunyai waktu untuk hadir di Masjid Al Hasanain dan saya juga mohon pamit karena besok akan berangkat ke Manokwari, Irian Jaya. Daerah ini sebenarnya saya juga berat melangkah kesana karena medannya terlalu berat dan melihat kondisi saya juga tapi ini medan dakwah yang aling berat di seluruh Indonesia adalah hutan Irian. Memang wilayah yang akan dicapai adalah kota Manokwari, Transiki dan Bintuni yang untuk mencapainya butuh waktu 24 jam dengan mobil dari kota Manokwari. Cukup jauh juga medannya tidak bisa dilewati mobil terkecuali rusak, jeep jeep saja yang bisa lewat karena melewati hutan. Sangat jarang ulama yang menginjak tempat itu. Sebenarnya saya juga tidak berkenan karena sudah ada KH. Ahmad Baihaqi tapi tampaknya keadaan yang sangat genting antara muslimin yang terus ditndas dan butuh tuntunan tuntunan kedamaian maka insya Allah saya besok berangkat dan kembali pada hari Sabtu. Insya Allah dakwah ini menjadi sukses dan membawa berkah. Satu persatu kita dari Manokwari telah mendahului disana untuk shalat tarawih karena disana belum kenal shalat tarawih dan mereka juga memakmurkan masjid dengan takbiran karena jarang masjid disana dijadikan takbiran di malam Idul Fitri. Mereka diluar sana sudah menyiapkan, Insya Allah, Allah Swt akan munculkan hidayah dan kemuliaan di kota Manokwari ini. Rencana orang – orang non muslim kota Manokwari ini akan dijadikan kota injil karena tempat pertama masuknya kaum nasrani di Indonesia. Akan dijadikan kota Manokwari ini kota injil dan akan membangun 1 muasasah atau 1 pendidikan agama nasrani yang terbesar di Asia Tenggara. Jadi wilayah Manokwari terhimpit saudara – saudara kita muslimin muslimat. Semoga Allah Swt memberikan kekuatan dan pertolongan kepada muslimin muslimat di wilayah Manokwari, Irian Jaya. Demikian hadirin hadirat dan saya akan pulang jum’at sore Insya Allah dan akan hadir malam ahad yang akan datang di Masjid Al Hasanain untuk perayaan memperingati perang khandak dan juga kita doakan tamu kita Syekh Muhammad bin Abdullah dari Sidney, Australia agar Allah sukseskan wilayah itu dan beliau sudah berencana membeli gereja disana sampai saat ini masih belum tuntas. Semoga Allah Swt melimpahkan kemudahan dan keluasan sehingga dakwah makin luas di wilayah Sidney, Australia dengan muslimin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Seorang Muslim Adalah Saudara Muslim Lainnya

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, janganlah ia mendholimi saudaranya, dan jangan pula menyerahkannya pada musuh, dan selama ia memperhatikan kebutuhan saudaranya maka Allah swt memperhatikan kebutuhannya” (Shahih Bukhari)

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Alam Semesta, Maha Melimpahkan Anugerah kepada hamba hamba Nya dari zaman ke zaman, kebahagiaan dunia dan akhirat yang milik Allah, Rahmat dan Kesucian yang milik Allah, Surga yang kekal dan abadi yang milik Allah, Ditawarkan kepada hamba hamba Nya, disiapkan bagi mereka kemewahan yang kekal dan abadi, Ahluttaqwa, Orang orang yang mengikuti Sayyidina Muhammad Saw, orang orang yang akan bahagia dengan kebahagiaan yang kekal, para pengikut Muhammad Rasulullah saw.

Orang orang yang melewati ketenangan hidup dengan kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat adalah orang orang yang mengikuti Nabiyyuna Muhammad saw, Semakin ia berbuat hal hal yang disukai Allah, semakin Allah akan berbuat hal hal yang ia sukai, Semakin ia melakukan hal hal yang disenangi Allah, Allah akan selalu membolak balikkan keadaan hidupnya pada hal hal yang ia senangi, Demikian hadirin hadirat timbal balik dan balasan dari yang Maha Indah membalas perbuatan hamba hamba Nya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin kau perindah hubunganmu dengan Allah, semakin Allah Swt memperbaiki keadaan kita, semakin Allah benahi hari hari kita dan semakin Allah melimpahkan keberkahan kepada kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin kita perduli kepada saudara kita, semakin Allah perduli kepada kita. Mana buktinya? sebagaimana hadits yang kita baca tadi “al muslim akhul muslim“ (seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya). Bagaimana perbuatan kita terhadap saudara kita? ketika ia susah kita juga ikut susah, jika saudara kita lapar kita turut juga walaupun kenyang tidak merasa enak makannya karena ada saudara kita, saudara kandung kita yakni akhul muslim,

Berkata Rasul saw “muslim adalah saudara muslim lainnya”. Apa maksud kalimat ini? orang yang menjiwai dan mengamalkan kalimat ini maka ia menjadi penyebab kedamaian dan kesejahteraan di permukaan bumi. Ketika jiwanya menyatu dengan muslim lainnya,, menghormati mereka maka ia tidak akan mau melakukan hal hal yang merugikan saudara muslimnya. Diperjelas oleh Rasul saw “la yadlhlimuhu” (jangan berbuat dholim kepada saudaranya), Kita juga tidak akan tega kalau berbuat dholim kepada saudara kita sendiri, saudara kandung, Demikian Sang Nabi saw mengajarkan kepada kita berbuat kepada seluruh muslimin. “wa la yuslimuhu” (jangan pula membiarkan saudara muslimnya dicengkeram oleh musuh musuh). Dan semakin ia perduli kepada hajatnya, Allah tetap memperhatikan hajat, hajat orang itu. Semakin ia perduli kepada saudara muslimnya yang sedang sedih, yang sedang bermasalah, yang sedang susah. Semakin ia perduli dengan itu maka Allah pun semakin memperhatikan kebutuhannya. Semakin ia berbuat hal hal yang disukai saudaranya, Allah akan makin berbuat hal hal yang ia sukai.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt menyampaikan kepada kita tuntunan terindah Nabiyyuna Muhammad saw. Kita memahami bahwa hal yang paling banyak membahayakan dan menimpa saudara kita itu yang tadi dijelaskan oleh Ustadz Khairullah, bukan kemiskinan saja. Orang di zaman sekarang yang dipermasahkan kemiskinan terus dan kemiskinan, bagaimana mengangkat taraf hidup manusia. Banyak musibah, kemiskinan muncul dan Allah melihatnya sebagai kesalahan muslimin sendiri.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Beda dengan zaman Para Sahabat Ra, mereka tidak menginginkan kekayaan. Kalau mereka inginkan maka Allah limpahkan seluas luasnya. Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah. Bagi mereka yang membutuhkan harta dan keluasan, Allah Swt akan berikan selama ia mendekat kepada Allah Swt, memperindah hubungannya dengan Allah Swt dan Allah Swt akan memberikan hal hal yang membuat ia senang. Selama hal itu bukan dosa dan maksiat. Jadi jangan sampai kita berfikir, semakin aku taat semakin susah hidupku. Kalau aku bertaubat nanti aku disejajarkan dengan Para Sahabat maka hidupku miskin. Tidak demikian hadirin hadirat, karena Rasul saw juga mendoakan Sahabat agar kaya raya.

Dijelaskan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw mendoakan Sayyidina Anas bin Malik Ra “wahai Allah perbanyaklah hartanya dan keturunannya dan limpahi keberkahan bagi harta dan keturunannya”. Tapi kenapa sebagian besar Para Sahabat yang dijelaskan Guru kita tadi adalah orang yang miskin, karena mereka menginginkan hal itu. Karena di zaman mereka sudah ada Baitul Maal yang menampung daripada para fuqara. Mereka menginginkan dekat kepada Allah Swt dan memperbanyak ibadah dan memperbanyak puasa dan tidak boleh disibukkan dengan harta.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Jadi jangan sampai kita beranggapan kalau seandainya saya banyak ibadah nanti Allah Swt justru menyempitkan rezki saya. Justru tidak demikian, hal itu adalah bisikan syaitan. Allah Swt akan semakin luaskan keadaan hamba Nya terkecuali hamba Nya sendiri yang tidak menginginkannya. Ada hamba yang tidak ingin tinggal di kota maunya tinggal di desa tapi tetap ia terpaksa. Semakin seseorang memperindah hubungannya dengan Allah Swt maka Allah Swt akan berbuat apa apa yang ia sukai. Ada Para Sahabat Ra tidak menginginkan harta. Allah Swt tidak berikan pada mereka keluasan karena Allah Swt berbuat apa yang mereka sukai.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt mengabulkan doa doa, Sayyidina Umar bin Khattab Ra ingin mati syahid dan ingin wafatnya di Madinah Al Munawwarah maka Allah Swt wafatkan sebagai syahid di Madinah Al Munawwarah. Ada Sahabat Ra lain yang tidak berdoa demikian, wafatnya jauh dari Madinah Al Munawwarah walaupun hati mereka bersama Rasul saw dan Para Sahabat lainnya. Demikian hadirin hadirat semakin kita memperindah hubungan kita dengan Allah Swt, Allah Swt akan membuat apa apa yang kita inginkan diberi oleh Allah Swt. Allah Swt akan berbuat apa yang kita sukai di dunia dan di akhirat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Al Muslim akhul muslim (seorang muslim adalah saudara muslimnya sendiri). Kita lihat Sang Pembicara Nabiyyuna Muhammad Saw, orang yang paling mencintai seluruh muslimin. Kecintaan yang melebihi seluruh cinta. Cinta ayah dan ibu kepada anaknya tidak berani membela pendosa di hadapan Allah Swt di yaumal qiyamah. Cinta Sayyidina Muhammad Saw kepada umatnya (Nabi saw) membela dan meminta pengampunan bagi para pendosa disaat ayah dan ibu mundur atau kalau perlu tidak mengakui orang itu adalah anaknya, ketika anaknya seorang pendosa.

Nabiyyuna Muhammad Saw orang yang paling mencintai kita, tapi cintanya (Nabi saw) tidak terlihat di dunia tetapi terlihat jelas di yaumal qiyamah. Sehingga kelak semua orang di padang mahsyar mengakui bahwa betul ternyata tidak ada yang lebih perduli dan cinta kepadaku melebihi Sayyidina Muhammad Saw walaupun di dalam kehidupan dunia tidak jumpa. Kita tidak jumpa dengan Sang Nabi saw tapi airmata rindu beliau (Nabi saw) telah sampai kepada kita.

Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim, ketika Rasul saw mengeluarkan airmata “aku merindukan saudara saudaraku”, siapa mereka ya Rasulullah? Mereka yang hidup setelah aku wafat, mereka lebih senang duduk melihat aku (Nabi saw) daripada duduk di dalam pekerjaannya, di dalam keluarganya dan di dalam hartanya.

Kelompok kelompok seperti ini adalah kelompok kelompok yang dirindukan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw. Karena kita disini tidak melihat Rasulullah Saw, kita sudah tinggalkan keluarga kita di rumah, meninggalkan pekerjaan dan duduk disini. Disini tidak ada Rasulullah. Bagaimana kalau ada Rasul saw? barangkali dari kemarin atau dari seminggu yang lalu sudah penuh masjid ini dari banyaknya orang yang ingin melihat wajah Nabiyyuna Muhammad Saw. Ini menunjukkan kecintaan akan Sang Nabi saw dan beliau (Nabi saw) merindukan kelompok kelompok, merindukan berjumpa dengan wajah wajah ini. Inilah cinta yang semulia mulia cinta, inilah yang paling hakiki dan tidak pernah terputus. Sebagaimana riwayat lainnya ketika seseorang mencintai lainnya, berbuat sedikit saja yang menyinggung hatinya, putus dan sirna cintanya berubah menjadi kebencian.

Cinta Sang Nabi Saw sampai ke yaumal qiyamah. Adakah yang melebihi cintanya Sang Nabi saw kepada kita? Allah Allah Allah Swt yang menciptakan Nabiyyuna Muhammad saw dengan maksud untuk mencintai kita. Kenapa Sang Nabi saw mencintai kita sedemikian hebatnya? karena Allah Swt yang menciptakan demikian. Memang Allah Swt menghendaki engkau dicintai dan disayangi oleh Nabimu (Muhammad saw). Allah Swt yang memilih nama kita untuk muncul di umat ini dalam kelompok Sayyidina Muhammad Saw. Fulan bin fulan akan masuk ke dalam kelompok umat Ku yaitu Muhammad saw dan akan dicintai oleh Nabinya (Muhammad saw), cinta beliau (Nabi saw) kepada umatnya (Nabi saw). Maka berikut ujian yang tiada henti kepada Yang Maha Indah yang membuat kita dicintai dan selalu dalam naungan doa doa Muhammad Rasulullah saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw didatangi oleh beberapa Sahabat mengadu perbuatan salah seorang sahabat lainnya. Seorang sahabat itu berkata “aku kalau melihat istriku ada bersama laki laki lain maka akan kubunuh”. Para sahabat mengadu “ya Rasulullah sahabat itu sampai begitu marahnya”. Katanya kalau ada laki laki lain bersama istrinya akan ia bunuh dengan pedangnya. Rasul saw tersenyum seraya berkata “kalian memangnya kenapa? heran dengan cemburunya Sa’ad..?, Ra”. Kalian kenapa heran dengan cemburu dan cintanya. Rasul saw berkata “aku ini lebih pencemburu daripada Sa’ad ra”. Apa maksudnya? Rasul saw lebih mencintai umatnya daripada cinta Sa’ad kepada istrinya. Cintanya (Nabi saw) kepada umatnya (Muhamad saw) melebihi cintanya suami kepada istri atau cinta istri kepada suami atau cinta ibu kepada anaknya.

Diteruskan lagi oleh Rasul saw “dan Allah Swt lebih pencemburu daripada aku”. Allah Swt lebih mencintai kita daripada siapa – siapa yang lainnya. Rasul saw berkata “oleh sebab itu karena Allah pencemburu (cemburu itu kan datangnya dari cinta) maka Allah haramkan perbuatan buruk dan perbuatan jahat yang terlihat dan yang tidak terlihat”. Kenapa? karena ingin selalu dekat dengan hamba Nya. Tidak mau jauh dari hamba Nya, tidak mau hamba Nya terjerumus dan menjauh karena dosa. Oleh sebab itu Allah Swt haramkan perbuatan jahat dan perbuatan keji yang terlihat dan yang tidak terlihat. Karena apa?karena cinta Nya (Allah Swt).

Orang yang mencintai itu kan selalu ingin dekat, tidak ingin jauh dari yang ia cintai. Dilihat kekasihnya menjauh sedikit, tidak senang. Oleh sebab itu Allah Swt bukan mengatakan makruh perbuatan keji dan perbuatan dosa, tetapi haram. Kenapa? supaya hamba Nya ini tidak jauh dari Allah Swt, ingin selalu dekat dengan hamba Nya. Tidak ada yang lebih ingin dekat kepada kita selain Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Tidak ada yang lebih Pemaaf dari Allah Swt, tidak ada yang mengundang hamba Nya sampai 50 waktu setiap harinya melebihi Allah Swt. Cinta yang tidak bisa ternilai dan terbayangkan ingin jumpa 50X hamba Nya disuruh menghadap 50X sehari. Diberi keringanan sampai 5X tapi sama dengan 50X. Subhanallah!! Dari tidak inginnya Allah Swt jauh dari kita walaupun hamba Nya terjebak. Kalau seandainya yang ada keadilan bukan cinta, saat menjauh dihukum, berbuat dosa dihukum. Sekali berbuat maksiat dengan lidahnya, Allah Swt jadikan lidahnya terbakar misalnya namun tidak, ditawarkan Maaf Nya. Sudah menjauh namun dipanggil lagi kepada pintu Pengampunan Nya. Demikian cinta.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Yang dilanggar kalau berbuat dosa itu siapa? Kan Allah Swt yang disakiti perasaan Nya. Seseorang ketika cinta pada orang lain perasaannya disakiti makin ingin dekat atau makin ingin jauh. Kalau cintanya hanya sekedar cinta di mulut saja, makin orang yang dicintainya berbuat hal yang tidak disukai, ditinggal tidak mau lagi berteman. Hilang cintanya, berbeda dengan Allah semakin hamba Nya berbuat dosa semakin ditawarkan Maaf Nya. Masih ingin dekat dengan Ku wahai pendosa? Ku terima. Jalallahu Yang Maha Indah Menerangi hamba hamba Nya, beruntung jiwa yang merindukan Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan Rasul saw bersabda “tiada pula yang lebih menyukai udzur melebihi Allah Swt”. Udzur itu alasan, minta maaf sudah berbuat salah. Siapa? orang orang yang lain tidak senang, kalau salah saja ya salah saja, sudah tidak usah banyak alasan. Allah Swt menyukai Maaf dan Memaafkan. Oleh sebab itu diutuslah Sang Pembawa kabar baik, kabar gembira dan Sang Pembawa Peringatan yaitu Nabiyyuna Muhammad Saw. Supaya apa? supaya hamba Nya kenal dengan ajaran yang mendekatkan kita kepada Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dalam kehadiran di majelis ini tentunya, saya teringat saudara saudara kita di Manokwari, Irian Jaya. Sebenarnya saya tidak ingin mengulas ucapan ini tapi banyak permintaan karena sebagian dari saudara kita ingin dengar dari website mengenai dakwah di Papua, Irian Jaya. Alhamdulillah keberangkatan saya sampai pada hari Rabu dini hari yang keberangkatannya dari Jakarta Selasa malam. 4 jam perjalanan dengan pesawat dan perbedaan waktu disana adalah 2 jam WIT (Waktu Indonesia Timur) dan disambut dengan sambutan yang sangat hangat di kota Manokwari oleh para pemuda kita lalu meneruskan perjalanan menuju Ransiki, 100 km dari kota Manokwari selama 3 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan yang selalu saya saksikan adalah hal yang sangat menyesakkan hati, selalu yang dilihat tidak pernah ada yang spanduk, iklan atau lainnya terkecuali baleho besar, spanduk besar ada di setiap tikungan jalan bertuliskan “Manokwari Kota Injil”. Padahal Manokwari belum diresmikan sebagai Kota Injil, cuma mereka saja mengada ada. Besar sekali balihonya, disetiap tikungan jalan ada pemandangan itu lagi.

Saya bertanya kepada yang bersama kita, penduduk setempat “ini muslimin disini berapa persen persentasenya?”. Ia mengatakan di propinsi Irian Barat ini sekitar 40% : 60% perbedaannya. 40% muslimin, Subhanallah!! Lalu dimana muslimin ini, saya belum melihat satu orang pun yang pakai peci maupun wanita yang memakai jilbab sepanjang jalan 100 km. Memang jalan disana sangat sepi, dalam 15 menit, 20 menit baru bertemu motor atau mobil lainnya. Sepi sekali, memang daerah yang paling jauh daripada Ibukota negaranya (Jakarta), paling jauh tentunya Papua. Sampai disana hadirin hadirat jiwa saya terus teriris, dimana wajah wajah muslimin, aku ingin lihat wajah umat Sayyidina Muhammad Saw. Saudaraku, saudara kita ingin lihat wajahnya. Sedari tadi baleho dan spanduk yang mencekik kita dengan ucapan “Manokwari Kota Injil”.

Dimana muslimin? hampir beberapa kilometer lagi sampai di wilayah Ransiki, saya lihat beberapa pemuda di pinggir jalan membawa bendera, tidak terlihat pakai peci atau tidak karena pakai helm, bendera apa lagi. Ternyata setelah dekat bendera Majelis Rasulullah Saw. Saya kira saya mimpi, di wilayah Papua, Irian Jaya ada bendera Majelis Rasulullah Saw kapan sampai disini. Ternyata pemuda pemuda kita membuka helmnya dengan mengenakan peci putih, mereka di wilayah Ransiki. Santri santri yang sering hadir di majelis kita setiap malam selasa. 20 orang memang sedang pulang kampung kesana. Mereka menyambut kedatangan kita, tidak lama kemudian disusul dengan beberapa motor dengan bendera Majelis Rasulullah Saw dan bendera kalimat Tauhid diikuti mobil mobil lainnya dengan Rebana Thola’al Badru Alaina di tengah hutan. Kami terus berjalan arak arakan sampai di kota Ransiki dan demikian dahsyatnya sambutan muslimin di kota itu walaupun disitu ada juga yang bukan muslim.

Tapi sambutan muslimin sangat hangat, siapa mereka? Ayah ayah dan keluarga daripada santri santri kita yang dari Manokwari, Irian Jaya. Subhanallah!! Anak anak belasan tahun itu disana ternyata berdakwah sebagaimana doa kita setiap kali mereka maju untuk membaca Alqur’an semoga kembali membawa hidayah dan kemenangan. Demikian doa kita untuk mereka dan doa itu diijabah oleh Allah Swt. Sampai diantara Ayah mereka berkata “ini anak kami tidak boleh pulang lagi ke Jakarta”, kenapa tidak boleh? karena ia jadi imam di salah satu kampung disini. Saya berkata “biarkan orang lain yang jadi imam”, mereka berkata wilayah kampung itu baru masuk islam dan tidak ada yang bisa shalat. Mereka ingin shalat tidak ada yang mengajari shalat, mereka belum bisa shalat sendiri, belum tahu dhuhur berapa raka’at, ashar berapa raka’at, berapa banyak duduk, berdiri dan bersujud. Harus diimami, jadi kalau anak itu sakit tidak ada yang shalat di kampung ini, kalau ia pulang di kampung ini tidak ada lagi shalat. Subhanallah!!.

Di Jakarta kaki kita saling sikut, saling gesek antar majelis taklim. Disana orang mau shalat tidak ada yang mengajari. Satu kampung mau shalat tidak ada yang mengajari. Ada yang sudah belasan tahun mengenal islam dan pernah dengar tentang shalat tapi tidak ada yang mengajarinya. Kenapa? tidak ada ulama disana, sangat sedikit. Tentunya kita tahu Irian Jaya pulau terbesar dari seluruh Indonesia bahwa pulaunya paling besar adalah Irian Jaya. Ulama disana sangat sedikit dan jarak tempuhnya sulit dijangkau kendaraan disana karena kondisi jalannya sangat buruk. Satu musholla saya kunjungi, mereka berkata “ini musholla radius puluhan kilometer cuma hanya ada satu mushollah ini. Jangankan masjid, musholla itu hanya satu saja.

Jadi kalau kita mau ke musholla harus jalan berjam jam untuk sampai ke musholla itu. Itu hanya satu musholla saja, di sekian belas kampung di sekitarnya. Demikian keadaan muslim disana hadirin hadirat dan saya hadir di mushollah itu mendoakan mereka. Menjaga musholla itu lebih daripada menjaga rumah mereka.

Perjalanan diteruskan ke Bintuni, 200 km dari Ransiki atau 300 km dari Manokwari. 12 jam perjalanan, karena kondisi jalan yang sangat buruk tidak bisa dilewati kecuali mobil mobil tinggi, jeep dan lainnya. Sampai disana sambutan yang sangat mengesankan. Ketika saya keluar mereka sudah menyambut dengan ratusan muslimin muslimat diluar memegang bendera bendera menyambut kita dan saat saya kelaur mereka menangis, ada yang bertakbir, ada yang menjerit. Kenapa ini? mereka berkata “kami sejak dulu hanya mendengar dari datuk datuk kami tentang Para ulama, Para Habaib dan kami belum pernah kedatangan satu pun Habib di kota Bintuni. Ratusan tahun kami cuma dengar dari kakek kakek kami saja. Bahkan ada seorang ibu tua melihat pakaian ini, ia menangis dan berkata “dulu saya lihat kakek saya berpakaian seperti ini, sejak itu tidak ada lagi yang berpakaian seperti ini”, sudah lama ratusan tahun yang silam.

Bintuni dimasuki islam abad ke 16 Masehi. Demikian dahsyatnya cinta dan rindu mereka kepad para ulama dan demikian sangat menyedihkan keadaan mereka saudara saudara kita. Diantara keluh kesah mereka yang demikian polos mereka berkata “kami ini Propinsi Papua tidak mau ikut Republik Indonesia terkecuali karena kami tahu Republik Indonesia itu muslim”. Kami tidak mau bersama Portugis, kami ingin bersama Republik Indonesia karena muslim. Tapi setelah kami jadi saudara sebangsa mereka, kami yang paling dikucilkan. Demikian penyampaian mereka. Mereka berkata dari mana kami harus belajar islam, tidak ada yang mengajari kami. Kami belajar agama islam hanya dari televisi dan itu cuma satu satunya yang membuat kami mengenal islam. Padahal tidak semua dari kami yang wilayahnya ada listrik. Listrik saja sulit disana apalagi televisi. Radio tidak ada sinyal pun sangat sulit.

Sampai mereka berkata kami dengar dari saudara saudara kami yang punya televisi bahwa orang orang di Jakarta mengirimkan hartanya untuk Palestina, untuk Bosnia. Kenapa mereka kirim ke tempat yang jauh, kami saudara sebangsa tidak mampu membangun mushola dan tidak bisa melakukan shalat karena tidak ada yang mengajarinya. Demikian sanggahan sanggahan dan keluhan mereka. Saudara saudara kita di wilayah Irian Barat. Setelah saya meninggalkan Bintuni dan tentunya kita mengambil beberapa santri untuk kembali lagi kesini. Sudah dari Ransiki dan 10 santri yang kita ambil dari Bintuni lagi.

Ditengah perjalanan di malam hari, saya meriang karena sedih juga mengingat keadaan yang sedemikian menyedihkan dan sangat mengharukan. Ketika saya tertidur saya bermimpi berjumpa dengan seorang pemuda seusia saya. Pemuda dengan pakaian putih putih dan ia berkata “saya berdakwah disini, lewat ditempat ini, dan saya dikejar kejar disini dan saya dibunuh disini”. Ketika saya bangun, saya melihat ternyata tempat yang dimimpikan itu adalah rimba belantara, ia berkata “saya mati dibunuh disini”. Kuburnya tidak dikenali orang, Subhanallah!! Inilah perjuangan para Da’i terdahulu.

Abad ke 16 M, bagaimana keadaan Irian, bagaimana sulitnya menembus tempat itu demi menyampaikan cita cita dan tugas Nabiyyuna Muhammad Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Hampir saya berfikir, saya akan meninggalkan Jakarta dan terus berdomisili di Irian Barat karena tidak tahan melihat yang disini Jakarta sudah banyak Da’i sedangkan disana belum. Tapi setelah saya fikir fikir tentunya lebih baik kita mengambil santri santri itu dan mendidiknya disini dan kembali kesana dan dididik lagi lalu kembalilagi kesana hal itu lebih baik.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan tentunya setelah saya meninggalkan Papua, Irian Barat saya bermunajat dan tentunya kita juga bermunajat bahwa sekarang kita melihat pamflet pamflet, spanduk spanduk Papua atau Manokwari Kota Injil kita bermunajat akan dating waktunya Irian Barat menjadi kota Sayyidina Muhammad Saw, Irian Barat sebagai wilayah Nabiyyuna Muhammad Saw. Kita makmurkan wilayah Jakarta bukan berarti kita memikirkan Irian Barat saja, Jakarta juga perlu dibenahi, saudara kita yang masih narkoba, saudara kita yang masih mabuk, saudara dan teman yang masih tidak mau shalat dan semua adalah lading jihad kita ntuk menuntun mereka pada kemuliaan, kembalikan mereka kepada hidayah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt melimpahkan kemakmuran bagi muslimin muslimat di wilayah Jakarta, di wilayah Irian Barat dan diseluruh wilayah muslimin. Ya Rahman Ya Rahim kami berdoa untuk saudara saudara kami di Papua, Irian Barat dukung mereka Rabbiy Rabbiy tolong perjuangan mereka, tolong beri apa apa yang mereka inginkan, limpahkan keluasan bagi mereka, semoga Allah Swt limpahkan hidayah bagi mereka yang menyembah selain Mu.

Ya Rahman Ya Rahim Ya Djaljalali wal ikram jadikan wilayah itu wilayah Sayyidina Nabi Muhammad Saw, bangkitkan kekuatan muslimin muslimat. Ya Rahman Ya Rahim datangkanlah terus santri santri dari putra putri mereka ke Jakarta dan yang akan kembali ke wilayah mereka membawa hidayah, membawa syari’ah, membawa islam, membawa dakwah. Mengenalkan shalat, mengenalkan tarawih, mengenalkan takbir, mengenalkan puasa ramadhan,

Faquuluuu (ucapkanlah) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Rasulullah saw Beristighfar Lebih Dari 70 Kali Setiap Hari

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ، فِي الْيَوْمِ، أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Demi Allah, Sungguh aku beristighfar dan bertobat kepada Nya pada tiap harinya lebih dari tujuh puluh kali” (Shahih Bukhari)
ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Alam Semesta, Maha Agung dan Maha Luhur, Maha Abadi dan Maha Sempurna, Maha Memuliakan hamba hamba Nya dengan tuntunan Para Nabi dan Rasul Nya,. (Dialah Allah) Nama yang paling berhak diagungkan dari semua Nama, Nama yang mengawali segala kesucian dalam kehidupan, Nama Termulia dan Kekal Abadi, Barang siapa yang menyebut Nama-Nya (Allah Swt), semakin dekat kehadirat Allah, berjatuhanlah dosa-dosanya, terbukalah bagi kehidupannya pintu kedekatan kehadirat Allah Jalla wa Alla. Termuliakanlah hamba hamba Nya yang ingin dekat kepada Allah.

Hadirin hadirat, sambutan yang hangat dari Maha Raja Langit dan Bumi (Allah Swt) terhadap hamba hambaNya, Mereka yang ingin dekat kepada Allah, walaupun mereka pendosa, walaupun mereka pezina, walaupun mereka pembuat dosa dosa besar, tidak tertutup pintu Rabbul Alamin bagi mereka untuk ingin dekat kepada Allah, Demikianlah Sang Maha Pemurah dan Sang Maha Dermawan yang membuka pintu Nya bagi semua yang berbuat kesalahan untuk kembali dekat dan dicintai dan dimuliakan, Demikianlah sambutan hangat dari Yang Maha Baik dan Maha Dermawan, Allah Jalla wa Alaa (Jalla wa alaa = Maha Megah dan Maha Luhur).

Demikianlah hadirin hadirat, Dialah (Allah Swt) Yang Paling Indah, yang seluruh keindahan di alam semesta bersumber dari keindahan Allah. Yang cahaya matahari, bulan dan seluruh bintang bintang diambil dari Cahaya Keindahan Allah, Kalau kita memahami Allah itu Maha Indah, Maha Mengawali Keindahan di Alam, maka ketika kita mengingat bahwa dekat kepada Allah, mencintai Allah maka Allah akan membenahi kehidupan kita semakin indah dan kita akan menemui keindahan yang abadi.

Kehidupan dunia selalu ada hal hal yang tidak mengenakkan kita, karena memang Allah ciptakan demikian. Kalau kami jadikan kenikmatan dunia itu seluruhnya indah kata Allah “mereka tidak akan mau meninggalkan dunia”. (Firman Nya : “Kalau Allah luaskan seluas luasnya rizki hamba hamba Nya dibumi, maka mereka akan betah di dunia, maka Allah turunkan dengan kadar batas yg dikehendaki Nya” QS Assyuura 27), Memang Allah jadikan kehidupan dunia itu ada hal hal yang mengecewakan. Supaya apa? supaya mereka memahami ini hanya kehidupan yang sementara, akan muncul kehidupan yang kekal dan abadi.

Oleh sebab itulah hadirin hadirat, dibangkitkan Para Nabi dan Rasul sampai Nabi yang membawa Rahmat dan Kesempurnaan Akhlaq, dialah Sayyidina Muhammad Saw. “aku dibangkitkan untuk menyempurnakan kesempurnaan akhlaq”, didukung oleh hadits Shahih, riwayat Shahih Bukhari “manusia yang terbaik adalah yang paling baik akhlaqnya”. Maka jika budi pekerti kita perbaiki untuk semakin baik, pada teman, pada Ayah dan Ibu, pada saudara, pada kerabat, pada tetangga, pada masyarakat, pada muslim, pada non muslim bahkan pada musuh. Itu namanya mewarisi indahnya akhlaq Nabiyyuna Muhammad Saw yang berakhlaq kepada seluruh makhluknya Allah. Berakhlaq kepada siapapun bahkan kepada hewan dan makanan. Sampai makanan pun beliau tidak mau untuk kecuali berbuat budi pekerti yang indah.

Pada makanan (beliau) tidak mau mencaci, bila suka dimakan, bila tidak suka dibiarkan. Beliau (Nabi Saw) tidak mau mencaci makanan, padahal makanan ini hadirin hadirat bukan manusia tetapi demikianlah sempurnanya akhlaq yang dikatakan oleh Allah Swt. : “Sungguh engkau (wahai Muhammad memiliki akhlak yg agung” (QS Alqalam 4) Oleh sebab itu sambungkan jiwa kita kepada kesempurnaan akhlaq. Sulit rasanya kita membenahi akhlaq kita. Pintu pintu kesucian didalam jiwa bukalah, Apa itu pintu pintu kesucian? Mengingat Allah, mengingat Yang Maha Suci, menyebut Yang Maha Suci, Mengagungkan Allah, Merindukan Allah. Inilah yang akan membenahi jiwa kita dari segala sifat sifat yang tidak baik.

Hadirin hadirat bisa dibuktikan, ketika engkau mengingat perjumpaan dengan Allah, muncul kerinduan kepada Yang Maha Indah. Ketika engkau asyik dalam mengingat Allah itu, setelah itu berhenti. Di hatimu tidak akan ada benci pada siapapun, di hatimu tidak ada permusuhan, tidak ada sombong, tidak ada riya, tidak ada penyakit lagi. Sirna!! Kemana? hilang karena munculnya Cahaya Allah di dalam jiwa. Tapi ketika cahaya itu pudar, muncul lagi sifat sifat buruk,
maka perbanyaklah dzikrullah terutama melewati keadaan zaman yang semakin hari semakin berat. Semakin dibutuhkan jiwa yang suci dengan Nama Allah Swt dan Allah Swt tidak pernah mengecewakan hamba hamba Nya yang ingin bertaubat selalu diterima oleh Allah Swt.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw bercerita tentang seseorang yang belum pernah berbuat amal shalih seumur hidupnya. Sudah sampai sakaratul mautnya dekat, sudah punya anak dan istri baru sadar. Maka apa yang diperbuatnya? Menyesal! Mau taubat sudah tidak berdaya, sudah sakit parah. Maka ia panggil anak dan istrinya (ini Rasul saw bercerita, berarti dari Bani Israil, dari umat sebelumnya). Demikian riwayat Shahih Bukhari. Ia panggil anaknya dan istrinya, “anakku, istriku kalau aku wafat jangan dikafani, jangan dimandikan namun bakar. Setengah tubuhku buang di daratan dan setengahnya buang di lautan”. Bertanya istri dan anaknya “kenapa Ayah?”, sang Ayah menjawab “tubuhku ini tidak pantas dikafani, penuh dosa, tidak pantas dimakamkan sebagaimana orang yang beriman. Malu aku kalau seandainya tubuh penuh dosa dan kotor ini diperlakukan seperti jenazah orang mukmin”.

Hal seperti ini hadirin, bukan untuk diikuti karena ini syariah sebelum kita. Sesudah zaman Nabi saw, semua jenazah muslim hendaknya dikafani dan dimakamkan layaknya seorang muslim. Cuma ini adalah hikmah.

Maka diikutilah oleh anak dan istrinya wasiat sang Ayah, Setelah wafat ruhnya dipanggil oleh Allah, Allah Swt bertanya “Wahai hamba Ku, kenapa kau berbuat demikian?”, hamba ini menjawab “Ya Rabb, tubuh penuh dosa ini aku ingin taubat, belum sempat untuk beramal shalih. Aku menyesal atas seluruh kesalahanku, aku telah salah berbuat kepada Mu, tubuh ini rasanya tidak pantas diperbuat seperti tubuh orang yang beriman”. Allah menjawab “lalu kenapa kau habiskan tubuhmu dengan cara seperti itu? kau wasiatkan seperti itu?”. Hamba itu menjawab “karena aku takut pada Mu, Wahai Allah, aku risau mengecewakan Perasaan Mu dan memancing Kemurkaan Mu”.

Maka Rasul saw berkata “Allah mengampuni orang itu”. Kenapa? masih sempat taubat disaat saat akhir sakaratul maut. Demikian Rabbul Alamin memanjakan hamba hamba Nya yang ingin bertaubat. Sudah di akhir masih dimuliakan oleh Allah Swt. Bagaimana kalau yang masih segar bugar? bagaimana kalau yang masih baik? bagaimana kalau yang masih sehat wal afiah? Tentunya lebih agung lagi sambutan Illahi untuk mereka, lebih hangat lagi kasih sayang Allah dan keberkahan yang akan mereka lewati dalam sisa kehidupannya. Karena sisa kehidupannya terbuka bagi mereka Pintu Rahmat yang lebih luas, keberkahan yang lebih luas, cinta Allah lebih besar membuat hari harinya semakin indah.

Hadirin hadirat, kita bertanya barangkali ada diantara kita “saya tidak banyak berbuat dosa dosa besar, apakah perlu taubat dan istighfar?, Hadits yang baru saja kita baca, sabda Rasulullah saw. (padahal) Siapa beliau? (Nabi saw) adalah orang yang tidak pernah berbuat dosa (ma’shum), tidak ada dosa besar tidak ada dosa kecil.

Beliau saw bersabda “Wallahi inniy la astaghfirullah wa atubu ilaihi fil yaumi, aktsar min sab’in marrah”. Sungguh Demi Allah, aku (Nabi saw) beristighfar kepada Allah mohon ampunan dosa setiap hari dan bertaubat setiap hari lebih dari 70X.

Ini manusia yang paling sempurna akhlaqnya kepada Allah Swt. Beliau (Nabi saw) tidak pernah berbuat dosa tapi ingin berada dikelompok orang orang yang bertaubat. Kenapa? karena Firman Allah Swt “Allah itu mencintai orang orang yang bertaubat dan Allah Swt mencintai orang yang suka mensucikan diri” (QS Albaqarah 222), dengan istighfar dan taubat, itulah puncak kesucian antara makhluk dan Al Khaliq.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
(Sabda Nabi saw 🙂 Allah itu Indah dan Menyukai yang indah indah, dan juga tidak menerima terkecuali yang indah, Apa maksudnya? Allah itu menyukai yang indah. Apa yang indah di Mata Allah? Tidak ada yang lebih indah daripada tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw. Tuntunan kebenaran inilah yang indah di sisi Allah, Allah itu Maha Indah, menyukai yang indah indah dan tidak mau terima kecuali yang indah. Maksudnya apa? Allah tidak mau terima kalau ajaran daripada mereka yang diluar daripada ajaran Allah. Mereka yang mengaku Nabi, mereka yang mengaku Tuhan lain, hal seperti itu tidak diterima. Indah di mata manusia namun tidak indah di Mata Allah. Yang Indah di Mata Allah adalah yang diajarkan oleh Allah Swt.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan (Mukasyifatul quluub oleh Hujjatul Islam AL Imam Ghazali) tentang indahnya seseorang yang bertaubat kepada Allah Swt. Ketika seorang maju ke hadapan Allah, lantas diputuskan baginya neraka karena dosanya lebih banyak daripada pahalanya. Ia harus kembali kepada tempat para pendosa, disucikan dahulu melewati pencucian yaitu api neraka. Kalau ia mempunyai pahala berarti ia seorang muslim. Harus lewat neraka dulu baru bisa sampai ke surga. Sampai di pintu neraka, sehelai bulu matanya menjerit kepada Allah “Ya Rabb, aku ini pernah terbasahi air mata taubat dari hamba ini, Kau sudah janjikan kepada Nabi Mu (Nabi saw) bahwa Kau tidak akan meng-azab mata yang menangis taubat untuk Mu. Saat mengingat Mu, aku ini terkena basahan air matanya, aku tidak mau masuk neraka”, kata sehelai bulu matanya. Maka Allah Swt menyelamatkan bulu mata dari tubuhnya, selamat ia dari api neraka.

Maka berkatalah Jibril as “fulan bin fulan ini selamat karena sehelai bulu matanya yang berdoa kepada Allah”. Kita lihat, sehelai bulu mata bisa berdoa, kalau bukan kehendak Allah, tidak bisa! Allah ingin menyelamatkan hamba itu maka berdoalah sehelai bulu matanya dengan izin Allah.

Hadits ini diperkuat riwayat Shahih Bukhari “satu kelompok yang tidak akan disiksa oleh Allah adalah orang yang ketika mengingat Allah, mengalirlah air matanya”. Orang seperti ini di Naungi (dilindungi) oleh Allah di hari tidak ada naungan (perlindungan), selain Naungan (perlindungan) Allah.

Hadirin hadirat, demikian indahnya Allah memanjakan mereka yang mengingat Nya (Allah Swt), yang mensucikan dirinya dengan mengingat Allah hingga air matanya mengalir ketika menyebut Nama Allah Swt. Inilah yang mesti kita hidupkan kembali.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Para Imam iman kita yang terdahulu, mereka adalah Ahlul Shalah (orang orang yg banyak berbuat baik), .bukan berarti seseorang yang memilik iman yang tegas itu tidak boleh menangis. Zaman sekarang orang berkata “kalau banyak menangis adalah seorang penakut atau orang yang berjiwa lemah”. Tidak juga. Siapa orang yang paling terkenal tegas di dalam Syariatul Muthaharah (Syariatul Muthahharah = ajaran syariah yg suci) adalah Sayyidina Umar bin Khattab ra. Paling terkenal tegas, paling ditakuti oleh Para Sahabat di masanya. Tegas!! Tapi ternyata beliau itu paling banyak menangis. Hingga diriwayatkan di dalam Syi’bul Iman oleh Imam Al Baihaqi dijelaskan bahwa “pada wajah Sayyidina Umar bin Khattab ra terdapat 2 garis hitam di kedua pipinya”. Garis membekas karena selalu mengeluarkan air mata tangis, ini di wajah Ammirul Mukminin Sayyiidna Umar bin Khattab ra. Menunjukkan orang yang tegas pada umat ini bukan orang yang berjiwa keras, bukan orang yang berjiwa bengis. Tapi orang yang berjiwa rahmat bahkan sangat banyak menangis. Demikian keadaan mereka, di siang hari dalam tugas dan dimalam hari dalam tangis dan munajat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Sering seringlah halalkan air matamu mengalir untuk mengingat Nama Allah dan jagalah panca indera kita semampunya. Jangan mengkhianati Sang Pemberinya (Allah Swt). Panca indera kita ini jangan dijadikan sebagai perantara atas hal hal yang tidak disenangi oleh Sang Pemiliknya (Allah Jalla wa Alla). Ini hadirin Majikan kita Yang Maha Tunggal, Yang Maha Abadi. Kalau kita berbuat kepada manusia, majikan kita seperti ini sudah diusir kita. Kita berbuat kepada majikan kita seperti berbuat kepada Allah, habislah kita. Allah Swt memerintah, kita berpaling dari perintah Nya di hadapan Nya. Coba kalau majikan kita, lantas kita keluar dari perintahnya dan lantas membantahnya, bukan sekali namun terus berkali kali. Dalam satu hari sejak terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari, berapa kali kita menyalahi perintah Allah Swt?

Lalu apa? Latar belakang daripada semua ini yang diperbuat Allah. Ia (Allah Swt) tidak mencabut kenikmatan Nya, Ia (Allah Swt) tidak mengangkat dan melemparkan kita ke dalam api neraka. Allah bersabar menanti taubat kita, menanti istighfar kita sampai detik detik terakhir sakaratul maut kita. Allah menunggu bukan 1 atau 2 menit, berjam jam, berhari hari mungkin bertahun tahun. Demikian indahnya Yang Maha Indah (Allah Swt).

Hadirin hadirat, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul saw duduk bersama para sahabat tercium bau yang sangat busuk. Para sahabat bertanya “bau apa ini? busuk sekali”, Rasul saw berkata “kalau mau tahu inilah bau busuknya orang yang suka mengumpat orang orang yang beriman, ini bau busuknya..”. Juga riwayat lain dalam riwayat yang tsigah, ketika Sayyidatuna Aisyah ra mengucapkan satu kalimat yang menghina salah seorang wanita lain maka berkata Rasul saw “kalimatmu ini kalau ditumpahkan di lautan berubahlah warnanya dan buruk baunya”. Kenapa? karena mengumpat orang orang yang beriman, orang orang muslim.

Maka jagalah hati kita. Bagaimana kalau sudah terlanjur membicarakan aib orang lain? doakan saja, Insya Allah dengan doa itu bisa menutupi kesalahan kita. Kalau ditagih nanti di hari kiamat, bisa dibalas dengan doanya. Bagaimana? Rasul saw mengajarkan. Ketika Rasul saw berdoa, doa ini diajarkan kepada para sahabat ra. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari “Wahai Allah siapapun yang pernah ku caci jadikan caciannya itu membuatnya semakin dekat kepada Mu di hari kiamat”.

Hadirin orang yang sudah kau caci, doakan. Jika tidak hafal bahasa arabnya, pakai hati kita, pakai lidah kita, kita berdoa kepada Allah Swt “Siapapun Rabbiy yang pernah ku caci maki sebelum ini, jadikan ia semakin dekat kepada Allah”. Hadirin inilah indahnya jiwa Nabiyyuna Muhammad Saw. dan Rasul saw juga bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, agar kita selalu membenahi hari hari kita dengan kalimat Laillahailallah.

Rasul saw bersabda “Allah sudah haramkan api neraka untuk orang yang mengucap Lailahailallah untuk mencari keridhoan Allah”. Kenapa? karena kita sudah tahu, semua yang tidak menyembah selain Allah, kita tidak mengakui ada Tuhan selain Allah.

Akan tetapi hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Ucapan itu memperbaharui hubungan kita dengan Allah. Sebagaimana misalnya kita bicara dengan ibu kita, ini sudah tahu ini ibunda kita, bukan orang lain. Tapi kalau kita berkata “Wahai Ibu, kau adalah ibuku, kau adalah satu satunya ibuku tentunya aku tidak akan mengaku orang lain sebagai ibuku kecuali engkau”. Tambah senang ibunya, padahal sudah jelas jelas ini Ibunya bukan orang lain tapi ketika kalimat itu terucap, itu memancing kesenangan yang keluar dari cinta dan penghormatan. Demikian pula dan lebih dan lebih seseorang berkata “Lailahailallah” Tiada Tuhan Selain Allah. Itu didengar oleh Yang Maha Mendengar. Oleh sebab itu Allah Swt mengharamkannya dari api neraka.

Ketika Abu Hurairah ra bertanya kepada Rasul saw ”Ya Rasulullah, siapa orang yang paling cepat dan yang paling bahagia beruntung mendapat syafa’atmu di hari kiamat”, Rasul saw menjawab “Orang yang paling cepat dengan syafa’atku dan paling bahagia dengan syafa’atku adalah mereka yang mengucap Lailahailallah”. Ikhlas dari dalam hatinya, karena kalimat itu membuka keridhoan Illahi. Kalimat itu jika sering sering diucapkan akan mengangkat jiwa kita pada puncak kemuliaan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Kita bermunajat kepada Allah Swt, Semoga Allah Swt memuliakan diri kita, memuliakan jiwa kita, memuliakan sanubari kita dengan kesucian Nama Nya. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am muliakan jiwa kami dan ruh kami dengan indahnya sujud, dengan indahnya munajat, dengan indahnya doa, Ya Rahman Ya Rahim muliakan jiwa kami dengan indahnya akhlaq, terangi kami dengan cahaya akhlaq Nabiyyuna Muhammad Saw, munculkan generasi generasi yang mewarisi akhlaq Rasulullah Saw, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am tidak lupa kita berdoa untuk kemaslahatan muslimin muslimat khususnya di bumi Jakarta dan sekitarnya dan juga di wilayah Irian Barat, Semoga Allah Swt melimpahkan pertolongan dan hidayah kepada muslimin muslimat disana dan juga kepada santri santri yang datang baru untuk taklim di Jakarta ini semoga Allah memberikan kepada mereka cahaya hidayah dan inayah menuntun mereka sebagai pembawa panji panji dakwah Rasulullah Saw.

Ya Rahman Ya Rahim tenangkan jiwa mereka, muliakan hari hari mereka danlimpahkan atas mereka sakinah juga atas Guru mereka KH. Ahmad Baihaqi semoga dilimpahi keberkahan bersama tamu tamu kita yang datang dari Makassar semoga dilimpahi keberkahan untuk semua yang berjuang menegakkan dakwah Nabiyyuna Muhammad Saw, Rabbiy pandanglah jiwa kami, Wahai Yang Maha Bercahaya, Wahai Yang Maha Menerangi Jiwa, Wahai Yang Maha Melimpahkan Kebahagiaan, Wahai Yang Maha Menerbitkan kemakmuran,

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Hadirin yang saya sampaikan terakhir, tentunya malam sabtu yang akan datang saya mohon doa karena kita akan berangkat ke Denpasar, Bali untuk mengadakan Tabligh. Sebagaimana biasa Tabligh per 3 bulan dari wilayah klungkung, karangasem dan lainnya akan bersatu di Denpasar, Bali. Oleh sebab itu mohon doa semoga acara sukses karena acara banyak juga dihadiri oleh para pimpinan dan tokoh tokoh dari agama hindu. Mereka hadir dan kita berdoa semoga Allah melimpahkan hidayah untuk mereka dan banyak muslimin muslimat di wilayah Bali yang dikenal juga wilayah yang paling banyak permasalahannya antara muslimin dan non muslim. Semoga menjadi kedamaian dan menjadi sebab terbukanya gerbang hidayah bagi kita bagi muslimin muslimat disana. Demikian dan hari sabtu saya sudah kembali Insya Allah. Malam minggu kita kembali mengadakan Tabligh Akbar sekaligus ziarah, cuma saya mohon kepada para pemuda jangan melintasi lampu merah, dan ini sudah disampaikan pada bulan yang lalu, jangan sampai kita menutup jalan untuk masyarakat. Pertama tama memang hanya 10, 20 namun sekarang sudah ratusan yang konvoi. Jangan sampai melanggar rambu rambu lalu lintas, karena kita ingin masyarakat suka pada kita. Bukannya ingin menunjukkan bahwa kita mempunyai kekuatan, sungguh bukan itu akhlaq tapi kita ingin masyarakat yang melihat senang melihat para pemuda yang tertib. Demikian hadirin, jagan menyingkirkan orang orang yang dijalanan disuruh minggir untuk kita lewat, jangan begitu.., Biarkan orang orang lewat, ambil satu jalan saja jangan ambil dua jalan tapi satu jalan saja dengan tertib itu adalah dakwah. Dan hal itu menggembirakan hati Rasulullah Saw. kalau kita tertib, orang orang akan senang, ini anak anak muda betul betul mengikuti akhlaqnya Rasul saw.
Ini yang kita harapkan, nanti mereka senang dan mereka ikut hadir juga, mereka mendapat hidayah juga. Kalau tidak tertib sebaliknya nanti orang orang akan melihat (dan berkata) akhlaq akhlaq yang begini akan merusak, makin banyak yg begini makin rusak negara kita. Seperti itu nanti (ucapan mereka), oleh sebab itu jaga ketertiban. Tujuan konvoi adalah memperlihatkan kepada masyarakat bahwa pemuda muslimin muslimat berakhlaq mulia, berakhlaq Nabiyyuna Muhammad Saw. Dan bahwa kita di malam minggu tidak kumpul trek trekkan, tidak memenuhi diskotik dan kafe, namun kita berziarah, kita berdzikir dan bershalawat. Semoga Allah jadikan malam itu malam yang bercahaya dengan cahaya ibadah. Demikian hadirin hadirat.

Kita doakan juga para tamu kita, wakil Ketua MPR Bapak AM Fatwa semoga dilimpahi rahmat dan keberkahan oleh Allah Swt, semoga dimuliakan dan didukung perjuangannya dan juga kedua mempelai kita yang baru saja menikah semoga dilimpahi keberkahan, juga KH. Ahmad Baihaqi dan santri santri beliau semoga dilimpahi keberkahan oleh Allah Swt dan para tamu kita.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Tiga Sifat Yang Akan Merasakan Lezat Dan Manisnya Iman

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh,
Limpahan puji kehadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Maha Menguasai jiwa dan Maha Menguasai alam yang terlihat dan yang tidak terlihat, alam yang dirasakan dan alam yang tidak dirasakan. Maha Menguasai seluruh apa yang ada di alam semesta sebelum kita tercipta, setelah kita ada dan setelah kita tiada. Dia Allah tetap Maha Tunggal dan Maha Abadi dan Maha Ada, menguasai seluruh kehidupan, Maha Melimpahkan Rahmat dan Pengampunan yang tiada henti-hentinya ditumpahkan pada hamba-hamba-Nya, Jalla wa alla.Maha Suci Allah Swt, yang barangsiapa mengingatnya maka terang benderanglah jiwanya dengan cahaya Allah, yang dengan itu ia akan terbimbing selalu kepada keluhuran, kepada kemuliaan, kepada kesucian dan tercabut dari segala sifat-sifat yang hina, sifat-sifat yang tidak baik akan tersingkir dengan terang-benderang cahaya keindahan Allah di dalam jiwanya.

Semakin ia terangi jiwanya dengan iman dan dengan istighfar dan dengan kerinduan dan cinta kepada Allah, semakin jauh perbuatan buruk dari hari-harinya, semakin jauh musibah darinya, semakin jauh kesulitan darinya.

Hadirin – hadirat Sang Pembawa Rahmatan Lil Alamin membawakan kepada kita semulia-mulia anugerah, seindah-indah derajat berupa kedudukan yang abadi, semulia-mulia tingkatan yaitu kedekatan kepada Yang Maha Mencipta alam semesta. Dan jabatan ini jabatan yang kekal dan abadi, inilah jabatan yang paling mulia dari semua jabatan sepanjang alam semesta dicipta, jabatan para muqorrobin, para shiddiqin dan semua orang-orang yang dekat kepada Allah, jiwa yang bercahaya dengan cahaya Allah, jiwa yang terang-benderang dengan khusyu, jiwa yang merindukan Allah. Manusia hamba-hamba seperti inilah yang menjadi mercusuar dari rahmat illahi bagi alam sekitar.

Kalau bukan karena pria-pria mukminin dan wanita-wanita mukminat yang kalian tidak ketahui kemuliaan mereka di sisi Allah, seandainya mereka itu tiada, akan tumpah ruah musibah dan bala di atas permukaan bumi, keberadaan jiwa yang bercahaya dengan cahaya Allah, keberadaan muslimin – muslimat pria dan wanita yang khusyu, yang menjaga turunnya bala dan musibah di permukaan bumi. Demikian indahnya Allah memperindah keadaan alam dengan keberadaan mereka, matahari tiada akan mampu menahan musibah, tidak pula bulan, tidak pula seluruh bintang di langit, tapi keberadaan ahlul khusyu menahan musibah bagi alam sekitar. Demikian cahaya-cahaya Rabbul Alamin yang berpijar di dalam jiwa mereka.

Para pewaris Sayyidina Muhammad, mereka yang mewarisi kemuliaan dari matahari keridhoan Allah, Nabiyyuna Muhammad Saw. Ada matahari dunia, ada matahari keridhoan Allah, semuanya ciptaan Allah, semuanya tidak tercipta sendiri, semuanya ada dengan kehendak illahi. Demikian Allah menerangi sanubari mereka dan menggiringnya kepada keluhuran dan dengan keberadaan merekalah Allah membimbing ribuan dan banyak jiwa untuk kembali kepada rahmatNya dan kepada taubat.

Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
sampailah kita kepada seruan tertinggi dari Rabbul Alamin lewat NabiNya Muhammad Saw hingga beliau bersabda “barangsiapa yang mempunyai tiga sifat mulia ini, maka ia akan merasakan lezatnya iman”, apa itu lezatnya iman? tenangnya jiwa dalam segala keadaan, tenangnya alam semesta dengan ketenangan-Nya, tenangnya saudara dan temannya dengan keberadaan-Nya. Siapa mereka? yang mempunyai salah satu dari tiga sifat ini. Jiwanya akan merasakan lezatnya kebersamaan dengan Allah, ketika ia merasakan satu kelezatan yang membuatnya terlupa dari segala kelezatan dan kenikmatan, satu kelezatan dan keindahan dan kemanisan yang melebihi seluruh apa yang ada dari kemanisan dan keindahan itu, membuatnya lupa dari segala-galanya. Apa itu? Halawatul iman (kemanisan iman), bagaimana cara mencapainya?

Ada 3 kelompok orang diantaranya adalah yang pertama ialah orang yang mencintai Allah dan Rasul melebihi daripada segala-galanya, cintanya Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada yang lain, orang yang seperti ini akan merasakan lezatnya iman, akan merasakan lezatnya dekat dengan Allah, akan merasakan betapa tiada berartinya seluruh warna seluruh bentuk dan sifatnya dibanding Yang Maha Agung Yang Maha Indah, Allah Swt yang tidak tercapai dengan penglihatan, tidak pula terjangkau dengan pendengaran, tidak pula tersentuh dengan sentuhan, jauh tanpa jarak dan dekat tanpa jarak, dekat tanpa sentuhan dan jauh tanpa jarak yaitu Allah Swt.

Seindah-indah Dzat yang menciptakan seluruh keindahan dan memberikan butir-butir kelezatan di dalam jiwa hamba-hamba-Nya, yang mencintai Allah melebihi segala – galanya. Allah dan Rasul, tidak ada yang lain yang lebih mereka cintai daripada Allah dan Rasul-Nya.

Sebenarnya kalau kita memahami dan mendalami rahasia kelembutan Allah, sudah pasti kita tidak akan mencintai sesuatu lebih dari Allah dan Rasul, karena Allah dan Rasul lah yang paling baik kepada kita melebihi semua yang baik kepada kita. Allah Swt sudah memberi kita segala – gala anugerah dan kita masih terus bersabar dan Dia Allah masih terus memberi, diatas itu masih tawarkan pengampunan atas dosa dan kesalahan. Inilah yang terbaik dari semua yang baik.

“Wahai hamba-hambaKu, kau itu berbuat dosa siang dan malam dan Aku menghapus dosa. Wahai hamba-hambaKu beristighfarlah mohon pengampunan padaKu, Kuampuni dosa-dosa kalian”. Lebih dari itu Allah bukan menjanjikan pengampunan saja bagi mereka yang telah bertaubat kepadaNya, tapi Allah mengatakan, “orang-orang yang beriman dan beramal shalih itu setelah mereka bertaubat dari dosa-dosanya”, apa yang Allah berikan jika mereka mau bertaubat kepada Allah? Ini anugerah yang sangat luar biasa, jarang diketahui orang. Bukan dihapus dosanya, tapi dosanya dibalik menjadi pahala, kalau ia mempunyai 10 gunung dosa maka 10 gunung dosa itu dirubah oleh Allah menjadi 10 gunung pahala. Untuk siapa? Orang yang bertaubat kepada Allah, tidak cukup minta pengampunan saja tapi ia berjanji pada Allah untuk tidak ingin kembali melakukan dosa yang pernah ia perbuat. Orang yang seperti itu, Allah ganti semua tumpukkan dosanya menjadi tumpukkan pahala seakan-akan tumpukkan gunung bara api yang akan membakarnya diganti oleh Allah menjadi gunung-gunung emas yang akan menyertainya kelak.

Demikian Yang Maha Lembut dan Maha Baik kepada kita, berkata Allah “wahai hamba-hambaKu kalian semua ini tidak akan bisa membawa manfaat kepadaKu dan tidak akan pernah pula bisa membawa mudharat kepadaKu”. Wahai hamba-hamba Ku, jika berkumpul jin dan manusia diantara kalian seluruhnya yang pertama hingga yang terakhir, semuanya mempunyai hati yang baik dan taqwa, tidak bertambah kerajaanKu sedikit pun. Wahai hamba-hambaKu, jika berkumpul kalian seluruh jin dan manusia diantara kalian seluruhnya yang pertama hingga yang terakhir, semuanya berada di dalam hati yang jahat dan perbuatan yang buruk, tidak berkurang kerajaan-Ku sedikit pun.

Demikian MahaRaja alam semesta Allah Swt yang dengan itu Ia menawarkan pengampunanNya atas setiap kesalahan, ditawarkan pengampunan sebelum hambaNya meminta, sebelum hambaNya tahu bahwa dirinya mempunyai kesalahan dan butuh minta maaf, Dia sudah kenalkan maafNya sebelum kita minta maaf.

Dan Dia Allah Swt tidak cukup kita taat dan kita diberi apa-apa di dunia saja disiapkan pula kebahagiaan di yaumal qiyamah. Inilah Yang Maha Baik dan tidak akan pernah ada yang bisa memberi kita surga selain Allah. Dan Allah Swt menjadikan kebaikan pada diri makhluk-Nya satu sama lain, hewan punya kebaikan, ibunya hewan punya kebaikan pada anaknya, ayahnya hewan demikian pula manusia satu sama lain saling berkasih satu sama sama lain. Tapi Allah ciptakan yang paling baik dari semua makhluk-Nya adalah Sayyidina Muhammad Saw, karena tidak ada orang yang paling baik yang mau menolong pendosa di hari kiamat.

Semua orang baik undur diri dari dosa, mau jadi teman, mau jadi kawan, mau jadi saudara, mau kenal asal jangan bicara dosa di dunia. Kita bisa kenal dan dekat dengan orang yang banyak dosa tapi di akhirat setelah melihat kobaran api neraka. Jika turun hamba-hamba yang dimasukkan ke dalam api neraka itu terdengar jeritan dan lolongan mereka dan api itu bergemuruh. Disaat itu hadirin – hadirat semuanya mundur untuk kenal dengan pendosa, “kau kenal dengan temanmu ini?”, “tidak kenal”, “ini Ayahmu?”, “tidak tahu”, ini Ibumu?”, “tidak tahu”, selama ia pendosa kecuali Nabi kita Muhammad Saw berkata “engkau-engkau adalah orang dari umatku, engkau umatku, engkau umatku, engkau-engkau umatku”. Demikian riwayat Imam Ibn Hajar dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari, Rasul Saw mengenali seluruh umatnya dan berkata pada umatnya, “engkau umatku, engkau umatku, engkau-engkau umatku Saw”. Maka memang yang pantas dicintai adalah Allah dan Rasul, maka Rasul Saw bersabda “orang yang mempunyai kecintaan, cintanya pada Allah dan Rasul lebih dari segala-galanya,kalau ia sudah memiliki ini, ia akan merasakan kelezatan iman”.

Yang kedua ia mencintai orang karena cintanya pada Allah, bukan karena hartanya, bukan karena syahwatnya, bukan karena keahliannya, bukan karena jabatannya, bukan karena tetangganya, tapi karena Allah. Berat sekali kalau kita fikir ini, cinta pada semua orang tidak ada tapi karena cintanya pada Allah baru bisa cinta pada semua orang. Kalau tidak ia tidak cinta, bagaimana ini penjelasannya? Penjelasannya adalah ketika orang yang ia cintai berbuat dosa, ia tidak senang dengan perbuatan itu, bukan dimusuhi tapi tidak senang dengan perbuatan itu.

Jika seseorang tidak cinta karena Allah, maka saudaranya atau temannya atau kekasihnya atau orang yang ia cintai berbuat dosa, ya biarkan saja. Kalau orang lain yang berbuat dosa, ia protes dan kalau orang yang ia cintai, biar..biar. Nah, hal seperti ini, ia mencintainya tidak karena Allah, kalau karena Allah, ia tidak suka. Aku ingin memperbaiki orang yang aku cintai, harus kuperbaiki semampuku supaya ia tidak bertentangan dengan Allah, karena aku memilih Allah dari dia. Sekuat apapun cintaku kepadanya, aku lebih memilih Allah daripada dia. Orang yang mempunyai sifat seperti ini, ia akan merasakan lezatnya iman, lezat dan asyiknya dalam berdzikir, bermunajat memanggil nama Allah Swt.

Yang ketiga ia tidak mau kembali kepada kesesatan sebagaimana ia sangat tidak mau masuk kedalam api neraka, jadi takutnya daripada kembali kepada kesesatan bagaikan takutnya ia masuk kedalam neraka. Beda punya perasaan takut ini, takut dihina ada batasnya, takut dipukul ada batasnya, takut dicurigai ada batasnya, takut disiksa ada batasnya tapi tidak sampai takutnya dari masuk kedalam api. Dari semua ketakutan dan kerisauannya, tentu yang paling besar adalah dimasukkan kedalam api karena sakit dan pedihnya.

Demikian besarnya ketakutan dan kerisauannya untuk kembali kepada kesesatan, ia tidak mau kembali kepada kesesatan dalam keadaan apapun sebagaimana ia tidak mau masuk kedalam api. Orang yang mempunyai sifat ini maka ia akan merasakan lezatnya iman. Kita sekarang merenung, bagaimana dengan diriku? Rasanya dari 3 sifat ini aku sangat jauh daripadanya. Hadirin – hadirat, ada beberapa hal yang sangat memudahkan kita untuk menyampaikan kita kepada lezatnya iman. Diantaranya adalah niat yang kuat untuk mendapatkan sifat itu, mau walau belum mampu. Niat yang kuat sudah mendapatkan satu pahalaNya, walaupun belum mampu kesana, niat yang kuat membuat ia sampai kepada pahalaNya, ia akan merasakan lezatnya iman dan manisnya iman.

Belum sampai bisa mencintai Allah dan Rasul melebihi segala-galanya, bisa mencintai manusia hanya karena Allah, bisa menghindari kesesatan lebih daripada takutnya masuk kedalam api, belum mampu tapi kuatnya niat, karena didalam riwayat Shahih Bukhari Rasul Saw bersabda, “barangsiapa yang berniat berbuat baik, Allah tuliskan satu pahalaNya, ia sudah melakukan satu pahala jika ia sudah memperbuatnya kalikan 10 kali hingga 700 kali lipat”. Keinginan besar untuk mencapai itu, walau ia belum mampu sudah memasukkannya dalam kelompok mereka, sudah lalu bagi mereka kelezatan iman. Hadirin – hadirat ini salah satunya.

Cara yang lainnya adalah mencintai orang-orang yang sudah sampai ke derajat itu, karena apa? Karena kecintaan itu dijanjikan oleh sang Nabi Saw “seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”. Makin besar cintanya kepada orang yang sudah mencapai derajat itu, maka makin ia akan rasakan lezatnya iman dari rahasia cintanya kepada orang itu, seseorang bersama dengan orang yang ia cintai. Sebagaimana ucapan Abu Dzar Ra riwayat Shahih Bukhari, “ya Rasulullah, seseorang kelompok mencintai orang lainnya tapi tidak bisa menyusul dengan hebatnya ibadah mereka, tidak mampu seperti mereka, cuma cinta kepada mereka”, Rasul Saw menjawab,“seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”.

Alangkah indahnya hadirin – hadirat, masukki samudera kelezatan iman, masukki samudera asyiknya didalam kehidupan karena kenikmatan ini akan kita rasakan melebihi dari seluruh kenikmatan yang ada. Paling tidak kita kalau tidak bisa didawamkan sepanjang usia, Rabbiy beri kami kesempatan satu dua menit kami merasakan lezatnya iman. Dalam kehidupan kami ini paling tidak satu dua sujud kami merasakan, kami sangat dekat dengan kasih sayang dan kelembutanMu.

Demikian hadirin – hadirat indahnya doa dan munajat, seseorang bersama dengan orang yang ia cintai. Beruntung orang yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw. Manusia yang paling indah budi pekertinya, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bagaimana Rasul Saw selalu mencari cara yang paling indah dalam bermuammalah. Ketika bertamu kepada beliau Saw beberapa orang yahudi, yahudi datang kepada Rasul, kalimat pertama yang mereka ucapkan adalah “Assamu’alaikum”, kecelakaan untukmu wahai Muhammad. Beda Assalam dengan Assam, kalau tidak pakai (lam), Assam itu artinya kehinaan dan kecelakaan. Orang-orang yahudi bertamu kepada Rasul Saw, kalimatnya bukan Assalamu’alaikum tapi Assamu’alaik, kecelakaan dan kehinaan semoga terlimpah untukmu hai Muhammad.

Rasul menjawab “Wa’alaikum”, Sayyidatina Aisyah Ra, istri Rasul Saw, Ummul Mukminin mendengar dari belakang, ini orang mendoakan kehinaan dan kecelakaan bagi Nabi, tamu datang, bukan Rasul yang datang tapi datang pada Rasul dengan ucapan seperti itu, dijawab oleh Sayyidatuna Aisyah Ra “Assamu’alaikum wa’alaikumul laknat”, kehinaan dan kecelakaan untuk kalian dan laknat untuk kalian. Rasul Saw menjawab, “ya Aisyah Allah itu lebih senang kasih sayang dalam segala hal”. Aisyah Ra berkata, “ya Rasulullah kau tidak dengar ucapan mereka?”, Rasul menjawab, “aku sudah jawab wa’alaik, juga untuk kalian, kalian mendoakan kebaikan balik kepada kalian, kalian mendoakan kejahatan balik kepada kalian sendiri”. Demikian kalimat ini, Allah menyukai kasih sayang dalam segala hal.

Disinilah hadirin – hadirat, kita lihat tuntunan Nabi kita Muhammad Saw selalu di dalam kelembutan dan kasih sayang dalam segala hal bahkan dalam peperangan. Di dalam jihad fisabilillah kelembutan dijalankan oleh sang Nabi Saw, belum pernah ada peperangan selembut cara peperangan muslimin, tidak boleh memukul wajah, tidak boleh menyerang orang yang tidak bersenjata, tidak boleh memukul wanita dan anak-anak. Demikian banyaknya peraturan-peraturan di dalam islam ini disaat berperang.

Perang itu ternyata bukanlah luapan emosi, tetapi juga menahan diri dari kemarahan dan juga berkasih sayang, sehingga Rasul Saw melarang memukul wajah, kalau senjata musuh sudah jatuh tidak boleh diserang lagi, kalau musuh mengucap syahadat tidak boleh diteruskan sampai ketika Sayyidina Ali bin Abi Tholib Kw telah mengangkat pedangnya ketika musuhnya telah berhasil dirobohkan dan ia diludahi wajahnya.

Maksudnya adalah didalam hatinya sebelum aku mati dibunuh Ali bin Abi Tholib Kw, biar aku ludahi dulu wajahnya, lalu Sayyidina Ali Kw mundur dan meninggalkan orang itu. Sahabat berkata “wahai Ali sudah tinggal satu pukulan lagi”, Sayyidina Ali Kw berkata, “aku risau nanti ada tercampur emosi di dalam perbuatanku”. Ini hadirin bukan kita, tapi kalau kita barangkali bisa ada emosi tapi kalau orang semacam Sayyidina Ali bin Abi Tholib Kw, tarbiyah Nabi Saw dan beliau adalah babul ‘ilm, masih risau ada sebutir emosi merusak pahala jihadnya, sehingga meninggalkan orang yang meludahi wajahnya dan beliau mundur takut tercampur sedikit niat yang kurang baik yaitu emosi disaat ia melawan musuhnya.

Ini hadirin – hadirat jelas-jelas sudah sabda Nabiyyuna Muhammad Saw, Allah menyukai kasih sayang dalam segala hal maka dengan itulah dakwah sang Nabi Saw berhasil dan maju sampai ke Barat dan Timur. Jika engkau itu bengis dan kasar maka orang akan pergi meninggalkanmu wahai Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul Saw bercerita diriwayatkan oleh Abdullah Ra, “aku mendengar Nabi Saw bercerita bahwa ada Nabi dari diantara para Nabi, ketika ia di dalam peperangan ia diserang sampai luka wajahnya”. Rasul Saw menceritakan ada diantara para Nabi, ketika sedang diserang oleh musuh-musuhnya terluka wajah Nabi tersebut, ia mengusap darah dari wajahnya dan berkata “wahai Allah ampuni kaumku, sungguh mereka tidak tahu”.

Al Imam Qurthubi di dalam tafsirnya dinukil oleh Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa Nabi diantara para Nabi-Nya yang diceritakan oleh Nabi Muhammad Saw itu adalah Nabi Muhammad Saw sendiri, karena apa? karena belum pernah terlukis dan teriwayatkan ada Nabi yang berbuat seperti itu terkecuali Nabi Muhammad Saw, cuma beliau tidak mau menyebutkan dirinya, disebutkan ada diantara para Nabi, padahal beliau Saw sendiri.

Imam Ibn Hajar menukil ucapan Imam Qurthubi bahwa kejadian itu adalah disaat perang uhud, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa saat itu Rasul Saw terkena panah besi sampai menembus rahangnya dan darah mengalir, Nabi Saw menadahi darah itu jangan sampai menetes ke bumi. Para sahabat berkata, “ya Rasulullah, kita obati dulu ini yang diwajahmu, jangan fikirkan darah yang menetes”.

Diriwayatkan oleh Imam Ibn Hajar mensyarah hadits ini, Rasul Saw berkata, “ kalau ada setetes darahku yang jatuh ke bumi, Allah akan melimpahkan bala pada mereka”. Orang yang memerangi Sang Nabi Saw, kalau sampai darah beliau Saw tumpah dari wajah ini dan menetes ke bumi, Allah turunkan bala. Nabi Saw lebih memikirkan jangan bala turun pada kaumnya dengan menjaga darah yang menetes, jangan sampai ke bumi. Lupa dengan darah dan luka yang melebar di wajahnya. Terfikir ini musuhnya nanti kena musibah oleh Allah, dijaga jangan sampai ada tetes darah yang turun, jangan sampai menyentuh bumi, jangan celaka mereka dan didoakan, “wahai Allah ampuni kaumku, sungguh mereka itu tidak tahu”. Tentu wahai Rasul, kalau mereka tahu, mereka akan menciumi kakimu dan tidak akan memerangimu.

Demikian hadirin – hadirat indahnya budi pekerti Nabi Muhammad Saw dan perjuangan dan niat beliau. Untuk membenahi permukaan Barat dan Timur ini, tidak wafat dengan wafatnya beliau tapi terwariskan dari zaman ke zaman. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw, “orang muslim itu saudara muslim lainnya, jangan sampai ia menyerahkan saudaranya kepada musuh atau berkhianat kepada saudara muslimnya, jangan pula mendholiminya”. Barangsiapa yang ia perduli kepada kebutuhan saudaranya, Allah perduli kepada kebutuhannya kata Rasul Saw. Demikian indahnya hadirin – hadirat iman kita dan tuntutan Sang Nabi, selama kita memikirkan kebutuhan orang lain, Allah akan membantu kebutuhan kita.

Disini hadirin kita terpanggil untuk membela orang-orang yang membutuhkan dari saudara kita dan tentunya yang paling berhak dibela adalah Sayyidina Muhammad Saw. Bela dakwah beliau, benahi umat ini, bisa dengan telepon, bisa dengan sms, bisa dengan ucapan, bisa dengan harta, bisa dengan apapun agar kita mengajak teman-teman, saudara-saudara kita kembali kepada taubat, kembali kepada hidayah, meninggalkan kemungkaran. Selama engkau memikirkan ini, Allah akan mementingkan hajat dan kebutuhanmu. Inilah janji Allah dan Rasul, maka barangsiapa yang perduli kepada kebutuhan dan kesulitan temannya, Allah akan perduli kepada kesulitannya dunia sampai di akhirat.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, seseorang ketika sudah habis pahalanya, ia sudah diberdirikan di atas jurang neraka, maka Allah Swt berkata kepada para malaikat, “bebaskan ia”, malaikat bertanya, “kenapa wahai Allah?, sudah tidak punya amal, dosanya banyak”, Allah menjawab, “ia dahulu ketika di muka dunia sering menolong masalah orang lain, Aku malu untuk menjatuhkannya ke dalam kehinaan karena ia selalu menolong orang lain, Aku lebih berhak menolong orang lain dan Aku menolongnya”. Ia tidak punya pahala lagi, habis oleh dosa-dosanya akan tetapi jiwa kasih sayang seperti ini, maka barangsiapa yang perduli tentang keperluan saudaranya maka Allah akan memperdulikan kebutuhannya di dunia dan di akhirat. Rasul Saw bersabda, “tolong teman-temanmu yang dholim dan teman-temanmu yang didholimi”.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari para sahabat bertanya, “ya Rasulullah kami tau kalau menolong orang yang didholomi, kalau menolong orang yang dholim apa maksudnya ya Rasulullah?, ia sudah dholim lalu kami tolong dia”. Rasul Saw menjawab, “selamatkan orang-orang yang dholim agar jangan lagi berbuat dholim, tuntun mereka pada kemuliaan, tuntun mereka kepada kesucian hidup, tuntun mereka kepada kelembutan Allah Swt, selamatkan mereka orang-orang yang dholim dan orang-orang yang didholimi”. Demikian indahnya tuntunan Nabi kita Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat semakin kita dalami hari-hari mulia bersama tuntunan Sang Nabi, semakin indah hidup kita. Kita bermunajat kepada Allah Swt semoga Allah menerangi jiwa kita dengan kelezatan iman, dengan manisnya iman, Ya Rahman Ya Rahiim tangan – tangan penuh dosa ini terangkat kehadirat-Mu meminta dan mengemis kepada-Mu Yang Maha Luhur, Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim jadikan kami orang – orang yang mencintai-Mu dan mencintai Nabi-Mu melebihi dari segala-galanya.

Rabbiy paling tidak satu kejab dua kejab Kau rasakan pada kami kelezatan iman, Kau rasakan pada kami lezatnya menyebut Nama-Mu, Kau rasakan pada kami lezatnya kebersamaan denganMu hingga kami terlupakan dari seluruh kenikmatan dan seluruh masalah ketika kami menyebut Nama-Mu, ketika bibir ini bergetar memanggil Nama-Mu.

Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim inilah dosa – dosa dan Kaulah Yang Maha Mengampuni, tiada yang mengampuni terkecuali Engkau dan Engkau telah berlemah lembut kepada kami, menghadirkan kami di majelis dan perkumpulan mulia ini dan siap melimpahi rahmat dan inayah kepada kami setelah kami selesai dari majelis ini ya Rabb, Wahai Nama Yang Maha Dermawan, Wahai Nama Yang Maha Pemurah, Wahai Nama Yang Maha Baik, Wahai Nama Yang Maha Menyejukkan Semua Jiwa, tenangkan jiwa kami dalam kehidupan yang sementara ini dan tenangkan hari – hari kami dan tenangkan juga malam kami sampai kami wafat, jadikan selalu ketenangan dan kesejukkan iman bersama kami.

Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram Ya Dzatauhid Wal In’am,
Fakullu jami’an Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahiim, tidak Kau biarkan Rabbiy setiap kali kami menyebut Nama-Mu terkecuali Kau semakin dekatkan kami kehadirat-Mu, kecuali Kau makin jatuhkan dosa – dosa kami, kecuali Kau perbanyak Kedermawanan Rahmat dan Anugerah.

Fakullu Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman..Ya Rahiim..dosa – dosa kami, Ya Rahman..Ya Rahiim.. kami mengaku bersalah, Ya Rahman..Ya Rahiim.. kesalahan kami, Ya Rahman..Ya Rahiim.. api neraka, Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah..

Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram Ya Dzatauhid Wal In’am,
Fakullu jami’an Laaillahaillallah Laaillahaillallah Laaillahaillallah Laaillahaillallah Muhammadurrasulullah. Insya Allah ta’ala minal aminin. Allah Swt berfirman, “orang – orang yang beriman akan tenang jiwa mereka dengan menyebut Nama Allah”. Dengan menyebut Nama Allah akan tenanglah jiwa.

Hadirin – hadirat esok malam Insya Allah kita berkumpul lagi di masjid ini , di dalam isra wal mi’raj Nabiyyuna Muhammad Saw dan akan membaca Allah sebanyak 1000X dan Insya Allah persiapkan malam ini hingga esok perbanyak dzikir dan doa hingga esok malam jiwa kita benar – benar terang benderang dengan cahaya keberkahan di dalam dzikrullah. Wassalallahu wassallam wabarik ‘ala Nabina Muhammadin wa’ala alihi washohbihi wassallam. Walhamdulillahirabbil’alamin.wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Mimpi Yang Menyenangkan Datangnya Dari Allah SWT

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

ImageAssalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh,
Limpahan puji kehadirat Allah Jalla Wa Alla, Nama Yang Maha Bercahaya, yang mengawali seluruh cahaya keindahan dan alam semesta, Nama yang terang – benderang yang jika telah ada di dalam jiwa maka jadilah sanubarinya penerang dan pewaris Rahmatan lil allamin. Limpahan puji kehadirat Allah, yang menerangi jiwa kita dengan iman, yang mengijinkan bibir kita menyebut Nama-Nya Yang Maha Luhur, yang mengijinkan kita bermunajat dan meminta kehadirat-Nya Jalla Wa Alla, Maha Luas dan Maha Melimpah Kedermawanan-Nya siang dan malam, setiap waktu dan kejap tidak ada yang lebih berjasa melebihi Allah kepada kita, kepada segenap hamba – hamba Nya, jasa dan anugerah-Nya yang selalu dilimpahkan berupa pinjaman kehidupan yang tiada akan bisa diberikan hamba sesamanya.

Satu detik pun seorang hamba tidak bisa menambah kehidupan untuk hamba lainnya dan Allah terus memberi, memberi dan memberi dan Ia memberi sebelum kita meminta. Demikianlah indahnya kedermawanan Allah Jalla Wa Alla.

Demi matahari dan cahaya dhuha, demi matahari dan cahaya pagi, kenapa Allah Swt berfirman menyebut sumpah dengan matahari dan cahaya pagi? Karena cahaya pagi itu adalah lambang keindahan di siang hari.

Demi bulan purnama ketika terbit disaat matahari tenggelam, menunjukkan keindahan yang tidak pernah sirna di saat siang hari dengan cahaya pagi yang melambangkan keindahan. Di saat malam ada bulan purnama yang menunjukkan ada keindahan yang tidak akan sirna.

Demi siang ketika terang – benderang melambangkan kemegahan Allah Yang Maha Tunggal, yang tiada satu makhluk pun mampu menciptakan cahaya bagaikan matahari di siang hari.

Demi malam ketika gelap gulita dan tiada satu hamba pun yang bisa merubah malam menjadi siang di seluruh sebagian permukaan bumi. Allah Jalla Wa Alla Yang Maha Berkuasa menciptakan siang dan malam, Yang Maha Indah di waktu pagi hari, Yang Maha Indah di waktu malam dan keindahan-Nya tiada pernah sirna di alam semesta.

Demi langit dengan pembangunan dan penciptaannya, bagaimana kita memikirkan langit itu di bangun oleh Allah Swt? Muncul dari cahaya kemuliaan “Kun Fayakun” hingga berpijarlah seluruh alam semesta dengan bermilyar – milyar bintang di angkasa raya.

Hadirin – hadirat, jika kita renungkan kalimat ini demi langit dan penciptaannya, seluruh kemegahan dan keagungan, seluruh planet yang ada di angkasa raya itu telah diceritakan oleh Allah dalam satu kalimat wassamaa i wamaa banaaahaa (demi langit dan penciptaannya). Segala keajaiban-Nya, segala keluasan-Nya, segala hal yang menakjubkan dan tidak pernah tercapai apa masing – masing planet yang jauh itu. Allah telah merangkumnya dalam satu kalimat demi langit dan penciptaanya.

Demi permukaan bumi dan hamparannya, ketika bumi itu dihamparkan oleh Allah Swt yang dikatakan para ilmuwan kita dalam setiap satu jengkal tanah terdapat bermilyar kehidupan. Yang setiap kehidupan itu milik Allah, yang setiap kehidupan itu diatur oleh Allah, yang setiap kehidupan itu dilihat, dibimbing dan dipelihara oleh Allah. Menghamparkan daratan, lautan, tumbuhan, hewan demi permukaan bumi dan penghamparannya. Semakin kita renungkan, semakin kita asyik kepada Rabbul Alamin, tiadalah Allah Swt menyampaikan sumpah – sumpah mulia ini demi memanggil kita untuk semakin dekat.

Demi manusia dan bagaimana penciptaannya, sedang penciptaan manusia adalah hal yang sangat luar biasa. Dari satu sel yang tidak terlihat mata bisa berubah menjadi satu wujud yang besar, bicara, mendengar, melihat, berkuasa, dholim, bersujud, beribadah dan ternyata bukan hanya itu tetapi jasad kita ini yang dicipta oleh Allah, ditumbuhkan oleh Allah dari sebutir sel menjadi tubuh yang sempurna. Allah ciptakan ini untuk perantara menuju keridhoanNya yang kekal, milyaran sel mata itu akan sirna dan setelah itu berubah menjadi tanah lagi. Tetapi milyaran sel mata bisa mengantar kita kepada cahaya – cahaya keridhoan Illahi. Demikian milyaran sel, Demikian seluruh sel tubuh kita dicipta oleh Allah dengan demikian sempurna.

Bukan hanya untuk direnungi, bukan hanya untuk ditafakkuri saja, ingat itu semua hal yang sempurna, Allah ciptakan makna yang lebih sempurna di dalamnya, yaitu apa? Allah mengantarkan kita kepada keridhoan Allah. Hantarkan kita kepada Allah, inilah alat yang Allah berikan kepada kita sehingga bisa berdzikir hati, berdzikir tubuh, dan bersujud.

Demikian hadirin – hadirat, Allah jadikan semua ini alat. Lalu apa wahai Rabb, kadang manusia ini punya sifat baik dan buruk yang diciptakan? Telah diilhamkan dan disampaikan kepadanya mana yang baik dan mana yang buruk. Kita bertanya firman ini berkata diilhamkan?, bagaimana maksud kata diilhamkan, hal yang baik dan yang buruk kita dengar dari Al-Quranul karim dan lewat hadits nabawiy bukan lewat ilham. Tetapi ketika kita beriman, bertaqwa dan mengikuti Sang Nabi Saw, cahaya keagungan Allah terang – benderang di hati kita maka disaat itu kita akan diilhami mana yang baik untuk mundur dari segala yang munkar, untuk malas berbuat hal yang munkar dan untuk selalu ingin berbuat hal yang baik.

Allah akan mengilhami tubuh itu dengan hal – hal yang baik dan hal – hal yang buruk jika ia beriman. Jika ia menerima iman dan tauhid dan menerima apa – apa yang dibawa oleh Sang Nabi Saw, menghiasi hatinya dengan hal – hal yang mulia. Ia akan diilhami oleh Allah Swt mana yang baik dan mana yang buruk. Orang yang bertaqwa kepada Allah Swt diberikan jalan keluar baginya, dalam segala hal Allah berikan jalan keluar baginya dan Allah limpahkan baginya rezeki yang tidak ia sangka – sangka. Bertaqwalah kalian kepada Allah dan Allah akan mengajari kalian. Mengajari apa? bukan mengajari syariah, syariah harus dipelajari tapi yang diajari oleh Allah adalah bimbingan sanubari kita untuk selalu tidak terjebak di dalam kemunkaran.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beruntunglah mereka – mereka yang mensucikan tubuhnya, mereka yang mensucikan dirinya dengan tuntunan Illahiyah yang dibawa oleh Nabiyyuna Muhammad Saw. Hadirin – hadirat Dialah Allah Swt Yang Maha Agung dan Maha Luhur, Yang Maha Berkasih – Sayang dan Maha Berkuasa atas setiap sanubari. Setiap jiwa, siapapun dia, mukmin, bukan mukmin, fasiq atau siapapun dia, Allah Maha Berkuasa padanya.

Ketika Allah menceritakan kejadian Nabiyullah Musa As, ketika kami memberikan ilham kepadamu wahai Musa, disaat itu diperintahkan oleh Allah. Ketika Ibunda Musa melahirkan yaitu Nabi Musa As dan disaat itu juga perintah Fir’aun untuk membunuh semua bayi yang lahir, terutama bayi laki – laki dari Bani Israil. Kenapa? Karena tukang – tukang sihir fir’aun telah mengatakan, “akan datang nanti anak pria dari bani israil yang akan menghancurkan kekuasaanmu”. Maka fir’aun memerintahkan kepada semua pasukannya, “bunuh semua bayi bani israil yang lahir, jangan ada satu pun bayi laki – laki yang lahir dalam keadaan hidup, bunuh”.

Terus setiap hari, laskar dan pasukan fir’aun masuk kerumah – rumah, mencari wanita yang hamil, jika lahir wanita biarkan!, jika lahir pria bunuh!. Allah Swt mengilhami Ibunda Musa ketika melahirkan bayi laki – laki yaitu Nabi Musa As. Ibunda Musa berkata, “harus dibawa kemana bayi ini?”, ini ucapan seorang wanita yang shalih. Maka Allah memberinya ilham agar memasukkannya ke dalam sebuah keranjang kayu, sedih dan takut, masukkan ia ke dalam kotak kayu dan ayunkan di air, biarkan ia mengalir di air, maka ketika dengan beratnya Ibunda Musa melepas kepergian bayinya, beliau menyusuinya sekali lalu melepaskannya ke dalam kotak kayu dan mengayunkannya ke air, dihanyutkan. Allah akan menyelamatkan, kemana Allah akan menyelamatkan Musa? Allah tidak menyelamatkannya ke hutan rimba yang tidak dapat dijangkau oleh pasukan fir’aun.

Yang mengambilnya adalah musuhku dan musuh bayi itu, kemana Allah ingin menyelamatkan hambanya Musa? Allah ingin memberi pengajaran hingga firman ini disampaikan kepada kita, jika Allah mau tidak perlu jauh – jauh mencari keselamatan, justru kepada yang memberi instruksi yaitu fir’aun sendiri, kembali kepada fir’aun sendiri kotak bayi itu. Justru yang memberi perintah untuk membunuh setiap bayi laki – laki yang lahir, justru balik sendiri kotak bayi itu kepadanya. Allah berkata “yang mengambilnya adalah musuhku dan musuh si bayi”, Allah tidak mengatakan “musuh ibu si bayi” tidak pula mengatakan “musuhnya Musa”, melainkan musuh si bayi. Maksudnya apa? Bayi tidak berdaya, ini musuh si bayi itu, karena engkau sudah perintah semua bayi pria harus dibunuh, ini bayinya yang datang sendiri ke istana fir’aun.

Allah ingin menunjukkan kekuasaan-Nya, yang mengatakan bunuh semua bayi pria, datang bayi pria yang akan menghancurkan kekuasaannya, hidup di istana fir’aun sendiri. Kuterangi engkau wahai Musa dengan kecintaan, cahaya cinta MilikKu dari Allah Swt. Maksudnya apa? Orang yang melihat bayi Nabiyullah Musa itu, ia akan senang padanya. Allah buat semua orang yang melihatnya suka, Allah yang bisa membuat semua sanubari mencintai dan Allah jadikan istrinya fir’aun melihat ada kotak kayu mengayun mengalir ke dalam istana, kemudian dibukanya ternyata seorang bayi yang sangat menyenangkan. Mudah saja jika Allah ingin menjaga, tidak perlu dijaga oleh harimau atau Jibril As. Allah berikan orang yang melihatnya senang, tidakkah ada yang mencelakainya. Maka berkata istrinya fir’aun, disini tersimpan kemuliaan, “ini kesayanganku dan kesayanganmu wahai fir’aun”. Al Imam Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, ucapan istrinya fir’aun ini membuat istrinya fir’aun diberi hidayah oleh Allah. Kenapa? Mencintai orang yang dicintai Allah, sebagaimana sabda Sang Nabi Saw, “seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”.

Istri Fir’aun, istri dari seorang raja yang dholim yang berkata, “akulah tuhan kalian yang maha tinggi”. Tapi karena ia mencintai Nabiyullah Musa, maka Allah memberinya hidayah dan bukan hanya hidayah tapi Allah menjadikan beliau sebagai salah satu dari lima wanita paling mulia dari seluruh wanita. Yaitu Sayyidatuna Fatimahtuzzahra, Sayyidatuna Khadijah, Sayyidatuna Aisyah, Sayyidatuna Maryam, Sayyidatuna Asiah. Dalam riwayat lain termasuk Sayyidatuna Hajar istri Nabi Ibrahim dan riwayat lain masuk Sayyidatuna Hawla.

Demikian hadirin – hadirat, masuk kedalam salah satu wanita yang paling dimuliakan Allah, siapa? istrinya fir’aun, kenapa bisa? Karena mencintai Musa, disayang. Aku yang akan menjaganya!. Fir’aun kaget melihat ada bayi masuk kedalam istananya, bayi pria. Jangan – jangan ini yang membawa kerusakan pada kekuasaanku, tapi ketika ia melihat bayi itu maka Allah jadikan fir’aun menyenangi bayi itu. Fir’aun tidak tega membunuhnya maka fir’aun berkata, “ya sudah ini kesayanganmu wahai istriku tapi bukan kesayanganku”. Ini kata fir’aun menolak mencintai Musa, maka fir’aun tidak mendapatkan hidayah. Kalau seandainya fir’aun turut mencintai dan menaungi Musa saat itu maka ia akan diberi hidayah oleh Allah, tapi kesombongannya mengatakan, “ini kesayanganmu wahai istriku tapi bukan kesayanganku”, tapi ia juga tidak tega membunuh dan dibiarkannya hidup.

Demikian Allah Swt menjaga Musa dan Allah tidak mengecewakan Ibunda Musa. Ibunya sedih, memerintahkan kepada putrinya, “ikuti kotak itu, mengalirnya kemana, mudah – mudahan ke tempat yang aman”. Balik putrinya berkata, “Ibu, kotak kayu itu masuk ke istana fir’aun”. Sudah tempat orang paling jahat yang memerintahkan semua bayi pria dibunuh, kenapa larinya ke tempat itu. Allah Swt ingin menenangkan Ibunya Musa, bagaimana Allah menenangkannya? Allah jadikan Nabi Musa tidak mau menyusu, disusui siapapun tidak mau. Fir’aun sudah memerintahkan untuk membunuh semua bayi, malah repot mencari orang yang bisa menyusui. Fir’aun membuat sayembara, “siapa yang bayi ini bisa menyusu padanya akan diberi hadiah dan diijinkan tinggal di istana”. Fir’aun ini menjadi orang yang paling bodoh, penuh kekuasaannya, ia sendiri yang memerintahkan membunuh semua bayi, ia sendiri yang membesarkannya, ia sendiri yang mencari seorang wanita yang bisa menyusui.

Sayembara diadakan, tidak ada satupun yang berhasil hingga Ibunya Musa sendiri menawarkan diri, baru mau menyusu kepada Ibunya Musa. Allah berkata, “Kukembalikan engkau kepada Ibumu, supaya ia senang”. Nabi Musa kembali kepada Ibunya, tapi fir’aun tidak tau ini Ibunya Musa. Mau menyusu pada Ibunya, Allah tahan bibir Musa untuk tidak mau menyusu pada wanita lain. Demikian Allah berbuat dengan kehendakNya dalam segala keadaan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Betapa indahnya Allah membolak – balikkan keadaan. Orang yang paling benci berubah menjadi seorang pembela yang membesarkan Musa As. Setelah besar menghancurkan kekuasaan fir’aun. Demikian Allah Swt menunjukkan kekuasaanNya, bahwa kekuasaan adalah milikNya bukan milik raja – raja manapun di muka bumi. Hadirin – hadirat demikian indahnya Allah Swt dan tadi dalam kalimat kita dengar, “ketika kami wahyukan kepada Ibumu daripada wahyu – wahyu kami”. Wahyu hanya untuk para Nabi, apakah Ibunya Musa Nabi? Tentunya bukan, inilah maksud kejelasan hadits yang tadi kita baca. Wahyu tidak pernah ada kecuali bagi para Nabi, yang ada adalah ilham tapi dinamakan wahyu karena apa? Karena merupakan perintah Allah lewat mimpi. Dan ini hanya bisa terjadi sebelum kebangkitan Rasulullah Saw. Setelah kebangkitan Sang Nabi Saw tidak ada lagi ilham lewat mimpi,

Setelah kita membaca hadits tadi, hadits yang sangat dimuliakan oleh Allah Swt, kalau kalian bermimpi hal yang kalian sukai maka itu dari Allah, jadi jangan risau dengan mimpi buruk. Jika kalian melihat satu mimpi yang kalian sukai itu datangnya dari Allah, maka pujilah Allah Swt, ucapkan Alhamdulillah dan boleh ceritakan pada orang – orang kalau ceritanya baik. Jika kau melihat bukan berupa hal itu yaitu berupa mimpi buruk, hal yang tidak ia sukai, mimpi yang menakutkan, menyedihkan, merisaukan itu datangnya dari syaitan kata Rasul Saw.

Bagaimana cara menghindari mimpi buruk agar tidak terjadi mudharat? Berlindunglah kepada Allah dengan mengucap Aku berlindung dari godaan syaitan yang terkutuk. Berlindung kepada Allah kalau seandainya kita bermimpi buruk, baiknya jangan ceritakan kepada orang lain. Karena apa? Karena hal itu tidak akan membawa mudharat baginya. Ini hadirin – hadirat salah satu kebesaran salah satu hadits Nabi kita Muhammad Saw, karena mimpi buruk bisa membawa kepada hal yang buruk tapi karena Nabi Saw telah berkata, “maka berta’awudz lah kalian kepada Allah”, jika kalian mengucapkan, “aku berlindung kepada Allah daripada buruknya mimpi ini maka dia tidak akan bisa membawa mudharat”.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari Rasul Saw bersabda, “mimpi dari orang yang shalih itu adalah salah satu dari 46 bagian kenabian”. Al Imam Ibn Hajar Astqalani di dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari menjelaskan makna hadits ini yang baru kita baca dan yang baru sampaikan bahwa mimpi para Nabi adalah wahyu, mimpi orang – orang shalih sebagian besar adalah benar. Kalau orang shalih, seperti Rasul Saw katakana tadi mimpi orang shalih itu adalah salah satu bagian dari 46 bagian kenabian, bukan berarti ia menjadi Nabi, akan tetapi ini merupakan salah satu dari 46 kemuliaan yang diberikan kepada hamba yang shalih. Satu diantaranya adalah mimpi orang yang shalih.

Imam Ibn Hajar menyatakan sebagian besar kalau orang shalih yang mimpi adalah benar., mimpi itu punya martabat, mimpi Nabi itu adalah wahyu, mimpi orang shalih sebagian benar. Kalau seandainya mimpi orang – orang biasa bisa benar bisa salah, jangan terlalu dipercaya. Kalau mimpi orang fasiq lebih banyak tidak benarnya, karena jiwa itu bagaikan cermin. Makin gelap hatinya makin gelap pula mimpinya tapi tidak menutup kemungkinan mimpi itu benar walaupun kecil kemungkinannya walaupun dari kafir, walaupun dari yang non muslim bisa juga benar. Karena sebagaimana di dalam Alquranul karim, daripada temannya Nabiyullah Yususf As di dalam penjara bermimpi ini dan itu dan mimpi itu benar.

Maka banyak dalil – dalil lainnya dari alquran juga dan juga dari hadits nabawiy, mimpi orang – orang yang non muslim itu bisa saja benar. Akan tetapi yang paling kuat adalah mimpi para Nabi sebagai ilham. Dan yang nomor dua adalah mimpi orang – orang yang shalih akan tetapi telah bersepakat sebelum ulama ahlussunnah wal jamaah bahwa mimpi tidak bisa dijadikan dalil. Oleh sebab itu kalau orang bermimpi hal – hal yang baik berupa perintah atau hal yang berupa isyarat untuk berbuat sesuatu maka lihat apakah bertentangan dengan syariah atau tidak. Jika tidak bertentangan dengan syariah maka itu datangnya dari Allah dan kalau bertentangan dengan syariah hal itu tidak benar dan itu dari syaitan terkecuali mimpinya Sayyidina Muhammad Saw.

Tidak ada keraguan karena sabda Sang Nabi Saw, “barangsiapa yang mimpi berjumpa denganku didalam mimpinya, sungguh ia betul – betul bermimpi berjumpa denganku dan tiadalah syaitan dapat menyerupaiku”.

Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikianlah kemuliaan di dalam kehidupan kita bahkan di dalam tidur kita pun Allah masih menyiapkan kemuliaan. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda, “setelah aku maka tidak ada lagi yang namanya kenabian terkecuali kabar – kabar gembira”. Maka berkatalah para sahabat, “kabar gembira apa maksudmu ya Rasulullah?”. Mimpi – mimpi baik. Itu adalah kabar – kabar gembira dari Allah Swt yang pernah diberikan kepada para Nabi dan juga mungkin diberikan kepada umat beliau Saw.

Hadirin – hadirat, dari penjelasan Imam Ibn Hajar kita pahami, semakin bersih jiwa kita maka semakin bersih alam tidur kita. Alam bawah sadar kita semakin bersih karena ruhnya bersih. Semakin banyak kita berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah Swt maka semakin bersih hari – hari kita, semakin bersih hati kita, semakin bersih ruh kita, semakin bersih hidupnya, alam bawah sadarnya, dunianya dan akhiratnya. Oleh sebab itu kehadiran di majelis – majelis dzikir seperti ini menuntun kita kepada kebersihan jiwa, kebersihan dari segala dosa dan dari segala lintasan pemikiran yang tidak baik.

Semakin kita mendekat kepada Allah, semakin Allah Swt kita agungkan di dalam hati kita maka semakin sirna semua sifat sifat buruk dari dalam pemikiran kita, semakin sirna keinginan untuk berbuat salah, semakin berat untuk berbuat dholim, kenapa? Cahaya Allah. Cahaya Allah Swt ini diminta oleh Sang Nabi, Rasul Saw meminta agar Allah menerangi beliau dan kita pun bisa mengikutinya. Sebagaimana daripada salah satu doa beliau, “Wahai Allah berilah cahaya dihatiku.” Cahaya apa? Cahaya Allah, cahaya khusyu, cahaya ketenangan, cahaya pengampunan. Beliau orang yang paling mulia di sisi Allah masih meminta cahaya agar diberikan di dalam hatinya.

“Dan beri pula cahaya di penglihatanku.” Kenapa harus bercahaya penglihatannya? maksudnya apa? cahaya kemuliaan. Apapun yang beliau lihat tidak akan terperangkap di dalam kemurkaan. Melihat orang berjalan, ia mengingat Allah Swt. Allah jadikan orang ini kenikmatan berjalan, lihat matahari yang ia lihat adalah kemuliaan Allah. Melihat fuqara ia berdoa, melihat orang berbuat dosa ia mendoakan kepada Allah. Demikian hadirin dalam segala penglihatannya cahaya. Maksudnya apa? Cahaya kemuliaan hidup muncul di dalam penglihatan.

“Dan pada telingaku cahaya” maksudnya apa? Apa yang ia dengar menjadi cahaya kemuliaan, apapun yang ia dengar. Ia mendengar yang kurang baik, berubah hatinya, aku tidak percaya orang sejahat itu, didoakan olehnya atau ditegur jangan bicarakan orang itu. Inilah cahaya.

Demikian hadirin – hadirat, sampai pembahasan Nabi kita pada darahnya cahaya. “Dan jadikan cahaya di darahku dan pada tulang – tulangku”. Demikian doa Sang Nabi, demikian hebatnya beliau meminta cahaya, cahaya, cahaya, dirambutku cahaya, diwajahku cahaya, dikulitku cahaya, demikian doa Rasul Saw. Beliau Saw digelari Allah Swt “Pelita Cahaya”, masih meminta cahaya pada Allah. Kita meminta kepada Allah Swt cahaya.

Hadirin – hadirat kita berada di bulan sya’ban,
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, meriwayatkan Sayyidatuna Aisyah Ra, Rasul Saw bersabda “tiadalah Rasul Saw itu berpuasa di dalam setahun lebih banyak puasanya di bulan sya’ban”. Tentunya selain ramadhan karena ramadhan adalah puasa yang fadhu. Tapi di bandingkan bulan yang lain, Rasul Saw lebih banyak puasanya di bulan sya’ban. Bahkan Rasul Saw berpuasa sepanjang hari di bualn sya’ban. Terdapat ikhtilaf di dalam hal ini sebagian ulama mengatakan bahwa makruh berpuasa di setengah bulan sya’ban yang kedua, maksudnya setelah tanggal 15 sampai akhir hukumnya makruh berpuasa di bulan sya’ban. Ada yang mengatakan minggu terakhir, masing – masing ikhtilaf tetapi tentunya riwayat yang paling tsigah adalah Rasul Saw berpuasa di bulan sya’ban sebulan penuh. Sebagian Muhaddits mengatakan terkecuali hari terakhir jika itu hari yang syak. Hari syak barangkali masuk 1 ramadhan atau masih sya’ban tapi saat itulah tidak diperbolehkannya berpuasa, selain itu Rasul Saw berpuasa di sepanjang bulan sya’ban.

Kita memahami kenapa Rasul Saw berbuat demikian. Tentunya bulan sya’ban mempunyai kemuliaan, kalau tidak Rasul Saw tidak akan berpuasa sepanjang itu. Berarti bulan sya’ban mempunyai kemuliaan khusus dan bulan sya’ban adalah salah satu bentuk bulan yang disyukuri oleh Nabi Muhammad Saw karena di bulan sya’ban itulah Allah Swt menurunkan firmanNya “Wahai orang – orang yang beriman bershalawatlah kalian kepada Sang Nabi Saw dengan seindah – indahnya salam”. Demikian hadirin – hadirat ayat ini turun di bulan sya’ban, oleh karena itu bulan sya’ban dikenal dengan bulan Nabi Muhammad Saw. Kenapa? Karena ayat ini turun di bulan sya’ban, sungguh Allah dan para malaikat melimpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Bukan Allah membaca shalawat, Allah Swt melimpahkan shalawat itu maksudnya melimpahkan rahmat. Kalau malaikat mendoakan Sang Nabi Saw demikian juga dengan kita yaitu mendoakan dan kalau Allah Swt melimpahkan.

Sungguh Allah dan para malaikatNya melimpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Ternyata bukan Allah dan para malaikatNya saja, Allah mengajak kita semua muslimin muslimat untuk juga bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Bulan sya’ban adalah bulan persiapan kita menuju bulan ramadhan. Bulan ramadhan adalah kita diangkat derajat kita jauh lebih dekat kehadirat Allah dari bulan lainnya. Kenapa? Karena bulan ramadhan kita lebih sulit berbuat dosa. Bisa dibuktikan. Di bulan lain barangkali kita berbuat dosa mungkin di bulan ramadhan berbuat dosa juga dan mungkin lebih berat rasanya. Ada sesuatu yang menahan kita untuk enggan berbuat dosa lebih dari bulan yang lain. Kenapa? Karena di bulan ramadhan, Allah mengangkat derajat kita lebih tinggi dari bulan lainnya. Lebih dekat kita kepada Allah, oleh sebab itu bulan ramadhan sangat dirindukan oleh orang – orang yang mengerti betapa indah dan lezatnya anugerah illahi.

Kalau Allah Swt sudah mendekatkan Dzat-Nya, silahkan meminta dan berdoa. Sebagian dari kita berfikir, aku ingin rasanya menumpahkan segala konsentrasi dalam berpuasa ramadhan tapi rasanya sulit dan selalu bermasalah. Dalam masalah hartalah, dalam masalah pekerjalanlah, ini dan itu. Cobalah, coba keberkahan ramadhan itu. Coba lakukan usaha puasa ramadhan dengan sempurna dan kau berdoa pada Allah, ya Rabb aku berusaha menyempurnakan puasa ramadhan dan tapi aku mohon kau benahi keadaanku dan sempurnakan diriku setelah ramadhan. Kau buktikan keberkahan ramadhan muncul dalam hari – harimu kelak setelah kau lewati ramadhan.

Hadirin – hadirat kita bermunajat di bulan sya’ban yang diagungkan Allah Swt ini, semoga Allah melimpahkan seluruh anugerah yang dilimpahkan-Nya di bulan sya’ban.
Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram Ya Dzaththauli Wal In’am muliakan kami dengan cahaya sya’ban, muliakan kami dengan keberkahan yang Kau tumpahkan di bulan sya’ban, yang Kau muliakan para Nabi-Mu dan juga para kekasihMu di bulan sya’ban ini dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw, limpahkan kepada kami seluruh keberkahan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, pastikan kami berkumpul bersama orang – orang yang banyak bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw.

Ya Rahman Ya Rahiim, kami telah mendengar sabda Nabi Muhammad Saw bahwa kedudukan orang yang paling dekat kepadaku dihari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku. Hadirin – hadirat karena dengan kita memperbanyak shalawat Allah akan benahi kehidupan kita, Allah munculkan ketaqwaan kepada kita, Allah bombing kepada kesempurnaan hidup hingga kita wafat dan sebagai ahlul khusyu, ahlul sunnah, sebagai ahlul iman, sebagai ahlul taqwa, sebagai ahlul ibadah sehingga berhak duduk dekat dengan Nabi Muhammad Saw.

Ya Rahman Ya Rahiim, muliakan jiwa kami dalam mencintai shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, Ya Rahman Ya Rahiim yang telah mengundang Sang Nabi untuk menghadap kehadiratMu di malam mi’raj and memuliakan beliau di bulan sya’ban dengan kemuliaan shalawat, muliakan kami umat Nabi Muhammad Saw dengan bercak – bercak kemuliaan, limpahkan kepada kami rahasia kebahagiaan, terangi hari –hari kami dengan cahaya keluhuran dan cahaya pengampunan.

Ya Rahman Ya Rahiim kami memanggil namaMu Yang Maha Luhur, Nama Yang Maha Abadi, Nama Yang Maha Menyempurnakan dan Membangun Langit dan Bumi.
Fakullu jami’an Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah.

Hadirin – hadirat sekali kau menyebut Nama Allah derajatmu semakin dekat kehadirat Allah, sekalikau menyebut Nama Allah satu dosa berjatuhan darimu, sekali kau menyebut Nama Allah dijatuhkan musibah yang akan datang kepadamu, Fakullu Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim Fakullu jami’an Laaillahailallah Laaillahailallah Laaillahailallah Laaillahailallah Laaillahailallah Muhammadurrasulullah.

Hadirin – hadirat ada pengumuman disini, yang pertama adalah banyaknya pertanyaan apakah majelis ini libur di bulan ramadhan? Majelis malam selasa ini tidak ada liburnya, Insya Allah. Selama saya masih hidup, Insya Allah majelis ini tidak akan pernah libur. Dan mudah – mudahan bulan ramadhan majelis ini berlanjut terus dan bahkan kalaupun malam lebaran majelis inipun terus berlanjut. Hadirin – hadirat yang bisa hadir tentunya hadir, yang berhalangan maka berhalangan dengan udzurnya masing – masing. Akan tetapi majelis tidak akan berhenti, demikian hadirin pengumuman yang pertama.

Pengumuman selanjutnya adalah bagi saudara kita yang mempunyai waktu senggang untuk berkhidmah di Majelis Rasulullah Saw, karena kita ini kekurangan aktifis. Aktifis kita hanya beberapa puluh orang saja, jamaahnya sudah puluhan ribu jadi tentunya sudah tidak akan bias terkendali. Mereka yang mau menjadi aktifis silahkan mendaftarkan diri, kita hanya berikan maksimal 100 orang saja. Aktifis Insya Allah setiap malam kamis, saya akan menyediakan waktu untuk memberikan tarbiyah dan dasar – dasar syariah untuk mereka yang aktifis dan berkhidmah pada majelis. Dan kalau ditanya kapan khidmahnya, khidmahnya hanya di malam hari saja. Hanya hal – hal yang ringan, barangkali memasang umbul – umbul atau lainnya atau menjaga kehadiran juga tamu – tamu dari luar negeri Guru Mulia kita dan sebagainya. Tentunya aktifitasnya di malam hari tidak di siang hari tapi hanya malam hari saja. Jadi mereka yang barangkali tidak ada kesibukkan, pekerjaan atau kuliahnya tidak terlalu sibuk silahkan bergabung, jika berminat kita batasi hanya 100 orang saja dan akan diberikan waktu tarbiyah khusus setiap malam kamis.

Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Pengumumam selanjutnya, mohon doa dari hadirin – hadirat seluruhnya karena majelis ini akan mengadakan Tabligh Akbar Malam Nisfu Sya’ban tepatnya malam Sabtu tanggal 15 Agustus 2008. Sebagaimana biasa membaca yassin 3X dan berdzikir Allah 1000X. Namun kali ini kita dengan independent saja, kemarin kita sudah mengundang pejabat untuk hadir, sebagian dating dan sebagian tidak hadir. Tapi kali ini kita tidak mengundang pejabat tapi independent saja agar lebih tenang dalam dzikir kita. Mengundang pejabat bukan karena hal lain, kecuali karena dakwah juga namun juga merangkul mereka bersama kita. Jadi tidak perlu setiap waktu menyibukkan mereka untuk hadir. Kali ini barangkali kita saja dan masyarakat, kita baca dzikir Allah 1000X dan majelis akan dimulai pukul 21.00 WIB dan mengenai tempatnya sampai saat ini kita belum menentukan tempat, karena yang kita dengar malam Rabu yang lalu Masjid Attin ini sudah tidak bisa menampung juga jamaah dalam acara – acara besar karena banyak yang mengeluhkan tidak kebagian tempat, sudah datang dari jauh tidak dapat tempat di luar lagi. Jadi mungkin di Monas atau di lapangan DPR/MPR atau di tempat lainnya, kita akan cari tempat yang lebih luas dan lebih tenang. Parkirnya tenang, duduknya tenang dan tentunya adalah di lapangan. Mohon doa karena ini masih rencana dan masih digarap, Insya Allah Allah Swt sukseskan.

Kita rencanakan malam rabu yang lalu yang hadir 300.000 muslimin muslimat dan ternyata laporannya dari aparat keamanan lebih dari 400.000 muslimin muslimat yang hadir di malam itu. Dan ternyata hal yang mengecewakan acara selesai masih banyak yang datang dan cukup mengecewakan. Dan nanti acara mendatang Insya Allah lebih panjang sedikit sekitar pukul 23.30 WIB acara selesai. Demikian hadirin , kita harapkan hadirin nanti lebih banyak lagi dan kita tidak berhenti meramaikan bumi Jakarta dengan dzikir. Dan kita bukan kelompok yang fasiq dan diam, tentunya masing – masing mempunyai cara untuk membenahi wilayahnya. Ada yang dengan ketegasan, ada yang dengan kelembutan. Kita dengan kelembutan dan saudara – saudara kita dengan ketegasan, kita tidak saling bermusuhan tidak ada ikhtilaf . Kita saling mendukung satu sama lain. Demikian hadirin – hadirat kita benahi Jakarta terus menerus, semakin banyak nanti malam sya’ban nanti kita akan buat yang lebih besar malam 17 ramadhan karena itu adalah malam badr kubro.

Rencana besar dan lebih besar dari acara sya’ban Insya Allah. Sampai dengan bulan Muharram kedatangan Guru Mulia Al Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh, kalau malam isra mi’raj malam rabu yang lalu mencapai 400.000 muslimin – muslimat. Kita harapkan malam nisfu sya’ban nanti yang hadir 500.000 mulimin – muslimat. Amin Allahumma Amin Amin Allahumma Amin. Dan kita harapkan kedatangan Guru Mulia yang hadir mencapai 1 juta muslimin – muslimat. Kabar acara malam Rabu yang lalu telah disampaikan kepada beliau dan beliau meneteskan air mata gembira mendengar wakil presiden hadir bersama 400.000 ribu muslimin – muslimat, menyebut Allah sebanyak 1000X beliau menangis dan mendoakan kita. Alhamdulillah. Demikian yang dapat saya sampaikan, selanjutnya qasidah penutup.Wassalallahu wassallam wabarik ‘ala Nabina Muhammadin wa’ala alihi washohbihi wassallam. Walhamdulillahirabbil’alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Berlindunglah Kalian Dari Dasyatnya Tumpukan Musibah

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh,
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaih
Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor, Limpahan puji kehadirat Allah Jalla wa ‘ala, yang telah menerbitkan cahaya iman dan hidayah dan Islam didalam jiwa kita, itulah kenikmatan dan kasih sayang yang melebihi dari segenap kasih sayang, itulah salah satu cinta Allah kepadamu, kepada kita semua muslimin muslimat yang selalu berbuat dosa dan kemunkaran.

Dan Dia Allah tidak mencabut kalimat Laa ilaaha illallah dari dalam diri kita, sedemikian tumpukan dosa dan kesalahan mengotori hati kita dan mengotori iman kita, namun Dia Allah tetap membiarkan kalimat Laa ilaaha illallah dalam diri kita, ini menunjukkan cintanya Allah kepada diri kita, maka pahamilah, pahamilah cinta-Nya kepadamu yang tidak mencabut iman kita dengan dosa-dosa kita kepada Allah, menunjukkan luasnya mahabballah SWT sangat tersedia bagi para pendosa, agar mereka malu dan merasa terharu atas cintanya Allah kepadanya.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Betapa besarnya kecintaan Allah SWT kepada kita dengan iman ini, dan tentunya cintanya akan lebih indah dan akan lebih besar ketika kita memupuk iman kita dan menjawab cintanya Allah dengan cinta kita pula kepada Allah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Sungguh Dialah nama Allah, nama yang paling indah dari semua nama, nama yang paling agung diucapkan bibir dan diingat sanubari, Allah, Allah, itulah nama yang Maha berwibawa dilangit dan bumi, yang berpadu dan bersatu seluruh nama-nama Allah asma’ul husna, didalam kalimat Allah yang mengandung seluruh makna nama-nama Allah dan seluruh sifat Allah SWT, ketika kita memahami hadits Nabi SAW riwayat Shohih Bukhori: “inna lillahi tis’atun wa tis’uuna isman man yahfazh-ha dakholal-jannah” Sungguh Allah mempunyai 99 nama, barang siapa yang mengahapalnya masuk surga , itu baru menghapalnya, bagaimana menyebutnya dengan kerinduan dan memanggil-manggil dengan jiwa dan lidah, itu 99 nama terkandung pada satu nama yaitu Allah, 99 nama Allah yang dipenuhi samudera kemuliaan, terkandung didalam satu kalimat yaitu Allah.

Tidak ada yang lebih bercahaya dialam semesta ini melebihi Allah SWT, yang Maha memiliki cahaya, yang Maha memiliki segala kejadian dan ketentuan, yang Maha memiliki seluruh tubuh manusia, hewan dan tumbuhan, Jalla wa’ala SWT yang Maha menciptakan milyaran sel yang merangkai tubuh kita dan Dia Tunggal memilikinya, betapa indahnya sang pemilik kita, sang memilik tangan, sang pemilik panca indera kita, sang kehidupan kita, yang Maha memelihara kita dan terus kita dalam keadaan dosa dan kesalahan.

Dan Dia Allah menawarkan maafnya maka jawablah dengan sujud, jawablah dengan sambutan hangat atas Tuhanmu dan Penciptamu Allah, jika kau menyambut dengan sambutan hangat para tamumu atau teman atau kekasih, sambutlah Dia Allah lebih dari itu semua, DIalah yang paling disambut dari semua yang kau sambut dengan kehangatan, sambutlah dengan jiwamu yang terbuka seluas-luasnya untuk Robb, sambutlah cintanya dengan doa dan munajat memanggil nama-Nya, sambutlah dengan menyungkur sujud, sambutlah dengan bermesraan berduaan dengan-Nya dimalam hari dalam ruku’ dan sujud, sambutlah dengan kalimat; “subhaana robbiyal-a’la wa bihamdih” Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan bagi-Nya segala puji, sambutlah dengan puja-puji kepada-Nya.

Dialah yang paling berhak menerima pujian dari semua yang dipuji, Allah, Maha berjasa kepada seluruh makhluknya, Maha berhutang budi seluruh makhluknya kepada satu yaitu Allah, satu yaitu Allah yang Maha Tunggal dan Maha sempurna, satu memiliki kekayaan terluas yang membagi-bagikan istana-istana megah, dengan pembagian untuk kenikmatan yang abadi dan kekal.

Hadirin hadirot, jika orang-orang telah melihat nanti betapa megahnya surga-surga Allah itu, betapa megahnya istana-istana surga dan betapa indahnya, mereka menyesal kalau mereka tahu seperti itu indahnya, bibirnya tidak akan berhenti menyebut nama Allah sepanjang hidupnya, tidak akan rela bibirnya berhenti memanggil nama Allah, jika mereka tahu betapa megah dan indahya surga, lebih-lebih lagi jika mereka tahu betapa agungnya kasih sayang Allah, jika seorang hamba telah ditimbang amalnya dan amalnya lebih banyak dosa daripada pahala, ia telah berdiri dipintu neraka dan ia berbalik, wahai Allah, aku sangka Engkau tidak akan memasukkanku kedalam neraka, maka Allah menahannya dari jurang neraka, hambaku, masuk kedalam surga dengan sangka baikmu kepada-Ku, demikianlah jawaban cinta, sangka baik mesti datang dari cinta, demikian perlakuan-Nya terhadap yang mencintai-Nya, Jalla wa’ala, semoga Allah menerangi jiwa kita dengan cinta kepada-Nya siang dan malam.

Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori: “inaa ahadakum ya’malu bi amali ahlinnaar hatta yakun bainahu wa bainaha illa dziro, fa yasbit alaihil-kitaab fa ya’mal bi amali ahlil-jannah fa yadkhuluha wa inna ahadakum ya’malu bi ‘amali ahlil-jannah hatta yakun bainahu wa bainaha illa dziro, fa yasbit ‘alaihi kitab fa ya’mal bi ‘amali ahlinaar fa yadkhuluha” ada diantara kalian kata Rasul, maksudnya diantara manusia yang beramal dengan amalan ahli surga, amal sholeh siang dan malam sampai antara dia dengan surga tinggal satu hasta, lantas didahului oleh takdirnya Allah, lantas dia beramal dengan amal ahli neraka dan dia masuk nereka, ada diantara kalian yang beramal dengan amalan ahli nereka, sampai antara dia dengan neraka satu hasta saja, didahului ia oleh keputusan Allah, maka ia beramal dengan amalan ahli surga dan ia masuk kedalamnya.

Hadirin hadits ini adalah salah satu tahdzir bagi orang-orang yang banyak beramal sholeh dan Roja’ bagi mereka yang berbuat dosa, kesimpulan ringkas dari hadis ini adalah orang yang banyak beramal jangan sombong dengan amalnya dan orang yang banyak dosa jangan putus asa dari pengampunan Allah, itu saja ringkasan dari makna hadits itu, barangkali hadits ini sering didengar oleh hadirin hadirot dan bingung maknanya, buat apa kalau begitu beramal sholeh kalau toh takdirnya nanti masuk neraka, buat apa pula kita cepat buru-buru toh bisa saja nanti akhirnya ketentuan Allah masuk surga, bukan demikian, yang dimaksud adalah orang yang beramal sholeh jangan sombong dengan amal sholehnya, menghina orang-orang yang berbuat kemunkaran, kalian ini ahli neraka, puntung nereka, sudah bau nereka dan lain sebagainya, jangan berbuat demikian, dan orang-orang yang banyak dosa pun jangan putus asa dari rahmat-Nya Allah SWT, demikian makna dari hadits ini.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Dan Allah SWT telah menuntun kita pada kebahagiaan dengan tuntunan Nabi kita Muhammad SAW wabarak’alaih, Allah menyambut hangat semua ibadah-ibadah kita, tampaknya remeh dan kecil saja, diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, bersabda Rasulullah SAW: “innallah harroma ‘alannaar an ta,kula min ibni aadam atarossujuud” Allah mengharamkan api neraka membakar keturunan Adam pada anggota sujudnya” itu anggota sujud tidak akan pernah disentuh api neraka, sehebat apapun dosa-dosanya, selama dia tidak menyembah selain Allah, anggota sujudnya kebal dari api neraka, kenapa? Anggota sujud dipakai sujud kepada Allah, anggota tubuhnya itu, tujuh anggota sujud, dahi, dua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki, Allah haramkan pada api nereka untuk membakarnya, subhanallah.

Api nereka tidak berani menyentuh anggota sujud, api nereka yang demikian dahsyatnya, yang dipanaskan oleh Allah selama seribu tahun hingga menjadi putih dan dipanaskan oleh Allah selama seribu tahun hingga menjadi hitam dan gelap, yang gemuruhnya sangat menakutkan, yang mana dilemparkan gunung dari ujungnya abaru sampai didasarnya setelah 40 tahun, api itu ternyata tdak mau menyentuh kulit yang bersujud kepada Allah, ini hanya kulitnya, bagaimana jiwa yang bersujud, bagaimana jiwa dan bibir yang menyebut: “subhaana robbiyal-a’la wa bihamdih” jiwa yang menikmati sujud, menjadikan sujud sebagai pelampiasan kerinduannnya kepada Allah SWT, demikian hadirin hadirot Allah memanjakan dan memuliakan hamba-hambanya yang ingin dekat kepada Allah SWT.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Rasul SAW selalu menjaga kita untuk selalu bahagia, untuk selalu terjaga, sampai hadits yang kita baca tadi bersama-sama, bersabda Rasulullah riwayat Shohih Bukhori: “ta’awwadzuu billah min jahdil-balaa, wa darokissyaqoo, wa suuil-qodhoo wa syamaatatil-a’daa,” al-Imam al-Asgholani dalam kitabnya fathul-baari bi syarah Shohih Bukhori, mensyarahkan makna hadits ini, Rasul bersabda yang artinya: “berlindunglah kalian kata Rasul, dari pada dahsyatnya tumpukan dosa, Imam ibnu Hajar mengatakan jahdul-balaa disini, musibah yangn berat, datangnya berturut-turut, sudah dapat musibah kena musibah lagi, sudah musibah, musibah lagi, lagi dan lagi, ini Jahdul-balaa, Rasul SAW mengetahui ini akan sering datang pada keturunan Adam, dan beliau mengajarkan kita berlindung darinya, diantaranya Jahdul-balaa, musibah yang berturut-turut.

Ini hadirin Rasul mengajarkan ini tentunya mereka yang berdoa dengan doa ini, maka sudah bisa dipastikan bebas sepanjang hidupnya dari musibah yang berturut-turut, inilah mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang tersimpan dalam sunnahnya, kita berkata bagaimana bisa musibah yang berturut-turut dibebas oleh Allah hanya karena doa, tentunya doa adalah munajat yang terikat dengan sunnah Muhammad Rasulullah, bukankah beliau dibangkitkan rahmatan lil-‘alamiin, sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam semesta, demikian indahnya tuntunan sang pembawa rahmatnya Allah, musibah yang berturut-turut akan tercabut dari hari-harimu, karena doamu mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW wa barak’alaihi wa ‘ala alih.

Puji syukur tidak terhenti atas kebangkitan Nabi Muhammad SAW, betapa beratnya musibah yang datang berturut-turut, hadirin hadirot, hal ini sering datang kepada kita, dan ini obatnya, obati kehidupan sisa usia kita, akan tersingkir dari kehidupanmu musibah yang berturut-turut ini, Jahdul-balaa, wa darokisyaqoo, yakni al-Imam ibnu hajar dalam kitabnya fathul-baari menjelaskan yaitu kehinaan atau siksa Allah dan kepedihan, berupa pedihnya sakaratulmaut, berupa pedihnya azab kubur, berupa pedihnya api neraka, ini semua darokissyaqoo gelapnya kesulitan dan kehinaan.

Itu hadirin hadirot tercabut kalau kita berdoa dengan doa ini, ada orang terkena siksa kubur, ada orang terkena api neraka, ada orang terkena pedihnya sakaratulmaut, mau obatnya agar kita bebas dari itu semua? ikuti rahmatan lil-‘alamiin sayyidina Muhammad SAW, ini doa diajarkan oleh Rasul, Rasul sudah melihat ini umat ada yang terkena tumpukan musibah, ada yang kena tumpukan kehinaan berupa syaqowah, syaqowah itu adalah masuk kedalam neraka dan kehinaan, ini ada lagi yang terkena su’ul-qodhoo, apa itu su’ul-qodhoo? Disini kita lihat su’ul-qodhoo, itu adalah buruknya ketentuan, Imam ibnu Hajar mensyarahkan ini, makna su’ul-qodhoo disini adalah ketentuan Allah yang datang tapi membawa efek buruk bagi kita, apapun itu walau bentuknya indah.

Misalnya bentuknya indah apa? pernikahan, ternyata setelah menikah jadi musibah, muncul permasalahan, muncul perpecahan, muncul fitnah, ini su’ul-qodhoo, walaupun tampaknya indah tapi membawa efek yang buruk, itu sering terjadi pada manusia keturunan Adam, ia sudah punya keturunan, gembira, akan tetapi na’udzubillah keturunannya cacat atau kurang sempurna, atau menjadi anak yang tidak baik, atau menjadi anak yang keluar dari Islam (murtad), ini su’ul-qodhoo, dan banyak lagi ketentuan-ketentuan hidup yang tampaknya baik ternyata efeknya buruk dikemudian hari, ini su’ul-qodhoo, mau terhindar dari itu? ikuti doa Nabi Muhammad SAW wa barak’alaih.

Beliau mengobatinya agar kita terlepas dari ini semua, wa syamaatatil-a’daa, yaitu apa? ejekan-ejekan musuh, Rasul SAW mengetahuinya bahwa umatnya nanti barangkali ada permusuhan, tapi kalau seandainya musuh mengejek, itu bukan akan memadamkan api fitnah dan perpecahan, tapi akan menambah, membuat membara emosi satu sama lain karena ejekan musuhnya, barangkali kalau musuhnya tidak mengejek, dalam beberapa menit dia sudah maafkan musuhnya setelah berselisih, tapi karena ia dengar, baru mau minta maaf pada musuhnya, ia dengar dari temannya; musuhmu itu mengejekmu disana-disini, marah lagi, tambah panas lagi, Rasul berdoa agar itu padam, ejekan-ejekan musuh, wa syamaatatil-a’daa.

Rasul SAW pernah satu hari disakiti dengan satu ejekan yang membuat beliau sangat sedih, ketika beliau SAW berhenti darinya turun wahyu, maka salah seorang musyrik di makkah mengejeknya dan berkata; mana wahyumu itu, penyakit majnun, penyakit gilamu itu, penyakit ayan sudah sembuh, sudah tidak ada lagi? subhanallah, Rasul kalau turun ayatkan terlihat menggigil mengucapkan kalamullah, ketika dikatakan engkau sudah sembuh dari kemasukan jin dan sakit ayan, kok tidak ada lagi itu yang namanya turun-turun ayat dan majnun-majnun mu itu? sakit hati sang Nabi menanti ayat tidak turun dan diejek oleh musuh-musuhnya, sakit hati beliau dan penuh kesedihan dan penuh tangis, maka Jibril alaih salatuwasalam tidak lama turun membawa firman Allah, dan menghibur beliau : “waddhuhaa walaili ijasajaa mawwadda’aka robbuka wama qola, walal akhirotukhoirullaka minal ula wala saufa yu’tika robbuka fatardho”, demi cahaya Dhuha, kenapa cahaya Dhuha? Cahaya Dhuha itu cahaya yang indah, kalau cahaya matahari bisa membakar kulit dan panas, kalau cahaya Dhuha terang benderang, indah tidak menyakitkan, “waddhuha” melambangkan cahaya keindahan dan kasih sayang Allah kepada Nabi Muhammad saw.

Demi cahaya dhuha, “wallaili idzasaja” demi malam ketika telah gelap gulita, melambangkan jiwa Sang Nabi yang penuh kesedihan dan penuh kerisauan “mawwadda’aka robbuka wama qola” Allah tidak meninggalkanmu wahai Muhammad dan tidak murka kepadamu saw wa barak’alaih, yang selalu dihibur oleh Allah ketika dalam kesedihan.

Hadirin hadirat demikianlah doa mulia ini, hanya barangkali kalau kita mau mengamalkannya, ini kalimatnya ditambah di awalnya bukan “ta’awadzu” tetapi “Allahumma inni a’udzubika” itu kalimat kita ingin menjadikan doa, maka disini perintah, bukan doanya yang disebut tapi perintah berlindunglah kalian kepada Allah dari “jahdil bal’a” tumpukan musibah, “wadaroqisysyaqo” dan dari gelapnya kehinaan, maksudnya siksa kubur, siksa sakaratul maut dan siksa Neraka dan juga wasuilqodho’ dan dari buruknya ketentuan yang membawa efek yang tidak baik dikemudian hari wasyama tatil a’da dan ejekan-ejekan musuh,kita bertanya kenapa sebenarnya sih Allah SWT menciptakan Iblis untuk selalu menggoda kita, kenapa Allah menciptakan syetan untuk selalu menggoda ?.

Hadirin hadirot ketika seorang murid akan selesai dari belajar dengan gurunya, muridnya ini ditanya oleh gurunya : “kau sudah lulus sekarang? kalau kau pulang di goda syetan apa yang kau perbuat?”, aku tidak akan diam wahai guru, aku akan lawan godaannya, “kalau kau sudah lawan syetan tidak berhenti menggodamu maka apa yang kau perbuat”, aku akan terus berjuang untuk mengalahkannya, gurunya berkata: “kalau begitu sepanjang usia engkau akan sibuk berperang dengan syetan, melupakan kewajibanmu yang lain”, wahai guru lalu apa yang harus kuperbuat? Gurunya berkata : “jika kau masuk kesuatu rumah ada banyak anjingnya apa yang kau perbuat lawan anjingnya atau minta kepada pemilik untuk menyingkirkan anjingnya?”, oh tentunya meminta pada pemilik anjingnya, maka berkata gurunya : “wastaidzubillah minasyaithonirrojim” maka jika kau menghadapi syetan minta perlindungan kepada Allah untuk menarik syetan dan melindungi kita dari godaannya.

Demikian hadirin hadirot kalau kita Tanya kenapa Allah ciptakan syetan? Maka kita kembali kepada Allah, agar kita selau berdoa kepada Allah, agar kita selalu berharap kepada Allah, maka diciptakan musibah, diciptakan syetan, diciptakan godaan, diciptakan musibah, agar mereka berdoa, agar mereka berdoa, agar mereka berdoa agar mereka dilimpahi kebahagiaan dunia dan akhirat. Inilah tujuan kebangkitan sayyidina Muhammad saw wa barak’alaih.

Jika mengamalkan doa ini “ta’awwadzu billah” diganti dengan “Allahumma inni a’udzubika” nanti malam selasa yang akan datang akan dibagikan doa ini agar diamalkan, karna apa? Agar tercabut dari usia kita, sisah usia kita ini tercabut darinya segala tumpukan musibah, tercabut darinya dari buruknya ketentuan yang membawa efek yang tidak baik sesudahnya, tercabut dari pada siksa kubur, dari siksa neraka, dari siksa sakaratul maut, ini telah diajarkan oleh Nabi saw untuk terhindar darinya, kok begitu mudah? memang Allah swt “yuridu bikumul yusro wala yuridu bikumul ‘usro” Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan Allah tidak menghendaki kesulitan bagi kalian, teruskan untuk mendalami sunah-sunah sang Nabi saw, kau akan temukan kebahagiaan dunia dan akhirat, Rasul saw bersabda diriwayatkan dalam shahih Bukhari : “Barang siapa yang membaca subhanallah 33, Alhamdulillah 33, Allahuakbar 33 di akhiri dengan Lailahaillallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumittu wahuwa ‘alla kulli syaiin qadir setiap habis shalat, jatuh dosa-dosa nya walau sebanyak buih di lauta”.

Berapa kau akan beli pengampunan dosa ini, terhapusnya dosa-dosa kita, kalau kita punya langit dan bumi hadirin hadirat, tapi satu dosa tidak di maafkan oleh Allah kekal kita dalam api neraka,tidak berguna seluruh langit dan bumi beserta isinya kalau kita miliki,satu dosa tidak di maafkan Allah pasti kita akan kekal di dalam neraka,orang keluar dari neraka karna di maafkan oleh Allah dosanya, kalau Allah tidak memaafkan ia abadi, ini hadirin hadirat sang pembawa rahmah lil alamin Nabi Muhammad saw mengajarkan kita agar terhapus dosa kita, ayo hapus dosa-dosa mu setelah habis shalat membaca subhanallah 33, Alhamdulillah 33, Allahuakbar 33 diakhiri dengan Lailahaillallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumitu wahuwa ‘ala kulli syaiin qadir mulai besok subuh jangan tinggalkan ini,pastikan dosa-dosa mu runtuh dan jangan kau tinggalkan selama shalat lima waktu dan terus sampai kau wafat, dan kau akan temukan betapa agungnya kalimat-kalimat dzikir yang di ajarkan Nabi Muhammad saw wa barak’alaihi.

Rasul saw bersabda barang siapa yang membaca “subhanallah wabihamdih” 100 kali di setiap harinya, maka Allah swt akan menghapus dosa-dosanya riwayat shahihu Bukhari, “subhanallah wabihamdih”, subhanallah wabihamdih adalah kalimat yang paling di cintai Allah demikian riwayat sahih muslim ahabul kalimah ilallah subhanallah wabihamdih, subhanallah wabihamdih jika di amalkan akan menerangi jiwa kita membuat hati kita sejuk dan tenang dan akan terbuka banyak kemudahan dalam hari-hari,coba mulai besok amalkan subhanallah wabihamdih setiap pagi 100 kali ,tidak sampai lima menit “subhanallah wabihamdih” 100 kali kau akan lihat hari itu penuh dengan ketenangan, kesejukan dan kebahagiaan,warisi Rahmat yang Allah datangkan dengan kebangkitan Nabi Muhammad saw wa barak’alaihi.

Hadirin hadirot dari salah satu doa nya Rasul saw, juga beliau setiap habis shalat berdo’a “Allahumma laa mani’a limaa a’thoit walaa mu’tya limaa mana’ta walaa rodda lima qodoiyta walaa yanfau dzal jaddi minka jaddu”, itu riwayat shahihhul Bukhari, Rasul setiap habis shalat membaca itu,itu di baca kalau kita shalat berjama’ah,ahlu sunnah wal jama’ah ,sebagian orang yang tidak mengerti,mengatakan tidak ada dzikir habis shalat, subhanallah sunah Muhammad saw menanti pengampunan dan rahmat menanti,warisi kemuliaan ini,inilah kebahagiaan dan anugrah yang sangat besar dan agung.

Hadirin hadirat pengampunan Allah dan do’a kepada Allah Swt itu berlaku dan di dengar oleh Allah swt, jangan putus asa kita dari berdo’a kepada Allah, kita berkata kita ini banyak dosa, apa iya akan di dengar oleh Allah, jangan putus asa, bahkan iblis pun do’anya didengar oleh Allah SWT, siapa orang yang paling di murkai oleh Allah? iblis, Allah masih dengar rintihan iblis, ketika iblis sudah di laknat oleh Allah, maka iblis berdo’a kepada Allah, “Allahumma anzilni ila yaumi…” wahai Allah tunda siksaku sampai hari kebangkitan, sayangnya Cuma minta penundaan, coba kalau dia minta pengampunan pasti diampuni oleh Allah, namun iblis tidak minta pengampunan, iblis mintanya penundaan,maka Allah menjawab fainnaka minal mundzorin, engkau termasuk orang yang di tunda siksanya, coba kalau iblis bertaubat pasti Allah terima taubatnya, namun iblis tidak bertaubat karena sombongnya hanya meminta penundaan, sisombong ini masih di dengar do’anya oleh Allah swt.

Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
jangan putus asa dari munajat, di riwayatkan dalam shahih Bukhari: “ketika orang yang terakhir kali keluar dari api neraka, siapa orang yang keluar terakhir dari api neraka? pasti orang yang paling banyak dosa nya, entah telah berapa ribu tahun,berapa puluh ribu tahun ia mendekap di dalam api yang gelap itu dan ia keluar terakhir kali Allah tidak memasukkannya ke sorga, Allah hanya mengeluarkannya saja dari neraka,dia melihat neraka saja tidak di bakar di dalam api, di keluarkan Allah ampuni tapi Allah tidak memasukkan ke dalam surganya, dan di biarkan saja melihat dan hanya melihat neraka, maka hamba itu berkata “Rabby palingkan wajahku dari api neraka ini muhissab wajhi wajah ku hangus hanya karna melihat api neraka tidak masuk neraka hanya melihat api neraka hangus wajahku,palingkan wajahku” maka Allah menjawab : “hambaku kau sudah keluar dari api neraka dan kau sekarang meminta di palingkan wajah mu dari neraka padahal kau banyak dosa, kalau ku kabulkan permohonanmu ini, adakah kau meminta permohonan lain lagi”, hamba ini berkata “tidak wahai Allah aku berjanji”.

Allah swt menawarkan anugrah-Nya, jangan batasi rahmat-Nya jangan tanggung-tanggung berdo’a, ia hanya meminta jangan melihat neraka Allah palingkan wajahnya, melihat ke surga dari kejauhan, tidak tahan melihat indahnya surga, do’a lagi kepada Allah “ya Rabby dekatkan aku ke surga” kenapa tidak meminta di masukkan ke surga, Allah swt berkata : “hambaku engkau telah berjanji, jika ku kabulkan do’a mu saat itu kau tidak meminta lebih lagi, sekarang kau meminta dan kau mengingkari janjimu”, apa dosa orang yang mengingkari janji, bisa kembali keneraka jika Allah melakukan dengan keadilan, namun Allah melakukan dengan kasih sayang, Allah berkata hambaku kau sudah berjanji, maka ia merintih “Rabby lataj’alni asyfa kholqif” jangan kau jadikan aku hamba Mu yang paling hina, maka Allah berkata : “kalau aku beri nanti kau akan meminta lagi atau tidak?”, Tidak wahai Allah demi Allah aku janji tidak akan meminta lagi, maka ia di dekatkan ke pintu surga.

Ia sudah janji tidak akan meminta untuk masuk surga Cuma melihat, ia lihat anak-anak nya, keluarganya, temannya, kerabatnya di dalam surga itu, ia do’a lagi kepada Allah tidak tahan melanggar janjinya lagi “Rabby adkhil fil jannah” wahai Allah masukkan aku ke dalam surga, Allah berkata : “hambaku tiga kali kau mengingkari janji mu, kau sudah katakan tidak meminta lebih lagi”, hambanya berkata lagi “Rabby lataj’alni asyfa kholqif” jangan kau jadikan aku hambaMu yang paling hina, maka Allah berkata : “abdi tadkhil jannah” masuk surga hambaKu, hambanya masuk surga ia lihat ternyata surga sudah penuh.

Hambanya ini kecewa dari kecewanya marah kepada Allah “Rabby tahta dzilli” wahai Allah engkau mempermainkanku, surga sudah penuh kau suruh aku masuk, sudah tidak ada tempat lagi padahal kau yang suruh aku masuk, Allah berkata : “hambaku masuk surga” ia kembali lagi dan ia lihat surga sudah penuh ia berkata “tahta dzilli Rabby” kau betul-betul mengecewakanku wahai Allah, Allah berkata : “hambaku ta’anna silahkan hambaku sekarang kau berangan-angan, surga sudah penuh kau berangan-angan sekarang, ia berangan-angan punya rumah, punya gedung, punya segala, Allah berkata hambaku masuk surga bagi mu sepuluh kali lebih luas dari dunia dan segala isinya, ia pun masuk ke dalam surganya Allah, Rasul saw ketika menceritakan ini beliau tersenyum dan berkata “dzalika adna manzila fill jannah” itulah derajat yang paling rendah di surga nya Allah swt, derajat sepuluh lebih luas dari dunia dan segala isinya ini anugrah yang menantimu wahai muslimin, inilah anugrah yang ditawarkan oleh Allah kepada kepadamu maka mintalah dan taatlah semampumu.

Kita bermunajad kepada Allah SWT, semoga Allah SWT mencurahkan kepada kita Rahmat-Nya dunia dan akhirat, semoga Allah mencabut dari kita seluruh musibah yang datang bertumpuk-tumpuk dalam usia kita .
Yaa Rahman Yaa Rahim singkirkan dari kami Jahdul-balaa, singkirkan dari kami suuil-qodhoo dari gelapnya siksa kubur dan siksa Neraka, pastikan seluruh nama kami bebas dari siksa kubur dan siksa Neraka, pastikan seluruh nama kami yang hadir bebas dari tumpukan musibah, yaa Rabbiy dari suuil-qodhoo, dan dari buruknya ketentuan yang membawa efek yang tidak baik, pastikan kami bebas dari suuil-qodhoo, dan bebaskan kami dari caci maki musuh-musuh kami.

Yaa Rahman Yaa Rahim, fakullu jami’an yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa jaljallali walikrom.

Hadirin hadirot jika orang–orang yang didalam kuburnya di hidupkan kembali, bibirnya tidak akan berhenti menyebut nama Allah Allah, bibirnya tidak akan mau diam dari menyebut nama Allah Allah, ia akan tidak akan lewatkan satu nafaspun untuk lepas dari menyebut nama Allah, dan hari-hari kita penuh dengan dosa dan kesalahan, salahkah kita bila menyebut nama Allah, masihkah kita berat memanggil nama-Nya?, adakah ingin berharap darinya surga dan kebahagiaan dunia dan akhirat, adakah kau inginkan kemudahan dan keluasan dunia dan akirat, adakah kau inginkan limpahan rizki luas dunia dan akhirat, adakah kau inginkan kebahagiaan dan sakinah dunia dan akhirat, serulah Dia yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah, Yaa Rahman Yaa Rahim yaa jaljallali wal ikrom.

Hadirin hadirot Insya Allah 29 Juli, malam Isro wal miraj, malam 27 Rajab, tepatnya hari rabu 29 Juli kita akan mengadakan Tabligh Akbar dan dzikir Allah sebanyak 1000 kali di Masjid Attin, insya Allah dihadiri 300 ribu muslimin muslimat, kita sudah sukses dengan Maulid 12 Rabiul Awal di Monas, dan alhamdulillah kesuksesan maulid di Istiqlal beberapa hari yang lalu bersam amajelis Azzikro, dan insya Allah kini kita kembali berkumpul dan kita tidak akan pernah bosan-bosan menggempurkan lafads Allah dibumi Jakarta ini, 300 ribu muslimin muslimat menyebut nama Allah 1000 kali berarti 300 Juta kali nama Allah akan disebut, akan terlimah ruah kebahagiaan Rahmat bagi kita. Amin

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Orang Yang Paling Bahagia Dengan Syafaat Rasul SAW Di Hari Kiamat

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh,
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaih
Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor,Limpahan puji kehadirat Allah SWT yang Maha Luhur, yang Maha menerangi langit dan bumi, cahaya keagungan dzat-Nya yang menenangkan jiwa, ketika cahaya itu terbit dalam sanubari hambanya, maka tenanglah ia dari segala kesedihan, ketika cahaya pertolongan Allah terbit pada hambanya, tersingkirlah segala kesulitan, ketika kasih sayang-Nya dan uluran kelembutan Ilaahi menolong hambanya, maka selesailah segala permasalahan.

Allah yang Maha berkuasa dari zaman ke zaman, yang Maha menawarkan kedekatan kepada hamba-hambanya sepanjang waktu dan masa, Allah Jalla wa ‘ala, yang memandang diriku dan kalian dimalam hari ini dengan pandangan harapan agar kita ingin dekat kehadirat-Nya dan Allah SWT memandang dzat, tiada pernah terlepas pandangannya dari setiap gerak-gerik hambanya, memandang apa-apa yang dalam lintasan pemikiran mereka.

Beruntunglah mereka yang hadir di majelis ini, dengan niat mulia untuk bertaubat ke hadiraturrob, sehingga Allah melihat, hamba-Ku yang satu ini tetap ingin dekat, hamba-Ku yang satu ini ingin pengampunan, hamba-Ku yang satu ini tidak mampu memperbaiki diri dan butuh bantuan, hamba-Ku yang satu ini berharap agar Aku mengabulkan permohonannya “ Allahummaj’alnaa minhum” Allah jadikan aku dan kalian mempunyai jiwa yang selalu bermunajat, jadikan jiwa kita asyik berdoa berhubungan dengan Robbul’alamin SWT.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Betapa mulianya jiwa yang berdoa kepada Allah, betapa indah dan bercahayanya jiwa yang bermunajat kepada Robbul’alamin, dan seindah-indah keadaan adalah hamba yang mengadukan kesulitannya kepada Allah, dan semulia-mulia manusia yang berdoa adalah sayyidina Muhammad SAW, pemimpin semua orang yang bermunajat, imam semua orang yang berdoa, sang pengajar tunggal, pemimpin seluruh ajaran keluhuran sepanjang zaman, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih.

Yang jiwanya selalu dipenuhi doa, didalam kesedihan dan didalam kenikmatan, dalam kegembiraan ataupun dalam kesulitan, jiwa sang Nabi dan jiwa sang idola selalu berdoa, memuji Allah, meminta pertolongan dari Allah, bermohon kepada Allah, merintih kepada Allah, karena memang jiwa yang selalu berdoa menandakan dekatnya hubungannya kepada Allah, sambutan Ilahiyyah sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi: “yabna aadam innaka maa da’autanii wa rojauatanii ghofartulaka ‘ala maakaana minka falaa ubaalii” wahai keturunan Adam ketika kau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, ketika kau taruhkan harapanmu kepada dzat-Ku, ketika kau mau minta kepada-Ku, Ku hapuskan dosa-dosa kalian dan tidak Ku permasalahkan lagi” betapa indahnya Robbul’alamin, yang mengabarkan kepada sang Nabi, sambutan hangatnya bagi mereka yang bermunajat, sambutan hangatnya bagi mereka yang berharap kepada Allah, Ku hapuskan dosa-dosa kalian dan tiada akan Ku perdulikan lagi, demikian sambutan Ilaahi bagi jiwa yang memanggil Allah, bagi jiwa yang menginginkan Allah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Kita memiliki satu sosok yang menjadi idola dan panutan, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alih rahmatan lil-‘alamin, sayyidul awwaliina wal-aakhiriin, yang hari-hari beliau dipenuhi doa dan munajat, semakin orang mencintai dan mengikuti beliau, akan semakin banyak berdoa dan bermunajat, manusia yang paling indah budi pekertinya, disaksikan oleh seluruh musuh dan temannya, satu jiwa, satu manusia, ditengah-tengah dunia yang penuh dengan Nasrani, Yahudi dan Musyrikin, satu makhluk yang berada didalam “laa ilaaha illallah” yang mengawali tuntunan kesempurnaan “laa ilaaha illallah” sendiri dikelilingi kegelapan Yahudi, Nasrani dan Musyrikin, sendiri membawa amanat Ilaahi, sendiri dan hanya bersama Allah, seluruh kerabat, keluarga, teman dan semua yang ada dipermukaan bumi dalam kesesatan dan kegelapan yang nyata, mereka yang telah memahami dari para pendeta Yahudi dan Nasrani, yang memahami kebenaran, saat-saat itu dalam keadaan penantian, menanti kedatangan Nabi akhiruzzaman, sendiri, hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, namun jiwa dan manusia yang paling terkucil karena sendiri, tidak mempunyai teman untuk menyampaikan kemuliaan yang diajarkan Allah ini, ternyata kemudian menjadi penguasa terbesar sepanjang waktu dan zaman, menjadi penguasa terbesar sejak turunnya Adam hingga yaumil-qiyamah, pengikutnya terbanyak, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih.

Penguasa yang tidak menggunakan tahta dan tidak memakai singgasana, penguasa yang lembut kepada semua teman dan musuh, sehingga diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; betapa hebatnya perjuangan beliau untuk memerangi kekufuran Yahudi, Nasrani dan Musyrikin, namun Rasul SAW mempuyai seorang khodim, seorang pembantu, anak muda, beragama Yahudi, beliau SAW, tidak mengusir pemuda itu karena ingin berkhidmat kepada beliau, walaupun Yahudi. Yahudi adalah agama yang paling dimurkai Allah SWT setelah kekufurannya, dahulu tentunya dibawa oleh Nabi Ibrahim as, maka pemuda itu berkhidmat kepada Nabi dalam waktu yang cukup lama, membawakan makanan dan minuman sang Nabi, duduk bersama sang Nabi, berkhidmat dirumahnya Rasulullah SAW, demikian indah dan lembutnya sang Nabi, ia terus dalam agama Yahudinya selama sekian lama, Rasul tidak memaksanya, ini orang non muslim, kafir, masuk kerumahku dan mau khidmat kepadaku, tidak demikian.

Beliau SAW menerima seluruh makhluknya Allah dalam keadaan apapun, duduk berkhidmat bersama beliau, maka disatu hari pemuda ini sakit, Rasul SAW menjenguknya, ketika beliau menjenguk pemuda ini sudah sakaratul maut, ayahnya yang juga Yahudi duduk bersama Rasul, menyaksikan sakaratul maut anak ini, Rasul mengatakan ;ucapkan “laa ilaaha illallah muhammadurrosulullah! Pemuda itu tidak mau mengucapkannya, kecuali melirik dulu kepada ayahnya, diizinkan tidak masuk Islam, ayahnya yang Yahudi, haru dengan perbuatan sang Nabi yang demikian indah, ini anakku, jelas-jelas dia ini pimpinan orang Islam, yang selalu berdakwah mengajak kepada kebenaran, ini anakku khidmat dirumahnya, bahkan sakit datang menjenguk anakku, terharu ayahnya, dan berkata: “athi’u abal-qosim! Wahai anakku taati Abu Qosim! Itu julukan bagi Nabi Muhammad SAW, anaknya mengucapkan shahadat dan masuk Islam, dan Rasul kembali kerumahnya dengan wajah yang cerah, seraya berkata; “alhamdulillahilladzii anqodzahu minannaar” Alhamdulillah, puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka kekufuran, demikian hadirin hadirot lembutnya sang Nabi, kita bertanya; kenapa Rasul SAW berbuat demikian kepada orang-orang yang diluar Islam? tidak lain karena kelembutannya, bukan ridho atas kesesatannya, tapi besarnya keinginan untuk orang itu beriman, besarnya keinginan sang Nabi dan cintanya kepada Allah, jangan sampai orang ini membenci Rasul dan lari dari Islam, demikian akhlak Nubuwwah, warisi kemuliaan budi pekerti Nabi Muhammad SAW wa barak’alaih.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah. Rasul SAW adalah orang yang sangat mencintai Allah, tidak ada orang mencintai Allah dimuka bumi melebihi cintanya Nabi Muhammad SAW kepada Allah, dan beliau selalu ingin berbuat apa-apa yang dicintai oleh Allah, yang membuat Allah ridho dan senang itu yang diperbuat oleh sang Nabi, oleh sebab itu, hadirin hadirot yang dmuliakan Allah, Rasul SAW mengajarkan kepada kita kemuliaan demi kemuliaan, karena cintanya kepada Allah, dan kita bertanya; kenapa para Nabi yang lain tidak demikian dahsyatnya penjagaannya terhadap umat? Penjagaan beliau terhadap umatnya karena besarnya cintanya kepada Allah pula, karena apa? karena beliau tahu, semakin banyak hamba-hamba Allah yang beriman, Allah semakin ridho dan gembira, ini yang dihendaki sang Nabi, sehingga dia SAW selalu mengajak kepada umatnya dengan kelembutan dan kasih sayang, sehingga jadilah beliau yang paling banyak pengikutnya dari semua Nabi dan Rasul SAW wa barak’alaih, dan memang beliaulah yang paling dicintai Allah, yang paling mewarisi kecintaan Allah, yang dengan mengikuti gerak gerik beliau sampailah kita pada cinta Allah.

Hadirin hadirot, Maha Raja langit dan bumi, terus memandang gerak-gerik kita, memandang dan memperhatikan niat yang ada dalam jiwa kita, Allah SWT telah menyiapkan alam setelah alam dunia yaitu barzah dan yaumil-qiyamah, alam yang pasti akan kita jalani dan kita lalui dan akan dilalui oleh semua yang hidup dimuka bumi, dari keturunan Adam, mereka akan melewati barzah dan sampai diyaumil-qiyamah, hadirin hadirot, dan Allah SWT akan memperlihatkan apa-apa yang akan kita dapatkan sebelum kita sampai disurga. Wa lia’udzubillah juga jika sampai di neraka, semoga Allah menyelamatkan ku dan kalian dari api neraka.

Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, bahwa Rasul SAW bersabda; “tiadalah seorang ahli surga, masuk ke dalam surga, terkecuali diperlihatkan padanya api neraka, tiada seorang yang akan masuk kedalam surga, terkecuali pasti saat ia sebelum masuk surga, diperlihatkan dulu api neraka, untuk apa? ketika ia melihat dahsyatnya dan gemuruh api neraka, maka diperlihatkanlah tempatnya yang sebenarnya yaitu surga, ini tempatmu jika kau berbuat keburukan dan tidak beramal sholeh, dan setelah Alah SWT mengampunimu dan kau beriman dan beramal sholeh, sekarang inilah tempatmu yaitu surga, “ liyazdaadu syukro” agar ia tambah bersyukur kepada Allah SWT, karena telah melihat neraka. Diriwayatkan pula didalam Shohih Bukhori didalam hadits yang sama; “tiadalah seseorang masuk neraka, terkecuali diperlihatkan dulu tempatnya disurga, ini kalau kau berbuat baik mestinya tempatmu disini, tapi karena kau memilih kehinaan maka tempatmu diganti dengan yang ini wa li a’udzubillah, ia melihat kobaran api neraka, “fazaadu hasroh” maka ia bertambah sedih, bertambah kecewa dan bertambah menyesal, sehingga ia tahu betapa indahnya Allah memperbuat hamba-hambanya yang beramal sholeh, hingga dia berada pada puncak penyesalan, dan penyesalannya itu akan menjadi pengurangan pula baginya dari pada siksa api neraka selama ia seorang muslim, karena semua muslim akan sampai disurganya Allah, demikian yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Allah SWT mensifatkan kepada kita, disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad SAW, siksa api neraka yang paling ringan itu adalah dipakaikan dua bara api dikakinya yang terbuat dari api neraka sehingga bergolaklah kepala dan otaknya, inilah siksaan yang paling ringan, dan bagaimana siksaan yang paling berat, inilah hadirin hadirot penjara diyaumil-qiyamah wa li a’udzubillah untuk penebusan dosa.

Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, Rasul SAW bersabda; “ketika penduduk surga sudah masuk kedalam surga, dan penduduk neraka sudah masuk kedalam neraka, maka berkatalah para malaikat; “yaa ahlal jannah khulud laa maut yaa ahlan-naar khulud laa maut” wahai penduduk surga abadi tiada akan pernah menemui kematian, wahai penduduk neraka tiada akan pernah menemui kematian” disaat itulah penduduk surga bertakbir dan bersyukur kepada Allah, mereka akan terus dalam kebahagiaan sepanjang waktu dan zaman, tidak terbatas dengan zaman, tidak berakhir dengan masa, tidak bertambah lanjut usia, mereka terus didalam kebahagiaan, didalam jaminan Ilaahi, tiada pernah wafat selama-lamanya, penduduk neraka menjerit ketakutan mendengar suara ini; wahai penduduk neraka tiada kematian, walaupun mereka akan merasakan kematian beribu-ribu kali, karena pedihnya siksa, namun tiada akan pernah wafat dan selesai, akan terus dalam kehinaan, terkecuali mereka menemui kebebasan.

Oleh sebab itulah, ketika Abu Hurairah ra bertanya; ya Rasulullah man as’adunnas bi syafa’atii yaumal-qiyamah, wahai rasul, siapa orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’atmu dihari kaiamat? Rasul menjawab; as’adunnaas bi syafa’atii yaumal-qiyamah man qoola laa ilaaha illallah kholishon min qibali nafsihi” orang yang paling beruntung mendapatkan syafat’atku dihari kiamat adalah orang yang mengucap; laa ilaaha illallah” dari dalam dirinya, laa ilaaha illallah” dia tidak ingin menyembah selain Allah, tidak mau mengakui Tuhan selain Allah, sebesar apapun dosanya, sebanyak apapun kesalahannya, selama jiwanya menolak menyembah selain Allah, pasti dia akan ditemui syafa’atunnabi Muhammad.

Hadirin hadirot demikian dahsyatnya rahmat-Nya Allah, dengan kebangkitan sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih, kita berkata lalu bagaimana dengan dosa-dosa, selesaikah sudah? Kalau toh nanti bakal masuk surga juga, hadirin, sebagaimana kita dimuka bumi juga tidak mau dizholimi, tidak mau dapat musibah, demikian pula diyaumil-qiyamah musibah yang demikian dahsyat, pencucian dosa yang demikian dahsyat yang sangat menakutkan dan merisaukan, satu hari adalah bagaikan seratus tahun, demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.

Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; “orang-orang yang keluar kelak dari dalam neraka itu, dalam keadaan hangus, walaupun hanya baru beberapa menit, belum sampai ke neraka sudah hangus mereka dari panasnya api neraka, namun ketika mereka telah hangus ini Allah SWT memerintahkan malaikat untuk menenggelamkannya di “naHrul hayat” yaitu didanau kehidupan, demikian riwayat Shohih Bukhori, maka tumbuhlah seluruh sel tubuhnya yang telah hangus, apakah ia bisa, sebagaimana kita berasal dari satu sel, tumbuhlah milyaran sel disekitar tubuh kita menjadi manusia, berbicara, mendengar, melihat dan segala-galanya, demikian pula ketika mereka yang telah hangus dalam api neraka, wa li a’udzubillah, Allah SWT mengeluarkannya dengan syafa’at, mereka adalah orang-orang yang nomor dua dari pada yang mendapatkan syafa’at, yang pertama mendapatkan syafa’at adalah mu,minin, sholihin, muqorrobin, orang-orang yang masuk surga tanpa hisab disyafa’ati oleh Rasul, agar lebih cepat masuk kedalam surga.

Demikian dijelaskan oleh Imam ibnu Hajar dalam kitabnya fathul baari bi syarah Shohih Bukhori, bahwa ketika Rasul SAW mensyafa’ati itu, Rasul berkata didalam Shohih Bukhori dijelaskan; “yahuddu hadda” Allah memberi batasan-batasan kepada sang Nabi, pertama orang-orang mu,minin, muqorrobin, sholihin, syuhada, ini dulu dibebaskan dan tidak mendapatkan hisab, percepat masuk ke dalam surga, lalu kelompok kedua yang diangkatnya lagi derajat, dari derajat surga menjadi derajat yang lebih tinggi dengan syafa’atunnabi SAW, ada pula yang diberi hak memberi syafa’at yaitu para syuhada, para ulama, para auliya, diberi izin untuk memberi syafa’at, dan pula Rasul SAW mensyafa’ati batasan umat demi batasannya, Imam ibnu Hajar menyebut batasannya, mereka yang malas berbuat ibadah, mulai semakin tinggi mereka dari para pezina, orang yang meninggalkan sholat, orang yang mabuk, dan kesemuanya ini hadirin hadirot pasti diakhir, akan mendapatkan syafa’at selama mereka tidak menyekutukan Allah, walaupun terlambat, entah seribu tahun, entah ratusan ribu tahun, entah milyaran tahun, mereka akan menemui syafa’at Muhammad SAW, ribuan tahun itu bukan hal yang sebentar hadirin hadirot, mereka dizaman sekarang ada yang menanti di alam barzah, mungkin seribu tahun lagi untuk mencapai hari kiamat, kita saja adalah beberapa hari terkena musibah misalnya, jiwa kita telah mulai sempit dan bingung, lebih-lebih lagi ketika ribuan tahun tinggal didalam bara api yang gelap dan hitam.

Demikian hadirin hadirot, namun kita mengingat disini betapa agungnya rahmat-Nya Allah, dengan memunculkan sosok Muhammad Rasulullah SAW kepada kita, Imam ibnu Hajar al-Asgholani didalam kitabnya fahul baari bi syarah Shohih Bukhori menjelaskan, menukil pada hadits shohih dan tsiqoh bahwa disaat itu ketika para Nabi melintas dijembatan shirot, Rasul SAW didatangi oleh Nabi Isa as dan berkata; wahai Muhammad al-an waktah” wahai Muhammad sekarang waktumu, ini umat sudah pecah belah, sudah cerai berai dan masing-masing teman tidak kenal temannya, sahabat tidak kenal sahabatnya, sebagaimana firman Allah: “yauma yafirru mar’u min akhih wa ummihi wa abih wa shohibatihi wa banih” hari dimana manusia itu lari dari temannya, lari dari keluarganya, lari dari ayah ibunya, lari dari anaknya, menghindar dari suami dan istrinya, karena apa? karena risaunya mereka atas hari yang demikian besar, takut dituntut, dan dihari itulah Nabi Isa berkata: sekarang waktumu wahai Muhammad, ini umat sudah cerai berai semua, Rasul SAW berdiri dijembatan shirot menanti umat, saat semua teman lupa pada temannya, Rasul tidak lupa dari umat, jika beliau melihat umat beliau melintas beliau mengenalkan dirinya “ana shohibuk-ana shohibuk” demikian Imam ibnu Hajar menukil hadits didalam kitabnya fathul baari bi syarah Shohih Bukhori, aku ini temanmu kata Rasul aku temanmu, maksudnya semua teman bisa lupa padamu terkecuali Nabi Muhammad, tidak lupa pada umatnya SAW wa barak’alaih wa ‘ala alih, demikian hadirin hadirot indahnya sayafa’atunnabi. Sampailah manusia-manusia yang telah sampai ke dalam surganya Allah SWT, sehingga Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; “orang-orang itu disurga kelak wajah mereka bagaikan bulan purnama, bulan disaat purnama, terang benderang dengan keindahan, wajah mereka dinaungi cahaya Ilaahi SWT, terang benderang.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah
Wajah mereka itu indah, indah karena apa? karena diperindah oleh yang Maha Indah, dengan cahaya yang Maha Indah, sehingga mereka sangat indah, bayangkan wajah-wajah mu,minin nu,minat, syuhada, dan sholihin, penduduk surga itu, betapa indahnya wajah mereka, semoga kita akan diperindah oleh Allah, dengan cahaya keindahan-Nya, di dunia di barzah dan di yaumil-qiyamah, mereka melihat indahnya surga bagaikan istana-istana, mereka kata Rasul SAW; bagaikan bintang dilangit terang benderang dan sangat berjauhan antara istana satu dengan istana lainnya, hal seperti ini hadirin jika kita ingat tampaknya sulit diterima logika, tentu logika kita belum mampu untuk mendalami hal-hal seperti ini, ini hanya bisa diterima oleh iman, akan tetapi Allah SWT yang Maha berkuasa tentunya telah memberi peringatan kepada kita, bahwa alam logika dan pemahaman kita ini sangat terbatas dan pengetahuan ilmu kita pun sangat terbatas, sehingga Allah berkata kepada mereka yang masih memungkiri dan menyembah Tuhan yang lain, Allah berfirman: “innahaum laa yakhluqudzubab walau ijtama’u bih” bagaimana mereka mau memahami dengan segala kepahaman ilmu sedangkan mereka tidak bisa menciptakan seekor lalat, walaupun seluruh mereka berkumpul penduduk langit dan bumi untuk menciptakan seekor lalat dari ketiadaan, bukan dari proses peneluran, dari ketiadaan menjadi ada, kumpul seluruh alam untuk menciptanya tidak akan mampu, mencipta seekor lalat saja seluruh alam semesta tidak mampu, maka apa lagi yang kita tumpu kalau bukan iman pada yang Maha mencipta seluruh alam semesta, Allah Jalla wa’ala Allahu Allahu Allah.

Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori: “ketika penduduk surga telah masuk kedalam surga, penduduk neraka disyafa’ati dan mereka keluar dari neraka lantas diperindah oleh Allah, masuklah mereka kedalam surga, banyaknya bagaikan ribuan burung-burung putih, keluar dari kemurkaan, dari penjara kehinaan Allah SWT,menuju surga, ribuan banyaknya terus dan terus masuk kedalam surga dengan syafa’at Nabi Muhammad SAW, demikian riwayat Shohih Bukhori, mereka keluar menuju surga itu bagaikan ribuan merpati-merpati masuk kedalam, bukan seperti burung tentunya, akan tetapi banyaknya kira-kira seperti itu, masuk kedalam surganya Allah SWT.

Hadirin hadirot, lalu Allah SWT berkata pada penduduk surga: “Ana u’thiikum aktsar min dzalik” wahai hamba-hambaku apakah kalian sudah senang, sudah puas kalian”, mereka menjawab; “apalagi yang membuat kami belum puas padamu Robbi, kami masuk kedalam surga padahal kami hanya beriman dan beramal sholeh beberapa puluh tahun saja, itupun masih banyak celah-celah dosa, Kau berikan pada kami pengampunan, apalagi yang lebih dari ini wahai Robb, dan Kau berikan kepada kami kebahagian dan keindahan yang kekal, mereka dengan mahkota-mahkota indah, pakaian terindah, minyak wangi terindah, dan bentuk yang sangat indah, Allah SWT berfirman lagi dalam hadits qudsi: “Ana u’thiikum aktsar min dzalik” mau Ku beri hal yang lebih dari itu, maka para penduduk surga menjawab; apa yang lebih dari ini wahai Robb, tentunya mau, maka Allah SWT menjawab: “Ku halalkan dan Ku pastikan untuk kalian keridhoan-Ku dan Aku tidak akan pernah murka kepada kalian selama-lamanya” Allah menghalalkan cinta-Nya kepada mereka dan akan selalu mencintai mereka dengan cinta yang abadi, cinta Allah yang tiada akan pernah berakhir, adakah dalam jiwa kita mendambakannya, adakah kita yang memintanya, ridho Allah yang kekal dan abadi dan tiada akan pernah berakhir, Ja’alallahu wa iyyakum minhum, semoga Allah memastikan namaku dan kalian diantara mereka, ya Allah, pastikan nama-nama kami Robbi yang wafat dalam husnul khotimah, pastikan nama-nama kami memandang dzat-Mu yang Maha Indah.

Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, para shahabat bertanya: “ya Rasulullah hal naroo robbana” wahai Rasulullah apakah kami akan melihat Tuhan kami? maka Rasul SAW menjawab; “na’am, hal tumaaruuna fil-qomari lailatal-badri laisa duunahu sahaab? apakah kalian masih ragu melihat bulan purnama kalau tidak ada awan, tentunya tidak. jelas sekali, maka Rasul SAW menjawab; “seperti itu kalian akan melihat Tuhan kalian”, demikian riwayat Shohih Bukhori, dan Allah SWT berfirman: “wujuhuyyaumaidzin naadhiroh ilaa robbiha naazhiroh” wajah-wajah yang bercahaya memandang Allah SWT dengan seindah-indah dzat-Nya, disitulah hadirin hadirot sang Nabi SAW ketika berhadapan dengan Robbul’alamin, dimalam mi’raj, disaat itu.

Al-Imam al-qodhiyyat menukil satu riwayat tsiqoh, bahwa Rasul SAW bercerita, aku melihat daripada tingkatan-tingkatan langit satu persatu sampai yang terakhir dan tertinggi, sampai melebihi al-kursy sampai lauhulmahfuzh, sampai arsy, dan sampai kehadrotul Ilahi, aku melihat berjuta-juta bentuk, berjuta-juta suara, dan bermacam tasbih, gemuruh tasbih para malaikat yang tiada pernah berhenti dengan demikian megahnya, langit kedua gemuruh tasbih malaikat lebih dahsyat dan yang ketika sampailah ke hadratullah, beliau bersabda: tidak ada lagi suara, tidak ada lagi pemandangan, disaat itu semuanya tidak lagi bisa disifatkan, disaat itu beliau mendengar satu suara yang sangat berwibawah namun penuh dengan keindahan: “ ‘udnuhu-‘udnuhu yaa Muhammad li yafkah khoufuka yaa Muhammad” mendekat-mendekat wahai Muhammad tenangkan dirimu dari ketakutanmu” maka bersujudlah sang Nabi ke hadhrotullah dengan ucapan: “attahiyyaatul-mubaarokaatussholawaatuthoyyibaatulillah” segala kemuliaan, keluhuran milik Allah dan keberkahan, maka sang Nabi mendengar jawaban Allah Jalla wa’ala: “assalaamu’alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatullahi wa barokatuh” salam sejahtera dari Allah pada sang Nabi dan Rahmatnya, sang Nabi menjawab: “assalamu’alaina wa ‘ala ‘ibaadillaahisshoolihin” salam sejahtera atas kami dan para hamba-hamba Allah yang sholeh, demikian hadirin hadirot percakapan itu selalu disebut saat kita sholat lima waktu dan sholat sunnah, untuk mengingat detik-detik perjumpaan sang Nabi dengan Allah, untuk mengingat detik perjumpaan kita dengan Allah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Ingatlah saat perjumpaan ini yang pasti datang pada kita, rindukan dan dambakan keindahan-Nya Jalla wa’ala Ya rahman Ya Rahim, kami yang masih hidup di alam dunia dan menanti saat-saat kematian kami, panjangkan usia kami dalam ketaatan dan keberkahan, Ya rahman Ya Allah, tambahkan keberkahan dan ketaatan dalam usia kami, terangi hari-hari kami dengan indahnya sujud, terangi hari-hari kami dan napas-napas kami dengan doa dan munajat, terangi segala apa yang kami lewati dengan cahaya kemudahan dan cahaya penyelesaian yang menyingkirkan segala kesulitan dan hambatan kami, Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal-Jalali wal-Ikrom, inilah harapan, inilah doa, yang telah Kau berfirman: “yabna aadam innaka maa da’autanii wa rojautanii ghofartulaka ‘ala maa kaana minka falaa ubaali” wahai keturunan Adam ketika kau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku Ku hapuskan dosa-dosamu dan tidak lagi Ku permasalahkan” hadirin hadirot, hadirkan jiwamu dalam doa dan munajat, bangkitkan harapanmu kepada Allah, dan Allah mengganjarnya dengan pengampunan maka panggillah Ya Allah Ya Allah Ya Allah, “as’adunnas bi syafa’ati yaumal-qiyamah man qoola laa ilaaha illallah kholishon min qibali nafsih” orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’atku dihari kiamat adalah yang mengucap ”laa ilaaha illallah” dengan kesungguhan dari dalam dirinya” hadirin hadirot tekankan dalam jiwa kita tidak akan menyembah Tuhan lain selain Allah, tidak akan memilih Nabi lain selain Muhammad Rasulullah, faquuluu jami’an; laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah, laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah, laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah, Robbi saksikan kami tidak akan menyembah Tuhan selain-Mu Robbi, kami tidak sujud pada selain-Mu ya Allah, dan kami tidak memilih Nabi lain selain Nabimu Muhammad SAW, Ya dzal-jalali wal-Ikrom ya dzatthouli wal-in’am.

Pandanglah seluruh wajah ini dengan cahaya rahmat-Mu ya Rahman, pandanglah seluruh wajah ini dengan cahaya pengampunan-Mu ya Rahim, pandanglah seluruh wajah ini dengan kepastian husnul khotimah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal-Jalali wal-Ikrom, Robbi terangi jiwa kami dengan cahaya doa, Robbi terangi napas-napas kami dengan cahaya munajat, terangi sisa usia kami dengan lezatnya sujud, kami mengadukan buruknya jiwa kami yang selalu menghindar dari ibadah, kami mengadukan jiwa kami yang mencintai dan merindukan selain-Mu.

Robbi ya Rahman kepada siapa kami mengadu kalau bukan kepada nama-Mu ya Allah, pada siapa kami mohon pengampunan atas buruknya dosa dan tiada rahasia antara kami dengan-Mu Ya Rahman, bukakan pintu pengampunan-Mu Ya Allah, bila hamba yang demikian banyak berbuat dosa, dan pintu maaf-Mu selalu terbuka bagi para pendosa, masukkan seluruh nama kami dalam samudera maaf-Mu Ya Rahman, hapuskan dosa-dosa kami, dosa-dosa ayah bunda kami, ayah bunda kami yang masih hidup curahkan keberkahan dalam hidupnya, ayah bunda kami yang telah wafat, muliakan arwah mereka bersama para muqorrobin.

Ya Rahman Ya Rahim perbaiki keadaan muslimin; Allahumma ‘aafinaa walthuf binaa wahfazhnaa wanshurnaa wafarrij ‘anna wal-muslimiin Allhummakfina waiyyaahum jamii’an syarro mashooibaddunia waddiin Allahumma ashlihnaa wa ashlih man fii sholaahihi sholaahul-muslimin Allahumma laa tuhliknaa wa ahlik man fii halaakihi sholaahul-muslimin, Allahummasqinal-ghoitsa warrohmah wa laa taj’alnaa minal-qonithiin, Allahummarfa’ washrif ‘anna wa ‘anil-muslimiinal-adzaa wal-balaa, wal-qohtho wal-humma wazhulma wa jamii’I anwaail fitani wal-mihan wal-amroodh wal-asqoom maa zhoharo minhaa wamaa bathon wadfa’illahumma ‘anna syrrothooghiin wal-baaghiin wal-mu’tadiin wadzoolimiina bimaa syi,ta ‘aajilan ghoiro aajilin fii ‘aafiyatin wasalaamatin birohmatika yaa arhamarroohimiin yaa arhamarroohimiin yaa arhamarroohimiin”.

Ya Allah jangan jadikan satupun dari wajah kami yang hadir berada dalam api neraka ya Allah, jangan Kau biarkan satupun dari wajah kami menjerit dalam api nereka ya Rahman, pastikan Robbi kami Kau haramkan dari api neraka, haramkan kami dari siksa kubur, haramkan kami dari desakkan sakaratulmaut, halalkan bagi kami kebahagiaan dunia dan akhirat ya Allah ya Rahman ya Rahim faquulu jamii’an Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal-Jalali wal-Ikrom, hadirin hadirot kita akan terus memakmurkan dzikir Jalalah setiap malamnya, setiap minggunya, setiap bulannya, kita akan terus menerangi bumi ini dengan dzikir Jalalah, terangi hari kita dengan dzikir Jalalah, kita doakan tamu-tamu kita, Al-Habib Husein bin Syeik Al-Juneid dari Kuala Lumpur agar dikabulkan seluruh hajatnya, dihilangkan segala kesulitannya, dilimpahkan baginya kemudahan untuk terus berjuang menegakkan dakwah dan mengkoordinasi dakwah dari para penegak panji-panji Rasulullah SAW di wilayah Kuala Lumpur dan sekitarnya, kita doakan tamu-tamu kita Habib Abdullah Assagaf, Habib Ahmad Assagaf, Habib Musthofa Mauladdawilah, Habib Alwi dan para Habaib dan para ulama, agar dikabulkan segala hajat mereka, dilimpahkan keberkahan zhohiron wa bathina dan atas kita semua yang hadir.

Hadirin hadirot saya mengucapkan beribu terima kasih atas kesuksesan jama’ah, hadir dihari kemarin di masjid Istiqlal, Alhamdulillah acara sukses, hadirin melebihi 400 ribu muslimin muslimat yang memenuhi masjid jami Istiqlal Alhamdulillah Jakarta bergemuruh dengan lafdzul-Jalalah dan Ismullah, dan kita tidak puas berhenti disana, tanggal 29 juli tepat malam Isro wal-Mi’raj selasa malam rabu kita akan mengadakan Tabligh Akbar Isro Mi’raj dan gemuruh lafdzul-Jalalah di masjid At-Tin Taman Mini, 29 Juli 2008 ba’da isya dimasjid Jami At-Tin, kita akan berkumpul lagi ratusan ribu muslimin muslimat dalam Isro wal-Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan juga bergemuruh dengan lafdzul-Jalalah, hadirin hadirot kita berdoa agar acara ini sukses, Ya Rahman Ya Rahim tenangkan bumi Jakarta dengan lafdzul-Jalalah, tenangkan bumi Jakarta dengan dzikir nama-Mu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim tenangkan muslimin muslimat dari segala goncangannya, dengan keagungan nama-Mu Ya Rahman Ya Rahim wa shollallahu ‘ala nabiyyuna Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam wal-hamdulillahi Robbil’alamiin

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Tiada Perantara Antara Allah Dengan Hambanya

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

ImageAssalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh,
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaih
Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor,Limpahan puji kehadirat Allah, Maha suci dan Maha Luhur, Maha menyejukkan jiwa hamba-hambanya dengan nama-Nya yang Maha luhur, keindahan yang zhohir dan yang batin, yang kesemuanya milik Allah, berawal dari kehendak Allah, menenangkan sanubari hamba-hambanya, menghibur dan menyejukkan jiwa mereka dengan detik-detik perjumpaan dengan Allah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah. Betapa agungnya Allah SWT menaungi hamba-hambanya dengan kelembutan, menghibur mereka dengan pengampunan-Nya, menyampaikan kabar-kabar yang menenangkan jiwa akan detik-detik perjumpaan kita dengan Allah, tenanglah sanubari hamba-hambanya yang beriman, ketika mereka mengingat akan datang satu waktu kelak, mereka akan berhadapan dengan Robbul’alaimin, berhadapan dengan yang tiada akan menyecewakan para kekasihnya, pada yang Maha penyantun, pada yang Maha berkasih sayang, Allah, tiada kasih sayang melebihi kasih sayang-Nya, tiada kelembutan melebihi kelembutan-Nya, tiada kesabaran melebihi kesabaran-Nya, tiada kekuasaan dan kekuatan melebihi kekuatan dan kekuasaan Allah.

Sang pemilik setiap ruh dan jiwa, sang pemilik setiap jasad, setiap yang hidup diatas dipermukaan bumi, Dialah Allah, Maha hidup, dan Maha mengawali dan memiliki segenap kehidupan, Maha berkuasa atas yang hidup dan Maha berkuasa atas yang telah sampai di alamul-barzah, dan Maha berkuasa sepanjang waktu dan zaman, Allah SWT yang tiada henti-hentinya memanggil kita untuk mendekat, Ya Rahman Ya Rahim, undang terus jiwa kami untuk mendekat kehadirat-Mu Robbii, Ya Allah.

Hadirin hadirot, diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, Rasul SAW bersabda: “maa min muslim” tiadalah seorang muslim, ”man hamma bi hasanatin” ketika ia berkeinginan untuk berbuat suatu pahala, sebelum ia berbuat, baru berniat, Allah telah memberinya satu pahala, memberinya sebelum ia berbuat, mengganjarnya sebelum ia bergerak melakukannya, demikian penghargaan Allah, dan kesantunan dan kedermawanan Allah bagi jiwa yang berkehendak untuk berbuat baik, yang berkehendak untuk dekat kepada-Nya, yang berkehendak untuk beribadah kepadanya, baru saja lintasan pemikiran dan keinginan, sudah diberi satu pahala, subhanallah, ketika ia melakukannya diberikan baginya sepuluh kali lipat dari amal baiknya, “ilaa sab’ii miati zaid” terus dilipat gandakan bisa sampai 700 kali lipat, ketika ia berniat berbuat buruk, “hamma bi sayyiatin” Allah tidak tuliskan dosa, kalau sudah niat berbuat jahat, belum Allah tuliskan dosa, jika tidak jadi melakukannya, Allah berikan satu pahala, subhanallah.

Allah memberikan pahala dengan getaran hati dan keinginan jiwa kita, ingin berbuat baik, pahala dan anugerah telah berlimpah sebelum kita berbuat, meninggalkan perbuatan jahat, Allah limpahkan lagi pahala, ketika ia berbuat dosa, diberikan satu dosa saja, demikian cara Allah membela ku dan membela kalian untuk selalu dekat dengan-Nya, satu kali kita beribadah kepada Allah, sepuluh kali Allah dekatkan kita kepada-Nya, demikian indahnya Robbul’alamin, satu kali kita bersujud dituliskan sepuluh kali sujud, satu kali bertaubat dituliskan sepuluh kali bertaubat, satu kali minta ampunan dosa kita kepada Allah, Allah tuliskan sepuluh kali, demikian indahnya Robb, demikian besarnya keinginan Allah mengundang kita untuk dekat, hadirin hadirot pahamilah undangan-undangan Ilaahi dalam setiap kejap siang dan malammu.

Rasul SAW bersabda: “iklifuu minal-a’maali maa tutiiquun” demikian riwayat Shohih Bukhori, “paksa dirimu untuk berbuat amal selama kalian mampu”, jadi yang tidak mampu paksakan sampai batas kemampuan, maksudnya apa? jangan sampai kita tertipu dengan ayat lain: “laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha” itu bagi yang sudah sampai batas tidak mampu lagi, berhenti sampai disitu, tapi selama masih mampu paksakan, maksudnya apa? perangi perasaan malas, malas beribadah bukan tidak mampu beribadah, Rasul mengatakan: “iklifuu minal-a’maali maa tutiiquun” demikian riwayat Shohih Bukhori, “paksakan dirimu untuk berbuat amal selama masih mampu” kalau sudah tidak mampu, berhenti, karena memang batasnya sampai disitu, Allah tidak memaksa lebih dari yang kita tidak mampu, subhanallah. Allah ciptakan manusia ini lemah, sehingga mereka tidak dipaksa lebih dari yang kemampuan mereka, demikian Allah SWT menghendaki kita untuk terus mencapai kedekatan kehadirat-Nya, padahal Allah tidak membutuhkan semua hambanya.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Allah SWT berfirman didalam hadits qudsi, dimana Allah menjelaskan, “Ya ibaadii innakum lam tablughu dhurri wa lam tablaghu naf’ii” wahai hamba-hamba-Ku kalian tidak akan bisa sampai membuat manfaat kepada-Ku dan tidak pula akan bisa sampai membawa mudharat pada-Ku”, Ya ‘ibaadii law anna awwalakum wa aakhirokum kaanu ‘ala atqo qolbii rojulin wahidin minkum maa zaada dzalika min mulki syai,a, Ya ‘ibaadii law anna awwalakum wa aakhirokum wa insakum wa ji’nakum kaanu ‘ala afjari qolbii rojulin wahidin minkum maa naqosho dzalika min mulki syai,a” . Wahai hamba-hamba-Ku jika kalian yang pertama hingga yang terakhir dari seluruh manusia ini mempunyai jiwa yang taqwa dengan puncak-puncak ketaqwaan, tidak bertambah kerajaan-Ku sedikitpun, wahai hamba-hamba-Ku jika kalian seluruh manusia yang pertama hingga yang terakhir mempunyai jiwa yang semuanya jahat, pada puncak kejahatan, tidak berkurang dari kerajaan-Ku sedikitpun” Jalla wa ‘ala, dengan keadaan Allah yang Maha Sempurna dan Maha Tunggal, Maha Abadi, namun Dia Allah mengundang hamba-hambanya, sekali kau beribadah kepada-Ku, Ku tuliskan sepuluh kali ibadah kepada-Ku, betapa hebatnya undangan Robbul’alamin untuk kita dan betapa meruginya mereka yang selalu menolak undangan Allah, untuk beribadah dengan bibir dan lidahnya, dengan telinganya dengan penglihatannya, dengan tangan dan kakinya.

Hadirin hadirot, Allah SWT menetapkan waktu kita untuk kelak berakhir dimuka bumi, sehingga Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori: “man ahabba liqoo allah ahabballah liqooah” barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah rindu berjumpa dengannya” berkata sayyidatina Aisyah ra: Ya Rasulullah; kullana nakroul maut” kita ini semuanya takut dengan kematian, lalu bagaimana dengan merindukan jumpa dengan Allah yang harus melewati sakaratul maut? maka Rasul SAW menjawab: ketika seorang hamba rindu kepada Allah dan ia beramal sholeh, maka ketika disaat detik-detik terakhirnya akan wafat, Allah kirimkan para malaikat, mengabarkan atas keridhoan Allah padanya, dan Allah perlihatkan keindahan-keindahan yang akan ia capai setelah ia wafat, ”fa ahabba liqooallah” maka ia ingin segera jumpa dengan Allah dan ia wafat. Demikian hadirin hadirot indahnya Allah SWT, berbuat kepada orang-orang yang merindukan-Nya, hingga akhir saat-saat sakaratul mautnya pun diberikan kabar-kabar indah, sehingga bagi mereka ingin segera mencapai sakaratul maut itu, demi mereka semakin dekat dengan saat perjumpaan dengan Allah, hadirin hadirot, semua detik itu akan sampai kepada ku dan kalian, detik-detik sakaratul maut pasti akan tiba.

Ketika lewat jenazah, dan Rasul SAW bersabda: “mustarih aw mustaroh” shahabat bertanya; apa maksud ucapanmu ya Rasulullah? Rasul menjawab; “mustarih” kalau orang mu’min wafat “mustarih” ia wafat untuk beristirahat, tidak ada lagi fitnah, tidak ada lagi penyakit, tidak ada lagi cobaan, tidak ada lagi kesulitan, yang ada adalah keindahan beristirahat, menuju hari perjumpaan dengan Tuhannya, namun kalau ia orang yang jahat, maka dia “mustaroh” apa “mustaroh”? orang lain yang istirahat dan tenang dari kejahatannya, orang yang hidup beristirahat darinya, dia sekarang sibuk setelah ia wafat, ia tidak ada lagi istirahat, ia sibuk dengan dosa-dosanya, tapi orang yang ditinggal, yang beristirahat atas kejahatannya, tidak ada lagi ini tukang fitnah, tidak ada lagi ini penjahat, tidak ada lagi ini penipu, ia wafat, orang istirahat dengan kematiannya “mustarih aw mustaroh” pasti satu dari dua keadaan, setiap kematiannya, Allah menjadikan kita dikelompok orang yang ”mustarih” dan beristirahat dari pada segala musibah dan cobaan, hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, demikian diriwayatkan didalam Shohih Bukhori.

Dan Rasul SAW bersabda diriwayatkan di dalam Shohih Bukhori: “laa tasubbul-amwat” janganlah kalian mencaci orang-orang yang telah wafat, “innakum qod qoddamu” sungguh mereka itu sudah menghadap Allah dan semua amal mereka diperhitungkan oleh Allah, tidak satu pun amal terkecilnya dilupakan Allah, jika mereka banyak berbuat dosa, barangkali kita bisa lupa, tapi Allah tidak akan lupa, demikian pula pahala “laa tasubbul-amwat” jangan sesekali kalian mencaci orang-orang yang telah wafat.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Nabiyyuna Muhammad SAW wa barak’alaih, pembawa kesejahteraan untuk membimbing kita mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, makhluk yang paling bertanggung jawab atas umatnya, sehingga ketika Rasul SAW mencapai sakaratul maut, seraya berdoa kepada Allah: “Allahumma syaddid ‘alayya mautii wa khoffif ‘ala ummatii” wahai Allah keraskan bagiku kematianku dan ringankan bagi umatku” demikian doa Nabiyyuna Muhammad SAW wa barak’alaih, sehingga diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, saat-saat beliau mencapai akhir hidupnya, seraya mengambil air dan membasahi wajahnya, karena keringat yang demikian deras membasahi wajah beliau, mengambil air dari bejana dengan kedua tangannya dan mengusapkan diwajahnya, menahan pedihnya sakaratul maut, seraya berkata: “laa ilaaha illallah inna lil-mauti sakaroot” beliau mengatakan ; “laa ilaaha illallah” sungguh pada kematian itu terdapat dahsyatnya kepedihan” lantas beliau pun mengangkat tangannya dan mengucap; “barrofiqil-a’laa” aku memilih untuk bersama yang Maha tinggi, dan setelah itu terjatuhlah tangannya perlahan-lahan dan beliau menghembuskan nafas yang terakhir, demikian keadaan wafatnya sang Nabi, dan beliau telah meminta kepada Allah untuk dikuatkan atasnya sakaratul-maut dan diringankan untuk umatnya, sehingga sampailah doa dan munajat ini pada setiap umat beliau, mereka mendapatkan keringanan disakaratul-maut.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Waktu demi waktu akan menjelang, orang yang hidup pasti akan wafat, dan setelah mereka wafat mereka akan terus di alam barzah bertanggung jawab, entah 500 tahun, entah seribu tahun atau lebih lagi, ketika kita berfikir ingin memperindah rumah kita, ingatlah rumah kita yang kita tinggali itu, paling lama hanya 100 tahun saja dan setelah itu ada rumah yang demikian sempit, mungkin ribuan tahun kita tinggal didalamnya, bangunlah rumahmu, megahkan rumahmu yang engkau akan tinggal disana, sendiri tidak ditemani siapa pun, sebagaimana sabda Rasulullah SAW diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, Rasul SAW bersabda: “jika wafat seorang manusia, ia memiliki tiga, dan yang menemaninya hanya satu, yang tiga adalah amalnya, hartanya, dan keluarganya, dan yang tetap bersamanya hanya amalnya, keluarga dan hartanya tidak ada yang akan bisa bermanfaat dan keluarganya tidak akan mau menemaninya didalam kubur”, demikian hadirin hadirot, tinggallah amal-amalnya, beruntung jika ia mempunyai teman dan kerabat yang mendoakannya setelah ia wafat.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Rasul SAW bersabda: “laa taquumussaa’ah hatta yusyriqussyamsu min maghribiha wa lamma roa annaas amanuu ajma’iin” tiada akan datang hari kiamat, kata sang Nabi, sampai terbitnya matahari dari barat, ketika manusia melihatnya mereka semuanya beriman”, akan tetapi Allah tidak lagi menerima iman mereka, karena hari kiamat itu akan datang setelah tidak ada lagi muslimin, yang ada adalah orang-orang yang menyembah selain Allah SWT, namun ketika mereka melihat matahari terbit dari barat, mereka teringat akan ajaran Islam yang benar dan mereka beriman, akan tetapi Allah tidak lagi menerima iman dan taubat mereka, ketika matahari telah berbalik posisi, yang berarti bumi ini berputar terbalik, itu mengawali kehancuran alam semesta.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori: “yuhsyarun-naas yaumal-qiyamah fii ardhi baidhoo“ manusia itu akan dikumpulkan dipadang mahsyar nanti, dalam keadaan daratan yang putih bagaikan perak, mereka berdiri diatasnya, tidak ada pohon dan tempat untuk berteduh, tidak ada debu dan tidak ada tanah, yang ada adalah tanah yang putih bagaikan perak, bagaikan besi yang sangat panas dengan teriknya matahari, demikian keadaan mereka dipadang mahsyar, sehingga Rasul SAW menjelaskan, disaat itu orang yang mempunyai kezholiman, seraya bersabda riwayat Shohih Bukhori: diantara kalian yang mempunyai kezholiman pada saudaranya, segera minta halalkan, minta maaf dari saudaranya, karena nanti disana, dihari mahsyar tidak berlaku dinar wa laa dirham, tidak berlaku lagi uang dan alat tukar, kedudukan dan harta, tapi yang menjadi alat tukar adalah amal-amal dan dosa.

Beliau bersabda riwayat Shohih Bukhori; orang yang punya kezholiman terhadap saudaranya, maka ia akan diambil pahalanya oleh orang yang ia zholimi, dan jika ia sudah tidak punya amal, maka dosa-dosa orang yang ia zholimi akan ditumpahkan kepadanya, demikian keadaan mereka dipadang mahsyar, disaat itu hari pertukaran, dimana semua kezholiman harus dibayar, dimana semua kejahatan harus terlunasi, dan jika mereka masih mempunyai hutang-hutang, karena sudah tidak punya amal baik, amal baiknya sudah diambil untuk dosa-dosanya, dan dosa orang ditumpukkan padanya, tinggallah dosa-dosa itu yang harus ditebusnya dengan api neraka, wa lii a’udzubillah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Rasul SAW bersabda: ”pertama kali yang dihisab antara manusia adalah pertumpahan darah” inilah yang pertama kali diperhitungkan oleh Allah, al-Imam ibnu Hajar al-Asgholani dalam kitabnya fathul-baari bi syarah Shohih Bukhori, menjelaskan; bahwa yang pertama kali diperhitungkan antara manusia dengan Allah adalah sholatnya dan yang pertama kali diperhitungkan antara manusia dengan manusia lain adalah pertumpahan darah, inilah yang pertama kali dihisab oleh Allah, hindarilah sejauh-jauhnya pertumpahan darah, karena inilah yang pertama kali dihisab oleh Allah SWT, sehingga kita mendengar hadits mulia yang kita baca bersama-sama tadi: “maa minkum min ahadin illaa wa sayukallimuhullahu yaumal-qiyamah laisa bainallahi wa bainahu tarjumaan” tiada diantara kalian pasti akan berhadapan dengan Allah, Allah akan berbicara kepadamu dan tiada penerjemah dan perantara antara engkau dengan Robbul’alamin, engkau sendiri menghadap Allah, Tuhanmu yang menciptamu dari ketiadaan, disaat itulah hadirin hadirot, seagung-agung pertemuan, semulia-mulia perjumpaan bagi mereka yang merindukan Allah, mendengar hadits ini mereka gembira, alangkah indahnya, aku akan jumpa dengan yang sangat kurindukan ”Allah”.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Detik itu akan sampai, jangan kita didorong kesana dan kemari, diombang-ambingkan dengan kenikmatan dan kesedihan, atau kenikmatan dan musibah, ini semua akan sirna, yang akan pasti datang adalah detik perjumpaanmu dengan Allah, yang menentukan kehinaan yang kekal setelahnya atau kebahagiaan yang abadi, kebahagian trilyunan tahun yang tiada akan pernah ada akhirnya, tiada akan pernah berakhir, kebahagiaan bersama semua orang-orang yang dimuliakan Allah, sebagai tamu-tamu Allah, dan itulah yang abadi, semua yang kau lihat saat ini, semua yang kita hadapi saat ini, adalah bagaikan mimpi yang akan lewat begitu saja, dan ketika itu mereka bangun dipadang mahsyar untuk menghadap Robbul’alamin, disaat itulah semua orang tersadar dari seakan-akan ia bermimpi hidup didunia, menghadapi musibah didunia, kenikmatan didunia, kehinaan, pujian dan lain sebagainya, ini semua ternyata sirna, yang hakekat adalah jumpa dengan Robbul’alamin, untuk menghadapi kebahagiaan yang kekal atau kehinaan, wa lii a’udzubillah.

Rasul SAW, Nabiku dan Nabi kalian, diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, ketika melihat wajah shahabat berguncang, dari takutnya mendengar dahsyatnya hari kiamat, beliau tersenyum dan berkata: “attarodhouna an takuuna rob’ah ahlul-jannah” kalian senang tidak kalau kalian ini umat Muhammad SAW menjadi 1/4 dari penduduk ahli surga, “fa kabbarnaa” maka para shahabat berkata; kami bertakbir “Allahu akbar”, benar 1/4 ahli surga adalah umat Muhammad SAW? Rasul tersenyum lagi dan berkata; “maa tarodhouna an takuuna tsuluts ahlul-jannah” kalian senang tidak kalau kalian bukan 1/4, malah 1/3 dari ahli surga? “fakabbarnaa” maka kami bertakbir lagi, gembira dengan penyampaian sang Nabi, seraya meneruskan lagi “maa tarodhouna an takuuna nishfa ahlul-jannah” kalian senang tidak kalau kalian ini 1/2 dari seluruh penduduk surga?, “fakabbarnaa” dan kami bertakbir, demikian dahsyatnya Nabiyyuna Muhammad SAW wa barak’alaih.

Sehingga diriwayatkan oleh al-Imam ibnu Hajar al-Asgholani dalam kitabnya fathul-baari bi syarah Shohih Bukhori, menukil hadits shohih, meneruskan hadits ini, bahwa Rasul berkata lagi “maa tarodhouna an takuuna tsulutsa ahlul-jannah” kalian senang tidak kalau kalian menjadi 2/3 seluruh penduduk ahli surga?, para shahabat bertakbir lagi, maka Rasul membacakan ayat; “wa la saufa yu’thiika robbuka fa tardhoo” dan Allah akan memberimu anugerah, sampai engkau tenang, sampai engkau puas wahai Muhammad. Hadirin hadirot, ingatlah syafa’atun Nabi Muhammad SAW wa barak’alaih dihari itu, Allah membuka kasih sayang dan kebahagiaanya lewat Nabinya Muhammad SAW wa barak’alaih wa ‘ala alih.

Hadirin hadirot, tenangkan jiwamu, jangan pancing kita pada perpecahan antara muslimin satu sama lain, kita satukan shof kita dalam kedamaian, perjuangkan kedamaian umat, Majelis Rasulullah SAW memperjuangkan kedamaian umat dan bangkitnya umat mencintai sunnah Nabi Muhammad SAW wa barak’alaih wa ‘ala alih.

Saya tidak berpanjang lebar berbicara, cuma sekedar mengakhiri sebelum doa dan munajat, bahwa munculnya ajakkan untuk ber-mudhoharot dan berdemo dihari rabu, Majelis Rasulullah tetap tidak mengajurkan demo, demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, kita tidak bermusuhan dengan yang berdemo, kita satu niat, hari sabtu yang lalu saya sudah jumpa dengan Habib Rizik Syihab di POLDA Metro Jaya, dan sudah ada kesepakatan diantara kita, tidak ada permusuhan antara Majelis Rasulullah dengan Front Pembela Islam, kita semua satu niat, ketegasan silahkan dengan ketegasan, kita dengan kelembutan, dengan kelembutan, ini telah saya sampaikan kepada Habib Rizik Syihab, dan beliaupun setuju dan gembira, tidak ada permusuhan antara kita, yang jalan dengan kedamaian dengan kedamaian, yang jalan dengan ketegasan dengan ketegasan, kita semua dalam “laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah saw”.

Hadirin hadirot, malam ahad yang akan datang, kita akan mengadakan tabligh akbar Majelis Rasulullah SAW, untuk memperingati malam kemenangan fatahillah atas bumi Jakarta ini, karena yang lebih tepat bagi kita bukan memperingati ulang tahun Jakarta, tetapi memperingati kemenangan fatahillah mengusir Portugis dari bumi Jakarta ini, kita bangkitkan lagi semangat pemuda pemudi yang berjiwa fatahillah, yang fatahillah itu artinya kemenangan Allah SWT, kita jadikan bumi Jakarta bergemuruh dengan doa dan munajat, dan pada hari ahadnya, hari minggunya, 22 Juni, kita kumpul bersama-sama di masjid Istiqlal, dalam tabligh akbar gabungan, dengan acara yang sama, bersama Adz-dzikro, pimpinan Ust. Arifin Ilham, dan kita harapkan hadirin mencapai lebih dari 200 ribu muslimin muslimat, untuk bermunajat kepada Allah SWT, mereka yang mau membenahi umat dengan cara demonstrasi, mereka berdemonstrasi, kita juga punya cara unjuk rasa, cuma unjuk rasa kita kepada Allah, dengan doa, munajat dan mengundang umat agar terus dengan kedamaian.

Jangan musuhi mereka yang akan mengadakan demonstrasi, kita satu niat, dan kita pun mempunyai posisi kita, dan mempunyai pendapat kita masing-masing, kita punya waktu unjuk rasa malam ahad dan hari ahad, dengan unjuk rasa kepada Allah SWT, malam minggu itu kita bergabung dengan PT. Telkomsel, karena sekaligus mereka juga ingin merayakan hari ulang tahun Telkomsel, kita tentunya bersatu bukan mau merayakan ulang tahun Telkomsel, tapi kita ingin menyatukan untuk bekerja sama dengan PT. Telkomsel, memperluas dakwah kita di internet dan di selular dengan PT. Telkomsel, agar semakin terjalin lagi hubungan erat antara Majelis Rasulullah SAW dengan PT. Telkomsel, dimalam ahad yang akan datang, di gelanggang olah raga lapangan banteng, dan setelah itu berziarah ke maqom al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang, kita bangkitkan semangat dimalam ahad dan hari ahad yang akan datang, dengan gemuruh lafdzul Jalalah, hadirin hadirot, ajak teman-temanmu, ajak saudara-saudaramu, untuk meramaikan khususnya hari ahad, jam 11 maulid dimulai, karena disebagian spanduk dikatakan jam satu, karena itu sebelum pemohonan kita untuk maulid Nabi SAW, maulid akan dimulai jam 11, demikian hadirin hadirot, kita ikut berperan serta untuk menyatukan seluruh umat ini didalam shof gemuruh dzikir lafdzul Jalalah oleh 200 ribu muslimin muslimat, menyeru nama Allah dan berdzikir.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Kita terus berjuang membenahi umat dan menutup pintu-pintu musibah dengan banyaknya dzikir, malam selasa yang lalu saya sudah umumkan masalah ini, dan saya sudah sampaikan kepada guru mulia kita, al-Hafidh al-Musnid al-Habib Umar bin Hafizh, bahwa saya telah menghimbau jama’ah untuk tidak ikut berdemo dan beliau gembira, dan beliau menyampaikan salam kepada kita semua untuk terus berada dalam kedamaian, jangan sampai memusuhi pihak manapun dari kaum muslimin muslimat, sama-sama satu shof, kita tidak menyenangi berkembangnya Ahmadiyah, akan tetapi masing-masing punya cara untuk membenahinya. Hadirin hadirot kita bermunjat kepada Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Allah SWT berfirman didalam hadits qudsi riwayat Shohih Bukhori: “Ana ma’a ‘abdi haytsu maa dzzkaroni wa taharrokat bi syafataah” Aku bersama hamba-hambaku ketika hambaku mengingat-Ku dan bergetar bibirnya menyebut nama-Ku” dan Rasul SAW pula bersabda: “satu dari tujuh kelompok yang dinaungi Allah dihari “laa zhilla illa zhilluh” hari tidak ada naungan selain naungan Allah dihari kiamat, siapa mereka? “rojulun dzakarollah fafaadhot ‘ainah” orang yang ketika mengingat Allah mengalir deras air matanya ketika dia mengingat Allah SWT, hadirin hadirot betapa agungnya Allah SWT mengganjar kita, satu kali kita memanggil nama Allah, Allah menuliskannya sepuluh kali kita menyeru nama Allah SWT, hingga 700 kali lipat.

Hadirin hadirot, ingatlah pesan Allah dalam hadits qudsi riwayat Shohih Bukhori: Aku bersama hambaku saat hambaku mengingat-Ku dan bergetar bibirnya menyebut nama-Ku, faquuluu jamii’an Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal-Ikrom, hadirin hadirot ingatlah hadits yang kita baca, akan datang suatu saat kita akan berjumpa dengan Allah, tidak ada penerjemah dan perantara antara engkau dengan Allah saat itu, serulah nama-Nya malam hari ini, karena Dia Allah menaungi orang-orang yang berdzikir kepadanya, satu kali hambanya mengalirkan air mata merindukan Allah dimuka bumi, Allah tidak lupa detik-detik itu, hingga Allah menaunginya dihari kiamat kelak, faquuluu Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah.

Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal-Ikrom Ya Dzatthouli wal-in’am, hadirin hadirot kelak di yaumil-qiyamah, ketika orang-orang melihat Allah menaungi mereka-mereka yang telah beramal baik, dengan pernah mengalir air mata mereka saat berdzikir menyebut nama Allah, jika mereka melihat itu, mereka akan rela menangis darah sepanjang hidupnya, melihat kemuliaan orang yang dinaungi Robbul’alamin, karena pernah menangis berdzikir kepada Allah SWT, disaat itu mereka rela untuk menangis darah sepanjang hidup di dunia demi bisa mencapai derajat yang demikian indah dalam naungan Robbul’alamin SWT, warisi kemuliaan yang telah diwariskan Nabiyyuna Muhammad SAW wa barak’alaih wa ‘ala alih

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Orang Lemah Yang Ditindas Adalah Penduduk Sorga

Posted by Teknik Jumper on November 5, 2008

ImageAssalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh,
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaih
Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor, Limpahan Puji kehadirat Allah Maha Raja Langit dan Bumi, Maha memiliki setiap jasad kita, Maha memelihara kita dengan pemeliharaan yang sempurna melebihi seluruh kasih sayang.

Allah Jalla Wa’ala Maha Tunggal dan Maha Abadi hingga terangkatlah jiwa-jiwa mulia untuk selalu mengagungkan Allah dalam hari-hari kehidupannya, dalam nafas-nafas yang dipinjamkan oleh Rabbul alamin mereka menggunakannya dan melewatinya dengan detik-detik keindahan bersama Allah untuk mendapatkan kebersamaan yang kekal dan abadi kelak bersama Rabbul alamin, untuk selalu bisa melihat Allah untuk selalu bisa berdekatan dengan Allah.

Jika mereka telah sampai ke surganya Allah, masing-masing hamba mempunyai derajat dan martabat, ada yang berjumpa dengan Allah setahun sekali, ada yang diijinkan jumpa sebulan sekali, ada yang diijinkan setiap jum’ah, ada yang diijinkan setiap waktu dan ada yang tidak terkecuali selalu berdiri memandang Robbul alamin kekal dan abadi.

Hadirin hadirot demikianlah martabat-martabat dan derajat, demikianlah jabatan-jabatan terluhur dan abadi yang diperebutkan oleh ahlullah dan para sidiqin. Mereka tidak merebutkan jabatan-jabatan dunia dan harta kekayaan duniawi, mereka memperebutkan jabatan-jabatan terdekat dengan Maha Raja langit dan bumi, untuk selalu dekat dengan Allah, untuk selalu berlomba berpacu dan bersaing dengan para sidiqin dan solihin mencapai derajat ketinggian dan kedekatan ke hadiratul Robbul alamin.

Hadirin hadirot yang di muliakan Allah,
Allah SWT menerangi jiwa hamba-hamba Nya dengan mahabbah, dengan cinta dan rindu kepadaNya SWT, memperbolehkan semua hamba-Nya bahkan pendosa untuk mencintai Allah, dan Dia Allah Yang Maha menjawab cinta hamba-hamba Nya sepanjang waktu dan zaman, di dalam setiap waktu siang dan malam tidak ada satu detik pun tertutup untuk mendekat Kepada Rabbul alamin.

Hadirin hadirat pintu Allah selalu terbuka untuk para tamu-tamu Nya, mereka yang berdosa ingin memohon pengampunan, mereka yang dalam kehinaan ingin di muliakan, mereka yang dalam kesulitan ingin di bantu, mereka yang di dalam kesedihan ingin kesenangan, mereka yang dalam permasalahan ingin kemudahan, Rabbul alamin selalu menerima hamba-hamba Nya, menerima para tamu-tamu Nya.

Hadirin hadirat betapa luhurnya Allah, karena bertamu Kepada Allah adalah bertamu dengan sanubari dan jiwa kita, mengucapkan salam Kepada Allah dan kepada Rasul dan bershalawat kepada sang Nabi, itulah pembuka pintu untuk sampai ke dalam istana perjamuan Illahi, dan setelah itu bemunajatlah, dan setelah itu berdo’alah, dan setelah itu memintalah Yang Maha Mendengar tetap mendengar, Yang Maha Melihat tetap melihat, Yang Maha memberi tetap memberi sepanjang zaman, anugerah-Nya tiada pernah terhenti setiap waktu dan detik dari masa ke masa sejak Adam As di cipta hingga bumi berakhir, anugerah Illahiyah ditumpahkan kepada fulan, kepada fulan, kepada fulan demikian hadirin hadirat.

Oleh sebab itu beruntunglah jiwa-jiwa yang tersucikan dengan munajat, dengan qiyamullail, menyita waktu satu dua menit untuk bermeseraan dengan Allah di malam hari dalam ruku dan sujud, dalam “Subhanarabbiyal A’la wabihamdihi, Subhanarabbiyal A’la wabihamdihi”. Desahan nafas yang terindah disaat sujud.

Diriwayatkan di dalam Shahihul Bukhari, ketika salah seorang sahabat menginap di rumah sahabat lainnya, sahabat yang melakukan qiyamulail dari shohibul bait ini terus membaca surat Al-Ikhlas dalam qiyamulailnya tidak membaca surat yang lain. Mengulang-ulang surat Al-Ikhlas entah telah belasan entah berapa puluh dan ratus kali hanya Al-Ikhlas saja diulang-ulang.

Maka keesokan harinya sahabat ini bertanya kepada Rasul menceritakan apa yang ia ketahui, “Ya Rasulullah, aku semalam menginap di rumah fulan, dan ia selalu membaca surat Al-Ikhlas saja tidak membaca surat lain di dalam qiyamulail”, Rasul SAW menjawab, “walladzi nafsiy biyadihi innahaa lata’dilu tsulutsalqur’an”, demi Allah SWT yang menggenggam jiwaku kata sang Nabi, surat Al-Ikhlas itu adalah sepertiga Al-Qur’annul Karim. Rahasia kemuliaannya, rahasia keagungannya, karena apa, karena yang membaca memahami rahasia kemuliannya, maka ia telah mendapatkan kemulian sepertiga Al-Qur’annul Karim.

Qulhuwallahu ahad, katakanlah Dia Allah Yang Maha Tunggal, satu ayat ini kalau kita ulang-ulang hadirin dalami maknanya, selami samudera keagungan ketunggalan Illahi dalam beberapa detik itu selamilah kemulian kalimat Qulhuwallahu ahad, Dialah Allah Yang Maha Tunggal, Maha Tunggal menjadi harapanku, Maha Tunggal yang memuliakanku, yang memberiku anugerah kehidupan, yang menawarkan kepadaku surga, yang mengundangku untuk masuk ke dalam keridhoan-Nya, yang memanggilmu untuk dekat kepada-Nya, hanya Engkau Yang Maha Tunggal Rabbi.

Semua kekasihku tidak ada yang sebaik Engkau Wahai Rabb, tidak ada yang tidak pernah bosan seperti Engkau Wahai Allah, tidak ada yang selalu luas maafnya seperti-Mu Rabbi, tidak ada kekasihku. Terkecuali kalau aku salah berbuat dia tersinggung dan marah, satu hari senang satu hari malas, satu hari menyambut esok harinya berubah, kecuali Engkau Rabbi menyambut tamu-tamu Mu sepanjang waktu dan zaman, Maha Tunggal di dalam menyambut para tamu-Nya.

Maha Tunggal yang paling berhak dicintai. Allah, Maha Tunggal dan Maha Abadi, maksud dan tujuan dari segenap kehidupan, yang tersimpan pada-Nya seluruh rahasia penciptaan alam semesta, Yang Maha menerbitkan cahaya di langit dan bumi, Yang Maha membangun alam semesta dengan kemegahan, dengan kesempurnaan, dengan keindahan, sebagai lambang untuk menyeru kita menghadap dan mendekat kepada-Nya.

Allah, Qulhuwallahu ahad, Dialah Allah Yang Maha Tunggal,ulangi dan ulangi surat mulia ini dan dalami maknanya kau akan terangkat dari satu martabat ke martabat yang lebih mulia akan bertambah khusu’mu, akan berjatuhan kesulitanmu, akan tersingkir segala permasalahanmu dari Yang Maha memiliki segala kehidupan dan kejadian Allah.

Hadirin hadirat dalami makna Dialah Yang Maha Memiliki segala kejadian, kejadian yang paling buruk bisa berubah menjadi kejadian yang paling baik dengan kehendak-Nya, kejadian yang baik bisa berubah menjadi hal yang mengerikan dan menakutkan dengan kehendak-Nya.

Dialah Allah yang Maha memiliki kejadian, berapa lama usia kita dimuka bumi ini jadikanlah kesempatan untuk mendekat kepada-Nya, tenangkan kehidupan kita yang semetara ini dengan nama Allah Jalla waala.

Semakin tenang jiwa seseorang dengan Allah maka semakin mulia dan kuatlah dia dipermukaan bumi. Telah bersabda Nabi yunna Muhammad saw riwayat dalam Shohih bukhori yang tadi kita baca “ala adullukum ‘ala ahlil jannah..?”, maukah kalian ku tunjukkan penduduk surga, siapa mereka maksudnya salah satu kelompok yang banyak penduduk surganya salah satu kelompoknya siapa mereka “kullu dhoifin muthadha’afin law aqsama ‘alallahi La abarrah” orang-orang yang lemah dan orang-orang yang tertindas, orang-orang yang seakan tidak berdaya di muka bumi,orang-orang yang di hinakan,di dalam riwayat lainnya madfu’un bil abwaab di usir di pintu-pintu dan di hinakan oleh orang-orang umum,orang seperti itu kata sang Nabi hati-hati mereka adalah salah satu kelompok ciri ahli surga “law aqsama alallah labarrah” jika mereka bersumpah dengan nama Allah, Allah tidak akan menolak doanya.

Oleh sebab itu hadirin hadirat jangan sampai kita menghinakan orang-orang yang lemah, orang-orang yang tertindas, jadilah kita orang-orang yang mengayomi mereka yang dengan itu Allah Swt akan memuliakan kita, kita lihat rahasia kekuatan ilahi yang Allah berikan kepada para dhuafa, ternyata orang-orang yang dihinakan dan di lemahkan itu mereka bukan orang yang lemah jika mereka mengetahui kunci-kunci ilahiah, kan tetapi di masa sekarang muslimin-muslimat sudah dhoif untuk dhoif untuk taat lantas mereka pula melemahkan imannya pula dengan terjun ke dalam hal-hal yang subhat dan harom, padahal mereka di dalam kesulitan padahal jika mereka bertahan “law aqsama alallah la barrah”, jika mereka berdo’a satu kali kepada Allah, Allah Swt mengabulkannya.

Hadirin-hadirat demikian jaminan Nabiyuna Muhammad Saw,
Semakin shaleh dan semakin tinggi derajat seseorang dia akan semakin berlemah lembut kepada orang lain sebagai mana firman Allah Swt “wa’ibadurrahman alladzina yamsyuna alal ardhi hauna, waidza khathabahumul jahiluuna qaaluu salaama” hamba-hamba Allah Arrahman, hamba-hamba Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, yang berjalan selangkah demi selangkah di muka bumi tidak terburu-buru tetapi langkahnya satu persatu tetapi pasti, dan mereka-mereka itu jika berjumpa dengan orang-orang jahil yang tidak mengerti mereka tidak menghina dan mencacinya tetapi “qaala salam” mereka mengucap salam, ucapannya lemah lembut walaupun kepada orang-orang jahil, siapa orang jahil? orang jahil itu adalah satu kelompok, satu kelompok orang jahil itu adalah orang yang tidak mengerti ataupun mengerti, yang kedua adalah yang tidak mau mengerti itu di sebut jahil juga, jahil yang pertama jahil yang lebih ringan karna ia belum mengerti, jahil yang kedua adalah jahil yang berat karena ia tidak mau mengerti.

Kedua-dua kelompok ini telah di firmankan oleh Allah bahwa orang-orang yang menjadi hamba-hamba Allah yang dibanggakan-Nya “wa idza khaataba humuljahiluna Qaaluu salamaa”, kalau berhadapan dengan orang-orang yang jahil mereka itu mengucapkan kalimat yang sejahtera, di ucapkan salam, di ucapkan kasih sayang, demikian akhlak Nabi Muhammad Saw wabarok’alaih. kalian telah melihat teman kita masih terjebak di dalam narkotika, masih terjebak didalam kehinaan, ucapkan kalimat-kalimat yang lembut, ucapkan kalimat kasih sayang dan warisi kemuliaan ini.

Sebagai mana Allah Swt berlemah lembut kepada firaun yang betul-betul mengaku Robbul alamin, Allah berkata “faquula lahu qaulan layyina” wahai musa, wahai harun ucapkan padanya kalimat yang lembut dan kasih sayang, ia tidak beriman atau tidak beriman bukan tanggung jawab mu, ia tidak beriman dan melawan aku yang menghancur leburkannya. Demikian hadirin hadirat, Maha raja langit dan bumi menuntun kita.

Hadirin hadirat Rasul Saw adalah panutan tunggal bagi kita, yang menjadi idola dan pemimpin yang bertanggung jawab dunia dan akhiroh, diriwayatkan di dalam shahih Bukhari bagaimana kepedulian beliau menjaga perasaan para fuqara dan dhuaf’a “maa yasyba’ aalu Muhammadin bi khubzin wa burrin min tsalatsati ayyam” bahwa belum pernah keluarganya Rasulullah itu kenyang selama tiga hari dari makan roti ataupun makan bubur yaitu gandum, belum pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut, kenapa apakah sang Nabi ini faqir fuqara, bukan Nabi Saw banyak berinfaq bahkan kepada orang non muslim, berkata para ulama bahwa infaq sang Nabi kepada muslimin tentunya dari harta muslimin akan tetapi kalau untuk orang yahudi atau nasrani yang di bagi-bagikan itu dari harta sang Nabi beliau tidak mengambilnya untuk keperluan pribadinya tetapi, beliau membagikannya di dalam dakwah, demikian pemimpin yang menjadi idola dan pemimpin yang paling bertanggung jawab atas para pengikutnya dunia dan akhiroh sayyidina Muhammad Saw wabarok’alaih.

Tentunya semua orang walaupun fuqara akan senang kalau melihat Rasulullah Saw tidak kesusahan keluarganya walaupun orang yang paling faqir pun tidak akan tega berkata ini Rasulullah kok siang malamnya tetap kenyang saja keluarganya, tidak ada yang akan berbicara begitu dari para sahabah dari kaum fuqoro tetapi perasaan sang nabi yang demikian lembutnya, jangan-jangan nanti mereka cemburu melihat keluarga kita, demikian akhlak Muhammad Rasulullah, menjaga semua perasaan muslimin muslimat bahkan mereka yang faqir dan fuqoro “idza da’ahul miskiina ajaabahu ijabatan mu’ajjalah” ketika di undang oleh orang-orang miskin datang dengan terburu-buru, demikian akhlak sang Nabi Muhammad Saw wabarak’alaih.

Hadirin hadirat beliau tidak mau mengecewakan siapapun, sampai diriwayatkan di dalam shahih Bukhari : ketika Rasul akan berangkat dalam salah satu peperangan ada beberapa orang datang ingin ikut Rasul Saw berkata “demi Allah aku tidak akan membawa kalian”, kenapa? tidak ada lagi kendaraan perjalanan jauh kendaraan tidak ada Rasul tidak mau mereka berjalan kaki dan beliau mengatakan Wallahi demi Allah aku tidak akan membawa kalian karena tidak ada kemampuan untuk membawa mereka, merekapun kembali dengan kecewa.

Tidak lama ada beberapa kendaraan baru yaitu hewan tunggangan baru unta, kuda, kedelai di bawakan lagi oleh para sahabat maka Rasul memanggil orang tadi, ayo sekarang ikut naik karena sudah ada kemampuan, sudah ada kendaraan tunggangannya, maka mereka berjalan naik ke atas tunggangannya masing-masing yang disediakan oleh Rasul, salah satu darinya berkata “kita ini sudah di katakan oleh Rasul demi Allah aku tidak akan mengajak kalian, tidak ada berkahnya kita ikut kalau sudah Rasul bersumpah dengan nama Allah tidak mau mengajak kita, kita hanya memberatkan Rasul kalau begini, kalau sudah Rasul bersumpah dengan nama Allah lalu kita masih memaksa mau ikut, Rasul tidak enak melihat kendaraan ternyata ada, tampaknya hal seperti ini tidak pantas kita kembali kepada Rasul lebih baik tidak usah ikut tidak ada berkahnya kalau begini tentunya”.

Rasul Saw ketika mendengar ucapan itu tersenyum, Rasul berkata : “tidaklah aku bersumpah jika muncul sesuatu yang lebih baik padanya akan aku kafarat sumpah ku itu dan jawablah dengan apa-apa yang di luar sumpahku, disini hadirin hadirat riwayat shahih Bukhari dan juga di dalam pendapat imam Mazaih, kalau seandainya kita sudah terlanjur bersumpah tapi ada yang lebih baik dari itu bayar kafaratnya dengan berpuasa dan setelah itu keluar kita dari sumpah kita.

Al imam ibnu hajar alasgalani dalam kitab nya fathul bari bisyaroh shahihul Bukhari menjelaskan kalau kita sudah terlanjur bersumpah tetapi hal itu membawa keburukan bagi orang lain, membawa mudarat maka kafarati lah sumpahnya itu dan ia keluar dari sumpahnya, ingkari sumpahnya dengan kafarat kalau seandainya hal itu membawa keberuntungan lebih besar dari pada sumpahnya.

Misal seseorang berkata kepada musuhnya “aku sumpah akan ku potong lidahnya” misalnya, itu sumpah dengan nama Allah, maka ketika turun emosinya ia berkata “ini hal membawa mudarat kepada kaum muslimin, maka lebih baik ia meninggalkan sumpahnya dengan mengkafarati sumpahnya, demikian imam Ibnu hajar Alasgalani dalam kitabnya fathul bari bisyaroh shahihul bukhari, demikian pula di dalam madzhab syafi’i.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian indahnya sang Nabi, rela menebus sumpahnya kembali demi para sahabat ikut jangan sampai kecewa Saw wabarak’alaih, maka didalam hal seperti ini terwariskan kepada kita dari zaman kezaman betapa indahnya budi pekerti beliau untuk tidak memuliakan orang-orang yang ingin berda’wah bersama beliau Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Seindah-indahnya tuntunan adalah tuntunan Nabi kita Muhammad Saw wabarak’alaih, semakin kita mencintai sang Nabi semakin sempurna iman kita dan Rasulullah Saw meminta itu, semua perbuatan yang menuntun kita kepada kecintaan sang Nabi akan membuat Rasul senang, karena Rasulullah Saw memang mau dicintai, memang minta dicintai oleh ummatnya, untuk apa? supaya ummatnya sampai pada kesempurnaan iman, Rasul tidak butuh cinta siapapun, telah dicintai oleh Allah, akan tetapi Rasul memahami semakin cinta ummatnya kepadanya semakin terikat ruh dan jiwanya dengan sang Nabi akan semakin banyak limpahan rahmat ilahi untuknya.

Diriwayatkan dalam shahih bukhari ketika sayyidina umar bin khatab berpegangan tangan dengan Rasul Saw seraya berkata “wallahi ya Rasulallah anta ahabba ilayya min kulli syai’in illa nafsiy” wahai Rasul aku lebih cinta kepadamu dari segala sesuatu di alam ini kecuali diriku, Rasul Saw menjawab “hatta akuna ahabbah ilaika ya umar ahatta ahakkuna ahabba ilaika min nafsika ya umar”, belum sempurna wahai umar cintamu kepadaku kecuali sampai engaku mencintaiku lebih dari dirimu sendiri, Rasul Saw berkata sayyidina umar bin khatab “al an ya Rasulallah” aku mencintaimu sekarang wahai Rasulullah lebih dari diriku dan lebih dari segala sesuatu, sempurna imannya, Rasul Saw menjawab “al an ya umar” sekarang wahai umar ini sebagian para muhadits ada yang mengatakan bahwa ini ucapan justru Rasul Saw menyinggung sayyidina umar, hingga berkata “al an ya umar” maksudnya alamatul istifham (tanda Tanya) baru sekarang wahai umar??, kira-kira begitu dari kemarin belum mencintaiku lebih dari dirimu, ada riwayat yang mengatakan demikian, dan ada riwayat yang lain ini adalah husnuttarbiyah, (didikan luhur) dari derajat demi derajat Rasul membimbing para sahabatnya sampai kepada sempurnanya iman para khulafaur rasyidin rodhiallahuanhum wa ardhaahum .

Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Rahasia kemuliaan yang ditampilkan dengan kebangkitan Nabi Muhammad Saw wabarok’alaih selalu menuntun kita kepada kemuliaan dan beliau adalah imam ahluttarbiyah, imamul Murabby sepanjang zaman, Murabby yang paling mulia sepanjang waktu, karena apa? karena beliau di beri kelebihan oleh Allah, untuk mentarbiyah, untuk mendidik ummatnya ini di luar kemampuan manusia biasa.

Diriwayatkan didalam shahih Bukhari ketika Rasul Saw mengimami shalat, sebelum memulai shalat beliau bersabda “atimmuu ruk’uakum wa khusyu’akum inni la’arakum min wara i dhahri” wahai para sahabatku sempurnakanlah ruku kalian dan khusyu kalian sungguh aku melihat kalian dari belakang punggungku, hadirin hadirat melihat tentunya bukan dengan mata, melihat dengan indera ke enam bahwa Rasul Saw bukakan oleh Allah hijab, hingga beliau melihat gerak-gerik para sahabat di belakang beliau saat melakukan shalat dan hal yang lebih ajaib lagi dari hadits ini bahwa Rasul bukan hanya melihat ruku mereka tapi khusyu mereka, aku melihat ruku kalian dan khusyu kalian menunjukan bahwa Rasul menembus jiwa sanubari mereka sampai mana khusyu mereka kepada Allah.

Allah berikan kemuliaan dan kesempurnaan tarbiyah untuk mendidik semulia-mulia kelompok dan golongan di umat ini agar mereka menjadi penerus nanti dakwah sang Nabi karena mereka para sahabat yang meneruskan dakwah Rasul, maka muncullah khulafa urrasyidin rodhiallahuanhum wa ardhohum, munculah sayyidina ali bin abi tholib karomallahu wajhah madinatul ‘ilm, muncullah Abdullah bin abbas radhiallahhuanhum wa ardhohum, munculah Abbas bin abdul mutholib, muncul para shabat-sahabat besar yang meneruskan dakwah sang Nabi Saw dari masa ke masa, karena apa? karena Rasul mentarbiyahkan dzhohiron wa batinan, Rasul melihat gerak-gerik mereka, Rasul langsung melihat isi hati mereka, demikian diriwayatkan di dalam shahih Bukhari.

Oleh sebab itu hal-hal seperti ini pun terwariskan bukan hanya kepada sang nabi, tetapi juga kepada para sahabat dan para siddiqin dan sholihin, mereka mengetahui isi hati orang lain,banyak di antaranya tidak semua, tetapi itu di benarkan oleh Rasul, sebagaimana sabda Rasul riwayat imam bukhari dalam kitabnya adabul mufrad ittaku hirosata mu’min fainahu yadzunnu mindunillah, “hati-hati kalian dengan firasat orang mu’min,karena orang mu’min itu maksudnya orang shaleh melihat dengan cahaya Allah Swt”, kalau sudah melihat dengan cahaya Allah berarti bukan hanya melihat yang dzohir tetapi melihat yang bathin juga sampai kedalam-dalamnya isi sanubari dan ini di sah kan dalam hadits kudsi riwayat shahih Bukhari.

Sebagaimana seorang hamba yang ketika dicintai oleh Allah Swt “hatta uhibbah” mengamalkan hal-hal yang fardu dan hal-hal yang sunnah, kalau seandainya aku sudah mencintainya kata Allah “kuntu sam’ahulladzi yasma’ubih wa bashorohulladzi yubsiru bih” aku akan menjadi telinganya yang ia pergunakan untuk mendengar dan aku akan menjadi penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, aku menjadi tangan dan kakinya yang ia gunakan untuk bergerak, untuk berjalan.

Demikian Allah Swt memuliakan mereka yang mengamalkan hal-hal yang fardu dan hal-hal yang sunnah “wama taqorroba ilayya ‘abdi mimma ahabba ilayya mimmaftaradhtuhu ‘alaih walam yazal ‘abdiy yataqarraba ilayya binnawafil hatta uhibbah, faidza ahbabtuhu kuntu sam’ahul ladzi yasma’ubih… “, kalau sudah hamba-hambaku beramal hal-hal yang fardu dan hal yang sunah yang sangat ku cintai sampai aku mencintainya, maka setelah itu aku akan menjadi penglihatanya yang ia gunakan untuk melihat dan telinga yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi tangan dan kakinya yang ia gunakan bergerak dan melangkah “wainsa’alani la’u’thiyannah, walainista’aadzaniy La’uidzannah” bila ia memohon perlindungan kepadaku aku melindunginya dan jika ia memohon permintaan kepadaku aku kabulkan permintaannya menunjukan pancaindera kita ini bisa terbuka padanya cahaya Allah, bukan berarti Allah menjadi tangan dan kakinya atau panca inderanya kan tetapi rahasia keagungan ilahi terpancar di panca indera mereka demikian riwayat Shahih Bukhari.

Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Rasul Saw selalu menuntun kita kepada kemuliaan, semakin dekat kita mengikuti tuntunan sang Nabi semakin mulia kita, maka pilihlah beliau sebagai idola, singkirkan semua idola-idola kita kembalilah kepada idola yang dipilihkan oleh Allah untuk kita, Nabiyuna Wasyafiuna Muhammad saw wabarak’alaih.

Hadirin hadirat Kita bermunajad kepada Allah SWT, semoga Allah SWT memakmurkan jiwa kita dengan cahaya Allah, semoga Allah menerangi sanubari kita dengan khusyu, menerangi hari-hari kita dengan akhlak, menerangi siang malam kita dengan keberkahan dhoriran wa bathinan yaa Rahman yaa Rahim yaa zaljalali wal ikrom.

Dimalam yang mulia ini yaa Rahman sebagai malam fath, pembukaan majelis di Masjid Attin ini, majelis mingguan kita dan juga jadikanlah malam ini malam kemenangan kami, malam kemenangan dakwah para penegak dakwah Nabi Muhammad saw wabarak’alaih.

Dan jadikanlah kami berkumpul bersama Muhajirin, kami telah berkumpul dimalam ini pindah dari masjid Jami Al Munawar menuju Masjid Attin, yaa Rahman diantara mereka telah mengembil waktunya lebih banyak, mengorbankan waktunya lebih banyak, mengorbankan hartanya lebih banyak, mengobankan kelelahannya lebih banyak untuk sampai ketempat ini dan mereka telah berhijrah, pastikan kami semua bersama Muhajirin yaa Rahman yaa Rahim yaa zaljalali wal ikrom.

Kumpulkan kami Rabbiy bersama Muhajirin, yaa Rahman yaa Rahim dan masyarakat yang telah menyambut kita disini jadikanlah mereka dalam kelompok Anshor yang menyambut kedatangan Muhajirin dari seluruh dewan panitia Masjid Jami Attin jadikan mereka dikelompok Anshor yang telah menyembut kedatangan kami, kedatangan kita dimajelis ini dimasjid ini.

Rahman yaa Rahim jadikanlah malam ini malam Muhajirin dan Anshor, malam Kau pastikan nama-nama kami dalam kelompok mereka rodhiallahuanhum wardhohum, dan dikelompok para sholihin yang semakin hari jiwa-jiwa mereka dan setiap harinya selalu dipenuhi kemuliaan, selalu dipenuhi khusyu dari para imam-imam kami, dari para muhadits kami, dari para habaib kami, para ulama kami dan para khiyai yaa Rahman yaa Rahim, limpahkan keberkahan atas mereka dhoriron wa bathinan, jadikan malam ini malam yang paling banyak Kau limpahi keberkahan atas kami, jadikan malam ini malam paling banyak Kau limpahkan pengampunan, jadikan malam ini malam yang paling dilimpahi keberkahan, jadikan malam ini malam yang paling bercahaya, malam yang paling indah sepanjang kehidupan kami dan jadikan hari esok lebih indah dari malam ini, jadikan esok malam lebih indah dari malam ini, jadikan hari-hari kami semakin bercahaya dan semakin indah, semakin khusyu dan semakin barokah, semakin mudah dan semakin saadah.

Yaa Rahman yaa Rahim, fakullu jami’an yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah, Yaa Rahman Yaa Rahim yaa zaljallali wal ikrom.

Wahai yang Maha Tunggal, melihat apa yang ada didalam jiwa kami, wahai yang selalu memperhatikan setiap lintasan pemikiran kami, wahai yang mengetahui kejadian hari esok dan dalam keadaan apa kami wafat, yaa Rahman yaa Rahim Kau lihat besok barangkali musibah yang akan datang kepada kami, atau cobaan pada fulan, atau masalah pada fulan, Rabbi singkirkan segala galanya malam ini dari segala musibah gantikan dengan kebahagiaan dan rahma, yaa Rahman yaa Rahim kami tidak salah jika memanggil nama-Mu, kami tidak salah jika berharap kepada-Mu, kami tidak salah jika kami bermunajad kepada-Mu yaa Rahman yaa Rahim.

Hadirin hadirot jadikan malam ini malam doa, jadikan malam ini malam munajad, jadikan malam ini kau berseri dengan keAgungan nama Allah, bercahayalah dengan keagungan Allah yang Maha Bercahaya, fakullu yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah, Yaa Rahman Yaa Rahim jadikan malam ini malam pengampunan-Mu yaa Rabb, jadikan malam ini malam khusyu, jadikan malam ini malam kasih sayang-Mu, malam yang membuka kasih sayang-Mu yang kekal.

Yaa Rahman yaa Rahim kami telah mendengar Hadits kutsi yang telah Kau sampaikan kepada kami kepada Nabi kami Muhammad SAW wa barak’alaih. “Wajabat mahabbati lilmutahabbin fiyya walmutadzakirina fiyya walmutabadariina fiyy” telah kupastikan kasih sayang-Ku bagi mereka yang berkumpul karna berdzikir kepada-Ku dan saling berkorban karna Aku dan saling menyambangi karma Aku, kupastikan bagi mereka kasih sayang-Ku, pastikan kasih sayang-Mu kepada seluruh wajah hadirin.

Yaa Rahman yaa Rahim, pastikan seluruh wajah ini memandang Dzat-Mu yang Maha indah, pastikan seluruh jiwa ini yang dihari kebangkitan terang benderang dengan cahanya-Mu, yaa Rahman yaa Rahim “wujuhuyyaumaidzinnadhiroh” wajah-wajah yang memandang Allah diYaumil kiyamah, hadirin hadirot terang benderang wajah mereka memandang cahaya Allah, ada pula dihari itu “wujuhuyyaumaidzinbaashirroh” ada wajah-wajah yang gelap ” tadzunnuayyuf halabiha faaqirah “ wajah yang sudah gelap itu tau mereka akan dapat kehinaan.

Yaa Rahman yaa Rahim, jangan Kau jadikan wajah kami ini gelap, jangan Kau jadikan wajah kami ini gelap didunia dan akhirot, pastikan wajah kami bercahaya memandang dzat-Mu yang Maha indah, fakullu yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa zaljalali wal ikrom yaa dzattauli wal in’am.

Semoga Allah SWT menerangi jiwa kita dengan khuyuk, hadirin hadirot Kau akan merasakan ketenangan dan kesejukan setelah dzikir ini, kesejukan yang terus menerangi hari-harimu dan hari esok, yaa Rahaman yaa Rahim yaa zaljalali wal ikrom. Wassalallahu wasallam wabarik ‘ala nabina Muhammadin wa’ala alihi washohbihi wassallam, walhamdulillahirabbil’alaim.

Posted in Ahlussunnah, Ajaran Wahabi, Bid'ah, Hadits Dho'if, Hukum Islam, Hukum Mazhab, Majelis Dzikir, Majelis Rasulullah, Masjid Nabawi, Maulid Nabi, Nabi Muhammad, Para Habaib, Sejarah Islam, Shalawat Nabi, Sunnah, Tahlilan, Tasawuf, Tawasul, Wali Allah, Ziarah Kubur | Tagged: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »